Anda di halaman 1dari 15

GIZI BURUK PADA ANAK

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Bapak Dr. Didin widyartono , S.S ., S.Pd. M.Pd

Oleh
Aliyah Nabilah Setya Febriyani
P17111201070

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN GIZI
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
Oktober 2020
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji tuhan yang maha kuasa karena telah mrmberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-Nya,penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gizi Buruk pada Anak “ secara
tepat waktu. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas dosen matakuliah
Bahasa Indonesia di Politeknik Kesehatan Kemenkes malang. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Gizi Buruk Pada Anak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Didin Widyartono selaku
dosen matakuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini .

Sidoarjo, 11 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMAKASIH......................................................................................i
DAFTAR IS.............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II. ISI


2.1 Pengertian Gizi Buruk...............................................................................3
2.2 Faktor Penyebab Gizi Buruk......................................................................4
2.3 Dampak Gizi Buruk Pada Anak................................................................5
2.4 Cara Mencegah dan Menangani Gizi Buruk.............................................6

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................7

DAFTAR RUJUKAN.............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga
(kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotannya ), masalah kesehatan,
kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja. Indonesia mengalami masalah gizi ganda
yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah
muncul masalah baru. Masalah gizi di Indonesia terutama KEP masih lebih tinggi daripada
Negara ASEAN lainnya.Sekarang ini masalah gizi mengalami perkembangan yang sangat
pesat, Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering
luput dari perhatian. Sebagian besar anak di dunia 80% yang menderita malnutrisi bermukim
di wilayah yang juga miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terlebih zat gizi mikro
Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan yang
mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi yang tidak baik, maka
timbul penyakit gizi, umumnya pada anak balita diderita penyakit gizi buruk.gizi seseorang
dapat dipengaruhi terhadap prestasi kerja dan produktivitas. Pengaruh gizi terhadap
perkembangan mental anak. Hal ini sehubungan dengan terhambatnya pertumbuhan sel otak
yang terjadi pada anak yang menderita gangguan gizi pada usia sangat muda bahkan dalam
kandungan. Berbagai factor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada balita. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka
buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan/pantangan yang merugikan,
kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, dan
jarak kelahiran yang rapat.
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak
dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi
disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang
kurang mendukung pola hidup sehat.Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat
kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan
keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah Human Development Index
( HDI ). Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro
dan kurang gizi mikro Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi makro adalah

1
2

masalah gizi yang utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan
energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi
mikro.
Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun
mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas penduduk. Timbulnya
krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan penurunan kegiatan produksi yang
drastis akibatnya lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita turun. Hal ini jelas
berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena tidak terpenuhinya
kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit menular akibat lingkungan
hidup yang tidak sehat. Mulai tahun 1998 upaya penanggulangan balita gizi buruk mulai
ditingkatkan dengan penjaringan kasus, rujukan dan perawatan gratis di Puskesmas maupun
Rumah Sakit, Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) serta upaya-upaya lain yang bersifat
Rescue. Bantuan pangan ( beras Gakin dll ) juga diberikan kepada keluarga miskin oleh
sektor lain untuk menghindarkan masyarakat dari ancaman kelaparan. Namun semua upaya
tersebut nampaknya belum juga dapat mengatasi masalah dan meningkatkan kembali status
gizi masyarakat, khususnya pada balita. Balita gizi buruk dan gizi kurang yang mendapat
bantuan dapat disembuhkan, tetapi kasus-kasus baru muncul yang terkadang malah lebih
banyak sehingga terkesan penanggulangan yang dilakukan tidak banyak artinya, sebab angka
balita gizi buruk belum dapat ditekan secara bermakna.
Masalah gizi buruk masih dialami oleh anak-anak di berbagai tempat di
Indonesia dari tahun ke tahun. Ini menjadi potret buruk pemenuhan kebutuhan mendasar bagi
masyarakat Indonesia. Gizi buruk menjadi perhatian masyarakat ketika media mengangkat
kasus-kasus meninggalnya anak-anak di banyak daerah karena malnutrisi. Pengurangan
jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan Perkembangan Milenium
(Millenium Development Goals atau MDGs). Indonesia berkomitmen untuk mengurangi
hingga setidaknya tinggal 18% penduduk yang mengalami malnutrisi pada tahun 2015, di
mana angka tahun ini masih 28%, sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah memasuki
periode sepertiga terakhi. Sebenarnya persoalan gizi dalam masyarakat memiliki multi faktor
yang menjadi penyebab munculnya persoalan gizi.Gizi kurang dipengaruhi oleh dua aspek,
aspek yang pertama yaitu kurangnya asupan pangan baik segi kualitas maupun kuantitas
sedangkan aspek yang kedua yaitu pengaruh dari infeksi penyakit. Dari faktor tersebut,
sebenarnya persoalan gizi kurang merupakan sebuah implikasi dari masih lemahnya sistem
pelayanan kesehatan, pola asuh orang tua terhadap anak yang kurang memberikan perhatian
dalam tumbuh kembangnya anak dan stok asupan makanan dalam rumah tangga. Ini
3

merupakan persoalan klasik yang berpangkal pada persoalan kemiskinan, rendahnya


pendidikan masyarakat dan kurang keterampilan dalam menjalani kehidupan (life skill).
Ketika ini terjadi dalam sebuah kasus yang kompleks, dimana semua faktor saling
mempengaruhi maka persoalan-persoalan gizi akan terus berkembang.(Saputra & Nurrizka,
2013) .
Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap kelainan gizi yang disebabkan
karena kurangnya asupan nutrisi yang diberikan oleh orang tuanya .balita adalah kelompok
umur yang pasif karena balita masing akan bergantung kepada orangtuanya . Pada balita yang
kekurangan asupan gizi rentan terpapar penyakit diantaranya
anemia,kwashiorkor,xerophtalmia serta gizi kurang yang meningkatkan keparahan penyakit
yang dapat mengakibatkan risiko kematian,hal itu disebabkan oleh penurunan dan kerusakan
sistem imun.3 Demikian halnya masalah stunting pada balita masih cukup serius. Yang
dimaksud dengan adalah kondisi status gizi dari indikator tinggi badan (TB) menurut umur,
yakni kategori gabungan sangat pendek dan pendek.
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, berikut rumusan masalah pada makalah ini.
1. Apa pengertian Gizi buruk?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan gizi buruk?
3 . Apa saja dampak gizi buruk pada anak?
4. Bagaimana cara mencegah dan menangani gizi buruk?

1.3 Tujuan
Berikut ini tujuan penulis makalah tentang gizi buruk,yaitu
1. Mendeskripsikan pengertian gizi buruk
2. Mendeskripsikan faktor penyebab gizi buruk
3. Menjelaskan dampak gizi buruk pada anak.
4.. Mendeskripsikan cara pencegahan dan penanganan gizi buruk
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi Buruk


Status gizi anak balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara
berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang
telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi
baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar
dikatakan gizi buruk. Namun penghitungan berat badan menurut panjang badan lebih
memberi arti klinis. Anak kurang gizi pada tingkat ringan dan atau sedang masih seperti
anak-anak lain, beraktivitas , bermain dan sebagainya, tetapi bila diamati dengan seksama
badannya mulai kurus dan staminanya mulai menurun. Pada fase lanjut (gizi buruk) akan
rentan terhadap infeksi, terjadi pengurusan otot, pembengkakan hati, dan berbagai gangguan
yang lain seperti misalnya peradangan kulit, infeksi, kelainan organ dan fungsinya (akibat
atrophy / pengecilan organ tersebut).(Saputra & Nurrizka, 2013)
2.2 Faktor yang Menyebabkan Gizi Buruk
Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara garis besar penyebab
anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan makanan yang kurang atau anak sering
sakit / terkena infeksi.
 Asupan yang kurang disebabkan oleh banyak faktor antara lain :
1) Tidak tersedianya makanan secara adekuat Tidak tersedinya makanan yang adekuat
terkait langsung dengan kondisi sosial ekonomi. Kadang kadang bencana alam,
perang, maupun kebijaksanaan politik maupun ekonomi yang memberatkan rakyat
akan menyebabkan hal ini. Kemiskinan sangat identik dengan tidak tersedianya
makan yang adekuat. Data Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa adanya
hubungan timbal balik antara kurang gizi dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan
penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk. Proporsi anak malnutrisi berbanding
terbalik dengan pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi
persentasi anak yang kekurangan gizi.
2) Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang
Makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu, dan sesudah usia 6 bulan anak
tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan
kualitasnya akan berkonsekuensi terhadap status gizi bayi MP-ASI yang baik tidak
hanya cukup.mengandung energi dan protein, tetapi juga
7

lainnya. MP-ASI yang tepat d baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan
tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus puas dengan
makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan.
3) Pola makan yang salah Suatu studi “positive deviance”
mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya
sebagian kecil yang gizi buruk, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari
studi ini diketahui pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak
yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti
soal pentingnya ASI, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin,
ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas
pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang gizi buruk ternyata diasuh oleh nenek
atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan. Banyaknya perempuan yang
meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi TKI, kemungkinan juga
dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk. Kebiasaan, mitos ataupun kepercayaan /
adat istiadat masyarakat tertentu yang tidak benar dalam pemberian makan akan sangat
merugikan anak . Misalnya kebiasaan memberi minum bayi hanya dengan air putih,
memberikan makanan padat terlalu dini, berpantang pada makanan tertentu ( misalnya
tidak memberikan anak anak daging, telur, santan dll) ,
Hal Ini menghilangkan kesempatan anak untuk mendapat asupan lemak, protein
maupun kalori yang cukup .
 Sering sakit (frequent infection), Menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan
gizi, apalagi di negara negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti
Indonesia, dimana kesadaran akan kebersihan / personal hygine yang masih kurang,
serta ancaman endemisitas penyakit tertentu, khususnya infeksi kronik seperti
misalnya tuberculosis (TBC) masih sangat tinggi. Kaitan infeksi dan kurang gizi
seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling
terkait dan saling memperberat. Kondisi infeksi kronik akan meyebabkan kurang gizi
dan kondisi malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk pada sistem
pertahanan sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
2.3 Dampak Dari Gizi Buruk
Gizi Buruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait dengan
dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai konsekuensi
yang diterima anak itu sendiri. Kondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan
system, karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan defisiensi ( kekurangan)
7
8

asupan mikro/ makro nutien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk akan
memporak porandakan system pertahanan tubuh terhadap microorganisme maupun
pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena infeksi. Secara garis besar, dalam kondisi
akut, gizi buruk bisa mengancam jiwa karena berberbagai disfungsi yang di alami, ancaman
yang timbul antara lain hipotermi ( mudah kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis,
hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal) dan kekurangan elektrolit
penting serta cairan tubuh. Jika fase akut tertangani dan namun tidak di follow up dengan
baik akibatnya anak tidak dapat ‘catch up’ dan mengejar ketinggalannya maka dalam jangka
panjang kondisi ini berdampak buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya.
Akibat gizi buruk terhadap pertumbuhan sangat merugikan performance anak, akibat
kondisi ‘stunting’ (postur tubuh kecil pendek) yang diakibatkannya. Yang lebih
memprihatinkan lagi, perkembangan anak pun terganggu. Efek malnutrisi terhadap
perkembangan mental dan otak tergantung dangan derajat beratnya, lamanya dan waktu
pertumbuhan otak itu sendiri. Jika kondisi gizi buruk terjadi pada masa golden period
perkembangan otak (0-3 tahun) , dapat dibayangkan jika otak tidak dapat berkembang
sebagaimana anak yang sehat, dan kondisi ini akan irreversible (sulit untuk dapat pulih
kembali).
Dampak gizi buruk terhadap pertumbuhan sangatlah mempengaruhi pertumbuhan
otak, otak adalah organ yang vital bagi anak untuk dapat menjadi manusia yang berkualitas di
kemudian hari. Beberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap
perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan
perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes IQ,
penurunan perkembangn kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan
perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik
di sekolah. Kurang Gizi berpotensi menjadi penyebab kemiskinan karena rendahnya kualitas
sumber daya manusia dan produktivitas sumber daya manusia. Tidak heran jika gizi buruk
yang tidak dikelola dengan baik, pada fase akutnya akan mengancam jiwa dan pada jangka
panjang akan menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa

2.4 Pencegahan dan Penanganan Gizi Buruk


Untuk pencegahan gizi buruk tersebut dapat dimulai dengan cara-cara berikut ini:
 Memaksimalkan pemberian ASI eksklusif
9

 Orang tua khususnya ibu harus terampil menyesuaikan menu MPASI bagi anak yang
sudah tidak bergantung pada Asi
 Mencari tau penyebab dan gejala awal gizi buruk
 Meningkatkan pemahaman tentang asupan nutrisi dari makanan dan minuman yang
dikonsumsi anak
 Rutin periksa kesehatan di Posyandu atau Puskesmas, terutama mengukur tinggi dan
berat badan anak
 Jika memungkinkan, sediakan pula makanan tambahan dan suplemen gizi agar
tumbuh kembang anak semakin optimal

Untuk mengatasi gizi buruk atau kwashiorkor dibutuhkan asupan nutrisi berupa kalori dan
protein yang mencukupi. Namun, pemberian nutrisi tersebut harus dilakukan secara bertahap.
Pada tahap awal harus diberikan asupan kalori untuk memenuhi kebutuhan energinya tanpa
melibatkan asupan protein terlebih dahulu. Jika kebutuhan kalori sudah tercukupi, barulah
asupan protein nisa mulai diberikan.Pemberian protein dapat dilakukan dari kadar yang
rendah yang secara bertahap terus ditambah. Hal ini dilakukan supaya saluran cerna penderita
tidak kaget bila langsung diberi asupan tinggi kalori tinggi protein.
Penanganan dirumah bisa dilakukan dengan mencukupkan kebutuhan gizi seimbang
bagi anak. Makanan yang dikonsumsi harus lengkap mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin dan mineral yang tentunya tetap dikontrol oleh tenaga medis terkait.
Untuk mencegah, berikanlah makanan dengan gizi yang seimbang. Cukupi kebutuhan
karbohidrat, lemak dan proteinnya.Sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari
produk hewani seperti susu, keju, daging, telur, dan ikan. Anda juga bisa juga memanfaatkan
protein nabati yang didapat dari kacang hijau dan kacang kedelai
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab pembahasan,berikut ini kesimpulannya.
1. Gizi buruk adalah kondisi gizi kurang hingga tingkat yang berat dan di sebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu
yang cukup lama.
2. Gizi buruk disebabkan karena tidak tersedianya makanan scara adekuat,tidak mendapatkan
makanan yang bergizi seimbang,pola makan yang salah,dan sering sakit.
3. Dampak gizi buruk terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami
gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang
adalah penurunan skor tes IQ, penurunan perkembangn kognitif, penurunan integrasi sensori,
gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja
merosotnya prestasi akademik di sekolah.
4. Penangana bisa dilakukan dengan mencukupkan kebutuhan gizi seimbang bagi anak.
Makanan yang dikonsumsi harus lengkap mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin
dan mineral yang tentunya tetap dikontrol oleh tenaga medis terkait.Untuk mencegah,
berikanlah makanan dengan gizi yang seimbang. Cukupi kebutuhan karbohidrat, lemak dan
proteinnya.Sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari produk hewani seperti
susu, keju, daging, telur, dan ikan. Anda juga bisa juga memanfaatkan protein nabati yang
didapat dari kacang hijau dan kacang kedelai

10
DAFTAR RUJUKAN
Saputra, W., & Nurrizka, R. H. (2013). Demographic Factors and the Risk of Malnutrition
and Nutrition for Less at Three Different Communities in West Sumatra. Makara Journal of
Health Research, 16(2), 95–101. https://doi.org/10.7454/msk.v16i2.1636

11

Anda mungkin juga menyukai