Anda di halaman 1dari 32

TUMBUH KEMBANG

KRANIOFACIAL
Purwita Mentari
203308010019
Seorang anak perempuan, usia 14 tahun datang Bersama
papanya ke Dental Klinik dengan keluhan gigi anaknya maju
ke depan, dan berjejal dan membuat si anak tidak percaya diri.
Dari anamnesis didapatkan bahwa, ternyata si anak memiliki
oral bad habit sejak usia 1 tahun hingga 10 tahun, dan
memiliki Riwayat sinusitis dan BMM.

Pemeriksaan objektif didapatkan bahwa profil wajah cembung,


gigi ectopic. Untuk mendapatkan diagnose, dokter gigi
menganjutkan untuk melakukan pemeriksaan X-ray.
01
Maloklusi dan
Tumbuh Kembang
Maloklusi

Menurut World Health Organization


(WHO), maloklusi adalah cacat atau
gangguan fungsional yang dapat
menjadi penghalang bagi kesehatan
fisik maupun emosional. Maloklusi
juga keadaan abnormal dentofasial
yang mengganggu fungsi sistem
mastikasi atau pengunyahan,
penelanan, berbicara serta
keharmonisan wajah.
Maloklusi dan Kaitannya dengan
Tumbuh Kembang Kraniofasial

Pemahaman tentang pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial sangat


penting untuk diagnosis yang akurat dan untuk melakukan rencana perawatan bahkan
maloklusi yang paling mudah karena mayoritas perawatan ortodontik masih dilakukan
pada anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang.

Penyimpangan dari proses tumbuh kembang akan berpengaruh terhadap tejadinya


kasus maloklusi. Maloklusi juga keadaan kelainan terhadap dentofasial yang
mengganggu fungsi sistem stomatognati, penelanan dan fonetik serta keharmonisan
wajah yang dapat menjadi masalah bagi kesehatan fisik dan psikis dari pasien yang
memerlukan perawatan.
02
Klasifikasi
Maloklusi
Klasifikasi Maloklusi

01 02
Maklusi Dental Maloklusi Skeletal
• Klasifikasi Angle
• Klasifikasi Maloklusi Skeletal
• Modifikasi Dewey pada
(Salzmann)
Klasifikasi Angle
Maloklusi Dental
(Klasifikasi Angle)

Klas I Klas II

Klas III
Maloklusi Skeletal

Klas I Klas II Klas III


03
Etiologi Maloklusi
Etiologi Maloklusi
Faktor Skeletal

• Pertumbuhan yang abnormal (ukuran, bentuk atau prognasi)


• Hereditary

Faktor Dental
• Insisivus maxilla miring (tipping) ke lingual dan insisivus mandibula miring
ke labial
• Overbite/cross bite

Faktor Muskular
• Bentuk dan fungsi bibir
• Letak lidah
• Lengkung maxilla lebih kecil dari lengkung mandibula
Etiologi Maloklusi

Menurut Moyer, maloklusi dapat disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yaitu,
heredity (bawaan) seperti sistem neuromuskular, sistem skeletal dan jaringan lunak.
Terjadinya cacat pada saat perkembangan, trauma (trauma prenatal dan postnatal
trauma). Physical agents (premature extraction), oral bad habit, penyakit metabolik-
endokrin, penyakit sistem respirasi, penyakit gingiva dan periodontal.

Faktor keturunan memiliki pengaruh yang paling utama terhadap maloklusi misalnya
bentuk, jumlah, dan ukuran gigi yang tumbuh tidak sesuai dengan lengkung rahang
sehingga menyebabkan gigi berjejal
03
Etiologi Maloklusi
04 Akibat terjadinya maloklusi

Masalah
Masalah pada
psikososial Disharmoni
sistem
(stress, tidak neuromuskular
stomatognati
percaya diri)

Karies dan
Masalah
penyakit
berbicara
periodontal
05
Pemeriksaan
Maloklusi
05 Pemeriksaan Maloklusi

Secara umum untuk mendiagnosis maloklusi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih


lanjut seperti pemeriksaan subjektif dan objektif, Analisa model studi, dan
Analisa tahap tumbuh kembang pada anak, serta pemeriksaan gigi geligi

- Anamnesis
- Pemeriksaan Ekstroral (bentuk wajah, profil wajah, dll)
- Intraoral (Bibir, lidah, palatum, gingiva, dll)
05 Pemeriksaan Maloklusi
05 Pemeriksaan Maloklusi
06
Perawatan
Maloklusi
Perawatan Ortodonti
Perawatan ortodontik merupakan perawatan yang dilakukan di bidang kedokteran gigi
yang bertujuan untuk mendapatkan penampilan dentofasial yang menyenangkan secara
estetika yaitu dengan menghilangkan susunan gigi yang berdesakan, mengoreksi
penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi-geligi, mengoreksi hubungan antar insisal
serta menciptakan hubungan oklusi yang baik.

