Disusun Oleh:
Dosen Pengampu :
BENGKULU
JURUSAN GIZI
2022
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah Pengolahan
dan Penyajian data yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penilaian
Status Gizi.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan dari
makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.Akhir kata saya sampaikan terima kasih dosen pembimbing mata
kuliah dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
usaha kita semua.
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................ii
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................17
B. Saran.................................................................................................17
Daftar Pustaka..............................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penanggulangannyatidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan
medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan masalah gizi, oleh karena itu pendekatan
penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Menurut Depkes RI status gizi adalah tingkat keadaan gizi
seseorang yang dinyatakan
menurut jenis dan beratnya keadaan gizi ; contohnya gizi lebih, gizi
baik, gizi kurang, dan gizi buruk. Sedangkan menurut Jellife dan Beck
status gizi adalah keadaan yang seimbang antara kebutuhan zat gizi
dan konsumsi makanan. Menurut Waspadji yang dikatakan status gizi
optimal adalah adanya keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat
gizi.
Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab tingginya
kematian pada bayi dan anak. Apabila anak kekurangan gizi dalam hal
zat karbohidrat (zat tenaga) dan protein (zatpembangun) akan
mengakibatkan anak menderita kekurangan gizi yang disebut Kurang
Energi dan Protein (KEP) tingkat ringan dan sedang, apabila hal ini
berlanjut lama maka akan berakibat terganggunya pertumbuhan,
terganggunya perkembangan mental dan terganggunya sistem
pertahanan tubuh, sehingga dapat menjadikan penderita KEP tingkat
berat dan sangat mudah terserang penyakit infeksi.
Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di
Indonesia.Prevalensi yang tinggi banyak terdapat pada anak-anak di bawah umur
5 tahun (balita). Anak balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi.
Kelompok ini merupakan kelompok umur yang paling sering terjadi status gizi
1
kurang. Balita merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang perlu
mendapatkan perhatian khusus, kekurangan gizi akan menyebabkan hilangnya
masa hidup sehat padabalita. Dampak yang lebih serius dari kekurangan zat gizi
ini adalah terjadinya gizi buruk yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan
dan kematian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Masalah Gizi?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Tentang Masalah Gizi?
3. Apa saja Teori Timbulnya Masalah Gizi
C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui tentang Masalah Gizi
2. Dapat Mengatahui Ruang Lingkup Tentang Masalah Gizi
3. Dapat Mengetahui Teori Timbulnya Masalah Gizi
D. Manfaat
1. Dapat Mengedukasi Mahasiswa tentang Masalah Gizi
2. Menambah wawasan Mahasiswa tentang Masalah gizi
Melatih Penulis agar mampu menyusun tulisan Ilmiah yang bena
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
3
Masalah gizi merupakan hal yang umum terjadi, terutama di indonesia. Masalah
gizi timbul karena terjadi suatu ketidakseimbangan atau gangguan antara asupan
yang diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan tersebut bisa berarti
kelebihan maupun kekurangan gizi Saat ini di masalah gizi di Indonesia semakin
kerap terjadi dan harus ditangani dengan serius. Beberapa faktor penyebab
masalah gizi di Indonesia, antara lain:
4
menimbulkan penurunan fungsi kognitif, fungsi kekebalan
tubuh, dan gangguan sistem metabolisme.
3. Kurang Energi Kronis: remaja yang kekurangan energi kronis
atau kurus disebabkan karena kurangnya gizi dari asupan.
Kondisi seperti ini berisiko terkena berbagai penyakit infeksi
dan gangguan hormonal yang berdampak buruk bagi kesehatan.
4. Obesitas: Obesitas atau kegemukan diakibatkan kurangnya
konsumsi sayur dan buah dan juga kurangnya olahraga serta
pola hidup yang tidak sehat. Obesitas dapat dicegah dengan
mengatur pola dan porsi makan dan minum, hindari stress dan
juga cukup tidur.
B. Ruang Lingkup
5
mulai dari hidung, tenggorokan dan paru-paru (Sjaifoellah
Noer, buku ajar Ilmu Penyakit Dalam) Infeksi pernafasan akut
paling banyak menyerang bayi dan anak-anak dan paling
banyak menyebabkan kesakitan dan merupakan penyebab
utama kematian pada bayi dan balita
b. Batuk Pilek
6
2. Masalah Gizi Kronis
a. Stunting
b. Obesitas
7
yang sesuai dengan tinggi badan dan usianya. Dampak
yang bisa ditimbulkan oleh seseorang yang mengalami
obesitas diantaranya adalah resistensi insulin sehingga akan
menyebabkan hiperinsulinemia, intoleransi glukosa atau
diabetes mellitus, dislipidemia, dan hipertensi. Obesitas
adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya
ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar
organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan
organnya (Misnadierly, 2007).
8
waktu yang lama. Banyaknya konsumsi energi dari makanan
yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk
metabolisme dan aktivitas sehari hari. Kelebihan energi ini
akan disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan lemak
sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan (WHO,
2006). Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi
makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan
pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya
aktivitas fisik dan sedentary life style(Kemenkes,
2012).Obesitas (kegemukan) dan overweight merupakan dua
hal yang berbeda, namun demikian keduanya sama-sama
menunjukan adanya penumpukan lemak yang berlebihan
dalam tubuh, yang ditandai dengan peningkatan nilai Indek
Massa Tubuh (IMT) diatas normal (Misnadiarly, 2007).
Obesitas pada anak sama dengan obesitas pada dewasa yang
didefinisikan dengan Indeks Masa Tubuhnya (IMT). Obesitas
pada anak ditandai dengan nilai BMI (Body Massa Indeks) di
antara presentil ke 95 pada kurva pertumbuhan, sesuai umur
dan jenis kelaminnya (Wilkinson, 2008).
9
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi.
Seseorang dikatakan menderita resiko KEK bilamana LILA
(Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm (Helena, 2013).
4. Masalah Gizi Mikro
a. Kekurangan Vitamin A
10
Akibat kekurangan vitamin A adalah kerusakan mata yang
bisa mengakibatkan kebutaan. Tanda awal yang muncul
dari kekurangan vitamin A adalah rabun senja, kalau tidak
ada upaya intervensi maka akan menjadi serosis
konjungtiva, tahap berikutnya adalah bercak bitot,
kemudian berlanjut serosis kornea dan akhirnya menjadi
keratomalasea dan akhirnya buta. Seseorang yang
mempunyai kadar serum retinol kurang dari 20 mcg/dl
mempunyai risiko untuk menderita defisiensi vitamin A.
b. Kekurangan Ioudium
11
pengetahuan, pekerjaan dan cara penyimpanan serta
pengolahan garam beryodium selain itu juga faktor
lingkungan seperti daerah yang berada di dataran tinggi
(Mutalazimah dan Asyanti, 2018).
Tingkat pengetahuan tentang gizi seseorang dapat
menggambarkan pemilihan bahan makanan dalam pola
makan sehari-hari,
jika tingkat pengetahuan baik maka pemilihan bahan
makanan dan pola makan juga lebih baik. Bertambahnya
pengetahuan akan meningkatkan peluang seseorang untuk
mengadopsi dan menerapkan informasi terkait sikap dan
perilaku gizi dan kesehatan dengan lebih baik
(Liu et al., 2020).
12
asupan gizinya kurang akan mengakibatkan rendahnya daya
tahan tubuh yang dapat menyebabkan mudah sakit. Sebaliknya
pada orang sakit akan kehilangan gairah untuk makan,
akibatnya status gizi menjadi kurang. Jadi asupan gizi dan
penyakit mempunyai hubungan yang saling ketergantungan.
Kekurangan asupan makanan disebabkan oleh tidak tersedianya
pangan pada tingkat rumah tangga, sehingga tidak ada
makanan yang dapat dikonsumsi. Kekurangan asupan makanan
juga disebabkan oleh perilaku atau pola asuh orang tua pada
anak yang kurang baik.
2. Teori Segi Tiga Penyebab Masalah
Di samping teori dari Unicef seperti tersebut di atas, juga ada
teori lain tentang penyebab timbulnya masalah gizi. Teori
tersebut adalah teori tentang hubungan timbal antara faktor
pejamu, agen dan lingkungan. Agar seseorang dalam kondisi
status gizi yang baik maka ketiga faktor ini harus seimbang,
tidak boleh terjadi kesenjangan. Orang dengan status gizi baik
adalah orang yang kondisi tubuhnya seimbang antara pejamu,
agen, dan lingkungan. Ketidakseimbangan dari tiga faktor
tersebut akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi.
a. Pejamu
Pejamu (host) adalah faktor-faktor yang terdapat pada
diri manusia yang dapat mempengaruhi keadaan gizi.
Faktor-faktor yang termasuk dalam kelompok ini di
antaranya:
1) Genetik (keturunan), individu yang mempunyai
orang tua menderita kegemukan maka ada
kecenderungan untuk menjadi gemuk.
2) Umur, kebutuhan asupan gizi berbeda pada setiap
kelompok umur, misal kelompok umur balita
memerlukan lebih banyak protein dari pada
13
kelompok dewasa, dewasa lebih banyak
memerlukan vitamin dan mineral.
3) Jenis kelamin akan menentukan kebutuhan gizi
yang berbeda, misalnya wanita dewasa memerlukan
lebih banyak zat besi daripada pria.
4) Kelompok etnik, masyarakat pada golongan etnik
tertentu cenderung mempunyai pola dan kebiasaan
yang sama, oleh karena itu masalah gizi yang timbul
umumnya tidak jauh berbeda antar penduduk.
5) Fisiologik, kebutuhan gizi pada ibu hamil lebih
banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil.
Ibu hamil yang sedang terjadi pertumbuhan janin
memerlukan asupan gizi yang lebih banyak.
6) Imunologik, orang yang mudah terkena penyakit
adalah orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Daya tahan tubuh ini akan terbentuk apabila tubuh
mempunyai zat gizi cukup.
7) Kebiasaan menentukan kebutuhan gizi yang
berbeda pada setiap orang, misal kebiasaan berolah
raga akan memerlukan gizi yang lebih dibandingkan
individu yang kurang suka olah raga.
b. Agen
Agen adalah agregat yang keberadaannya atau
ketidakberadaannya mempengaruhi timbulnya masalah
gizi pada diri manusia. Agregat yang disebabkan oleh
ketidakberadaannya menimbulkan masalah gizi, misal
zat gizi, akibat kekurangan zat gizi tertentu dapat
menimbulkan masalah gizi misal kekurangan vitamin C
mengakibatkan sariyawan. Agregat yang lain misal
Kimia dalam tubuh (hormon dan lemak), tubuh
memerlukan hormon untuk proses metabolisme tubuh,
14
demikian juga lemak. Apabila tubuh kekurangan
hormon akan menimbulkan berbagai masalah.Agregat
yang karena keberadaannya menimbulkan masalah gizi,
di antaranya kimia dari luar tubuh termasuk obat-
obatan, zat kimia yang masuk dalam tubuh dapat
menimbulkan keracunan, atau dalam jumlah kecil tetapi
dikonsumsi dalam kurun waktu yang lama dapat
bersifat karsinogenik. Demikian juga penggunaan obat,
misal obat jenis antibiotik tertentu dapat mengganggu
absorpsi susu. Faktor psikis, keadaan kejiwaan akan
berpengaruh terhadap asupan gizi. Pada orang-orang
tertentu apabila sedang mengalami suasana tegang,
maka akan dikonvensasikan dalam bentuk makanan.
Keadaan biologis seseorang yang menderita penyakit
infeksi, kebutuhan gizinya akan meningkat karena zat
gizi diperlukan untuk penyembuhan luka akibat infeksi.
c. Lingkungan
Lingkungan (environment) dapat mempengaruhi
keadaan gizi seseorang. Keadaan lingkungan dapat
dibedakan dalam tiga keadaan, yaitu:
1) Lingkungan fisik, meliputi cuaca/iklim, tanah,
dan air. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
kesuburan tanaman yang merupakan sumber
makanan. Tumbuhan tidak dapat tumbuh subur
apabila ditanam pada lingkungan yang gersang,
akibatnya produksi makanan berkurang.
Demikian juga hewan tidak dapat tumbuh subur
pada lingkungan yang gersang.
2) Lingkungan biologis, lingkungan biologis akan
mempengaruhi ketersediaan zat gizi pada
masyarakat. Kepadatan penduduk dapat
mengakibatkan ketersediaan pangan yang
15
terbatas, karena terbatasnya produksi pangan ini
dapat menyebabkan ketidakseimbangan dengan
jumlah penduduk.Tanaman dan hewan yang
subur dapat memberikan persediaan pangan bagi
kebutuhan gizi pada masyarakat.
3) Lingkungan sosial ekonomi, yang tergolong
lingkungan sosial ekonomi yang dapat
mempengaruhi status gizi di antaranya adalah
pekerjaan, tingkat urbanisasi, perkembangan
ekonomi, dan bencana alam. Seseorang yang
mempunyai pekerjaan akan memperoleh
penghasilan yang bisa digunakan untuk membeli
makanan bagi dirinya dan keluarganya. Semakin
baik perkembangan ekonomi suatu wilayah akan
mempengaruhi pada tingkat ketersediaan pangan
masyarakat, yang akan meningkatkan status gizi.
Sebaliknya bencana alam akan mengakibatkan
kekurangan persediaan pangan yang dapat
menurunkan status gizi masyarakat. Keadaan
yang tidak seimbang dari ketiga faktor tersebut di
atas akan menyebabkan gangguan gizi. Terdapat
beberapa jenis gangguan gizi seperti kekurangan
energi dan protein(KEP), kekurangan vitamin A,
kekurangan zat besi yang dapat mengakibatkan
anemia, gangguan akibat kekurangan iodium
(GAKI) atau dapat juga menyebabkan gangguan
gizi lebih. Keadaan ini apabila tidak dilakukan
upaya penanggulangan akan mengakibatkan
rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Kondisi seimbang antara pejamu, agen, dan
lingkungan menghasilkan status gizi yang baik.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penanggulangannya tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis
dan pelayanan masyarakat saja. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
masalah gizi, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus
melibatkan berbagai sektor yang terkait. Menurut Waspadji yang
dikatakan status gizi optimal adalah adanya keseimbangan antara asupan
dan kebutuhan zat gizi.Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab
tingginya kematian pada bayi dan anak.Prevalensi yang tinggi banyak
terdapat pada anak-anak di bawah umur 5 tahun . Anak balita merupakan
kelompok umur yang rawan gizi. Kelompok ini merupakan kelompok
umur yang paling sering terjadi status gizi kurang. Balita merupakan salah
satu kelompok rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian
khusus, kekurangan gizi akan menyebabkan hilangnya masa hidup sehat
pada balita.
B. Saran
1. Diharapkan dapat melakukan upaya pemenuhan gizi sejak dini yakni
dengan memberikan air susu ibu (ASI) pada anak, memberikan gizi
yang seimbang pada keluarga yang disajikan pada menu setiap hari
dan memantau pertumbuhan anak dan perkembangan fisik dan fungsi
tubuh.
2. Diharapkan untuk selalu memperhatikan zat-zat gizi yang terkandung
dalam setiap makanan sehari-hari. Masalah Gizi berdampak buruk
pada perkembangan tubuh manusia iebaiknya kita harus memberi gizi
yang seimbang pada tubuh sehingga kita dapat hidup sehat
17
DAFTAR PUSTAKA
Par'i Holil M dkk . 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta Selatan. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Riswanti Ika. Media Buletin Dan Seni Mural Dalam Upaya Meningkatkan
Pengetahuan Tentang Obesitas.Jurnal Of Health Education.1(1):62-70.
18