Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERBEDAAN STUNTING DAN GIZI BURUK

Disusun Oleh:
INAAYAH MEISHA FAWWAZITA SAMI
202201010005

PROGRAM STUDI GIZI DIPLOMA 3 (TIGA)


POLITEKNIK KESEHATAN KMC KUNINGAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

makalah mata kuliah Ilmu Gizi dengan pokok pembahasan “Perbedaan Stunting dan

Gizi Buruk”. Makalah ini disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan tugas

mata kuliah Ilmu Gizi.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya atas bantuan baik moril maupun materil yang telah diberikan

kepada penulis, dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Fitriani, S.Gz, M.Gz selaku dosen pengajar mata kuliah Ilmu Gizi.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat pahala yang setimpal dari

Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan guna perbaikan selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, Aamiin.

Kuningan, 10 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL............................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

A. Pengertian Stunting dan Gizi Buruk................................................ 3

B. Faktor Penyebab Stunting dan Gizi Buruk....................................... 4

C. Gejala Stunting dan Gizi Buruk....................................................... 4

D. Mengatasi Kasus Stunting dan Gizi Buruk...................................... 5

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting dan Gizi Buruk masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan

yang masih banyak terjadi di Negara kita, Indonesia. Persentasi permasalahan

gangguan gizi pada anak-anak masih cukup tinggi akibat dari masih

kurangnya pemahaman Orang Tua tentang seberapa pentingnya kecukupan

gizi pada anak-anaknya.

Sehingga peran Pemerintah dan Pelaksana pengawas kesehatan masih sangat

penting untuk memberikan sanitasi terhadap penduduk dan masyarakat

setempat untuk memberitahu betapa pentingnya kecukupan gizi pada anak

yang akan berdampak bagi anak di masa yang akan datang.

Jadi makalah ini bertujuan untuk menjelaskan apa itu Stunting dan Gizi

Buruk.

1
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dari Stunting dan Gizi Buruk?

2. Apa saja faktor penyebab Stunting dan Gizi Buruk?

3. Apa saja gejala dari Stunting dan Gizi Buruk?

4. Bagaimana cara mengatasi Stunting dan Gizi Buruk?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dari Stunting dan Gizi Buruk.

2. Mengetahui faktor penyebab Stunting dan Gizi Buruk.

3. Mengetahui gejala dari Stunting dan Gizi Buruk.

4. Mengetahui cara mengatasi Stunting dan Gizi Buruk.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stunting dan Gizi Buruk

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima

tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk

usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa

awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi

berusia 2 tahun. Balita pendek dan sangat pendek adalah balita dengan panjang

badan atau tinggi badan menurut umurnya dibandingkan dari data kesesuian

pertumbuhan anak sesuai usianya

Gizi buruk adalah suatu keadaan kurangnya konsumsi dan kecukupan gizi

yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan

sehari-hari, yang ditandai dengan berat dan tinggi badan tidak sesuai umur

(dibawah rata-rata) dan harus ditetapkan oleh tenaga medis. Status gizi yang

biasanya terjadi pada anak-anak yang didasarkan dari indeks berat badan yang

merupakan padanan dari istilah gizi kurang dan gizi buruk. Gizi buruk adalah

istilah gangguan kesehatan yang digunakan medis. Gizi buruk merupakan

tingkatan malnutrisi paling parah pada anak yang bisa menyebabkan berbagai

dampak yang sangat bahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak di masa

yang akan datang.

3
B. Faktor Penyebab Stunting dan Gizi Buruk

Status gizi pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu: makanan yang

dimakan dan keadaan kesehatan. Kualitas dan kuantitas makanan seorang

tergantung pada kandungan zat gizi makanan tersebut, ada tidaknya pemberian

makanan tambahan di keluarga, daya beli keluarga dan karakteristik ibu tentang

makanan dan kesehatan. Keadaan kesehatan juga berhubungan dengan

karakteristik ibu terhadap makanan dan kesehatan, daya beli keluarga, ada

tidaknya penyakit infeksi dan jangkauan terhadap pelayanan kesehatan

(Pramuditya SW, 2010).

C. Gejala Stunting dan Gizi Buruk

Berikut gejala anak yang mengalami stunting:

1. Anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari teman seusianya atau

tinggi badan yang tidak sesuai daripada yang seharusnya di usianya.

2. Proporsi tubuh tampak normal, namun lebih kecil daripada yang harusnya

sesuai dari umurnya.

3. Jumlah berat badan yang kurang, berdampak pada proporsi tulang.

Berikut gejala anak yang mengalami gizi buruk

1. Massa otot pada tubuh terlihat kurang.

2. Imun tubuh rendah, yang menyebabkan sering sakit.

3. Pertumbuhan terhambat.

4
D. Cara Mengatasi Stunting dan Gizi Buruk

Upaya pencegahan Stunting baiknya dilakukan sedini mungkin. Pada usia

1.000 hari pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan

dikonsumsi oleh ibu hamil. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi

dirinya, asupan nutrisi yang baik juga dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam

kandungannya. Lebih lanjut, pada saat bayi telah lahir, penelitian untuk

mencegah Stunting menunjukkan bahwa, konsumsi protein sangat

mempengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan.

Anak usia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian

sebanyak 1,2 g/kg berat badan. Sementara anak usia 1 – 3 tahun membutuhkan

protein harian sebesar 1,05 g/kg berat badan. Jadi, pastikan si kecil mendapat

asupan protein yang cukup sejak ia pertama kali mencicipi makanan padat

pertamanya.

Sebelum dilakukannya pengobatan perbaikan gizi buruk pada pasien yang

mengalami gizi buruk, diperlukannya diagnosis dari ahli gizi agar mendapat

diagnosis yang tepat dan ahli gizi bisa membantu mengatur asupan gizi yang

diperlukan. Pengobatannya antara lain sebagai berikut:

1. Konsumsi makanan bergizi secara teratur dan sesuai anjuran nutrisionist.

2. Mencukupi asupan minum air minimal 1,5 liter perhari.

3. Pola makan yang teratur.

5
BAB III

KESIMPULAN

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima

tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk

usianya. Status gizi yang biasanya terjadi pada anak-anak yang didasarkan dari

indeks berat badan yang merupakan padanan dari istilah gizi kurang dan gizi

buruk. Gizi buruk adalah istilah gangguan kesehatan yang digunakan medis.

Status gizi pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu: makanan yang dimakan

dan keadaan kesehatan. Pada usia 1.000 hari pertama kehidupan, asupan nutrisi

yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil. Anak usia 6 sampai 12

bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan.

Jadi, pastikan si kecil mendapat asupan protein yang cukup sejak ia pertama

kali mencicipi makanan padat pertamanya. Sebelum dilakukannya pengobatan

perbaikan gizi buruk pada pasien yang mengalami gizi buruk, diperlukannya

diagnosis dari ahli gizi agar mendapat diagnosis yang tepat dan ahli gizi bisa

membantu mengatur asupan gizi yang diperlukan.

6
DAFTAR PUSTAKA

- http://repository.unimus.ac.id/2000/3/bab%202.pdf

- http://eprints.ums.ac.id/38335/19/BAB%20I.pdf

- http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?

article=2487820&val=23650&title=HUBUNGAN%20PENGETAHUAN

%20IBU%20TENTANG%20GIZI%20DENGAN%20KEJADIAN

%20STUNTING%20PADA%20BALITA

- http://repository.pkr.ac.id/1055/6/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf

- https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486

Anda mungkin juga menyukai