Ortodonti
Ortodonti preventif Ortodonti kuratif
interseptif
07
Jenis X-Ray sesuai
kasus
Jenis X-Ray

Berdasarkan kasus tersebut,


pemeriksaan radiografi yang dilakukan
yaitu dengan menggunakan radiografi
panoramic untuk menganalisa susunan
gigi, bentuk rahang, erupsi gigi, dan
kelainan yang terjadi dan radiografi
sefalometri yang berguna untuk
menganalisa profil jaringan lunak dan
jaringan keras pasien serta menganalisa
proses tumbuh-kembang pada pasien
08
Jenis X-Ray
Jenis Dental Radiography

Radiografi Intraoral
Memperlihatkan keadaan
• Radiografi periapikal gigi geligi, tulang, struktur
di sekitar gigi dengan
• Radiografi bitewing
meletakkan film di dalam
• Radiografi oklusal rongga mulut

Radiografi ekstra oral


Memperlihatkan keadaan
• Panoramik sekitar kepala dan leher
• Sefalometri antero-posterior dengan meletakkan film di
• Sefalometri lateral luar mulut
09 Penyebab Gigi Ectopic

Gigi ektopik adalah gigi yang erupsi di luar lengkung rahang. Gigi
kaninus permanen rahang atas merupakjan gigi yang memiliki insidensi
tertinggi kedua erupsi secara ektopik dikarenakan gigi kaninus memiliki
periode erupsi paling lama dan urutan erupsinya terakhir. Gigi ektopik
dapat erupsi seluruhnya (fully), tidak erupsi seluruhnya (impaksi).
10 Pemeriksaan Profil Wajah
(Berdasarkan Graber)
Untuk menentukan Profil Wjah digunakan 4
anatomy landmark; G (Glabella), Lip contour atas
(Lca), lip contour bawah (lcb) dan pogonion (Pog)

• Glabella → titik terendah dari dahi terletak


pada tengah-tengah antara alis mata dan
dahi kiri
• Lip kontur atas → titik terdepan bibir atas
• Lip kontur bawah → titik terdepan bibir bawah
• Pogonion → titik terdepan dagu di daerah
simfisis mandibula.
10 Pemeriksaan Profil Wajah
(Berdasarkan Graber)

Dikarenakan dimana kedua garis membentuk suatu sudut agak lancip dengan
kecekungan menghadap ke jaringan lunak. Pasien dengan profil cembyubg
umumnya memiliki maloklusi kelas II divisi I yang berhubungan antara maksila yang
protrusi atau mandibula yang retrusi.
11 Bentuk Wajah

❖ Dolicofacial ❖ Brachyfacial ❖ Mesofasial


• Bentuk wajah → Panjang, • Bentuk kepala lebar dan • Bentuk yang normal dan
sempit pendek rata-rawa wajah
• Profil wajah menjadi • Profil wajah menjadi • Hidung, dahi, tulang pipi,
cembung cekung bola mata, lengkung
rahang juga ukuran
menengah
11 Facial Index

𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒘𝒂𝒋𝒂𝒉 (𝑵𝒂−𝑴𝒆)


Facial Index = x 100%
𝒍𝒆𝒃𝒂𝒓 𝒘𝒂𝒋𝒂𝒉 (𝒁𝒚−𝒁𝒚)

Dolicofacial Brachyfacial Mesofacial


♀ = 90 ± 4 ♀ = 80 ± 4 ♀ = 86 ± 4
♂ = 94 ± 4 ♂ = 84 ± 4 ♂ = 88 ± 4
12 Patomekanisme Maloklusi akibat BMM

• Obstruksi jalan napas atas berpengaruh pada perubahan anatomi kraniofasial dan otot
yang ada pada orofasial. Mekanisme perubahan tersebut adalah dalam sistem
neuromuskular dari obstruksi jalan pernapasan sehingga menyebabkan maloklusi,
sinusitis, crowding, dll.
• Perubahan tersebut terjadi akibat neuromuskular mendorong perubahan tulang dan
jaringan lunak, struktur gigi, dan kraniofasial.
• Kebiasaan BMM, memiliki kecenderungan arah mandibula ke belakang dan ke bawah
shg menghasilkan, peningkatan tinggi wajah bagian bawah, peningkatan jarak gigit,
bidang palatal yang lebih tinggi, dan penyempitan lengkung rahang

• Secara umum, otot-otot yang akan menekan rahang untuk membuka mulut mengarahkan
tekanan ke belakang yang menggeser rahang bawah secara distal dan memperlambar
pertumbuhannya
12 Patomekanisme Maloklusi akibat BMM
THANKS!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai