Anda di halaman 1dari 123

Gangguan akibat Kekurangan Energi dan

Protein
APA TUMBUH KEMBANG ITU ?
Tumbuh : bertambah BESAR anak.
Kembang : bertambah PANDAI anak.
PERTUMBUHAN

• Perubahan besar, jumlah , ukuran (KUANTITATIF)


• Dapat diukur : BB, TB, LLA, LK,
• Kecepatan pertumbuhan tidak teratur
• Ada periode kritis (janin, bayi, remaja)

CIRI PERTUMBUHAN

1. Perubahan ukuran
2. Perubahan proporsi
3. Hilangnya ciri2 lama
4. Timbulnya ciri-ciri baru
PERKEMBANGAN

1. Maturasi fungsi & ketrampilan (KUALITATIF)


2. Berlangsung seumur hidup
3. Proses belajar & rumit
4. Balita periode penting, tercepat, kritis, pengaruhi kembang lanjut
5. Perlu deteksi dini & stimulasi
Aspek Perkembangan Anak

1. Sensori : dengar, lihat, raba, cium, rasa


2. Gerak : kasar, halus, keseimbangan, koordinasi
3. Bicara, komunikasi, bahasa
4. Kognisi, kecerdasan
5. Kreativitas, seni
6. Kemandirian
7. Emosi, Sosial, Kerjasama & Kepemimpinan
8. Etika, budi pekerti, moral & spiritual
Pertumbuhan Ukuran Otak
The Developing Brain
• Brain cell formation is virtually complete
before birth –brain maturation is far from
over.
• Formation of connections among cells is the
next critical challenge.
Memupuk Kecerdasan Otak Anak

Brain growth spurt


(perkembangan otak yg sangat pesat) ada 2 tahap :

1. Sejak masuk trimester 3 kehamilan sampai lahir,


2. Sejak lahir sampai dengan tahun kedua

Lingkar kepala bayi baru lahir


1. Lingkar kepala 32-36 cm itu cenderung cerdas
2. < 32 cm cenderung kurang cerdas
3. > 36 cenderung hydrochephalus

Baru lahir 25%


Periode bayi : pertumbuhan sangat cepat
Tahun I : PB = + 50% s/d usia 4 tahun
• Laju pertumbuhan anak usia 1 s/d remaja antara
anak laki-laki & perempuan hampir sama

Anak usia 1 - 3 th + BB ; 2 – 2.5 kg


Dan TB ; + 12 cm/th

Periode latent
Usia 1 tahun Remaja
KONDISI KODRATI BALITA
 RENTAN  KARENA
PERTUMBUHANNYA SANGAT CEPAT &
MEMERLUKAN ZAT GIZI YANG TINGGI
 RENTAN  KARENA TERGANTUNG
DARI KEMAMPUAN PERAWATAN DARI
PENGASUH
 RENTAN  KARENA SISTEM
KEKEBALAN BELUM BERFUNGSI PENUH
 MUDAH TERKENA INFEKSI
 OLEH KARENA ITU  BALITA HARUS
DIKAWAL PERTUMBUHANNYA DENGAN
CERMAT & SEKSAMA OLEH POSYANDU
Tanda –Tanda Balita Sehat
A nak K arena
S ehat A nak
B ertambah B ertambah
U murnya T inggi Badannya

B ertambah B ukan Karena


B erat Badannya B ertambah

S esuai Alur Pita KMS G emuk


Kerusakan Otak Irreversible

Investasi
Investasi tepat waktu terlambat

100%

80%

“lost generation”

Ibu Hamil

lahir 2 th 5 th umur

Sumber : Ascobat
6 Gani , 2005 Mahlil Ruby
Pengaruhi Ekonomi dan Sosial Jangka Panjang
DETEKSI KESEIMBANGAN GIZI DI POSYANDU
Timbang SKDN/SKDT

Plot BB
N1
Buat grafik N N2

Interpretasi T T1
T2
T3

Cari kemungkinan penyebab

Tentukan penyebab

Evaluasi Tentukan tindak-lanjut


PENYEBAB GANGGUAN
PERTUMBUHAN BALITA (T)

1.DEMAM
2.PILEK, BATUK, SESAK NAFAS
3.DIAREA
4.INFEKSI TELINGA BERNANAH
5.TBC PARU
LANGKAH- LANGKAH
UNTUK MENURUNKAN
KEJADIAN GANGGUAN GIZI &
PERTUMBUHAN
 MENCEGAH GANGGUAN GIZI &
PERTUMBUHAN
 MENEMUKAN GANGGUAN GIZI &
PERTUMBUHAN
 MENANGANI GANGGUAN GIZI &
PERTUMBUHAN
POLA PERTUMBUHAN
N = Pertumbuhan baik
N1 : BB naik, grafik BB pindah
masuk ke pita diatasnya 
Tumbuh Kejar
N2 : BB naik, grafik BB tetap
pada pita yang sama 
T1
Tumbuh Normal
N2
T3
N1
T = Pertumbuhan tidak baik
T2 T1: BB naik, grafik BB pindah,
masuk ke pita di bawahnya
Tumbuh Tidak Memadai
T2 : BB tetap  Tidak Tumbuh
T3 : BB berkurang  Tumbuh
Negatif
Angiotensin
Resistin

PTE

Rentan Penyakit Infeksi


Penatalaksanaan Diet pd Penderita KEP

Definisi (Gizi Buruk) :


“Gizi Buruk secara antropometris dan atau Klinis adalah : Malnutrisi akut berat “
•Scr Klinis :
•Sangat kurus, lemah & otot tipis/habis
Atau
•Bengkak pada kedua kaki
•Scr Antropometri : (baku who antro).
•BB/PB : < -3 SD
•BB/PB < 70% median
•Atau LILA < 11, 5 cm (LILA anak usia 0-5 tahun relatif tetap)
Konsep Revitalisasi POSYANDU ????...
Target : Home Visit : 95% kasus gizi buruk tidak pernah mendapat
layanan POSYANDU

Tugas Pokok Kesehatan tentang Gizi Buruk

Menemukan semua kasus Mengobati semua kasus

CFR harus diturunkan karena gizi buruk <5% (WHO)


Pengenalan Klinis Cadangan Lemak dan otot Balita
Gizi Buruk

Depo cukup : Lemak dan otot bagus

• Acut malnutrisi :
• C < B + A ; defisit
• Kronik malnutrisi :
•C=B+A
Pengenalan Klinis Cadangan lemak dan otot balita
gizi Buruk
• Lemak dada, pinggul dan punggung tipis.
• Tampak iga depan, selangka dan TL. Panggul
• Tampak iga belakang, belikat, spina, Tl. Punggung
& Tl. Duduk
Lemak /otot anggota gerak tipis ; Bag. Atas lengan tampak
kecil.
Bag. Bawah tungkai tampak kecil.
Lemak daerah kepala Tipis : Geriatric Face
Lemak pipi habis-pipi tampak cekung.
Lemak mata habis-mata tampak cekung.

Penderita Gizi Buruk dg Komplikasi Kondisi Tubuhnya

TIDAK STABIL
OK ; itu harus
DISTABILISASI
POLA STATUS GIZI BALITA ANAK INDONESIA
(SUSENAS 2003)
1,5

1 Kota
Growth Faltering Desa
0,5

0
z-score BB/U
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
-0,5

-1

-1,5

-2
Umur (bulan)
Kasus Gizi Buruk, Kec. L. Abang, Bekasi
Fitria – Umur 18 bulan (Juli 1999),
BB : 5.1 Kg
Marasmus (+ ISPA)

Intervensi selama 9 bulan:


Perawatan + PMT: Rp 3000/hari
BB menjadi 10.5 kg.
Jika Kekurangan Karbohidrat
Gambaran klinis Gizi Buruk

Tulang iga tampak jelas

Pinggul << perut

Hipotrofi
Gambaran klinis Gizi Buruk

Baggy pants
Gambaran klinis Gizi Buruk

Baggy pants
Edema pada kwasiokor
Crazy Pavement Dermatosis
MALNUTRISI

JENIS
DERAJAT GANGGUAN

KRONIS AKUT BERAT

SEDANG RINGAN

GIZI BURUK
SEVERE MALNUTRITION (TYPE II
NUTRIENTS II)
- MARASMUS (WASTING)
- KWASHIORKOR - ZINC
- MARASMIK KWASHIORKOR - MAGNESIUM
-GROWTH RETARDATION - POTASSIUM
(STUNTING)

SPECIFIC DEFICIENCIES (TYPE I NUTRIENTS)

VITAMIN A : XEROPHTALMIA IRON : ANAEMIA


VITAMIN C : SCURVY IODINE : GOITRE / CRÉTINISM
VITAMIN B1 : BERIBERI SELENIUM
VITAMIN D : RICKETS COPPER
NIACINE : PELLAGRA
Komplikasi yg sering terjadi pada pasien
Gizi Buruk ;
 Hipoglikemia-Mengantuk
 Hipothermia-Badan dingin
 Dehidrasi-Diare/muntah
 Infeksi-ISPA
Sikap Orang tua thd komplikasi pada
Balita Gizi Buruk
 Tenang bila Anak Mengantuk
 Tenang,bila badan anak dingin
OK ; tenang maka anak tidak dibawa ke pelayanan kesehatan
Maka kebanyakan anak meninggal dengan tenang di RUMAHNYA
 CEMAS bila ada diare,sesak nafas, lemas, maka anak dibawa berobat
segera diobati dan diketahui bahwa anak menderita gizi buruk ,sehingga
kemungkinan hidup lebih besar.
KEADAAN FAAL SEL BALITA TIDAK GIZI BURUK

Keterbatasan
masukan zat gizi

• Transportasi elektrolit lintas membran dilakukan dg Produksi ATP


menggunakan E.ATP (pompa ATP)
menurun
• Dengan kekuatan pompa ATP maka tercipta kadar K
dan Mg didalam sel 10 x kadar K dan Mg di luar sel

K+ Mg++ 1 x
ATP Semua proses faal tubuh yg memerlukan ATP harus
beradaptasi
K+ Mg++

1x Terjadi Penururan dari proses :


Na+ Ca++ 10 x
• Transpor lintas membran
ATP • Biosinstesa ……Albumin
Na+ Ca++ 10 x • Kerja Mekanis ……Kontraksi Otot
• Transmisi Arus listrik …..Syaraf
KEADAAN FAAL SEL BALITA GIZI BURUK

• Transportasi elektrolit lintas membran sangat terganggu


• Akibatnya K dan Mg yg harus selalu dipertahankan di dalam sel akan hilang
• Akibatnya Na dan Ca yg harus selalu dipertahankan tinggi di extrasellular
dengan memakai E ATP mengalir masuk ke dalam sel dan tertimbun di dalam
sel tetapi rendah di luar sel
• AKIBATNYA : tubuh mengalami HYPERNATREMIA INTRASELLULAR

KONDISI ELEKTROLIT BALITA GIZI BURUK


1. HYPOKALEMIA : perlu tambahan Kalium
2. HYPERNATREMIA INTRASELLULAR : tetapi renddah di plasma , bahaya rehidrasi dengan
ORALIT/infus NaCl dengan kadar 0.9% , sehingga sebaiknya 0.45% NaCl…. Perlu RESOMAL
3. HYPOMAGNESEMIA, CUPRUM dan Zn.
PRINSIP REHIDRASI PADA BALITA GIZI BURUK

ATP NaCl
K+ Mg++ K+ Mg++
10 x

ATP
Na
Na+ Ca++ Decompensatio Cordis
Na+ Ca++
TATACARA PEMERIKSAAN BALITA GIZI BURUK

ANAMNESIS

AWAL :
 Kapan kejadian mata cekung
 Lama dan frekuensi muntah atau diare, serta tampilan dari bahan
muntah/diare
 Saat terakhir kencing
 Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin

LANJUTAN :
 Kebiasaan makan sebelum sakit saat ini
 Kebiasaan makan / minum / menyusui
 Jumlah konsumsi makanan dan cairan dalam beberapa hari terakhir
 Kontak dengan penderita campak / tbc
 Pernah sakit campak dlm 3 bulan terakhir
 Kejadian dan penyebab kematian pada kakak atau adik
 Berat badan lahir
 Tumbuh kembang / perkemb.Psikomotor: duduk, bersdiri dsb.
 Imunisasi
PEMERIKSAAN FISIK

• Tampak sangat kurus / Edema ?


• BB, PB atau TB, bandingkan dengan Tabel
• Pembesaran hati dan ikterus?
• Perut kembung, suara usus, dan abdominal splash ?
• Pucat yang sangat berat ? ( lihat terutama pada telapak tangan )
• Tanda shock (renjatan) : tangan-kaki dingin, nadi lemah, kesadaran
menurun
• Suhu tubuh : hipotermia atau demam
• Kehausan
• Mata : tanda defisiensi vitamin A
• Telinga, mulut dan tenggorokan : tanda-tanda infeksi
• Kulit : tanda infeksi / adanya purpura
• Frekuensi dan tipe pernafasan : gejala pnemonia atau gejala gagal
jantung
• Tampilan dan konsistensii tinja
PENENTUAN STATUS GIZI ANAK

•Klinis •Antropometri
(BB/TB)
•Gizi Buruk • Tampak sangat kurus dan  -3 SD
atau edema pada kedua
punggung kaki
•Gizi Kurang • -3 SD ―  -2 SD
•Gizi Baik •-2 SD ― +2 SD
•Gizi Lebih • +2 SD

•Penentuan status gizi secara Klinis dan Antropometri (BB/TB)


HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PADA
BALITA GIZI BURUK
TANDA BAHAYA dan
TANDA PENTING (A)

PENANGANAN AWAL
PADA FASE STABILISASI (B)

PENANGANAN LANJUTAN
PADA FASE STABILISASI ( C )

PENANGANAN
PADA FASE TRANSISI (D)

PENANGANAN
PADA FASE REHABILITASI (E)
TATALAKSANA DIET BALITA GIZI BURUK

 Cara Penyelenggaraan Diet

 Kebutuhan Gizi

 Jadwal Pemberian Makanan

 Pemantauan dan Evaluasi Pengobatan dan Diet

 Penyuluhan Gizi Pada Fase Tindak Lanjut


CARA PENYELENGGARAAN DIET PADA
BALITA GIZI BURUK

Cara penyelenggaraan diet:


 Melalui 3 fase : Fase stabilisasi, fase transisi dan fase rehabilitasi
 Kebutuhan Energi : 80 – 220 kkal/kgBB/hr
 Kebutuhan protein : 1 – 4 gram /kgBB/hr
 Pemberian suplemen vitamin dan mineral khusus, bila tidak ada diberikan
makanan sumber mineral tertentu
 Jumlah cairan 130 – 200 ml/kgBB/hr bila edema berat cairan yang
diberikan harus 100 ml/kgBB/hr
 Pemberian dapat peroral atau melalui pipa nasogastrik
 Porsi makanan kecil dengan frekuensi makanan sering
 Makanan fase stabilisasi harus hipoosmolar, rendah laktosa dan rendah
serat
 ASI diteruskan sampai usia 2 tahun
 Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi dan berdasarkan berat
badan, yaitu : BB < 7 kg diberi makanan bayi, BB  7 kg diberi makanan
usia balita
KEBUTUHAN GIZI BALITA GIZI BURUK
MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN

F A S E
ZAT GIZI STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
(hari ke 1-2) (hari ke 3 – 7) (minggu ke 2 – 6)
80 – 100 100 – 150 150 – 220
Energy
kkal/kgBB/hr kkal/kgBB/hr kkal/kgBB/hr
1 – 1,5
Protein 2 – 3 gram/kgBB/hr 3 – 4 gram/kgBB/hr
gram/kgBB/hr
130 ml/kgBB/hr atau
Cairan 100 ml/kgBB/hr bila 150 ml/kgBB/hr 150 – 200 ml/kgBB/hr
ada edema berat
Fe - - Beri tiap hari selama 4
Tablet besi / folat - - minggu untuk balita
(sulfas ferosus 200 mg + umur 6 bulan sampai 5
0,25 mg as Folat) tahun
Sirup besi (sulfas Dosis lihat Buku I
ferosus 150 ml) 1-3 mg
elemental
F A S E
ZAT GIZI STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
(hari ke 1-2) (hari ke 3 – 7) (minggu ke 2 – 6)
Vitamin A
Bayi umur < 6 bln ½ kapsul Vitamin A dosis 100.000 SI (warna Biru)
Bayi umur 6 – 11 bln 1 kapsul Vitamin A dosis 100.000 SI (warna Biru)
Balita umur 12 – 60 1 kapsul Vitamin A dosis 200.000 SI (warna Merah)
bln

