2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Konsep Timbulnya Masalah Gizi ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Penilaian Status Gizi
di Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. Selain itu,kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan bagi
pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi Penilaian Status Gizi
dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................1
1.4. Manfaat Makalah…....…………………..………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep timbulnya masalah gizi………....................................................2
2.2. Pencegahan masalah gizi………………………………………………..3
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………..6
3.2. Saran........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA…………………………...………………………………7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.4.Manfaat Makalah
1.Untuk mengetahui konsep timbulnya masalah gizi.
2.Untuk mengetahui cara pencegahan masalah-masalah gizi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tangga, pola pengasuhan yang buruk dan pelayanan kesehatan yang tidak
memadai.Selanjutnya faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah tingkat
pengetahuan yang rendah tentang pentingnya pemeliharaan gizi sejak masa bayi
bahkan sejak ibu hamil, dan rendahnya tingkat pendapatan keluarga, sangat terkait
dengan belum optimalnya pemberdayaan keluarga atau masyarakat untuk ikut
aktif terlibat dalam program pangan dan gizi.
Keluarga sering kali tidak memiliki pengetahuan tentang gizi berdasarkan
riskesdas 2010 sebagian rumah tangga masih menggunakan air yang tidak bersih
yang menyebabkan terjadinya diare pada anak-anak bahkan kematian. Jaringan
posyandu yang luas di Indonesia merupakan satu-satunya struktur yang
memberikan kemungkinan untuk konseling gizi ke tingkat masyarakat. Penyebab
masalah gizi di Indonesia secara langsung di pengaruhi oleh tidak cukupnya
asupan zat gizi dan penyakit infeksi. Adapun penyebab secara tidak langsung,
antara lain jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak
memadai, rendahnya ketahanan pangan tingkat rumah tangga, kemiskinan,
pengangguran, serta dampak sosial Budaya dan politik.
Masalah gizi kurang dan buruk di Indonesia pada umumnya banyak
dialami oleh balita. Balita adalah penerus dan harapan bangsa untuk kedepannya.
Pemeliharaan gizi yang kurang tepat dan penundaan pemberian perhatian gizi
akan menurunkan nilai potensi mereka sebagai sumber daya pembangunan
masyarakat dan ekonomi nasional.
3
Penanggulangan Masalah Gizi
Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang salah kian marak di negara kita.
Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna memperbaiki gizi masyarakat
Indonesia. Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gizi
salah, baik gizi kurang maupun gizi lebih.
1)Penanggulangan masalah gizi kurang
a.Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan
produksi beraneka ragam pangan;
b.Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng diarahkan pada
pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah
tangga;
c.Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari
tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;
d.Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi (SKPG);
e.Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi
masyarakat;
f.Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas;
g.Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan
(PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul
minyak beriodium;
h.Peningkatan kesehatan lingkungan;
i.Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, Iodium, dan Zat Besi;
j.Upaya pengawasan makanan dan minuman
k.Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
2)Penanggulangan masalah gizi lebih
Dilakukan dengan cara menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui
pengurangan makanan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta
menghindari tekanan hidup/stress. Penyeimbangan masukan energi dilakukan
dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi
alkohol.Sedangkan berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam upaya
penanggulangan masalah gizi buruk menurut Depkes RI (2005) dirumuskan
dalam beberapa kegiatan berikut :
4
a.Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan
balita di posyandu.
b.Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di puskesmas /
RS dan rumah tangga.
c.Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P) kepada balita
kurang gizi dari keluarga miskin.
d.Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan
gizi kepada anak (ASI/MP-ASI).
e.Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah gizi tidak lepas dari konsep dasar timbulnya penyakit,yaitu
karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit
(agent),pejamu(host)dan lingkungan(environment). Faktor dari sumber agent
dapat dibagi dalam delapan faktor, salah satunya faktor biologis dan
parasit.Kekurangan gizi pada balita ini meliputi kurang energi dan protein serta
kekurangan zat gizi seperti vitamin A, zat besi, iodium dan zinc.Penyebab lain
munculnya masalah gizi adalah konsumsi pangan yang tidak seimbang serta
faktor keluarga sering kali tidak memiliki pengetahuan tentang gizi.
3.2 Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-2-13201-811411115-bab1-
02122015040131.pdf (diakses pada tanggal 4 September 2021)
http://eprints.ums.ac.id/44524/5/BAB%20I.pdf (diakses pada tanggal 4 September
2021)
http://scholar.unand.ac.id/17534/2/BAB%20I%20Pendahuluan%20pdf.pdf
(diakses pada tanggal 4 September 2021)
http://digilib.uinsgd.ac.id/20833/1/gizi%20pdfmasyarakat.pdf (diakses pada
tanggal 4 September 2021)
7
Soal !
8
c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari
tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit
d. Pengurangan upaya pengawasan makanan dan minuman
e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi
masyarakat
Jawaban : d. Pengurangan upaya pengawasan makanan dan minuman
5. Penanggulangan masalah gizi lebih,kecuali…
a. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan
balita di posyandu.
b. Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di
puskesmas / RS dan rumah tangga.
c. Mengurangi Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P) kepada
balita kurang gizi dari keluarga miskin.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan
gizi kepada anak (ASI/MP-ASI).
e. Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita.
Jawaban : c. Mengurangi Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P)
kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin.