Anda di halaman 1dari 77

Gizi pada Bayi dan Balita

Puri Kresna Wati, SST., MKM


BAYI
Ruang Lingkup
• Pertumbuhan dan perkembangan bayi

• Komposisi dan proporsi tubuh bayi

• Perkembangan sensori-motor

• Sistem pencernaan dan pencernaan makanan pada bayi

• Growth spurt pada bayi

• Pengaturan konsumsi makan pada bayi


Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

Pertumbuhan
• Dampak terhadap aspek fisik. Perubahan terhadap
hasl besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel, organ, ataupun individu.

Perkembangan
• Pematangan fungsi organ/individu. Bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan
Tumbuh kembang anak sudah dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa dengan ciri tersendiri, yaitu:

1. Tumkem adalah proses kontinu dari konsepsi sampai


maturnitas atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor
bawaan dan lingkungan.
2. Dalam proses tertentu terdapat masa percepatan atau
perlambatan, 3 Periode pertumbuhan cepat yaitu saat janin,
bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas.
3. Pola perkembangan antar anak sama tetapi kecepatannya
berbeda antara 1 dengan lainnya.
Kebutuhan dasar untuk TumKem :

Kebutuhan Fisik- Kebutuhan emosi/kasih


Biomedis (ASUH) saying (ASIH)

Kebutuhan simulasi
mental (ASAH)
Faktor yang berperan pada kebutuhan energy
dan zat gizi bayi :
1. Ukuran bayi
a. Ukuran tubuh kecil;, membatasi jumlah makanan yang dapat dikonsumsi bayi
setiap kali makan. Bayi membutuhkan makanan sedikit tapi sering
b. Area permukaan bayi yg luas menyebabkan RMRR (Resting Metabolic Rate
Relative) bayi tinggi dibandingkan orang dewasa sehingga diperlukan air,
energy dan zat gizi yang memadai.
2. Kecepatan pertumbuhan yang tinggi
Bayi mempunyai kecepatan pertumbuuhan tertinggi sepanjang siklus kehidupan
manusia. Ditandai dengan tingginya kebutuhan zat gizi per kg bb bayi. Pada masa
ini zat gizi yang memegang peranan penting terutama protein dan kalsium.
3. Immaturitas organ dan perilaku makan
Organ tubuh bayi yang belum mutu (ginjal dan system pencernaan) menentukan
jenis dan konsistensi makanan yang harus dikonsumsi. Makanan yang diberikan
pada bayi harus mengandung banyak air.
Komposisi & Proporsi Tubuh Bayi
Komposisi
Terdiri dari air, lemak, dan lean body mass (bukan lemak)
Mengalami perubahan dari waktu ke waktu  baru lahir: 70%
komposisi tubuh adalah air, 60% saat bayi berusia 1th.
Cairan ekstraseluler dan intraseluler akan terus berkurang
seiring meningkatnya lean body mess
Komposisi lemah lahir 16% dan jumlahnya semakin
bertambah secara perlahan  bayi perempuan mengalami
peningkatan yang lebih banyak disbanding laki-laki.
Proporsi
Perubahan proporsi tubuh yang jelas terlihat adalah ukuran
kepala. Terjadi juga pada kaki
Ukuran kepala pada bayi a/ ¼ dari ukuran tubuh bayi. Pada
saat dewasa ukurannya menjadi 1/8 adari total panjang
badan.
Ukuran kaki bayi saat lahir adalah 1/8 dari total badannya
dan saat dewasa memiliki ½ dari tinggi total.
Indikator Status Gizi
Berat badan terhadap umur (BB/U)
• BB/U rendah  ‘kekurusan (lightness)’,
• outcome  underweight.

Panjang badan terhadap umur (PB/U)


• PB/U mengukur pencapaian pertumbuhan linier bayi yang
menggambarkan kondisi gizi bayi pada masa lalu.
• PB/U rendah  ‘pendek (shortness)’,
• Outcome  stunting.

Berat badan terhadap panjang badan


• BB/PB rendah  kekurusan (thinnes),
• Outcome  wasting.

Lingkar kepala terhadap umur


• LK/U dapat digunakan sebagai indeks kurang energi protein kronis
pada usia di bawah dua tahun.
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
(Kemenkes RI, 2011)
Perkembangan sensori-motor
• Teori perkembangan Jean Piaget 
menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dan
menginterpretasikan objek dengan kejadian-
kejadian disekitarnya
• Hasil dari hubungan perkembangan otak dan
system nervous  pengalaman-pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya
Jean Piaget : Periode Perkembangan Anak

Periode Sensorimotor (0 – 2 th)

Periode Praoperasional (2 – 7 th)

Periode Operasional Konkret (7 – 11 th)

Periode Operasional Formal (≥ 11 th)


Periode Sensorimotor (0 – 2 th)

1-4 bln 4-8 bln


0-1 bln
Reaksi Sirkuler Reaksi Sirkuler
Reflek Sederhana
Primer Sekunder

18-24 bln 12-8 bln 8-12 bln


Internalisasi Reaksi Sirkuler Koordinasi Reaksi
Skema Tersier Sirkuler Sekunder
Usia Tahapan Karakteristik Contoh

0-1 bln Refleks Tingkah laku bayi bersifat  Refleks menghisap, ketika
sederhana spontan, refleks, dan tidak bayi diberikan rangsangan
sengaja, didasarkan pada diarea mulut.
adanya rangsangan dari  Refleks menggenggam,
luar yang ditanggapi secara ketika memberikan sentuhan
refleks. pada telapak tangan bayi.
1-4 bln Reaksi sirkuler Bayi mulai membentuk  Bayi mengemut jarinya
primer kebiasaan-kebiasaan sendiri
pertama. Kebiasaan dibuat  Menggerakkan kepala
dengan mencoba-coba dan kesumber suara yang
mengulang suatu tindakan didengarnya
/ refleks yang sederhana.  Mengikuti gerak benda
dengan matanya
Usia Tahapan Karakteristik Contoh

4-8 bln Reaksi Bayi mulai menjamah dan  Bayi yang menggerak-
sirkuler memanipulasi objek apapun gerakan mainan yang ada
sekunder yang ada di sekitarnya. Bayi ditangannya
semakin fokus dalam
keasyikan dengan dengan
diri sendiri.

8-12 bln Koordinasi Bayi sudah mulai  Bayi memindahkan


reaksi sirkuler menggunakan sarana untuk penghalang untuk
sekunder mencapai suatu tujuan dan mengambil benda yang dia
hasil yang diperoleh dari inginkan
koordinasi skema-skema  Bayi dapat mencari benda
yang telah ia ketahui. yang agak tersembunyi
Usia Tahapan Karakteristik Contoh

12-18 bln Reaksi Bayi semakin tergugah minatnya  Bayi mencoba


sirkuler tersier oleh berbagai hal yang ada pada menjatuhkan barang
benda-benda itu dan banyak hal yang dimaikannya
yang dapat dilakukan dengan
benda tersebut.
Akan mulai mencoba-coba
dengan Trial and Error untuk
menemukan cara baru.
18-24 bln Internalisasi Fungsi mental bayi berubah dari  Sadar akan gerakan
skema tahap sensorik-motorik murni suatu benda sehingga
menjadi tahap simbolis, dan bayi dapat mencarinya bila
mulai mengembangkan benda itu tidak
kemampuan. kelihatan lagi
Sistem pencernaan dan pencernaan
makanan pada bayi
• Karakteristik sistem pencernaan sebelum dan setelah
kelahiran
Aspek Intrauteri Ekstrauteri

Sistem Gastrointestinal Relatif Inaktif Aktif

Reflek makan Sudah ada, bayi menelan cairan Ada dan semakin baik,
amnion dan memperlihatkan Bayi sudah mampu mencerna dan
gerakan menghisap mengeliminasi ASI

Refleks peristaltik dan Pada bagian bawah abdomen Pada bagian bawah abdomen
Defekasi refleks peristaltik tidak aktif peristaltik sudak aktif, sehingga
sehingga tidak terjadi pengeluaran bayi mengeluarkan feses. Tidak
mekonium. Kecuali pada fetal adanya feses dalam 48 jam
distres pertama mengidikasikan obstruksi
isi usus
Pencernaan Makanan pada Bayi
• Air susu ibu secara gizi adalah yang paling unggul, aman
dari bakteri, dan sedikit menyebabkan alergi. Air susu ibu
juga mengandung faktor anti-infeksi dan sel-sel imun
• BBL  dipengaruhi oleh kematangan organ pencernaan
maka sangat dianjurkan untuk mengkonumsi ASI selama 6
bulan setelah kelahiran  ASI Eksklusif
Sistem Ekskresi
• Saat lahir bayi memiliki ginjal yang belum matang,
nefron ginjal baru sempurna pada saat bayi berusia satu
bulan.
• Namun bayi tetap mampu melakukan fungsi sekresi
dalam jumlah yang terbatas.
• Tubulus ginjal yang terdapat pada nefron bayi baru
berfungsi sempurna saat bayi berusia lima bulan.
Kelenjar pituitary juga menghasilkan antidiuretik
hormone (ADH) dalam jumlah yang masih terbatas,
sehingga bayi sulit untuk menahan buang air kecil.
Growth spurt pada bayi
 Fase pertumbuhan yang lebih cepat dari keadaan
normal.
 Waktu terjadinya growth spurt berbeda-beda.
Umumnya pada umur 7-10 hari, 2-3 minggu, 4-6
minggu, 3 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
 Bayi akan lebih sering rewel karena lapar  ibu
mengeluh bayinya menyusu lebih sering dan lebih
lama dari biasanya, bayi minta menyusu terus,
bayi tidak mau dilepaskan dari payudara ibu, dan
pola tidur bayi berubah ibu merasa cemas dan
risau, merasa ASI tidak cukup, bahkan merasa
memerlukan tambahan susu formula.
Menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), hal-
hal yang bisa ibu lakukan ketika bayi mengalami
growth spurt adalah sebagai berikut.
• Tetap percaya bahwa ASI cukup

• Ingat prinsip produksi ASI bahwa semakin sering ASI


dikeluarkan akan semakin banyak produksinya. Pada
fase growht spurt bayi sedang membantu ibu untuk
mempersiapkan sejumlah ASI yang diperlukan untuk
usianya.
• Susui bayi on demand sehingga payudara akan
terstimulasi untuk memproduksi asi lebih banyak.
• Ibu harus menjaga asupan makanan
Pengaturan konsumsi makanan pada bayi
 Usia 0-6 bulan
ASI eksklusif  kandungan gizi yang lengkap,
mudah dicerna, lebih higienis, risiko kematian
bayi akibat diare yang lebih rendah
Pada kondisi tertentu ASI tidak dapat
diberikan sehingga bayi memerlukan
Pengganti ASI (PASI).

PASI  susu formula yang dapat


berasal dari susu sapi maupun susu
kedelai yang diformulasikan sehingga
komposisinya mirip ASI.
• Usia 7-12 bulan
Kebutuhan yang semakin meningkat  ASI
tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan gizi
 memerlukan makanan tambahan yang
mendampingi ASI (MPASI).
Panduan memberikan MPASI menurut WHO
• ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan dan
memperkenalkan MPASI pada hari ke-180
• Melanjutkan ASI on demand hingga usia dua tahun

• Melakukan pemberian makan secara responsif


(responsive feeding) dan menerapkan psychosocialcare
• Menerapkan higienitas yang baik dan penanganan
makanan yang tepat
• Mulai memberikan MPASI pada usia 6 bulan (hari ke-
180)
• Tingkatkan konsistensi MPASI dan jenis bahan
makanan sambil disesuaikan dengan kebutuhan serta
kemampuan adaptasi bayi
• Tingkatkan frekuensi makan seiring dengan
bertambahnya usia bayi
• Berikan makanan yang beraneka ragam dengan
kandungan gizi yang kaya sehingga kebutuhan gizi
bayi terpenuhi
• Gunakan MPASI yang telah difortifikasi atau berikan
suplemen mineral dan vitamin yang sesuai
• Saat bayi sakit, tingkatkan konsumsi cairan dan
frekuensi menyusui
Membuat MPASI
• Serelia dan umbi-umbian

Sumber karbohidrat dan kaya vitamin B


• Sayur dan buah

• Daging dan telur

Sumber protein, lemak, dan zat besi


• Roti
BALITA &
PRA SEKOLAH
Gizi dan Tumbuh Kembang Anak

1
Stunting, penyebab

Kebutuhan gizi dan pola


KERANG
KA
2 dan akibatnya

konsumsi anak
prasekolah
4 PENYAJI
AN

3
Status gizi, infeksi dan tumbuh
kembang anak
Gizi dan Tumbuh
Kembang Anak
GIZI DAN TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH

• Gizi merupakan zat-zat yang terkandung di dalam makanan


dan sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat tumbuh dan
berkembang sebagaimana mestinya (Irianto, 2014).
• Anak prasekolah

Brown (2005) : masa pertumbuhan anak di atas usia 1 tahun


dibagi menjadi 2 tahapan yaitu masa Toddler dan masa
prasekolah. Periode umur untuk tahapan ini adalah 1-5 tahun.
Menurut Sunita Almatsier, Susirah Soetardjo dan Moesijanti
Soekatri (2011) : kelompok anak usia dibagi dalam 3 golongan
yaitu usia 1-3 tahun, 4-6 tahun dan 7-9 tahun. Usia 1-3 tahun
dan 4-6 tahun disebut sebagai usia pra-sekolah, sedangkan
usia 7-9 tahun sebagai usia sekolah.
Sosial
Gizi ekonomi
Jenis kelamin
(makanan)

Ras/suku
bangsa
keturunan Pertumbuhan

Tumbuh
Kembang
Perkembangan

Faktor dalam Faktor


eksternal
Ukuran Pertumbuhan
•usia 18 bln-3 thn, pertambahan rata-rata 2-3 kg
•usia 2 thn,mencapai sekitar 12 kg.
•usia 2,5 tahun BB sekitar 4x BBL
Berat Badan •Anak usia pra sekolah, BB naik setiap tahun
dengan 1,5-2 kg
•Cara mengukur

•usia 1 thn pB menjadi 71 cm


•usia 2 thn kec PB/TB kira-kira 5 cm
Tinggi Badan •Usia 5 thn TB sekitar 2 x PB sewaktu lahir
•Cara mengukur

• Sampai umur 1 thn px setiap 3 bln sekali


LK • Umur 12-27 bln px setiap 6 bln sekali
Ukuran Pertumbuhan

• usia 1 tahun 6-8 gigi susu


•2 tahun 14-16 gigi
Gigi •2,5 tahun 20 gigi
• masa anak prasekolah gigi susu mulai rontok,
tumbuh gigi permanen, mulai timbul karies gigi

•Presentase massa otot meningkat


Komposisi •Pertumbuhan sel otak mencapai 75% pd usia
2 thn
tubuh • usia 1-3 tahun presentase cairan tubuh
kurang lebih 59%
Ciri Perkembangan

• Perkembangan menimbulkan perubahan

• Pertumbuhan dan perkembangan pada


tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya
• Pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai kecepatan yang berbeda
• Perkembangan mem[unyai pola yang
tetap
Aspek Perkembangan Menurut
Badriah tahun 2011 :

• Hal-hal yg berhubungan dgn anak yg


Fisik bersifat fisik/motorik

• Segala yg memerlukan kegiatan berfikir,


Mental baik sederhana maupun kompleks

• Hal-hal berhubungan dengan perasaan


Emosional seseorang

• Berhubungan dgn kemampuan seseorang


dalam berhubungan dengan orang lain
Sosial
Tahapan perkembangan

Sumber : Buku KIA 2016


Tahapan perkembangan

Sumber : Buku KIA 2016


Tahapan perkembangan

Sumber : Buku KIA 2016


Pemantauan Tumbuh Kembang

Untuk memantau pertumbuhan dan


perkembangan dapat dilakukan di
posyandu, klinik, dll dengan
menggunakan buku KIA
Sumber gbr : buku KIA 2016
Stunting
Pengertian Stunting
• Dalam buku “Pendek (Stunting) di Indonesia, Masalah dan
Solusinya”, pendek diidentifikasi dengan membandingkan
tinggi seorang anak dengan standar tinggi anak pada
populasi yang normal sesuai dengan usia dan jenis kelamin
yang sama.

Sumber gbr : google


Anak dikatakan pendek (stunting) jika tingginya berada dibawah -2
SD dari standar WHO (Dewey & Begum, 2010 dan WHO, 2005).
Kecenderungan prevalensi pendek pada balita menurut
provinsi berdasarkan Riskesdas 2007, 2010 dan 2013

Tahun 2013, prevalensi pendek di Indonesia sebesar 37,2 % dengan


prevalensi tertinggi yaitu prov NTT dan terendah Riau
Kerangka Konsep Pendek
Penyebab dan Akibat

Sumber : Buku “Pendek (Stunting) di Indonesia, Masalah dan Solusinya” 2015


Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak oleh
Balitbangkes terhadap 220 ibu hamil
Penyebab stunting pada bayi
Penyebab stunting pada bayi

Faktor-faktor yang berpengaruh pertambahan berat badan


selama kehamilan
Penyebab stunting pada bayi
Penyebab stunting pada bayi
Status gizi, Infeksi dan
Tumbuh Kembang Anak
Penilaian Status Gizi Balita
• Hasil penilaian terhadap
pengukuran BB, TB dan Umur

• Status Gizi

• Disajikan dalam tiga


antropometri:
1. BB/U
2. TB/U
3. BB/TB
Penilaian Status Gizi Balita ditentukan dengan
menggunakan standar baku antropometri WHO
yaitu nilai standar Zscore
1. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U
Gizi buruk : Zscore < -3,0
Gizi kurang : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore <-2,0
Gizi baik : Zscore ≥ -2,0
2. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U
Sangat pendek : Zscore < -3,0
Pendek : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Normal : Zscore ≥ -2,0
3. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB
Sangat kurus : Zscore < -3,0
Kurus : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Normal : Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0
Gemuk : Zscore > 2,0
Penilaian Status anak umur 5-18 tahun

1. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U


Sangat pendek : Zscore < -3,0
Pendek : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Normal : Zscore ≥ -2,0

3. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator IMT/U


Sangat kurus : Zscore < -3,0
Kurus : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Normal : Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 1,0
Gemuk : Zscore ≥ 1,0 s/d Zscore ≤ 2,0
Obesitas : Zscore > 2,0
Pemantauan Pertumbuhan
Penentuan gangguan pertumbuhan
a. Berdasarkan 4 grafik pertumbuhan
• indikator status gizi berdasarkan BB/U

• indikator status gizi berdasarkan PB/U atau TB/U

• indikator BB/TB
Tabel Z Score

Sumber : Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Kemenkes RI 2014


Contoh penentuan status gizi

Sumber : Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Kemenkes RI


Sumber : Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Kemenkes RI
Sumber : Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Kemenkes RI
Pemantauan Pertumbuhan
b. Penentuan gangguan pertumbuhan berdasarkan tanda klinis
Tanda klinis marasmus dan kwashiorkor perlu mendapat perhatian
MARASMUS

Anak sangat kurus


Wajah seperti orang tua
Cengeng dan rewel
Rambut tipis, jarang, dan
kusam
Kulit keriput
Tulang iga tampak jelas
Pantat kendur dan keriput
Perut cekung

61
Sumber : Koes Irianto, 2014
KWASHIORKOR

Wajah bulat dan sembab


Cengeng dan rewel
Apatis
Rambut tipis, warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa
rasa sakit
Perut dan kedua punggung kaki
bengkak
Bercak merah kehitaman di
tungkai atau dipantat

62
Sumber : Koes Irianto, 2014
Penyakit Infeksi
• Dapat berupa: diare,ISPA, tuberculosis, campak, batuk

rejan, malaria kronis, cacingan.


• Berpengaruh terhadap absorbsi makanan dan nafsu

makan anak, menghabiskan energi dan protein anak untuk


pertumbuhan
• Kejadian infeksi yang sering menyebabkan pengurangan
status gizi dan perlambatan pertumbuhan anak sehingga
prevalensi stunting bertambah
• Sosial ekonomi,Perilaku keluarga dan lingkungan

mempengaruhi kejadian infeksi pada anak pra sekolah

• Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi stunting

bertambah pada usia anak prasekolah dibanding kelompok


bayi

• Data Susenas menunjukkan rata-rata anak balita yang sakit

3-4 hari lalu sekitar 36,8% sampai 49,3%

• Hal ini membuat gizi mereka terkuras, pertumbuhan

melambat dan prevalensi stunting bertambah


Kebutuhan Gizi dan Pola
Konsumsi Anak Prasekolah
Tabel Angka Kecukupan Gizi

Semakin bertambah umur


anak semakin bertambah
AKG yang dibutuhkan

Sumber : Permenkes No.75 th 2013


Jumlah Bahan Makanan Rata-rata sehari anak usia 1-6 tahun
didasarkan pada AKG

Sumber : Pedoman Gizi Seimbang Kemenkes RI th 2015


Faktor-faktor yang
harus diperhatikan
pada saat
pemberian makan

Sumber : Pedoman PMBA tahun 2015


Faktor-faktor yang
harus diperhatikan
pada saat
pemberian makan

Sumber : Pedoman PMBA tahun 2015


Faktor yang mempengaruhi pilihan makanan anak menurut Sunita Almatsier, dkk :
• Penerimaan makanan terhadap makanan dipengaruhi oleh status gizi, tingkat
kekenyangan, rasa makanan, pengalaman masa lalu dan kepercayaan terhadap
makanan tertentu
• Orang tua berpengaruh terhadap perilaku makan anak. Baik pada kesukaan
makanan maupun gaya.
• Tingkat pengetahuan gizi yg dipraktikkan pada perencanaan makanan keluarga
• Kebiasaan anak dipengaruhi oleh orang terdekatnya (orang tua, teman sebaya,
idola)
• Interaksi orang tua dan anak (aktif-responsif)
• Kemungkinan-kemungkinan lain (imbalan hadiah)
• Anak sehat dengan gizi baik akan mengkonsumsi makanan dlm jumlah energi yg
sesuai
• Pengaruh Televisi terhadap pola makan dan aktivitas anak (cemilan, iklan )

Sumber : Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan thn 2011


Perilaku Makan Normal Anak Sekolah menurut
Almatsier dkk :
o Kesukaan khusus terhadap makanan tertentu merupakan
hal yang biasa
o Nafsu makan anak pada periode prasekolah tidak menentu
dan tidak bisa diduga
o Menyukai makanan yg disiapkan dan dihidangkan secara
menarik dan disajikan dlm suasana menyenangkan
o Pemberian makan dan snack harus diatur waktunya
o Menyukai makanan kaya karbohidrat yg mudah dikunyah
(roti, biskuit, susu dan olahannya, sari buah dll)
o Fekuensi makan
o Menyukai makanan dlm bentuk sederhana, tdk banyak
bumbu dan diberikan pd suhu ruang
o Makanan hendaknya disajikan sedemikian rupa sehingga
anak
Sumber dpt memakan
: Gizi Seimbang dgn tangan
dalam Daur Kehidupan thn 2011
Masalah gizi dan masalah kesehatan anak
Anemia gizi besi

Kurang Vitamin A dan yodium

Sumber : Riskesdas 2013


Masalah gizi dan masalah kesehatan anak

• Gizi kurang
• Gizi buruk
Merupakan kondisi kurang gizi yg berlangsung sangat cepat pd waktu pertumbuhan.
Mengakibatkan tingkah laku yg tdk normal antara lain anak menjadi tdk responsif,
sulit berkomunikasi dan tdk energik (Koes Irianto, 2014)
• Gizi lebih
ciri-ciri : kelebihan kalori, akumulasi jaringan lemak berlebihan (Koes Irianto, 2014)
• Anemia gizi besi

Defisiensi besi dpt disebabkan kekurangan asupan besi, gangguan penyerapan,


perdarahan hebat, atau kehilangan darah berulang-ulang. Pada anak prasekolah dpt
menyebabkan tertundanya perkembangan fisik dan mental serta menurunnya
resistensi terhadap infeksi (Sunita Almatsier dkk, 2011)
Masalah gizi dan masalah kesehatan anak
• Kurang vitamin A

Balita dgn kekurangan vitamin A beresiko tinggi untuk megalami gangguan


pada mata yg pd tingkat berat disebut xeropthalmia, gangguan pertumbuhan,
kulit menjadi kering dan kasar, serta menurunnya tk kekebalan tubuh (Sunita
Almatsier dkk, 2011)
• Kekurangan yodium

Dpt mengakibatkan pertumbuhan terhambat yg dlm keadaan berat dpt


menyebabkan cebo (kretinitisme) dan kemampuan belajar kurang (dungu)
(Sunita Almatsier dkk, 2011)
• Karies Gigi

Karies gigi terutama disebabkan oleh terbentuknya karang gigi. Karies gigi
dpt dihindari bila asupan gula dikurangi (Sunita Almatsier dkk, 2011)
Kesimpulan
Status gizi anak bayi dan balita tidak terlepas dari status gizi ibu sewaktu
hamil bahkan sebelum pra konsepsi. Untuk itu, pemenuhan gizi
berdasarkan siklus hidup merupakan hal yang mutlak.

Sumber : Kemenkes RI 2016


Anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan
memperhatikan aspek asih, asah dan asuh dan tidak lupa PHBS.

ANAK SEHAT  TUMBUH


DAN BERKEMBANG
DENGAN BAIK

BERSIH DAN SEHAT


MAKANAN BERGIZI

77
Abas B. Jahari: Surveilens Gizi – SKD-KLB Gizi Buruk - Pemantauan Pertumbunan Balita

Anda mungkin juga menyukai