Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

”KONSEP TIMBULNYA MASALAH GIZI”

NAMA : RINDAYANI STEPHANIE GURINDA


NIM : 711331120004
DOSEN MK : PHEMBRIAH S. KEREH,S.Pd.SST,M.Si

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES MANADO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Konsep Timbulnya Masalah Gizi ini
tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Penilaian Status Gizi
di Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. Selain itu,kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan bagi
pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi Penilaian Status Gizi
dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Manado,4 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................1
1.4. Manfaat Makalah…....…………………..………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep timbulnya masalah gizi………....................................................2
2.2. Pencegahan masalah gizi………………………………………………..3
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………..6
3.2. Saran........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA…………………………...………………………………7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gizi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan anak. Mengingat manfaat gizi dalam tubuh dapat
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah
terjadinya berbagai penyakit akibat kurang gizi. Selain itu gizi juga dapat
membantu dalam aktifitas sehari-hari karena gizi sebagai sumber tenaga, sumber
zat pembangun dan pengatur dalam tubuh (Hidayat, 2005). Pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI secara
alami.Permasalahan gizi di Indonesia semakin kompleks seiring terjadinya transisi
epidemiologi. Berbagai permasalahan gizi kurang, menunjukan angka penurunan
seperti prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) selain itu masalah gizi lebih dan
penyakit degeneratif justru menunjukan peningkatan bahkan dari laporan terakhir
masalah gizi kurang saat ini cenderung tetap (Supari, 2007).Indonesia saat ini
menghadapi setidak-tidaknya 5 masalah gizi yang dipicu berbagai faktor dalam
kehidupan masyarakat. Ke lima masalah gizi tersebut adalah Kurang Energi
Protein (KEP), Kurang vitamin A (KVA), Gangguan akibat kekurangan Yodium
(GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB), gizi berlebih (OBESITAS) (Supariasa, dkk,
2007).
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep timbulnya masalah gizi ?
2.Bagaimana cara pencegahan masalah-masalah gizi ?

1.3. Tujuan Penulisan


Untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Penilaian Status Gizi dan
menambah wawasan untuk penyusun dan pembaca makalah ini.

1.4.Manfaat Makalah
1.Untuk mengetahui konsep timbulnya masalah gizi.
2.Untuk mengetahui cara pencegahan masalah-masalah gizi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep timbulnya masalah gizi

Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat.


Masalah gizi di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang
Energi Protein (KEP), masalah anemia besi,masalah Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), masalah kurang Vitamin A(KVA) dan masalah
obesitas. Prevalensi nasional status gizi anak usia sekolah berdasarkan Riskesdas
2010 ditinjau dari indikator indeks massa tubuh menurut umur,status gizi kurang
12,2%. Sementara dilihat dari jenis kelamin, anak laki-laki usia sekolah kurus
adalah 13,2% sedangkan anak perempuan 11,2%.
Masalah gizi sebenarnya tidak lepas juga dari konsep dasar timbulnya
penyakit,yaitu karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber
penyakit (agent),pejamu(host)dan lingkungan(environment). Faktor dari sumber
agent dapat dibagi dalam delapan faktor,yaitu unsur gizi,kimia dari luar,kimia dari
dalam,factor faali,genetik,psikis,tenaga dan kekuatan fisik,biologis dan
parasit.Kekurangan gizi pada balita ini meliputi kurang energi dan protein serta
kekurangan zat gizi seperti vitamin A, zat besi, iodium dan zinc. Seperti halnya
AKI, angka kematian balita di Indonesia juga tertinggi di Assosiation of South
East Asian Nation .
Status gizi yang baik untuk membangun sumber daya berkualitas pada
hakekatnya harus dimulai sedini mungkin,yakni sejak manusia itu masih berada
dalam kandungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
makanannya.Melalui makanan manusia mendapat zat gizi yang merupakan
kebutuhan dasar untuk hidup dan berkembang. Ketidaktahuan tentang cara
memberikan makan pada anak balitabaik dari jumlah, jenis, dan frekuensi
pemberian serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan (pantangan terhadap
satu jenis makanan tertentu), secara langsung dan tidak langsung menjadi
penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak.
Menurut Unicef dalam Soekirman faktor utama penyebab munculnya
kasus gizi buruk adalah konsumsi pangan yang tidak seimbang dan penyakit
infeksi. Penyakit infeksi yang menyerang anak dapat mengganggu penyerapan
asupan gizi, sehingga mendorong terjadinya gizi kurang dan gizi buruk. Sebagai
reaksi akibat infeksi yakni menurunnya nafsu makan anak sehingga anak menolak
makanan yang diberikan, yang berakibat berkurangnya asupan zat gizi ke dalam
tubuh. Penyakit infeksi dapat mengganggu metabolisme yang membuat
ketidakseimbangan hormon dan menganggu fungsi imunitas (Moehji, 2003).
Faktor ini erat kaitannya dengan kurangnya ketersediaan pangan di tingkat rumah

2
tangga, pola pengasuhan yang buruk dan pelayanan kesehatan yang tidak
memadai.Selanjutnya faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah tingkat
pengetahuan yang rendah tentang pentingnya pemeliharaan gizi sejak masa bayi
bahkan sejak ibu hamil, dan rendahnya tingkat pendapatan keluarga, sangat terkait
dengan belum optimalnya pemberdayaan keluarga atau masyarakat untuk ikut
aktif terlibat dalam program pangan dan gizi.
Keluarga sering kali tidak memiliki pengetahuan tentang gizi berdasarkan
riskesdas 2010 sebagian rumah tangga masih menggunakan air yang tidak bersih
yang menyebabkan terjadinya diare pada anak-anak bahkan kematian. Jaringan
posyandu yang luas di Indonesia merupakan satu-satunya struktur yang
memberikan kemungkinan untuk konseling gizi ke tingkat masyarakat. Penyebab
masalah gizi di Indonesia secara langsung di pengaruhi oleh tidak cukupnya
asupan zat gizi dan penyakit infeksi. Adapun penyebab secara tidak langsung,
antara lain jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh yang tidak
memadai, rendahnya ketahanan pangan tingkat rumah tangga, kemiskinan,
pengangguran, serta dampak sosial Budaya dan politik.
Masalah gizi kurang dan buruk di Indonesia pada umumnya banyak
dialami oleh balita. Balita adalah penerus dan harapan bangsa untuk kedepannya.
Pemeliharaan gizi yang kurang tepat dan penundaan pemberian perhatian gizi
akan menurunkan nilai potensi mereka sebagai sumber daya pembangunan
masyarakat dan ekonomi nasional.

2.2. Pencegahan masalah gizi


Pengaturan makanan adalah upaya untuk meningkatkan status gizi, antara
lain menambah berat badan dan meningkatkan kadar Hb. Berikut adalah
pengaturan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi:
Kebutuhan energi dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis
kelamin, dan aktivitas;
Susunan menu seimbang yang berasal dari beraneka ragam bahan makanan,
vitamin, dan mineral sesuai dengan kebutuhan
Menu disesuaikan dengan pola makan;
Peningkatan kadar Hb dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi
yang berasal dari bahan makanan hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh
daripada sumber makanan nabati;
Selain meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi, juga perlu menambah
makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas,
pisang hijau, sawo kecik, sukun, dll.

3
Penanggulangan Masalah Gizi
Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang salah kian marak di negara kita.
Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna memperbaiki gizi masyarakat
Indonesia. Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gizi
salah, baik gizi kurang maupun gizi lebih.
1)Penanggulangan masalah gizi kurang
a.Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan
produksi beraneka ragam pangan;
b.Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng diarahkan pada
pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah
tangga;
c.Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari
tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;
d.Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi (SKPG);
e.Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi
masyarakat;
f.Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas;
g.Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan
(PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul
minyak beriodium;
h.Peningkatan kesehatan lingkungan;
i.Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, Iodium, dan Zat Besi;
j.Upaya pengawasan makanan dan minuman
k.Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
2)Penanggulangan masalah gizi lebih
Dilakukan dengan cara menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui
pengurangan makanan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta
menghindari tekanan hidup/stress. Penyeimbangan masukan energi dilakukan
dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi
alkohol.Sedangkan berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam upaya
penanggulangan masalah gizi buruk menurut Depkes RI (2005) dirumuskan
dalam beberapa kegiatan berikut :

4
a.Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan
balita di posyandu.
b.Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di puskesmas /
RS dan rumah tangga.
c.Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P) kepada balita
kurang gizi dari keluarga miskin.
d.Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan
gizi kepada anak (ASI/MP-ASI).
e.Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah gizi tidak lepas dari konsep dasar timbulnya penyakit,yaitu
karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit
(agent),pejamu(host)dan lingkungan(environment). Faktor dari sumber agent
dapat dibagi dalam delapan faktor, salah satunya faktor biologis dan
parasit.Kekurangan gizi pada balita ini meliputi kurang energi dan protein serta
kekurangan zat gizi seperti vitamin A, zat besi, iodium dan zinc.Penyebab lain
munculnya masalah gizi adalah konsumsi pangan yang tidak seimbang serta
faktor keluarga sering kali tidak memiliki pengetahuan tentang gizi.
3.2 Saran

Diharapkan untuk melakukan pencegahan masalah gizi sedini mungkin seperti


mengkonsumsi makanan yang bergizi serta menjaga kesehatan.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-2-13201-811411115-bab1-
02122015040131.pdf (diakses pada tanggal 4 September 2021)
http://eprints.ums.ac.id/44524/5/BAB%20I.pdf (diakses pada tanggal 4 September
2021)
http://scholar.unand.ac.id/17534/2/BAB%20I%20Pendahuluan%20pdf.pdf
(diakses pada tanggal 4 September 2021)
http://digilib.uinsgd.ac.id/20833/1/gizi%20pdfmasyarakat.pdf (diakses pada
tanggal 4 September 2021)

7
Soal !

1.Masalah gizi di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh…


a. Kurang Energi Protein (KEP), masalah
b. Anemia besi
c. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
d, Kurang Vitamin A(KVA)
e. Benar semua
jawaban : e. Benar semua
2. Masalah gizi sebenarnya tidak lepas juga dari konsep dasar timbulnya
penyakit,yaitu karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber…
a. hanya penyakit (agent)
b. hanya pejamu(host)
c. penyakit (agent),pejamu(host)dan lingkungan(environment)
d. salah semua
e. benar semua
jawaban : c. penyakit (agent),pejamu(host)dan lingkungan(environment)
3.Masalah gizi kurang dan buruk di Indonesia pada umumnya banyak dialami
oleh…
a. balita
b. bayi baru lahir
c. lansia
d. dewasa
e. ibu hamil
jawaban : a. balita
4. Penanggulangan masalah gizi kurang,kecuali…
a. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan
produksi beraneka ragam pangan
b. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng diarahkan pada
pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah
tangga

8
c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari
tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit
d. Pengurangan upaya pengawasan makanan dan minuman
e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi
masyarakat
Jawaban : d. Pengurangan upaya pengawasan makanan dan minuman
5. Penanggulangan masalah gizi lebih,kecuali…
a. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan
balita di posyandu.
b. Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di
puskesmas / RS dan rumah tangga.
c. Mengurangi Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P) kepada
balita kurang gizi dari keluarga miskin.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan
gizi kepada anak (ASI/MP-ASI).
e. Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita.
Jawaban : c. Mengurangi Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P)
kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin.

Anda mungkin juga menyukai