Anda di halaman 1dari 17

MASALAH GIZI BURUK PADA ANAK DI INDONESIA

DAN CARA PENANGANANNYA

MAKALAH

DISUSUN OLEH:

ANDREAS KEVIN BUTAR BUTAR

(193308010017)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan serta kemampuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Adapun judul makalah ini adalah “Masalah Gizi Buruk pada Anak di Indonesia dan Cara
Penanganannya.” Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas SGD
yang kedua.

Dalam penyusunan makalah ini banyak mendapat bimbingan dan saran dari berbagai
pihak, atas bimbingan dan saran yang penulis terima dalam penyelesaian makalah ini, maka
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat dosen kami
drg. Natasya Soraya.

Penulis menyadari segala keterbatasan penulis , sepenuhnya dalam makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan bahasa dan penyusunan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terkait dan turut
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca dan
penulis sendiri.

Medan, 7 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ..2

DAFTAR ISI ...............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5

1.1. Latar Belakang....................................................................................................5

1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................................6

1.3. Tujuan Penulis ....................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................7

2.1. Defenisi Gizi Buruk ...................................................................................7

2.2. Gejala-gejala Gizi Buruk pada Anak .........................................................7

2.3. Penyebab Utama Gizi Buruk pada Anak ...................................................8

2.4. Masalah Gizi Buruk pada Anak .................................................................9

2.4.1. Marasmus ................................................................................9

2.4.2. Kwashiorkor ...........................................................................11

2.4.3. Marasmus-Kwashiorkor .........................................................12

2.5. Statistik Gizi Buruk pada Anak di Indonesia ............................................13

2.6. Cara Mencegah Gizi Buruk pada Anak .....................................................14

2.6.1. Pahami Penyebab Nutrisi .......................................................14

2.6.2. Pelajari Faktor yang Menyebabkannya ..................................14

2.6.3. Identifikasi Semua Gejala Malnutrisi .....................................15

2.6.4 Cukupi Nutrisi dalam Setiap Makanan ....................................15

2.7. Cara Menangani Gizi Buruk pada Anak ....................................................15

3
2.7.1 Ganti Nutrisi Anda dengan Makanan yang Tepat ......................................15

2.7.2 Pelajari Kebiasaan yang Baik .....................................................................15

BAB III PENUTUP .....................................................................................................16

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... .16

3.2 Saran ..................................................................................................................... .16

DAFAR PUSTAKA ................................................................................................... .17

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga

(kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotannya ), masalah kesehatan,

kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja. Indonesia mengalami masalah gizi

ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara

menyeluruh sudah muncul masalah baru. Masalah gizi di Indonesia terutama KEP
masih lebih tinggi daripada Negara ASEAN lainnya.

Masalah gizi buruk muncul akibat masalah kekurangan pangan ditingkat rumah
tangga termasuk ketidakmampuan memperoleh makanan untuk semua anggotanya dan
masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja bagi di kalangan
penduduk Indonesia. Tanah air kita ini mengalami masalah gizi ganda yang artinya
masalah gizi buruk belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah baru.
Pada masa sekarang ini, masalah gizi buruk mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Malnutrisi (gizi buruk) masih saja melatarbelakangai penyakit dan kematian
anak, meskipun sering luput dari kematian. (Haryono, 2010)

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas


makanan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi yang
tidak baik, maka timbul penyakit gizi buruk. Hubungan antara kecukupan gizi dan
penyakit infeksi yaitu sebab-akibat yang timbal balik yang sangat erat. Masalah gizi
dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dapat diatasi dengan pengobatan
medis ataupun kedokteran. Gizi seseorang dapat dipengaruhi terhadap prestasi kerja
dan produktivitas. Pengaruh gizi terhadap perkembangan mental anak (Soparyanto,
2013)

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada balita. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka
buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan atau pantangan yang

5
merugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, keterbatasan
penghasilan keluarga, dan jarak kelahiran yang rapat. Kemiskinan masih merupakan
bencana bagi jutaan manusia. Sekelompok kecil penduduk dunia berpikir “hendak
makan dimana” sementara kelompok lain masih memeras keringat untuk memperoleh
sesuap nasi.

Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik


maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas
penduduk. Timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan telah
menyebabkan penurunan kegiatan produksi yang drastis akibatnya lapangan kerja
berkurang dan pendapatan perkapita turun. Hal ini jelas berdampak terhadap status gizi
dan kesehatan masyarakat karena tidak terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan
dan timbulnya berbagai penyakit menular akibat lingkungan hidup yang tidak sehat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu gizi buruk?
2. Apa gejala-gejala gizi buruk pada anak?
3. Apa penyebab utama gizi buruk pada anak?
4. Apa saja masalah gizi buruk pada anak?
5. Bagaimana statistik gizi buruk di Indonesia?
6. Bagiamana cara mencegah gizi buruk pada anak?
7. Bagaimana cara menangani gizi buruk pada anak?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Supaya masyarakat mengetahui definisi dari gizi buruk.
2. Supaya masyarakat mengetahui gejala-gejala yang terjadi dalam gizi
buruk pada anak
3. Supaya masyarakat mengetahui apa penyebab terjadinya gizi buruk
pada anak
4. Supaya masyarakat mengetahui apa-apa saja masalah gizi buruk yang
terjadi pada anak.
5. Untuk mengetahui statistik gizi buruk di Indonesia
6. Supaya masyarakat mampu mencegah gizi buruk pada anak
7. Supaya masyarakat mampu menangani gizi buruk pada anak.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Gizi Buruk


Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan
nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata.
Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus
KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai
pada balita. Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk
memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan
habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bisa dikatakan
malnutrisi, tanda – tanda klinis gizi buruk dapat menjadi indikator yang sangat penting
untuk mengetahui seseorang menderita gizi buruk.

Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh banyak faktor. Gangguan gizi
buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang terjadi akibat ketidaksesuaian atau
tidak terpenuhinya antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh
akan zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama.. Kesehatan yang baik tidak terjadi
karena ada perubahan yang berupa kekurangan zat makanan tertentu atau berlebih.
Kekurangan umumnya mencakup protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Sedangkan
kelebihan umumnya mencakup konsumsi lemak, protein, dan gula. Untuk mencapai
kondisi anak perlu/cukup gizi harus memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan serta
melakukan kegiatan yang baik seperti olahraga, dan lain-lain.

2.2. Gejala-gejala dalam Gizi Buruk

Menurut Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk dari Kementerian Kesehatan RI,
berikut gejala gizi buruk yang umum pada anak-anak:

A. Gizi buruk tanpa komplikasi


a) Terlihat sangat kurus.
b) Mengalami edema, paling tidak pada kedua punggung tangan atau pun
kaki.

7
c) Indikator penilaian status gizi BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD.
d) Nafsu makan baik.
e) Tidak disertai dengan komplikasi medis.

B. Gizi buruk dengan komplikasi

a) Terlihat sangat kurus.


b) Edema pada seluruh tubuh.
c) Indikator penilaian status gizi BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD.
d) LILA kurang dari 11,5 cm untuk anak usia 6-59 bulan.
e) Memiliki satu atau lebih komplikasi medis seperti anoreksia,
pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi berat, demam tinggi, dan
penurunan kesadaran.

2.3. Penyebab Utama Gizi Buruk pada Anak

Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu :
a. Kurangnya asupan gizi dari makanan.
Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang
dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang
dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.
b. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.
Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi
organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara
baik.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab


gizi buruk pada balita, yaitu:

1. Keluarga miskin
2. Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak
3. Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran
pernapasan dan diare.

8
2.3.1 Ekonomi

Salah satu faktor yang paling dialami oleh banyak keluarga di Indonesia adalah
masalah ekonomi yang rendah. Ekonomi yang sulit, pekerjaan, dan penghasilan yang
tak mencukupi, dan mahalnya harga bahan makanan membuat orangtua mengalami
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Padahal, usia 1-3 tahun merupakan
masa kritis bagi anak untuk mengalami masalah gizi buruk.

2.3.2 Sanitasi
Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat kesehatan
penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu. Sanitasi yang buruk juga
akan mencemari berbagai bahan makanan yang akan dimasak.
2.3.3 Pendidikan
Orangtua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan
kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang rendah membuat orangtua
tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi anak-anak mereka.
Ketidaktahuan akan manfaat pemberian gizi yang cukup pada anak akan membuat
orangtua cenderung menganggap gizi bukan hal yang penting.

