Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENANGGULANGAN MASALAH GIZI BAGI ANAK AKIBAT

PENYAKIT (Permenkes No 29 Tahun 2019)

Dosen pengampuh:

Sofyawati D. Talibo, SKM, M.kes

Disusun oleh:

Nurhalisa Sangala (751331122038)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


GORONTALO TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa, berkat rahmat serta karunia-
Nya sehingga makalah dengan berjudul Konsep Identitas Nasional dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan
Masyarakat. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang Konsep Identitas Nasional.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sofyawati D. Talibo, SKM,


M.kes, selaku dosen pengampuh. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Gorontalo 12 oktoberber 2022

Nurhalisa Sangala

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pengertian Gizi Buruk Pada Anak ....................................................... 3


B. Penyebab Gizi Buruk Pada Anak ......................................................... 5
C. Uapaya Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit
Berdasarkan Permenkes No 29 Tahun 2019 ........................................ 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8

B. Saran ..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat

berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita

sakit dalam waktu lama.Ditandai dengan status gizi sangat kurus. Keadaan gizi

dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini

Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan

masalah gizi lebih. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya

disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya

kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Indikator

masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga

dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di

lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi

kurang. Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.

Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi,

Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang

dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh

kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan

(sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan

kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih

1
disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai

dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan.

Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap

kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk

menjadi kurang gizi (Mohamad Agus Salim, 2015; Mohamad Agus Salim ,2013)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis merumuskan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apa itu gizi buruk pada anak ?

2. Apa saja penyebab gizi buruk pada anak?

3. Bagaimana upaya penanggulangan masalah gizi bagi anak akibat

penyakit, berdasarkan permenkes no 29 tahun 2019?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu gizi buruk pada anak

2. Untuk mengetahui saja penyebab gizi buruk pada anak

4. Untuk mengetahui upaya penanggulangan masalah gizi bagi anak

akibat penyakit, berdasarkan permenkes no 29 tahun 2019

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian gizi buruk pada anak

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,

serta menghasilkan energi.

1. Gizi buruk

Gizi Buruk Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein

(KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau

menderita sakit dalam waktu lama.Ditandai dengan status gizi sangat kurus

(menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala

marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor. Marasmus adalah keadaan

gizi buruk yang ditandai dengan tampak sangat kurus, iga gambang, perut cekung,

wajah seperti orang tua dan kulit keriput Kwashiorkor adalah keadaan gizi buruk

yang ditandai dengan edema seluruh tubuh terutama di punggung kaki, wajah

membulat dan sembab, perut buncit, otot mengecil, pandangan mata sayu dan

rambut tipis/kemerahan. Marasmus-Kwashiorkor: adalah keadaan gizi buruk

dengan tandatanda gabungan dari marasmus dan kwashiorko.

3
2. Gizi buruk pada anak

Masalah kekurangan gizi yang mendapat perhatian akhir-akhir ini adalah

masalah kurang gizi dalam bentuk anak pendek (stunting), dan kurang gizi akut

dalam bentuk anak kurus (wasting). Masalah gizi tersebut terkait erat dengan

masalah gizi dan kesehatan ibu hamil, dan menyusui, bayi baru lahir dan anak usia

di bawah dua tahun (As’ad. dkk, 2014). Ada berbagai macam indikator untuk

menentukan permasalahan kesehatan masyarakat ditinjau dari status gizi balita.

Indikator tersebut antara lain dengan melihat prevalensi balita gizi kurang,

prevalensi balita pendek, dan prevalensi balita kurus. Permasalahan Kurang

Energi dan Protein (KEP), indikator dan ambang batas masalah kesehatan

masyarakat yaitu bila prevalensi balita gizi kurang >10%, prevalensi balita pendek

>20%, dan prevalensi balita kurus >5% (Hardinsyah dan Supariasa, 2014).

Malnutrisi yaitu gizi buruk atau Kurang Energi Protein (KEP) dan defisiensi

mikronutrien merupakan masalah yang membutuhkan perhatian khusus terutama

di negara-negara berkembang, yang merupakan faktor resiko penting terjadinya

kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita (Krisnansari, 2010). Anak usia

di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang banyak menderita gizi

buruk. Banyak faktor yang menyebabkan anak kurang gizi; mulai dari kurang

asupan gizi, ada penyakit infeksi, pengasuhan kurang memadai, kurang tersedia

pangan di tingkat rumah tangga, dan higiene sanitasi yang kurang baik (Arnelia,

2009)

4
B. Penyebab Gizi Buruk Pada Anak

1. Pola Makan

Asupan zat gizi anak yang rendah, dapat disebabkan oleh berbagai faktor

yaitu karena sakit, akses terhadap makanan yang kurang dan pola asuh

yang tidak tepat (Kemenkes RI dan WHO). Pola asuh yang tidak tepat

salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua atau

pengasuh. Pada umumnya masyarakat memberikan makanan pada anak

umur 6-24 bulan berupa makanan yang rendah lemak, sehingga nilai

energi anak menjadi rendah. (Krisnansari, 2010)

2. Penyakit infeksi

Gizi buruk dan penyakit infeksi mempunyai hubungan yang sangat erat

dan membentuk suatu siklus. Asupan nutrisi yang buruk menyebabkan

status gizi yang buruk, yang menimbulkan manifestasi berupa penurunan

berat badan atau terhambatnya pertumbuhan pada anak. Pada penelitian ini

diperoleh hasil tidak ada hubungan status gizi dengan riwayat penyakit

balita (Istiono dkk, 2009).

3. Pengetahuan Ibu/Pengasuh.

Gizi buruk merupakan permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh

penyebab langsung yaitu intake zat gizi dari makanan yang kurang dan

adanya penyakit infeksi. Penyebab langsung dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu ketersediaan pangan keluarga yang rendah, perilaku kesehatan

5
termasuk pola asuh ibu dan anak yang tidak benar, serta pelayanan

kesehatan rendah dan lingkungan yang tidak sehat.

4. Ketersediaan Pangan

Masalah gizi sangat terkait dengan ketersediaan dan aksesibilitas pangan

penduduk.

5. Kesehatan Lingkungan Tingginya masalah gizi dan penyakit terkait gizi

saat ini berkaitan dengan faktor sosial dan budaya, antara lain kesadaran

individu dan keluarga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, termasuk

sadar gizi

C. Upaya Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat

Penyakit, Berdasarkan Permenkes No 29 Tahun 2019

Berdasarkan peremenkes no 29 tahun 2019, pada bab 2 pasal 2

menyatakan bahwa:

1. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan penanggulangan masalah gizi bagi Anak akibat penyakit

secara terpadu dan berkesinambungan.

2. Penanggulangan masalah gizi sebagaimana dimaksud diprioritaskan

terhadap penyakit yang memerlukan upaya khusus untuk penyelamatan

hidup dan mempunyai dampak terbesar pada angka kejadian stunting.

3. Penyakit sebagaimana dimaksud meliputi:

a. berisiko Gagal Tumbuh;

b. Gizi Kurang atau Gizi Buruk;

6
c. Bayi Sangat Prematur;

d. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah;

e. Alergi Protein Susu Sapi; dan

f. Kelainan Metabolisme Bawaan

Selanjutnya pada bab 2 pasal 3:

1. Penyelenggaraan penanggulangan masalah gizi bagi Anak akibat penyakit

sebagaimana dimaksud dilakukan melalui:

a. Surveilans Gizi; dan

b. Penemuan dan penanganan kasus.

2. Dalam hal penemuan dan penanganan kasus sebagaimana dimaksud

memerlukan upaya khusus, dilakukan pemberian PKMK (Permenkes No

20 Tahun 2019)

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indikator status gizi berdasar indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan

masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi

positif dengan umur dan tinggi badan. Indikator BB/U yang rendah dapat

disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau sedang menderita diare atau

penyakit infeksi lain ( masalah gizi akut ).

Usia balita (bawah lima tahun) sebagai generasi penerus bangsa yang

diharapkan menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas di masa depan

memerlukan perhatian khusus. Usia di bawah lima tahun merupakan “usia emas”

dalam pembentukan sumberdaya manusia baik dari segi pertumbuhan fisik

maupun kecerdasan, dimana hal ini harus didukung oleh status gizi yang baik

karena status gizi berperan dalam menentukan sukses tidaknya upaya peningkatan

sumberdaya manusia

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini tentunya enulis menyadari masih terdapat

banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis

membutuhkan kritik dan saran pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hardinsyah dan Supariasa, IDM. 2014. Ilmu Gizi Dan Teori Aplikasi.
EGC. Jakarta
Krisnansari, Diah. 2010. Nutrisi Dan Gizi Balita. Mandala of health,
Purwokerto : Universitas jendral Soedirman
Permenkes No 29 Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai