Anda di halaman 1dari 21

KONSEP MASALAH GIZI

Disusun Oleh:

1. Adelia Az Zahra (P05130121001)


2. Alfira Qiqin Salsabila (P05130121003)
3. Andara Peni Azizah (P05130121005)
4. Artha Zabilla Cyndu (P05130121007)

Dosen Pengampu :

Dr. Meriwati Mahyuddin, SKM, MKM (MM)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

BENGKULU

JURUSAN GIZI

2022
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah Pengolahan
dan Penyajian data yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penilaian
Status Gizi.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan dari
makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.Akhir kata saya sampaikan terima kasih dosen pembimbing mata
kuliah dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
usaha kita semua.

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................

Kata Pengantar............................................................................................ i

Daftar Isi......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................

A. Pengertian Masalah Gizi..................................................................2-4


B. Ruang Lingkup Gizi.........................................................................4-11
C. Teori Timbulnya Masalah Gizi........................................................11-15

BAB III PENUTUP.....................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................17
B. Saran.................................................................................................17

Daftar Pustaka..............................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penanggulangannyatidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan
medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan masalah gizi, oleh karena itu pendekatan
penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Menurut Depkes RI status gizi adalah tingkat keadaan gizi
seseorang yang dinyatakan
menurut jenis dan beratnya keadaan gizi ; contohnya gizi lebih, gizi
baik, gizi kurang, dan gizi buruk. Sedangkan menurut Jellife dan Beck
status gizi adalah keadaan yang seimbang antara kebutuhan zat gizi
dan konsumsi makanan. Menurut Waspadji yang dikatakan status gizi
optimal adalah adanya keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat
gizi.
Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab tingginya
kematian pada bayi dan anak. Apabila anak kekurangan gizi dalam hal
zat karbohidrat (zat tenaga) dan protein (zatpembangun) akan
mengakibatkan anak menderita kekurangan gizi yang disebut Kurang
Energi dan Protein (KEP) tingkat ringan dan sedang, apabila hal ini
berlanjut lama maka akan berakibat terganggunya pertumbuhan,
terganggunya perkembangan mental dan terganggunya sistem
pertahanan tubuh, sehingga dapat menjadikan penderita KEP tingkat
berat dan sangat mudah terserang penyakit infeksi.

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di
Indonesia.Prevalensi yang tinggi banyak terdapat pada anak-anak di bawah umur
5 tahun (balita). Anak balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi.
Kelompok ini merupakan kelompok umur yang paling sering terjadi status gizi

1
kurang. Balita merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang perlu
mendapatkan perhatian khusus, kekurangan gizi akan menyebabkan hilangnya
masa hidup sehat padabalita. Dampak yang lebih serius dari kekurangan zat gizi
ini adalah terjadinya gizi buruk yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan
dan kematian.

Menurut Sediaotama (2006) kelompok paska usia ini terutama


balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi terutama pada balita 2 tahun ke atas karena
merupakan masa tansisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa,
sehingga ini yang dapat menyebabkan kondisi bahwa anak balita yang
berumur 2 tahun lebih rawan untuk terjadinya gizi kurang dan
terganggunya kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Masalah Gizi?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Tentang Masalah Gizi?
3. Apa saja Teori Timbulnya Masalah Gizi

C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui tentang Masalah Gizi
2. Dapat Mengatahui Ruang Lingkup Tentang Masalah Gizi
3. Dapat Mengetahui Teori Timbulnya Masalah Gizi

D. Manfaat
1. Dapat Mengedukasi Mahasiswa tentang Masalah Gizi
2. Menambah wawasan Mahasiswa tentang Masalah gizi
Melatih Penulis agar mampu menyusun tulisan Ilmiah yang bena

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, tetapi


penanggulagannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, karena itu
pendekatan penanggulangan nya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Sektor terkait tersebut adalah bidang kesehatan dan di luar kesehatan.
Keberhasilan program gizi, sebesar 30% ditentukan oleh sektor kesehatan atau
gizi yang disebut dengan intervensi spesifik dan sebesar 7% oleh sektor luar
kesehatan yang disebut dengan intervensi sensitif (Supariasa et al, 2017).

Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,


pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan.
Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan kritis (bencana kekeringan, perang,
kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh
makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi
masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat
untuk meperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya, Dalam konteks ini,
masalh gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan, tetapi juga masalah
kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja (Supariasa et al, 2017).

Masalah gizi di Indonesia di negara berkembang pada umumnya masih


didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi,
masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), masalah Kurang Vitamin
A (KVA), dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar (Supariasa et al,
2017)

3
Masalah gizi merupakan hal yang umum terjadi, terutama di indonesia. Masalah
gizi timbul karena terjadi suatu ketidakseimbangan atau gangguan antara asupan
yang diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan tersebut bisa berarti
kelebihan maupun kekurangan gizi Saat ini di masalah gizi di Indonesia semakin
kerap terjadi dan harus ditangani dengan serius. Beberapa faktor penyebab
masalah gizi di Indonesia, antara lain:

1. Konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi


zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang.
2. Penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian
penyakit menular terutama diare, cacingan dan penyakit
pernapasan akut (ISPA). Hal ini terjadi karena lingkungan dan
kualitas hidup yang kurang sehat.
3. Ketersediaan pangan di keluarga, pola asuh, dan juga akses
informasi mengenai gizi dan kesehatan.
4. Tingkat kemiskinan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
gizi.

Anak-anak hingga remaja tetap membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk


memaksimalkan pertumbuhannya. Karena terjadi perubahan fisiologis saat remaja
yang mempengaruhi kebutuhan gizi. Sangat disayangkan bila generasi muda
bangsa sudah mengalami masalah gizi. Padahal mereka lah yang diharapkan
menjadi calon pemimpin bangsa di kemudian hari yang sehat dan juga produktif
Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia akibat masalah gizi
yang kurang seimbang, antara lain:

1. Anemia: Menurut data, sekitar 12 persen remaja laki laki dan


23 persen remaja perempuan mengalami anemia yang
dikarenakan kekurangan zat besi. Untuk mencegah anemia,
harus konsumsi makanan yang tinggi akan zat besi, asam folat,
vitamin A, vitamin C dan zink.
2. Stunting: tinggi badan yang pendek atau dibawah rata-rata.
Berdasarkan standar WHO, laki-laki akan lebih pendek 12,5
cm dan perempuan sebanyak 9,8 cm. Stunting juga dapat

4
menimbulkan penurunan fungsi kognitif, fungsi kekebalan
tubuh, dan gangguan sistem metabolisme.
3. Kurang Energi Kronis: remaja yang kekurangan energi kronis
atau kurus disebabkan karena kurangnya gizi dari asupan.
Kondisi seperti ini berisiko terkena berbagai penyakit infeksi
dan gangguan hormonal yang berdampak buruk bagi kesehatan.
4. Obesitas: Obesitas atau kegemukan diakibatkan kurangnya
konsumsi sayur dan buah dan juga kurangnya olahraga serta
pola hidup yang tidak sehat. Obesitas dapat dicegah dengan
mengatur pola dan porsi makan dan minum, hindari stress dan
juga cukup tidur.

B. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Masalah Gizi Terbagi Menjadi 4, yaitu : Masalah Gizi


Akut,Masalah Gizi kronis (Mendhun), Masalah Gizi Makro, Masalah Gizi
Mikro

1. Masalah Gizi Akut


a. ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi-infeksi


yang disebabkan oleh mikroorganisme dan terbatas pada
struktur-struktur saluran napas termasuk rongga hidung, faring,
dan laring (Corwin Eli Zabeth.J, 2000).Infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit yang menyerang
saluran pernafasan bagian atas dan bawah beserta adneksanya

5
mulai dari hidung, tenggorokan dan paru-paru (Sjaifoellah
Noer, buku ajar Ilmu Penyakit Dalam) Infeksi pernafasan akut
paling banyak menyerang bayi dan anak-anak dan paling
banyak menyebabkan kesakitan dan merupakan penyebab
utama kematian pada bayi dan balita

(Sjaifoellah Noer, buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam )

ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernafasan


atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi
Saluran Pernafasan Akut. ISPA meliputi saluran pernafasan
bagian atas dan bagian bawah

b. Batuk Pilek

Batuk pilek atau common cold adalah infeksi virus ringan di


saluran pernapasan bagian atas. Virus batuk pilek bisa menular
secara langsung melalui kontak dengan orang yang terinfeksi,
atau secara tidak langsung melalui sentuhan pada benda yang
terkontaminasi virus.

6
2. Masalah Gizi Kronis
a. Stunting

Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis


yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu
yang cukup lama, hal ini menyebabkan adanya gangguan di
masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam
mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
Anak stunting mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih
rendah dibandingkan rata – rata IQ anak normal (Kemenkes
RI, 2018).

b. Obesitas

Obesitas atau sangat gemuk adalah keadaan penumpukan


atau akumulasi lemak yang terjadi di jaringan adipose yang
dapat menganggu kesehatan.Disebut obesitas juga apabila
berat badan seseorang lebih besar 20% dari berat normal

7
yang sesuai dengan tinggi badan dan usianya. Dampak
yang bisa ditimbulkan oleh seseorang yang mengalami
obesitas diantaranya adalah resistensi insulin sehingga akan
menyebabkan hiperinsulinemia, intoleransi glukosa atau
diabetes mellitus, dislipidemia, dan hipertensi. Obesitas
adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya
ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar
organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan
organnya (Misnadierly, 2007).

Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas


apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak
tubuh mereka. Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi dan berat
badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal
(Sumanto, 2009).

3. Masalah Gizi Makro


a. Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara


energi yang masuk dengan energi yang keluar dalam jangka

8
waktu yang lama. Banyaknya konsumsi energi dari makanan
yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk
metabolisme dan aktivitas sehari hari. Kelebihan energi ini
akan disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan lemak
sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan (WHO,
2006). Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi
makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan
pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya
aktivitas fisik dan sedentary life style(Kemenkes,
2012).Obesitas (kegemukan) dan overweight merupakan dua
hal yang berbeda, namun demikian keduanya sama-sama
menunjukan adanya penumpukan lemak yang berlebihan
dalam tubuh, yang ditandai dengan peningkatan nilai Indek
Massa Tubuh (IMT) diatas normal (Misnadiarly, 2007).
Obesitas pada anak sama dengan obesitas pada dewasa yang
didefinisikan dengan Indeks Masa Tubuhnya (IMT). Obesitas
pada anak ditandai dengan nilai BMI (Body Massa Indeks) di
antara presentil ke 95 pada kurva pertumbuhan, sesuai umur
dan jenis kelaminnya (Wilkinson, 2008).

b. KEK (Kekurangan Energi Kronik)

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu


keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik)

9
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi.
Seseorang dikatakan menderita resiko KEK bilamana LILA
(Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm (Helena, 2013).
4. Masalah Gizi Mikro
a. Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A adalah suatu keadaan dimana


simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang. Pada tahap
awal ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang dapat
melihat pada malam hari. Gejala tersebut juga ditandai
dengan menurunnya kadar serum retinol dalam darah. Pada
tahap selanjutnya terjadi kelainan jaringan epitel dari organ
tubuh seperti paru paru, usus, kulit dan mata. Gambaran
kekurangan vitamin A yang khas dapat langsung terlihat
pada mata.
Fungsi utama dari vitamin A adalah sebagai zat
untuk menjaga kesehatan mata, di samping fungsi yang lain
di antaranya untuk mengoptimalkan perkembangan
janin,meningkatkan kekebalan tubuh, sebagai antioksidan,
dan lain-lain. Vitamin A yang diperlukan oleh tubuh adalah
dalam bentuk retinol yang terdapat pada hewani (hati, telur,
dll). Sedangkan vitamin A yang terdapat pada nabati (buah-
buahan dan sayuran) dalam bentuk beta caroten. Beta
caroten ini dalam tubuh akan diubah menjadi retionol.

10
Akibat kekurangan vitamin A adalah kerusakan mata yang
bisa mengakibatkan kebutaan. Tanda awal yang muncul
dari kekurangan vitamin A adalah rabun senja, kalau tidak
ada upaya intervensi maka akan menjadi serosis
konjungtiva, tahap berikutnya adalah bercak bitot,
kemudian berlanjut serosis kornea dan akhirnya menjadi
keratomalasea dan akhirnya buta. Seseorang yang
mempunyai kadar serum retinol kurang dari 20 mcg/dl
mempunyai risiko untuk menderita defisiensi vitamin A.

b. Kekurangan Ioudium

GAKY adalah sekumpulan gejala yang muncul pada tubuh


akibat kurangnya asupan yodium pada tubuh, sehingga
berdampak pada
semua kalangan umur mulai dari janin sampai usia dewasa
(Zimmermann dan Boelaert, 2015).
Spektrum GAKY meluas pada semua kelompok umur,
mulai dari janin dalam kandungan, bayi neonatal, anak dan
remaja, kelompok dewasa
termasuk Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil dan
menyusui, serta kelompok lanjut usia (Eastman dan
Zimmerman, 2018).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya GAKY
adalah tingkat asupan yodium, tingkat pendidikan,

11
pengetahuan, pekerjaan dan cara penyimpanan serta
pengolahan garam beryodium selain itu juga faktor
lingkungan seperti daerah yang berada di dataran tinggi
(Mutalazimah dan Asyanti, 2018).
Tingkat pengetahuan tentang gizi seseorang dapat
menggambarkan pemilihan bahan makanan dalam pola
makan sehari-hari,
jika tingkat pengetahuan baik maka pemilihan bahan
makanan dan pola makan juga lebih baik. Bertambahnya
pengetahuan akan meningkatkan peluang seseorang untuk
mengadopsi dan menerapkan informasi terkait sikap dan
perilaku gizi dan kesehatan dengan lebih baik
(Liu et al., 2020).

C. Teori timbulnya Masalah Gizi


Masalah adalah kesenjangan antara harapan yang diinginkan tidak
sesuai dengan kenyataan. Demikian juga dengan masalah gizi diartikan
sebagai kesenjangan yang terjadi akibat keadaan gizi yang diharapkan
tidak sesuai dengan keadaan gizi yang ada. Seseorang yang sangat kurus
akan berpikir ingin mempunyai badan yang gemuk, sebaliknya seorang
gadis yang memiliki badan gemuk akan berusaha untuk melangsingkan
tubuhnya dengan cara mengurangi asupan makanannya. Seseorang yang
mempunyai berat badan ideal akan menunjukkan penampilan menarik dan
tidak mudah sakit.
1. Teori Unicef
Terdapat banyak faktor yang menimbulkan masalah gizi,
konsep yang dikembangkan oleh United Nation Children’s
Fund (Unicef) tahun 1990, bahwa masalah gizi disebabkan oleh
dua faktor utama, yaitu langsung dan tidak langsung. Faktor
langsung yang menimbulkan masalah gizi yaitu kurangnya
asupan makanan dan penyakit yang diderita. Seseorang yang

12
asupan gizinya kurang akan mengakibatkan rendahnya daya
tahan tubuh yang dapat menyebabkan mudah sakit. Sebaliknya
pada orang sakit akan kehilangan gairah untuk makan,
akibatnya status gizi menjadi kurang. Jadi asupan gizi dan
penyakit mempunyai hubungan yang saling ketergantungan.
Kekurangan asupan makanan disebabkan oleh tidak tersedianya
pangan pada tingkat rumah tangga, sehingga tidak ada
makanan yang dapat dikonsumsi. Kekurangan asupan makanan
juga disebabkan oleh perilaku atau pola asuh orang tua pada
anak yang kurang baik.
2. Teori Segi Tiga Penyebab Masalah
Di samping teori dari Unicef seperti tersebut di atas, juga ada
teori lain tentang penyebab timbulnya masalah gizi. Teori
tersebut adalah teori tentang hubungan timbal antara faktor
pejamu, agen dan lingkungan. Agar seseorang dalam kondisi
status gizi yang baik maka ketiga faktor ini harus seimbang,
tidak boleh terjadi kesenjangan. Orang dengan status gizi baik
adalah orang yang kondisi tubuhnya seimbang antara pejamu,
agen, dan lingkungan. Ketidakseimbangan dari tiga faktor
tersebut akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi.
a. Pejamu
Pejamu (host) adalah faktor-faktor yang terdapat pada
diri manusia yang dapat mempengaruhi keadaan gizi.
Faktor-faktor yang termasuk dalam kelompok ini di
antaranya:
1) Genetik (keturunan), individu yang mempunyai
orang tua menderita kegemukan maka ada
kecenderungan untuk menjadi gemuk.
2) Umur, kebutuhan asupan gizi berbeda pada setiap
kelompok umur, misal kelompok umur balita
memerlukan lebih banyak protein dari pada

13
kelompok dewasa, dewasa lebih banyak
memerlukan vitamin dan mineral.
3) Jenis kelamin akan menentukan kebutuhan gizi
yang berbeda, misalnya wanita dewasa memerlukan
lebih banyak zat besi daripada pria.
4) Kelompok etnik, masyarakat pada golongan etnik
tertentu cenderung mempunyai pola dan kebiasaan
yang sama, oleh karena itu masalah gizi yang timbul
umumnya tidak jauh berbeda antar penduduk.
5) Fisiologik, kebutuhan gizi pada ibu hamil lebih
banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil.
Ibu hamil yang sedang terjadi pertumbuhan janin
memerlukan asupan gizi yang lebih banyak.
6) Imunologik, orang yang mudah terkena penyakit
adalah orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Daya tahan tubuh ini akan terbentuk apabila tubuh
mempunyai zat gizi cukup.
7) Kebiasaan menentukan kebutuhan gizi yang
berbeda pada setiap orang, misal kebiasaan berolah
raga akan memerlukan gizi yang lebih dibandingkan
individu yang kurang suka olah raga.

b. Agen
Agen adalah agregat yang keberadaannya atau
ketidakberadaannya mempengaruhi timbulnya masalah
gizi pada diri manusia. Agregat yang disebabkan oleh
ketidakberadaannya menimbulkan masalah gizi, misal
zat gizi, akibat kekurangan zat gizi tertentu dapat
menimbulkan masalah gizi misal kekurangan vitamin C
mengakibatkan sariyawan. Agregat yang lain misal
Kimia dalam tubuh (hormon dan lemak), tubuh
memerlukan hormon untuk proses metabolisme tubuh,

14
demikian juga lemak. Apabila tubuh kekurangan
hormon akan menimbulkan berbagai masalah.Agregat
yang karena keberadaannya menimbulkan masalah gizi,
di antaranya kimia dari luar tubuh termasuk obat-
obatan, zat kimia yang masuk dalam tubuh dapat
menimbulkan keracunan, atau dalam jumlah kecil tetapi
dikonsumsi dalam kurun waktu yang lama dapat
bersifat karsinogenik. Demikian juga penggunaan obat,
misal obat jenis antibiotik tertentu dapat mengganggu
absorpsi susu. Faktor psikis, keadaan kejiwaan akan
berpengaruh terhadap asupan gizi. Pada orang-orang
tertentu apabila sedang mengalami suasana tegang,
maka akan dikonvensasikan dalam bentuk makanan.
Keadaan biologis seseorang yang menderita penyakit
infeksi, kebutuhan gizinya akan meningkat karena zat
gizi diperlukan untuk penyembuhan luka akibat infeksi.
c. Lingkungan
Lingkungan (environment) dapat mempengaruhi
keadaan gizi seseorang. Keadaan lingkungan dapat
dibedakan dalam tiga keadaan, yaitu:
1) Lingkungan fisik, meliputi cuaca/iklim, tanah,
dan air. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
kesuburan tanaman yang merupakan sumber
makanan. Tumbuhan tidak dapat tumbuh subur
apabila ditanam pada lingkungan yang gersang,
akibatnya produksi makanan berkurang.
Demikian juga hewan tidak dapat tumbuh subur
pada lingkungan yang gersang.
2) Lingkungan biologis, lingkungan biologis akan
mempengaruhi ketersediaan zat gizi pada
masyarakat. Kepadatan penduduk dapat
mengakibatkan ketersediaan pangan yang

15
terbatas, karena terbatasnya produksi pangan ini
dapat menyebabkan ketidakseimbangan dengan
jumlah penduduk.Tanaman dan hewan yang
subur dapat memberikan persediaan pangan bagi
kebutuhan gizi pada masyarakat.
3) Lingkungan sosial ekonomi, yang tergolong
lingkungan sosial ekonomi yang dapat
mempengaruhi status gizi di antaranya adalah
pekerjaan, tingkat urbanisasi, perkembangan
ekonomi, dan bencana alam. Seseorang yang
mempunyai pekerjaan akan memperoleh
penghasilan yang bisa digunakan untuk membeli
makanan bagi dirinya dan keluarganya. Semakin
baik perkembangan ekonomi suatu wilayah akan
mempengaruhi pada tingkat ketersediaan pangan
masyarakat, yang akan meningkatkan status gizi.
Sebaliknya bencana alam akan mengakibatkan
kekurangan persediaan pangan yang dapat
menurunkan status gizi masyarakat. Keadaan
yang tidak seimbang dari ketiga faktor tersebut di
atas akan menyebabkan gangguan gizi. Terdapat
beberapa jenis gangguan gizi seperti kekurangan
energi dan protein(KEP), kekurangan vitamin A,
kekurangan zat besi yang dapat mengakibatkan
anemia, gangguan akibat kekurangan iodium
(GAKI) atau dapat juga menyebabkan gangguan
gizi lebih. Keadaan ini apabila tidak dilakukan
upaya penanggulangan akan mengakibatkan
rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Kondisi seimbang antara pejamu, agen, dan
lingkungan menghasilkan status gizi yang baik.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penanggulangannya tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis
dan pelayanan masyarakat saja. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
masalah gizi, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus
melibatkan berbagai sektor yang terkait. Menurut Waspadji yang
dikatakan status gizi optimal adalah adanya keseimbangan antara asupan
dan kebutuhan zat gizi.Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab
tingginya kematian pada bayi dan anak.Prevalensi yang tinggi banyak
terdapat pada anak-anak di bawah umur 5 tahun . Anak balita merupakan
kelompok umur yang rawan gizi. Kelompok ini merupakan kelompok
umur yang paling sering terjadi status gizi kurang. Balita merupakan salah
satu kelompok rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian
khusus, kekurangan gizi akan menyebabkan hilangnya masa hidup sehat
pada balita.

B. Saran
1. Diharapkan dapat melakukan upaya pemenuhan gizi sejak dini yakni
dengan memberikan air susu ibu (ASI) pada anak, memberikan gizi
yang seimbang pada keluarga yang disajikan pada menu setiap hari
dan memantau pertumbuhan anak dan perkembangan fisik dan fungsi
tubuh.
2. Diharapkan untuk selalu memperhatikan zat-zat gizi yang terkandung
dalam setiap makanan sehari-hari. Masalah Gizi berdampak buruk
pada perkembangan tubuh manusia iebaiknya kita harus memberi gizi
yang seimbang pada tubuh sehingga kita dapat hidup sehat

17
DAFTAR PUSTAKA

Par'i Holil M dkk . 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta Selatan. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Mutalazimah.M, dkk.Edukasi Pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan


Yodium (GAKY) Berbasis Media Pembelajaran Flipchart. Jurnal Warta
LPM.24(4):753-762.

Mulat Trimaya cahya, suprapto. Studi Kasus Pada Pasien Dengan


Masalah Kesehatan Ispa Dikelurahan Berombong Kecamatan Tamalate
Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.6(2):1385-1387.

Riswanti Ika. Media Buletin Dan Seni Mural Dalam Upaya Meningkatkan
Pengetahuan Tentang Obesitas.Jurnal Of Health Education.1(1):62-70.

Nisa Linda Syahadhatul, dkk. Penyebab Kejadian Kekurangan Energi


Kronis Pada Ibu Hamil Risiko Tinggi Dan Pemanfaatan Antenatal Care
Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Jember. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia.6(2):137-142.

18

Anda mungkin juga menyukai