2.4. Masalah-masalah Gizi Buruk pada Anak

Secara klinis, permasalahan gizi buruk pada anak terbagi menjadi beberapa
kategori, yaitu:

2.4.1 Marasmus

Marasmus adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh tidak


terpenuhinya asupan energi harian. Padahal seharusnya, penting untuk mencukupi
kebutuhan energi setiap harinya guna mendukung semua fungsi organ, sel, serta
jaringan tubuh.Gejala utama yang terjadi ketika seorang anak mengalami marasmus
yakni penurunan berat badan drastis. Jika diperhatikan, anak dengan marasmus telah
kehilangan banyak jaringan lemak subkutan di bawah kulit dan massa otot pada
tubuh.Seorang anak yang mengalami marasmus bisa merasa sangat lapar, bahkan
sampai mengisap tangan seolah sedang mencari sesuatu untuk dimakan.

9
Sementara di sisi lain, anak dengan marasmus bisa sampai mengalami anoreksia
nervosa, sehingga membuat tubuhnya tampak sangat kurus.Hal ini dikarenakan anak
tersebut tidak bisa makan atau menolak untuk makan. Seiring berjalannya waktu,
jaringan lemak pada tubuh dan wajah anak yang mengalami marasmus perlahan
menghilang.

Gambar 1 hallosehat.com

Selain itu, berikut beberapa gejala marasmus yang juga terjadi pada anak:

a) Diare kronis
b) Infeksi saluran pernapasan
c) Terhambatnya perkembangan intelektual
d) Pertumbuhan tubuh terganggu
e) Rambut rapuh dan mudah rontok

Beberapa hal berikut ini bisa menjadi penyebab marasmus:

1. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi harian


2. Makan dalam porsi yang terlalu sedikit, sehingga asupan nutrisi kurang
optimal
3. Memiliki satu atau lebih kondisi kesehatan yang menyulitkan proses
penyerapan nutrisi di dalam tubuh

10
2.4.2 Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah kondisi kekurangan gizi yang penyebab utamanya karena
rendahnya asupan protein. Berbeda dengan marasmus yang yang mengalami penurunan
berat badan, kwashiorkor tidak demikian. Salah satu ciri utama yang menandakan anak
mengalami kwashiorkor, yakni tubuhnya yang terlihat sangat kurus. Berbagai gejala
kwashiorkor pada anak meliputi:

a) Kehilangan massa otot dan jaringan lemak


b) Kehilangan selera makan
c) Warna serta tekstur kulit dan rambut berubah
d) Pertumbuhan tubuh terhambat
e) Edema (pembengkakan) di bagian tungkai bawah, kaki, lengan, tangan, serta
wajah
f) Terganggunya sistem kekebalan tubuh, sehingga sering menimbulkan infeksi

Penyebab kwashiorkor adalah karena tubuh anak kekurangan asupan protein


yang didapat dari sumber makanan harian.

Gambar 2 hallosehat.com

11
2.4.3 Marasmik-kwashiorkor

Sesuai dengan namanya, marasmik-kwashiorkor adalah bentuk lain dari gizi


buruk yang menggabungan kondisi dan gejala antara marasmus dan kwashiorkor.
Kondisi gizi buruk ini ditentukan dengan indikator berat badan berdasarkan usia
(BB/U) kurang dari 60 persen baku median WHO.

Anak yang mengalami marasmik-kwashiorkor memiliki beberapa ciri utama,


seperti:

a) Bertubuh sangat kurus


b) Menunjukkan tanda-tanda tubuh kurus (wasting) di beberapa bagian tubuh.
Misalnya hilangnya jaringan dan massa otot, serta tulang yang langsung
kentara pada kulit seolah tidak terlapisi oleh daging.
c) Mengalami penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh.

h Namun, tidak seperti kwashiorkor yang mengalami pembengkakan pada perut,


sehingga membuat anak terlihat buncit. Adanya edema atau pembengkakan pada
anak dengan marasmus dan kwashiorkor sekaligus, biasanya tidak terlalu mencolok.

Sesuai dengan penatalaksanaannya, Kementerian Kesehatan RI membagi


penanganan gizi buruk pada anak atas 3 fase.

1. Fase stabilisasi

Fase stabilisasi adalah keadaan ketika kondisi klinis dan metabolisme anak
belum sepenuhnya stabil. Dibutuhkan waktu sekitar 1-2 hari untuk memulihkannya,
atau bahkan bisa lebih, tergantung dari kondisi kesehatan anak. Tujuan dari fase
stabilisasi yakni untuk memulihkan fungsi organ-organ yang terganggu serta
pencernaan anak agar kembali normal. Pemberian formula khusus dilakukan sedikit
demi sedikit tapi dalam frekuensi yang sering. Cara ini bisa membantu mencegah kadar
gula darah rendah (hipoglikemia), serta tidak membebankan saluran pencernaan, hati,
dan ginjal.

12
2. Fase transisi

Fase transisi adalah masa ketika perubahan pemberian makanan tidak


menimbulkan masalah bagi kondisi anak. Fase transisi biasanya berlangsung selama 3-
7 hari, dengan pemberian susu formula khusus berupa F 100 atau modifikasinya.

3. Fase rehabilitasi

Fase rehabilitasi adalah masa ketika nafsu makan anak sudah kembali normal
dan sudah bisa diberikan makanan agak padat melalui mulut atau oral. Akan tetapi,
bila anak belum sepenuhnya bisa makan secara oral, pemberiannya bisa dilakukan
melalui selang makanan.

2.5. Statistik di Indonesia Mengenai Gizi Buruk

Berdasarkan data Departemen Kesehatan (2004), pada tahun 2003 terdapat


sekitar 27,5% (5 juta balita kurang gizi), 3,5 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi
kurang, dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%)
a. Data penderita gizi kurang dan buruk di Indonesia dari tahun 1989-2004
Jumlah Jumlah balita Jumlah balita
Tahun Penduduk gizi kurang dan gizi buruk
buruk
1989 177.614.965 7.986.279 1.324.769
1992 185.323.456 7.910.346 1.607.866
1995 95.860.899 6.803.816 2.490.567
1998 206.398.340 6.090.815 2.169.247
1999 209.910.821 5.256.587 1.617.258
2000 203.456.005 4.415.158 1.348.181
2001 206.070.000 4.733.028 1.142.455
2002 211.567.577 5.014.028 1.469.596

2004 211.567.577 5.119.935 1.528.676

Catatan: Jumlah balita tahun 2003 diperkirakan 8,5% dari jumlah penduduk

13
b. WHO (1999) mengelompokkan wilayah berdasarkan prevalensi gizi kurang ke dalam
4 kelompok yaitu rendah (di bawah 10%), sedang (10-19%), tinggi (20-29%) dan
sangat tinggi (30%).
c. Dengan menggunakan pengelompokan prevalensi gizi kurang berdasarkan WHO,
Indonesia tahun 2004 tergolong negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi
karena 5.119.935 (atau 28.47%) dari 17.983.244 balita di Indonesia termasuk
kelompok gizi kurang dan gizi buruk. Angka ini cenderung meningkat pada tahun
2005-2006.
d. Gizi masih merupakan masalah serius pada sebagian besar Kabupaten/Kota, Data
2004 menunjukkan masalah gizi terjadi di 77,3% Kabupaten dan 56% Kota, dan
besarnya angka ini hampir sama jika dilihat menurut persentase keluarga miskin :
1) 109 dari 347(31.4%) kabupaten/kota yang diklasifikasikan berisiko tinggi
2) 67(19.3%) kabupaten/kota resiko sedang, dan
3) 171 (49.2%) kabupaten/kota resiko rendah

2.6. Cara Pencegahan Gizi Buruk pada Anak

Pencegahan harus menjadi prioritas utama untuk anak Anda lakukan


sehingga tidak ada anggota keluarga mengidap malnutrisi di kemudian hari. Untuk
itu, pahami cara pencegahan berikut ini:

2.6.1 Pahami penyebab malnutrisi.


Malnutrisi terjadi karena kekurangan nutrisi dari makanan atau
minuman yang dikonsumsi. Kekurangan ini mencakup pada kekurangan
karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya.
Kekurangan nutrisi ini bisa disebabkan pada diet yang kurang seimbang,
terlalu sedikit makan, dan kurangnya penyerapan nutrisi pada makanan oleh
organ-organ tubuh.
2.6.2 Pelajari faktor yang menyebabkan malnutrisi.
Faktor pertama adalah umur. Usia dewasa, seperti remaja, lansia,
ataupun ibu hamil, memerlukan banyak nutrisi dari makanan daripada anak-
anak. Untuk inilah, orang-orang ini lebih rentan mengidap malnutrisi
tersebut.

14
Faktor lainnya yang harus diperhatikan adalah operasi, trauma, dan penyakit
kronis yang juga bisa menyebabkan malnutrisi. Orang-orang yang
menjalankan pengobatan juga beresiko tinggi mengalami malnutrisi.
2.6.3 Identifikasi semua gejala (symptoms) dari malnutrisi.
Dalam mencegah malnutrisi, pemahaman mengenai gejala dari
malnutrisi bisa sangat membantu.
Beberapa gejala malnutrisi yang bisa Anda kenali antara lain mudah lelah,
kurangnya nafsu makan, kesulitan untuk berkonsentrasi, turunnya berat
badan secara drastis, depresi, tubuh lebih kurus, dan lebih gampang sakit.
2.6.4 Cukupi nutrisi dalam setiap makanan.
Makanan yang Anda konsumsi haruslah penuh dengan nutrisi yang
bisa membantu membentuk dan memaksimalkan kerja organ-organ tubuh.
Dengan nutrisi ini, Anda akan lebih bersemangat untuk beraktivitas dan
meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh Anda.

2.7 Cara Mencegah Gizi Buruk pada Anak

Selain melakukan pencegahan, Anda juga perlu mengetahui cara merawat dan
berlaku ketika malnutrisi terjadi sehingga meminimalisir resiko kematian yang
diakibatkan oleh malnutrisi. Beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan, antara lain:

2.7.1 Ganti nutrisi Anda dengan makanan yang tepat.


Ketika malnutrisi terjadi pada Anda atau buah hati Anda, pahami
bahwa malnutrisi bisa dihilangkan dengan memberikan asupan makanan yang
tepat. Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, buah dan sayuran,
dan lemak bisa menjadi makanan yang tepat ketika malnutrisi.

2.7.2 Pelajari kebiasaan makan yang baik beserta nutrisi yang diperlukan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mempelajari kebiasaan
makan yang baik dan nutrisi apa yang harus dimakan bisa mempercepat
penyembuhan malnutrisi. Selain itu, cobalah untuk melakukan diet seimbang
sehingga malnutrisi tidak terjadi lagi di masa depan. Jam makan juga harus
Anda perhatikan sehingga penyerapan nutrisi bisa maksimal dilakukan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahsan mengenai Gizi Buruk, dapat ditarik kesimpulan bahwa,


penyakit gizi buruk adalah suatu bentuk terparah akibat kekurangan gizi yang
menahun dan terutama pada anak, selain akibat kurang gizi jenis makanan bernutrisi
juga disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan gangguan
pencernaan atau gangguan penyerapan zat makanan yang penting untuk tubuh.
Faktor penyebab gizi buruk kurangnya asupan gizi dari makanan,akibat
terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi,faktor ketersediaan pangan yang
bergizi dan terjangkau oleh masyarakat,perilaku dan budaya dalam pengolahan
pangan dan pengasuhan asuh anak,pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan
yang tidak memadai.

3.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini saya sarankan bahwa sebaiknya


para balita dan anak-anak Indonesia melakukan pencegahan dan kenali gejalanya sejak
gdini agar mengurangi penderita gizi buruk. Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas
ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat seharusnya penanganan pelayanan
kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan.
Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan ( serius ).
Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri.
Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini adalah, anak-anak yang
menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya
diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan yang diberikan.
Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah menipis

16
DAFTAR PUSTAKA

Arisman.(2004).Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi.www//http: dinkes-


dki.go.id. diakses 8 November 2019 Jam 16.00 WIB
Anneahira, ( 2009).Ilmiah Gizi. file://D:/DokumenTingkat Ses 6 Makalah GiziBuruk/karya-
tulis-ilmiah-gizi.htm. diakses 8 November 2019 .Jam 16.00 WIB
Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009.
Depkes RI 2005
Short,John Rendle.1994. Ikhtisar Penyakit Anak jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.
Hal 142-144
Nency Y, Arifin MT. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang. Jurnal Inovasi
Online Kesehatan, Vol.5, No.XVII

17

Anda mungkin juga menyukai