PIRANTEL PAMOAT
Jika balita berumur 4
bulan atau lebih dan PIRANTEL PAMOAT (125
BERAT mg/tab)
belum pernah UMUR
BADAN (DOSIS TUNGGAL)
mendapatkan obat ini
dalam 6 bulan terakhir
4 – 9 bln (6 - < 8 kg) ½ tablet
dengan hasil
pemeriksaan tinjanya
positif, beri pirantel 9– 12 bln (8 - < 10 ¾ tablet
pamoat di klinik sebagai kg)
dosis tunggal
(DIBERIKAN PADA 1 – 3 th (10 - < 14 1 tablet
FASE TRANSISI) kg)
3 – 5 th (14 - < 19 1 ½ tablet
kg
JADWAL PEMBERIAN MAKANAN BALITA GIZI BURUK
MENURUT FASE

JUMLAH CAIRAN (ml)


WAKTU JENIS
FASE PEMBERIAN
FREKUENSI SETIAP MINUM
MAKANAN
MENURUT BB BALITA
Hari  F75/modifikasi/ 12 x
1–2 Modisco ½
 ASI Bebas LIHAT TABEL PEDOMAN
Stabilisasi
Hari F75/modifikasi/M 8x F-75
3-7 odisco ½
ASI Bebas
Hari  F100/modifikas 6x
8-14 i/Modisco LIHAT TABEL PEDOMAN
Transisi
I/Modisco II F-100
 ASI Bebas
JUMLAH CAIRAN (ml) SETIAP
WAKTU MINUM MENURUT BB BALITA
FASE PEMBERIAN
JENIS MAKANAN FREKU-ENSI

4 Kg 6 Kg 8 Kg 10 Kg
Minggu 2-6
Rehabilitasi

 F135/modifikasi/ 3x
Modisco III 90 100 - -
 ASI
Ditambah Bebas - - - -

BB < 7  Makanan lumat/


Kg makanan lembik 3 x 1 porsi - - - -
 Sari buah 1x

100 100 - -

F135/modifikasi/ 3x
Modisco III - - 150 175
ASI
Ditambah Bebas - - - -
BB > 7 Makanan lunak /
Kg makanan biasa 3 x 1 porsi
- - - -
Buah

1 – 2 x 1 buah
- - - -
Contoh :
 Kebutuhan energi seorang balita dengan berat badan 6 kg pada fase rehabilitasi adalah : 6 kg x 200
kkal/kgBB/hr = 1200 kkal/hr
 Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi dengan :
F-135 : 3 x 100 cc 3 x 135 kkal = 405 kkal
Makanan lumat/lembik 3 x 3 x 250 kkal = 750 kkal
Sari buah 1 x 100 cc 1 x 45 kkal = 45 kkal +
Total = 1200 kkal

Pada tahap Stabilisasi Penderita Gizi Buruk dengan Komplikasi


Sangat Rentan terhadap :
• Minuman/makanan bernatrium Tinggi
• Makanan berenergi tinggi
• Makanan berprotein tinggi
Syarat makanan / Minuman Tahap Stabilisasi :
• Kandungan energi : 75 kal/100 ml
• Kandungan protein : 0.9 g/100 ml
• Kandungan Kalium : 0.2 g/100 ml
• Kandungan Na : 0.45 g/ 100 ml
Ciri-ciri F 75
Kandungan energi ; 75 kal/100 ml
Kandungan Protein ; 0.9 g/100 ml
Kandungan KCl ; 0.2 g/100 ml

Ciri-ciri F 100 :
Kandungan energi ; 100kal/100 ml
Kandungan Protein ; 2.7 g/100 ml
Kandungan KCl ; 0.2 g/100 ml
KLASIFIKASI TANDA BAHAYA

Perhatikan Tanda Bahaya


Berkaitan dengan Denyut nadi, Pernafasan dan Suhu
Hubungi dokter apabila kejadian berikut ini muncul
Variabel Hasil Pengukuran Klasifikasi
Bila denyut nadi naik  25 kali / menit  Infeksi atau
Denyut nadi Nadi cepat : Denyut nadi > 160 kali/mnt (<1 tahun)  Gagal jantung (kemungkinan
dan Denyut nadi > 140 kali/mnt (>1 tahun) karena overhidrasi pada saat
pernafasan disertai pemberian makan atau
peningkatan pernafasan  5 kali / menit rehidrasi terlalu cepat)
Pernafasan cepat :
 60 kali/menit untuk balita usia < 2 bln
Pernafasan  50 kali/menit untuk balita usia 2 – 12 bln Pneumonia
 40 kali/menit untuk balita usia 12 bln sampai 5
tahun
Setiap kenaikan atau penurunan secara tiba-tiba.  Infeksi
Suhu aksiler < 36,5 C atau teraba dingin  Hipotermi (mungkin karena
Suhu infeksi atau tidak makan sama
sekali atau balita tidak
diselimuti)
Lihat pula tanda-tanda bahaya lain selain peningkatan denyut nadi,
pernafasan dan suhu, dibawah ini :

Anoreksia (kehilangan nafsu makan)


Perubahan kondisi mental (jadi letargi)
Jaundis/Ikterus (kuning pada kulit atau konjungtiva)
Sianosis (lidah dan bibir berwarna biru karena kekurangan
oksigen)
Sesak nafas, nafas cuping hidung dan retraksi otot-otot dada dan
supra eksternal
Perut kembung
Ada edema baru
Perubahan berat badan yang berlebihan (Penurunan/ Peningkatan)
Muntah terus
Bercak merah pada kulit (ruam)
HIPOGLIKEMIA
 Adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah yang sangat rendah.
 Balita gizi buruk, dianggap hipoglikemia bila kadar glukosa darah < 3
mmol/liter atau < 54 mg/dl.
 Hipoglikemia biasanya juga terjadi bersamaan dengan hipotermia.
 Tanda lain hipoglikemia adalah letargis, nadi lemah, dan kehilangan
kesadaran.
 Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan pucat sangat jarang dijumpai pada
balita gizi buruk.
 Kematian karena hipoglikemia pada balita gizi buruk, kadang-kadang hanya
didahului dengan tanda seperti mengantuk saja.
 Di unit pelayanan kesehatan yang belum mampu memeriksa kadar
glukosa darah, setiap balita gizi buruk yang datang harus dianggap
mengalami hipoglikemia. Oleh karena itu harus segera mendapatkan
perawatan dan penanganan sebagai penderita hipoglikemia.
CARA MENGATASI HIPOGLIKEMIA

TANDA CARA MENGATASI


SADAR  Berikan Larutan Glukosa 10% atau larutan gula
(TIDAK LETARGIS) pasir10%*) secara oral atau NG (bolus) sebanyak 50 ml
 Berikan Larutan Glukosa 10% secara intravena (iv)
sebanyak 5 ml x kgBB
TIDAK SADAR (LETARGIS)  Selanjutnya berikan Larutan Glukosa 10% atau larutan
gula pasir 10% secara oral atau NG (bolus) sebanyak 50
ml
 Berikan Larutan Glukosa 10% secara intravena (iv)
sebanyak 5 ml x kgBB
RENJATAN (SHOCK)  Selanjutnya berikan cairan intravena (iv) berupa infus
Ringer Laktat dan Glukosa 5 % dengan perbandingan 1 :
1 sebanyak 15 ml x kgBB untuk 1 jam

*) 5 gr gula pasir = 1 sendok teh munjung + air matang s/d 50 ml


Glukosa 10% (Dextrose 10%)
RL®
Komposisi :
Mengandung elektrolit mEq/L
Na+ = 130
Cl- = 108.7
K+ = 4
Ca++ = 2.7
Laktat = 28
Kemasan :
500 mL, 1000 mL

1:1
D5%
Komposisi:
Mengandung dekstrosa 50 g/L
Kemasan :
100 mL, 250 mL, 500 mL,
Sediaan Preparat Parenteral

Nama Kemasan Volume Tonisitas


D5% Fless 250, 500 & Isotonis
100 ml
D10% Fless 50 ml Hypertonis
D40% Ampul 25 ml Hypertonis
Komposisi dan Osmolaritas Cairan NPE

Nama OSM Na K Kalori Sumber Asam


Energi amino
Dextrose 5% 278 - - 200 D5% -

Martos 10 278 - - 400 Maltose -


10%
Ringer D5% 588 147 4 200 D5% -

D 10% 550 - - 400 D10% -

D 20% 1100 - - 800 D 20% -

Plasamin 772 34 0 300 D 7.5% 25

Intrafusin 3.5 790 61 30 240 S/xyl 3% -

Triparen#1 1300 5 45 930 G13-F6- -


x3%
Triparen # 2 1700 58 45 1168 G13-F8- -
x3%
aminovel 1300 35 25 400 S 10% 50
HIPOTERMIA

 Adalah suatu keadaan tubuh dimana suhu aksiler < 36,5 C.
 Cara mengukur suhu aksiler dengan meletakkan termometer selama 5 menit di
ketiak,
 Hipotermia biasanya terjadi bersama-sama dengan kejadian hipoglikemia
 Hipotermia dan hipoglikemia pada balita gizi buruk biasanya merupakan tanda
dari adanya infeksi sistemik yang serius
 Semua balita gizi buruk dengan hipotermia harus mendapat pengobatan untuk
mengatasi hipoglikemia dan infeksi
 Cadangan energi balita gizi buruk sangat terbatas, sehingga tidak mampu
memproduksi panas untuk mempertahankan suhu tubuh..
 Setiap balita gizi buruk harus dipertahankan suhu tubuhnya dengan menutup
tubuhnya dengan penutup yang memadai.
 Tindakan menghangatkan tubuh, adalah usaha untuk menghemat penggunaan
cadangan energi pada balita tersebut
Cara mempertahankan dan memulihkan suhu tubuh balita agar
tidak hipotermia :

Suhu tubuh 36,5 – 37,0 ºC


Keadaan ini pada balita gizi buruk dapat dengan mudah jatuh pada hipotermia, cara untuk
mempertahankan agar tidak hipotermia adalah :
1. Tutuplah tubuh balita termasuk kepalanya.
2. Hindari adanya hembusan angin di dalam ruangan perawatan.
3. Pertahankan suhu ruangan sekitar 25 – 30 C .
4. Usahakan agar balita tetap diselimuti pada malam hari.
5. Jangan membiarkan balita tanpa baju terlalu lama pada saat tindakan pemeriksaan dan
penimbangan .
6. Usahakan tangan dari pemberi perawatan pada saat menangani balita gizi buruk dalam
keadaan hangat.
7. Segeralah ganti baju atau peralatan tidur yang basah oleh karena air kencing atau keringat
atau sebab-sebab yang lain.
8. Bila balita baru saja dibersihkan tubuhnya dengan air, segera keringkan dengan sebaik-
baiknya.
9. Jangan menghangati balita dengan air panas dalam botol, hal ini untuk menghindari bila ibu
balita/pengasuh lupa membungkus botol dengan kain akan menyebabkan kulit balita
terbakar
Suhu tubuh < 36,5 ºC (hipotermia)

Cara untuk memulihkan penderita gizi buruk yang mengalami hipotermia adalah :
1.Bila suhu < 36,5 C harus dilakukan tindakan menghangati untuk mengembalikan kembali
suhu tubuh balita.
2.Pemanasan suhu tubuh balita yang hipotermis adalah dengan cara “kanguru”, yaitu dengan
mengadakan kontak langsung kulit ibu dan kulit balita untuk memindahkan panas tubuh ibu
kepada tubuh balita dan balita digendong serta diselimuti seluruh tubuhnya.
3.Pemanasan tubuh balita juga dapat dilakukan dengan menggunakan lampu. Lampu harus
diletakkan 50 cm dari tubuh balita.
4.Suhu tubuh harus dimonitor setiap 30 menit untuk memastikan bahwa suhu tubuh balita
tidak terlalu tinggi akibat pemanasan.
5.Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah mencapai 37 C.
TANDA
RENJATAN
• Adalah keadaan berbahaya yang ditandai dengan tubuh yangat sangat lemah, letargis,
kehilangan kesadaran, tangan dan kaki dingin serta nadi yang cepat dan lemah
• Penyebab dari renjatan yang paling sering adalah diare yang disertai dengan dehidrasi,
perdarahan dan sepsis.
• Bila sulit untuk mengukur nadi dapat digunakan pengukuran capilary refill.
• Pengukuran capilary refill dilakukan dengan cara menekan kuku pada ibu jari tangan selama
2 detik, sehingga warna kuku menjadi putih, selanjutnya tekanan dilepaskan sehingga warna
kuku menjadi semula.
• Bila perubahan warna putih menjadi merah kembali > 3 detik, maka capilary refill
dianggap lambat dan ini adalah tanda RENJATAN
TANDA-TANDA DEHIDRASI

No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN


Balita yang letargis tidak bisa bangun dan tidak waspada. Dia
1 Letargis tampak mengantuk dan tidak menunjukkan ketertarikan
terhadap kejadian disekelilingnya
Anak gelisah dan Balita selalu gelisah dan rewel terutama dia disentuh atau
2
rewel ditangani untuk suatu tindakan.
3 Tidak ada air mata Lihat ada air matanya atau tidak pada saat balita menangis
Mata balita yang gizi buruk selalu tampak cekung, mirip tanda
4 Mata cekung anak dehidrasi. Tanya ibu apakah mata cekung tersebut sudah
ada seperti biasanya ataukah baru beberapa saat timbulnya.
Mulut dan lidah Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk menentukan
5
kering apakah lidah dan mulutnya kering
Lihat, apakah balita ingin menyentuh cangkir saat anda beri
6 Haus ReSoMal. Saat cangkir itu disingkirkan, lihat apakah balita masih
ingin minum lagi ?
Gunakan ibu jari dan jari telunjuk saat mencubit kulit perut
bagian tengah antara umbilicus dan sisi perut. Posisikan tangan
anda sejajar/lurus dengan garis tubuh, bukan melintang. Tarik
Kembalinya cubitan /
7 lapisan kulit dan jaringan bawah kulit pelan-pelan. Cubit
turgor kulit lambat
selama 1 detik dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat (belum
balik rata), dikatakan cubitan kulit /turgor kulit lambat. (catatan
: cubitan kulit biasanya lambat pada anak “wasting”)
FORMULA WHO
(Untuk Gizi Buruk Tanpa Diare)
Bahan Per
F 75 F 100 F 135
Makanan 1000 ml
Formula WHO
Susu skim bubuk g 25 85 90
Gula pasir g 100 50 65
Minyak sayur g 30 60 75
Larutan Elektrolit ml 20 20 27
Tambahan air s/d ml 1000 1000 1000
NILAI GIZI
Energi kkal 750 1000 1350
Protein g 9 29 33
Laktosa g 13 42 48
Kalium mmol 36 59 63
Natrium mmol 6 19 22
Magnesium mmol 4,3 7,3 8
Seng mg 20 23 30
Tembaga (Cu) mg 2,5 2,5 3,4
% Energi Protein - 5 12 10
% Energi Lemak - 36 53 57
Osmolaritas mosm/l 413 419 508
MODIFIKASI FORMULA WHO
REHABILI-
FASE STABILISASI TRANSISI
TASI
Bahan F75 F75 F75
M½ F100 M1 M II F135 M III
Makanan I II III
Susu Skim
25 - - 100 - 100 100 - -
bubuk (g)
Susu full
- 35 - - 110 - - 25 120
cream (g)
Susu sapi
- - 300 - - - - - -
segar (ml)
Gula pasir (g) 70 70 70 50 50 50 50 75 75
Tepung beras
35 35 35 - - - - 50 -
(g)
Tempe (g) - - - - - - - 150 -
Minyak
27 17 17 25 30 50 - 60 -
sayur (g)
Margarin (g) - - - - - - 50 - 50
Larutan
20 20 20 - 20 - - 27 -
Elektrolit (ml)
Tambahan air
1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
s/d (ml)
Cara Membuat Larutan Gula 10 %
Larutan gula 10% dalam 50 ml
5 gr gula pasir
Tambahkan air sampai 50 ml.
ReSoMal
(Rehidration Solution for Malnutrition)
Cara membuat ReSoMal
Modifikasi ReSoMal
Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*) : 1 pak
Bubuk WHO-ORS utk 1 liter (*) : 1 pak
Gula pasir : 50 gram
Gula pasir : 50 gr
Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml
Bubuk KCl : 4 gr
Ditambah air sampai : 2 liter
Ditambah air sampai : 2 liter
Setiap 1 liter cairan Resomal : Na = 37,5 mEq,
Atau
K = 40 mEQ dan Mg = 1,5 mEq
Bubuk WHO-ORS siap pakai : 1 liter
(*) Bubuk WHO-ORS/1 liter : Nacl = 2,6 gram
trisodium citrat dihidrat = 2,9 gram Gula pasir : 50 gr
KCl = 1,5 g dan glukosa = 13,5 gram Lar. Elektrolit/mineral (**) : 40 ml
Cara membuat lar. Elektrolit/mineral Ditambah air sampai : 2 liter
(**) komposisi : Karena tidak mengandung
KCl : 224 gram Mg, Zn dan Cu,
Tripotasium citrat : 81 gram Diberi jus buah2an yang banyak
mengandung mineral, atau diberikan
MgCl2.6H2) : 76 gram
MgSO4 50 % I.m 1 x dosis 0,3 ml/kg BB
Zn acetat 2 H2O : 8,2 gram maksimum 2 ml.
CuSO4.5H2O : 1,4 gram
Ditambah air sampai : 2,5 liter
Resomal dapat dibuat secara sederhana dari Oralit
Modifikasi Oralit
Ditambah 10 g(1 sdt)
gula pasir

Ditambah air sampai


400 cc
(2 gelas air)

ORALIT 200 Each sachet contains : Potassium Chloride


0.3 g Sodium Chloride 0.7 g Sodium Bicarbonate 0.5 g
Anhydrate Glucose 4.0 g
ORALIT 1000 Each sachet contains : Potassium
Chloride 1.5 g Sodium Chloride 3.5 g Sodium
Bicarbonate 2.5 g Anhydrate Glucose 20.0 g
Cara Membuat Larutan Resomal Modifikasi dari Oralit
 Oralit per 200 cc memiliki konsentrasi Na 0.9%
 Karena Penderita KEP dalam fase stabilisasi
kelebihan Na intraselluler perlu dimodifikasi, yakni
diencerkan menjadi 2 kali volume sebenarnya yaitu
400 cc shg konsentrasi Na menjadi 0.45%
 Kadar ini secara empirik sesuai dengan kondisi
instabilitas elektrolit penderita KEP kemudian
tambahkan Kcl sebesar 0.8 g/400 cc dan gula pasir 10
g/400 cc.
Resomal : Mineral-Mix
 Mineral Mix terbuat dari bahan yang terdiri dari: KCl,
tripotasium citrat, MgCl2.6H2O, Zn asetat 2H2O dan
CuSO4.5H2O, bahan ini dijadikan larutan yang digunakan
dalam rangka penanggulangan anak gizi buruk. Mineral mix
ini dikembangkan oleh WHO dan telah diadaptasi menjadi
pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk di Indonesia. Mineral
mix digunakan sebagai bahan tambahan untuk membuat
Rehydration Solution for Malnutrition (ReSoMal) dan
Formula WHO

 ReSoMal adalah: Cairan yang diberikan kepada anak gizi


buruk yang menderita diare dan atau dehidrasi.

 Formula WHO adalah: Formula yang diberikan pada anak


penderita gizi buruk
Komposisi
No. Komposisi Zat gizi Kadar Satuan

1 KCl 1,792 gram

2 Tripotasium Citrat 0,648 gram

3 MgCl2.6H2O 0,608 gram

5 Zn asetat 2H2O 0,0656 gram

5 CuSO4.5H2O 0,0112 gram

Tiap kemasan dimaksudkan untuk membuat 20 ml larutan.


Cara Penggunaan
 1 Sachet Mineral Mix dilarutkan dengan
air matang sampai 20 ml akan
menghasilkan larutan elektrolit yang
siap ditambahkan ke dalam oralit untuk
membuat ReSoMal atau Formula WHO.
 Dosis, takaran dan cara pembuatan
lihat Buku Pedoman Tatalaksana Anak
Gizi Buruk, Buku I & II).
20 ml Mineral Mix

Oralit 1 bks + Gula pasir 10 gram (1 sdm)

Tambahkan air matang sampai 1000 ml


Nilai Gizi
1.
2.
3.
4.
5.
Contoh menghitung Kebutuhan bahan makanan untuk membuat
paket F 75 sebesar 400 CC.
(E = 300 kal, 3.6 g) diket Tp SS. Fc /100 g E : 504 kal dan Prot : 24.6 g

Nama Bahan Jumlah Bahan Energi (kal) Protein (g)


makanan (g)
Mis : Susu 3.6/24.6 x 100 g 2 14.6/100 x 504 3 400/100 x 0.9 = 3.6 1
Bubuk FC = 14.6 g = 73.6 kal
Gula Pasir 120 kal/364 kal x 40% x 300 kal 4 0
(30 – 60%) 100 = 32.9 g 5 = 120 kal
Minyak 106.4/902 x 100 300 –(120+73.6) 6 0
= 11.8 g 7 = 106.4 kal
Kcl 400/100 x 0.2 g 0 0
= 0.8 g
Air + air s/d 400 cc 0 0
Contoh menghitung Kebutuhan bahan makanan untuk membuat paket F
100 sebesar 400 CC.
(E = 400 kal, 10.8 g) diket Tp SS. Fc /100 g E : 504 kal dan Prot : 24.6 g

Nama Bahan Jumlah Bahan Energi (kal) Protein (g)


makanan (g)
Mis : Susu 10.8/24.6 x 100 g 43.9/100 x 504 3 400/100 x 2.7 = 10.8
Bubuk FC = 43.9 g 2 = 221.2 kal 1
Gula Pasir 80 kal/364 kal x 20% x 400 kal 4 0
(5 – 30%) 100 = 21.9 g 5 = 80 kal
Minyak 106.4/902 x 100 400 –(221.2+80) 6 0
= 11.8 g 7 = 106.4 kal
Kcl 400/100 x 0.2 g 0 0
= 0.8 g
Air + air s/d 400 cc 0 0
Contoh menghitung Kebutuhan bahan makanan untuk membuat
paket F 135 sebesar 300 CC.
(E = 405 kal, 9.9 g) diket Tp SS. Fc /100 g E : 504 kal dan Prot : 24.6 g

Nama Bahan Jumlah Bahan Energi (kal) Protein (g)


makanan (g)
Mis : Susu 9.9/24.6 x 100 g 2 40.2/100 x 504 3 300/100 x 3.3 = 9.9 1
Bubuk FC = 40.2 g = 202.6 kal
Gula Pasir 60.75 kal/364 kal 15% x 405 kal 4 0
(5 – 20%) x 100 = 16.7 g 5 = 60.75 kal
Minyak 141.65/902 x 100 405 –(202.6+60.75) 0
= 15.7 g 7 = 141.65 kal 6
Kcl 300/100 x 0.27 g 0 0
= 0.81 g
Air + air s/d 300 cc 0 0

F 135/100 cc = 135 kalori , Protein = 3-4 g


DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI UNTUK BALITA UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

DOSIS
BENTUK FORMULA Fe

TABLET BESI/FOLAT (sulfas ferosus 200 mg + 0,25 mg as Bayi usia 6 – 12 bulan 1 x sehari ¼ Tablet
folat) Anak balita usia 1 – 5 tahun 1 x sehari ½ Tablet
SIRUP BESI (sulfas ferosus 150 ml), setiap 5 ml Bayi 6 – 12 bulan 1 x sehari ¼ sendok the
mengandung 30 mg ion Fe++ Anak balita usia 1 – 5 tahun 1 x sehari ½ sendok teh

Catatan :
Zat besi atau Fe baru boleh diberikan setelah memasuki Fase Rehabilitasi
Zat Besi atau Fe diberikan setiap hari selama 4 minggu atau lebih
Dosis Fe : 1 – 3 mg Fe elemen/kg berat badan/hari
Periksa kadar hemoglobin untuk memastikan apakah ada anemia berat
Hentikan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian
Konsep Strategi Pola Pendampingan
Balita Gizi Buruk
Bagaimana mengukur Gangguan
Pada Penderita Gizi Buruk
 A : Antropometric.
 B : Biochemicle
 C : Clinic
 D : Dietetic
 E : Environment/Economic
•A : Antropometric.

• Istilah antropometri gizi pertama kali diperkenalkan


oleh Brozek (1956) dalam bukunya ” Body
Meassurements and Human Nutrition” kemudian
didefinisikan oleh Jellife (1966) sebagai : ” ukuran dari
variasi dimensi fisik dan komposisi dari tubuh
manusia yang berbeda menurut umur dan derajat gizi
” (Rosalind S. Gibson, 2005).
• Antropmetri adalah ilmu pengetahuan tentang
pengukuran ukuran, berat dan proporsi tubuh
manusia (Dorice M , Czajka-Narins, 1996
PENENTUAN STATUS GIZI
SECARA ANTROPOMETRI (ANAK)

INDEKS ANTROPOMETRI

 BB/U MENGGAMBARKAN ADA / TIDAK


ADANYA GANGGUAN GIZI UMUM
 TB/U MENGGAMBARKAN ADA / TIDAK
ADANYA GANGGUAN GIZI KRONIS
 BB/TB MENGGAMBARKAN ADA /
TIDAK ADANYA GANGGUAN GIZI AKUT
B : Biochemicle
Status Gizi Biokimia
”pemeriksaan status gizi dengan pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai jaringan tubuh” .
• Jaringan Tubuh : darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati
dan otot.
No. Parameter Anemia Defisensi Normal
Besi

1. Laki-Laki
Dewasa < 13 g / dl 15 g/dl

Wanita
Dewasa < 12 g / dl 13 – 14 g/dl
(Tidak Hamil)
Wanita
Dewasa < 11 g/dl 12 g/dl
(Hamil)
Kadar Plasma Vitamin A

No. Parameter Batasan Cukup

1. Semua Umur 10 – 19 (mg/100 0,2 +


ml)
Substrate
(Reduced) NAD+ FMNH2

CoQ Fe3+
Fe2+ Fe2+ O2
FMN
Substrate NADH
Cyto c Cyto a + a3
(Oxidized) Complex I Cyto b

Fe3+ H2O
Fumarate FADH2 Fe3+
Fe2+
CoQH2
Complex III Complex IV

Succinate FAD

Complex II
Diagnosa Anemia defisiensi Besi, WHO menetapkan kriteria sebagai berikut

No. Parameter Anemia def. Besi Normal

1 Hemoglobin < 13 15 g/dl


Laski-laki Dewasa < 12 13 – 14 g/dl
Wanita Dewasa (tidak <11 12 g/dl
hamil)
Wanita Dewasa (hamil)
2 MCHC < 13% 32 -35%

3 Serum Iron (SI) < 50 80 – 160 ugr%

4 TIBC > 400 250 -400 ugr%

5 Jenuh Transferin < 15 30 -35%

6 Ferritrin Serum < 12 12 – 200 ugr/l


WHO juga membuat derajat keparahan anemia pada
kehamilan yaitu ;

Kriteria Anemia Kadar Hemoglobin

Anemia Ringan 10 – 11 g/dl

Anemia Sedang 7 – 10 g/dl

Anemia Berat < 7 g/dl

• MCV (Volume sel rata-rata) : Nilai normal 70 -100 fl, mikrositik < 70 fl dan
makrositik > 100 fl.
• MCH adalah berat hemoglobin rata-rata dalam 1 eritrosit . Nilai normal 27-31 pg,
mikrositik hipokrom < 27 pg dan makrositik > 31 pg.
• MCHC adalah konsentrasi hemoglobin eritrosit rat-rata. Dihitung dengan
membagi hemoglobin dengan hematokrit. Nilai normal 30-35% dan
Hipokrom < 30%.
Status Gizi Clinic
” metode penilaian yang didasarkan pada perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi ”
• Dilakukan dengan pengamatan pada jaringan epitel (supervicial epithel tissue)
seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral.

Hal-Hal yang diperhatikan Kemungkinan Kemungkinan Kelebihan


Defisiensi
Rambut
Pudar, kering, mudah patah, mudah Protein
dicabut (tanpa rasa sakit) Protein, Zn,
Rambut rontok Biotin Vitamin A
Tanda bendera (hilangnya pigmen Protein, Cu
rambut pada sekeliling kepala )
Kepala dan Leher
Ubun-ubun cembung (pada bayi) Vitamin A
Sakit kepala Vitamin A, D
Epistaksis (mimisan ) Vitamin K
Pembesaran tiroid Yodium
Hal-Hal yang diperhatikan Kemungkinan Defisiensi Kemungkinan Kelebihan

Mata
Xerosis (kekeringan) pada Vitamin A
konjungtiva dan kornea
Konjungtiva pucat Fe
Sklera biru Fe
Vaskularisasi kornea Vitamin B2
Mulut
Keilosis atau stomatitis Vitamin B2
Angular (lesi pada sudut mulut)
Glositis (lidah merah dan sakit )
Gingivitis ( peradangan pada Niasin, asam folat, Vit.B12, Vit.
gusi ) lainnya
Hipogeusia, disgeusia ( rasa Vitamin C
pengecapan berkurang,
pengecap-an buruk ) Zn
Karies dentis
Bintik-bintik hitam pada gigi
Atrofi papila lidah Flour
Flour
Fe, Vitamin B
Hal-Hal yang diperhatikan Kemungkinan Defisiensi Kemungkinan Kelebihan

Kulit
Kering, bersisik Vit. A, Zn, EFA Vit. A
Hiperkeratosis folikularis ( me- Vit.A, EFA, Vit. B
nyerupai bulu roma yg berdiri)
Lesi eksematosa
Petekia, ekimosis Zn
Sebore nasolabialis ( Vit. C, K
berminyak, bersisik pada Niasin, Vit. B2, Vit. B6
daerah di antara hidung dan
bibir atas )
Kulit lebih gelap dan mengelu-
pas pada bagian yang terkena Niasin
matahari
Penyembuhan luka yang
lambat Protein, zn, Vit. C
Hal-Hal yang diperhatikan Kemungkinan Defisiensi Kemungkinan Kelebihan

Kuku
Koilonikia ( kuku berbentuk Fe
sendok )
Rapuh, mudah pecah Protein
Jantung
Pembesaran, takikardia, Vitamin B1
kegagalan jantung
Jantung kecil Kalori
Kegagalan jantung mendadak, Se
kematian
Aritmia
Hipertensi Mg, K, Se
Ca, K Na

Abdomen Protein Vitamin A


Hepatomegali Protein
Asites
Hal-Hal yang diperhatikan Kemungkinan Defisiensi Kemungkinan Kelebihan

Ekstremitas, Otot Rangka


Kehilangan massa otot ( teruta-ma bagian Kalori
temporal )
Edema Protein, Vitamin B1
Nyeri tekan pada betis Vit . B1 atau C, biotin, Se
Iga berbentuk manik-manik, atau ”rachitic Vitamin C, D
risary” (anak-anak)
Nyeri tekan pada tulang dan per-sendian Vit. C, D, Ca, P Vitamin A
Kaki X, kaki O, tulang yang rapuh Vit. D, Ca, P, Cu
Neurologi
Parestesia ( sakit dan perasaan geli atau Vit. B1, B6, B12, Biotin
sensasi yang berubah pada anggota gerak )
Lemah
Ataksia, penurunan perasaan getaran dan Vit. C, B1, B6, B12, Kalori
posisi Vit. B1, B12
Tremor
Perurunan refleks tendon Mg
Konfabulasi, disorientasi Vitamin B1
Mengantuk, letargi Vitamin B1
Depresi Vitamin B1 Vitamin A, D
Vitamin B1, Biotin
Status Gizi DietetiC

“ penilaian status gizi dengan menilai pola konsumsi pangan individu “


• Dapat dilakukan dengan wawancara dan pengamatan langsung

Ingatan Pangan 24 jam (24-hour food recall)


“ Mengingat kembali dan mencatat jumlah serta jenis pangan dan minuman yg telah
dikonsumsi selama 24 jam, merupakan metode pengumpulan data yang paling
banyak dan mudah dilakukan “
Contoh Form :

Waktu Nama Bahan Jumlah yang makan Rata-rata/orang


makan Makanan
Jenis Banyaknya
(jam)
URT gram
Pagi

Siang

Malam
Kuisioner Frekuensi Pangan (food frequensi quistionare /FFQ)
“ adalah metode melengkapi data yang tidak diperoleh dari 24-hour food recall”
• Individu diberi tuga melaporkan frekuensi makanan yang lazim dikonsumsi
berdasarkan daftar makanan dalam periode tertentu
• Data yang diperoleh dg FFQ merupakan data frekuensi : berapa kali sehari,
seminggu atau sebulan orang menyantap makanan tertentu.
Contoh FFQ :

Jenis Makanan Jumlah yang disantap sepanjang tahun terakhir


A B C D E F G H I
Kelompok Makanan Serealia
Beras giling
Beras kukus
Beras ketan giling
Beras ketan kukus
Beras ketan Tape
Beras Merah kukus
Tepung terigu
Mie/mishoa
Jagung
Kentang
dst

A. Tidak pernah atau kurang dari sekali sebulan


B. 1-3 kali sebulan
C. 1 kali seminggu
D. 2 - 4 kali seminggu
E. 5 -6 kali seminggu
F. Sekali sehari
G. 2 – 3 kali sehari
H. 4 – 5 kali sehari
I. Lebih dari 6 kali sehari
Inadequate
dietary intake

Weight loss
Appetite loss Growth
Nutrient loss faltering
Malabsorption Lowered
Altered immunity
metabolism
Mucosal
damage
Disease:
- incidence
- duration
- severity
Malnutrition Infection Cycle
(Tomkins & Watson 1989)
Status Gizi menurut faktor
environment

“ adalah mengukur status gizi dari ukuran dampak yang terjadi menurut ukuran-ukuran
statistik (vital statistik):
• Secara garis besar ada dua :
• Angka kematian ( mortality)
• Angka Kesakitan (morbidity)
• Angka vital yang lebih mendekati status gizi adalah :
• Angka kematian pada kelompok umur tertentu (age spesific mortality rate)
• Angka kematian karena penyakit tertentu (cause spesific Mortality rate)
• Angka kesakitan karena penyakit tertentu
• Misalnya :
• Angka kematian umur 2-5 bulan dapat menggambarkan pemberian MPASI yg
tidak benar, KEP, serta vitamin dan mineral dan diare.
• Angka kematian umur 1 – 4 tahun berhubungan langsung dengan status gizi di
negara berkembang.
• Angka kematian umur 13 – 24 bulan dapat berhubungan dengan penyapihan,
peralihan atau perubahan pola makan jumlah dan kualitas , keadaan gizi
• Angka kematian karena gizi buruk, diare, infeksi, kecacingan dsb.
• Angka cakupan kunjungan balita ke posyandu terhadap penyakit infeksi dan status
gizi.
Langkah Berikutnya perlu
“Nutritional Diagnostic”
setelah Assessement Data
!!!!!
A 4-Step Process
 Nutrition Assessment
 Nutrition Diagnosis
 Nutrition Intervention
 Nutrition Monitoring and Evaluation
The NCP- P-E-S Statement

Nutrition Nutrition Nutrition Monitoring/


Assessment Diagnosis Intervention Evaluation

Problem Etiology Signs/


Symptoms
The P-E-S Statement
 Problem: The nutrition diagnosis
 Etiology: The cause of the problem
 Signs: What the clinician sees
 Symptoms: What the patient/client tells you

So, we have the problem, which is related to the


etiology, and is evidenced by, the signs and
symptoms
Intervensi Gizi Balita Gizi Buruk
Assumsi Kritis di Lapangan :
1. Defesiensi Gizi Energi protein Ringan
2. Defesiensi Gizi Energi protein
Sedang??
3. Defesiensi Gizi Energi protein Buruk
tanpa Komplikasi/penyulit.
4. Defesiensi Gizi Energi protein Buruk
dengan Komplikasi ?????
MEMULIHKAN SEMUA KASUS
GIZI BURUK
• MENYIAPKAN SISTEM RUJUKAN YANG BAKU
• MENYIAPKAN PUSAT STABILISASI (TFC) YANG MAMPU
MELAKSANAKAN  10 LANGKAH TATALAKSANA GIZI
BURUK
• MENYIAPKAN PUSAT (PANTI) PEMULIHAN GIZI DI
MASYARAKAT UTK ANAK KURUS (WASTED) & GIZI
BURUK  PGBM
• MENYIAPKAN ANGGARAN, TERMASUK BIAYA MAKAN
IBU YG MENUNGGUI DI TFC
• DIANGGAP BERHASIL, BILA ANGKA KEMATIAN KASUS
(CFR)  < 5 %
Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi
KELUARGA
MASYARAKAT dan PELAYANAN
KESEHATAN
LINTAS SEKTOR
SELURUH KELUARGA
Sehat, BB Naik (N)
Intervensi 1. Penyuluhan/Konseling Gizi;
jangka a. ASI Eksklusif dan MP-ASI
menengah/ b. Gizi seimbang POSYANDU
panjang
c. Pola asuh ibu dan anak • Penimbangan
2. Pemantauan pertumbuhan anak
3. Penggunaan garam beryodium
(D)
balita Sakit, Gizi Buruk
(Komplikasi)
emua • Konseling
4. Pemanfaatan pekarangan Balita • Suplementasi gizi
5. Peningkatan daya beli Punya
• Pelayanan
(T),
Gizi Kurang
Intervensi KELUARGA MISKIN KMS • kesehatan dasar
Kunjungan Rumah
(Kurus)
Puskesmas
jangka 6. Bantuan pangan darurat;
pendek, Rumah Sakit
a. PMT balita, ibu hamil
darurat (Pusat Stabilisasi)
b. Raskin
•PMT Terapi / Biasa
•Periksa Kesehatan
Sehat, BB Naik (N) •Konseling (KIE)

Sembuh perlu PMT


Sembuh, tidak perlu PMT
Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi
PENANGANAN GANGGUAN GIZI AKUT
BERBASIS MASYARAKAT (CTC)
SKRINING
BB/TB,
LILA
< - 2 SD s/d ≥ - 3 SD < - 3 SD atau
atau Lila < 12,5 cm ≥ - 3 SD dg edema
pada 2 kaki
atau Lila < 11,0 cm
Komplikasi Tanpa Komplikasi

PMT Biasa
(Supplementary Feeding) Tanpa Komplikasi Komplikasi
Pengobatan, KIE

PMT Terapi
SEMBUH BB/TB ≥ - 3 SD Pengobatan Stabilisasi
BB/TB ≥ - 2 SD & Edema -- KIE
MENCEGAH KEJADIAN KASUS GIZI
BURUK
1. MENINGKATKAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
MELALUI  REVITALISASI POSYANDU 
MENINGKATKAN D/S
2. MENYAMAKAN & MEMANTAPKAN PEMAHAMAN
POLA TUMBUH BALITA DENGAN MEMAKAI KARTU
MENUJU SEHAT (KMS)  5 POLA TUMBUH
3. MENINGKATKAN  PENGENALAN DINI
PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN DNG KMS DI
POSYANDU  T1, T2, T3
4. MELAKUKAN TINDAK LANJUT TERHADAP
PENYIMPANGAN DINI PERTUMBUHAN DENGAN
MEMBERIKAN PENGOBATAN & NASEHAT
PEMBERIAN MAKANAN & MINUMAN SEHAT 
PADAT GIZI  T  N1
KONSEP KEPADATAN
ENERGI

 HITUNG KANDUNGAN ENERGI &


PROTEIN SEMUA BAHAN MAKANAN
SEBELUM DIOLAH & TIMBANG
BERATNYA DI DALAM BEJANA
MEMASAK
 OLAH SEMUA MAKANAN TERSEBUT
 TIMBANG KEMBALI MAKANAN
SETELAH MASAK DI DALAM BEJANA
MEMASAK
 BAGI NILAI ENERGI DENGAN BERAT
MAKANAN MASAK  DINYATAKAN
DALAM KALORI / GRAM
Filosofi Dasar Klasifikasi Densitas
Energi dalam Makanan untuk terapi
gizi buruk didasarkan pada;
 Rendah : <1.8 kcal/g
 Sedang : 1.8 - 3 kcal/g
 Tinggi : > 3 kcal/g
KEPADATAN ENERGI (KE)
Σ ENERGI BAHAN MAKANAN (KAL)
KE = ------------------------------------------------
Σ BERAT MAKANAN MASAK (GRAM)

 ASI atau PASI  0,7 KAL/GRAM


 MP-ASI  1,0 KAL/GRAM
 MAKANAN BIASA  1,5 KAL/GRAM
 MAKANAN PADAT ENERGI  > 1,5 KAL/GRAM
PROTEIN ENERGI RATIO (PER)
BERAT PROTEIN X 4 KAL
 PER = --------------------------------------- X 100 %
TOTAL ENERGI MAKANAN

 UTK ORG DEWASA SEHAT  8 – 10 %


 UTK BALITA SEHAT  10 – 12 %
 BALITA SAKIT  12 – 15 %
 DEWASA SAKIT  10 – 12 %
PEMBERIAN ZAT GIZI MIKRO

1. VIT A  HARI KE 1, DOSIS SESUAI UMUR. BILA ADA


GEJALA MATA ATAU CAMPAK DLM 3 BULAN TERAKHIR
 BERIKAN PD HARI KE 1, 2 & 15
2. BERIKAN VIT B KOMPLEKS & VIT C  50 MG / HR SAMPAI
BB/TB ≥ - 2 SD
3. BERIKAN ASAM FOLAT, HARI KE 1 5 MG, HARI KE 2 S/D
BB/TB  ≥ - 2 SD SEBANYAK 1 MG/HR
4. BERIKAN Zn  TABLET ATAU SIRUP  10 MG/HR
SAMPAI BB/TB ≥ - 2 SD
MAKANAN YANG SESUAI UNTUK
REHABILITASI & TUMBUH KEJAR
ADALAH F-100

 BERISI ENERGI 100 Kal / 100 ml

 BERISI PROTEIN 2,2 - 2,9 g / 100 ml

 BERISI KCl 0,2 g / 100 ml


DOSIS PEMBERIAN PMT

PMT TERAPI  DIBERIKAN 3 X 200


KALORI/ HARI DALAM BENTUK F100 
SELAMA ± 60 HARI SAMPAI  BB/TB > -
3SD

PMT BIASA (SUPPLEMENTARY


FEEDING)  DIBERIKAN 2 X 200
KALORI/HARI DALAM BENTUK
MODISSCO 1  SELAMA ± 30 HARI
SAMPAI BB/TB ≥ - 2 SD.
TITIK KRITIS MENYUSUN MENU
MAKANAN TUMBUH KEJAR
 Kumpulkan potensi : ketersediaan makanan
sumber energi utama Karbohidrat (bahan
makanan pokok)
 Kumpulkan potensi utama bahan makanan
sumber protein (hewani dan nabati)
 Kumpulkan potensi utama bahan makanan
sumber lemak (minyak) ini kata KUNCI
PENTING MEMBUAT MAKANAN PADAT
ENERGI TIDAK “BULK”/”VOLUMENUS”
 KUMPULKAN POTENSI bahan makanan sumber
vitamin & mineral (sayur dan buah).
KEPADATAN ENERGI & PROTEIN ENERGY RATIO (PER)
JUMLAH JUMLAH ENERGI ENERGI
JENIS BAHAN BAHAN PROTEIN PROTEIN TOTAL
NASI PUTIH 50 GRAM

FILET IKAN 50 GRAM

MINYAK GORENG 20 GRAM

BAWANG PUTIH 1 SIUNG

BAWANG MERAH 2 SIUNG

KUNYIT 1 RUAS JARI

GARAM SECUKUPNYA

BAYAM 10 GRAM

WORTEL 10 GRAM

JUMLAH
JADWAL MAKAN
JADWAL IDEAL

06.30 09.30 12.30 15.30 18.30 21.30

MAKAN SNACK MAKAN SNACK MAKAN SNACK


PAGI PAGI SIANG SORE MALAM MALAM1
20% 10% 30% 10% 20% 0%

Jangan Pernah Anggap Remeh Jadwal Pemberian Makanan pada


Terapi Nutrisi gizi Buruk, …!!!

PENTING MENJADI TITIK KRITIS


PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DAN BEBAN
METABOLISME…
MENEMUKAN SEMUA KASUS GIZI BURUK
• MELALUI USAHA BERSAMA ANTARA PEMDA & MASYARAKAT
• MEMAKAI KRITERIA YANG SAMA
• MELALUI BERBAGAI SARANA :
a. PELAYANAN KESEHATAN :
RS, PUSKESMAS, POLINDES
b. MELALUI POSYANDU
c. KUNJUNGAN RUMAH “TERARAH” KE
KELUARGA BALITA YANG JARANG /
TIDAK BERKUNJUNG KE POSYANDU
PENGELOLAAN
BALITA MALNUTRISI AKUT
1. BILA BB / PB >= - 2 SD - PENIMBANGAN
2. BILA BB / PB < - 2 SD - PMT BIASA
3. BILA BB / PB < - 3 SD :
a. DENGAN KOMPLIKASI :
- RAWAT INAP - STABILISASI
- PMT TERAPI - F75
b. TANPA KOMPLIKASI :
- RAWAT JALAN - REHABILITASI
- PMT TERAPI - F100/F135/MODISSCO 3
KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK DARI
RUANG RAWAT INAP

Balita:
 Selera makan sudah bagus, makanan yang diberikan
dapat dihabiskan
 Ada perbaikan kondisi mental
 Balita sudah dapat tersenyum, duduk, merangkak,
berdiri atau berjalan, sesuai dengan umurnya
 Suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37,5 C
 Tidak ada muntah atau diare
 Tidak ada edema
 Terdapat kenaikan berat badan > 5 g/kgBB/hr selama
3 hari berturut-turut atau kenaikan sekitar 50
g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut
 Sudah berada di kondisi gizi kurang (sudah tidak gizi
buruk)
Ibu / Pengasuh :
 Sudah dapat membuat makanan yang
diperlukan untuk tumbuh kejar di rumah
 Ibu sudah mampu merawat serta
memberikan makan dengan benar kepada
balita
Institusi Lapangan :
 Institusi lapangan telah siap untuk
menerima rujukan pasca perawatan
MEMBERIKAN STIMULASI SENSORIK DAN
DUKUNGAN EMOSIONAL PADA BALITA GIZI
BURUK

Pada balita KEP berat terjadi keterlambatan


perkembangan mental dan perilaku karenanya
harus diberikan :
 Kasih sayang
 Lingkungan yang ceria
 Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30
menit /hari
 Aktifitas fisik segera setelah sembuh
 Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan,
bermain dan sebagainya)
TINDAK LANJUT DI RUMAH BAGI BALITA GIZI
BURUK

 Bila gejala klinis sudah tidak ada dan berat badan


balita sudah mencapai 80% BB/U atau 90%
BB/TB, dapat dikatakan anak sembuh
 Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi
harus tetap dilanjutkan di rumah setelah
penderita dipulangkan
Peragakan kepada Orang Tua :
 Pemberian makanan dengan frekeuensi yang lebih sering dengan
kandungan energi dan zat gizi yang padat
 Terapi bermain terstruktur
Sarankan :
 Membawa balitanya kembali untuk kontrol secara teratur :
 Bulan I : 1 x/minggu
 Bulan II : 1x/2 minggu
 Bulan III – VI : 1x/bulan
 Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan
ulangan (booster)
 Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan
sekali (dosis sesuai umur)

Anda mungkin juga menyukai