Disusun oleh :
Dini (17.156.02.11.46)
Heni ayu lestari (17.156.02.11.052)
Mita ardi eka putri (17.156.02.11.060)
Siti Euis (17.156.02.11.070)
Kelas : 2 B Kebidanan
Program Studi DIII Kebidanan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan paper ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman.
Harapan saya semoga paper ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi paper ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Paper ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab I pendahuluan
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berdampak buruk terhadap pemberian makan dan asupan makan balita yang
akan mempengaruhi status gizi balita (Adisasmito, 2008).
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kurang gizi?
2. Apa saja tanda-tanda dari gejala kurang gizi ?
3. Bagaimana patofisiologi terjadinya kurang gizi?
4. Bagaimana penatalaksanaan dari kurang gizi?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi kurang gizi
2. Untuk mengetahui tanda-tanda gejala kurang gizi
3. Untuk mengetahui terjadinya patofisiologi kurang gizi
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan kurang gizi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber daya
manusia dan kualitas hidup. Untuk itu program perbaikan gizi bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi
masyarakat (Deddy Muchtadi, 2002:95). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat (Almatsier, 2001:3).
Sedangkan menurut Suhardjo, dkk (2003:256) status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Deswarni
Idrus dan Gatot Kusnanto (1990:19-24).
Gizi kurang
3
Empat masalah gizi kurang yang mendominasi di Indonesia, yaitu (Almatsier,
2001:307) :
4
Penanggulangannya dilakukan melalui pemberian tablet atau sirup besi kepada
kelompok sasaran.
5
a. Kwashiorkor
c. diare
b. Marasmus:
c. Marasmik-Kwashiorkor:
6
1. Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U <60% baku median
WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.
2. Sering disertai:
a. penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
b. diare kronik atau konstipasi/susah buang air
2.4. Patofisiologi kurang gizi
Sebenarnya malnutrisi (Gizi kurang) merupakan suatu sindrom yang
terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga
faktor penting yaitubhost, agent, environment (Supariasa, 2002). Memang
faktor diet makanan memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut
menentukan dalam keadaan keluarga makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak,
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit,
sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibat katabolisme
protrein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang
segera di ubah menjadi karbohidrat di hepar dan di ginjal selama puasa
jaringan lemak di pecah jadi asam lemak, gliseraal dan keton bodies, asam
lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makan ini
berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh tubuh.
Proses patogenesis terlihat pada faktor lingkungan dan manusia (host dan
environment) yang didukung oleh asupan-asupan zat-zat gizi, akibat
kekurangan zat gizi maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk
memenuhi kebutuhan, apabila keadaan ini berlangsung lama. Maka simpanan
zat gizi ini akan habis ahirnya terjadi pemerosotan jaringan. Pada saat ini
orang sudah dapat digolongkan sebagai malnutrisi , walaupun hanya baru
dengan ditandai dengan penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat.
7
Patofisiologi menurut Nurcahyono (2007), Pada keadaan ini yang muncul
adalah pertumbuhan yang kurang atau disertai mengecilnya otot dan
menghilangnya lemak di bawah kulit. Kelainan demikian merupakan proses
psikologis untuk kelangsungan jaringan hidup. Tubuh memerlukan energi dan
dapat dipenuhi oleh makanan yang diberikan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
8
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi
tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein
serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
1. Tipe gizi buruk terbagi menjadi empat tipe yaitu Kwasiorkor, Marasmus
dan Marasmic-Kwashiorkor serta Obesitas.
2. Gizi buruk dapat disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan makanan
terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/7718/3/BAB%202%20-%2008603141021.pdf
http://journal.mercubaktijaya.ac.id/downlotfile.php?file=5f.pdf
9
10