Anda di halaman 1dari 20

Development Abnormalities and

Variation in Occlusion
Development
Abnormalitas

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat malformasi atau defek. Gangguan


abnormalitas pada gigi sangat banyak jenisnya sehingga diperlukan pengetahuan
mengenai gangguan pertumbuhan pada gigi.

Jenis abnormalitas gigi

1. Jumlah gigi
2. Ukuran gigi
3. Bentuk gigi
4. Struktur gigi
1. Jumlah Gigi

• Anodonsia
Tidak dijumpainya seluruh gigi geligi dalam rongga mulut

• Oligodonsia
Kehilangan gigi yang lebih dari 6 gigi

• Hipodonsia
Kehilangan beberapa elemen gigi

• Supernumerary
Gigi yang berlebih

Keadaan ini dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap
Perawatan

Anodonsia Full protesa bila anak sudah bisa diajak bekerjasama.

Removable protesa dan dapat diganti dengan bridge protesa bila apeks gigi
Hipodonsia insisivus satu atas sebelahnya sudah tertutup sempurna (biasanya 3-6 tahun
Oligodonsia setelah gigi erupsi).

Analisa secara individual tergantung jenis kasus dan posisi gigi, secara garis
Supernumerary
besar dilakukan pencabutan/pembedahan/observasi.
Anodonsia
Hipodonsia

Oligodonsia
Supernumerary
2. Ukuran Gigi

• Makrodonsia
Gigi yang ukurannya lebih besar dibanding ukuran normal
Perawatan: Ekstraksi diikuti protesa

• Mikrodonsia
Gigi yang ukurannya lebih kecil dibanding ukuran normal
Perawatan:
- Ditambal dengan resin komposit/jacket crown
- Ekstraksi diikuti pemasangan orto atau pemasangan protesa
3. Bentuk Gigi

Gigi Ganda
• Fusi yaitu bergabungnya dua gigi dari gigi yang normal, terdapat dua saluran akar
• Geminasi yaitu muncul gigi kedua dari satu benih, terdapat satu saluran akar

Perawatan:
Tidak ada perawatan yang dilakukan pada gigi sulung. Sedangkan gigi tetap dilakukan untuk
perbaikan estetis.

Jika kamar pulpa terpisah, dapat dilakukan pemisahan


Jika kamar pulpa bersatu, sulit dilakukan pemisahan
4. Struktur Gigi

• Enamel Gigi
- Amelogenesis Imperfekta yaitu penyakit keturunan berupa gangguan pembentukan email gigi
tanpa adanya manifestasi sistemik.

- Hipoplasia enamel yaitu keadaan gigi yang ditandai dengan tidak lengkap atau tidak
sempurnanya pembentukan enamel.

• Dentin Gigi
- Dentinogenesis Imperfekta yaitu penyakit keturunan berupa gangguan pembentukan dentin
gigi tanpa adanya manifestasi sistemik.

- Dentin dysplasia yaitu kelainan pada dentin melibatkan sirkum pulpa dentin dan morfologi
akar, sehingga akar terlihat pendek
Amelogenesis
Imperfekta

Dentinogenesis
Imperfekta
Perkembangan Oklusi

Perkembangan genetik dan lingkungan yang perkembangannya berbeda


setiap individu

Tahap perkembangan oklusi

1. Periode bantalan gusi


2. Periode gigi susu
3. Periode gigi campuran
4. Periode gigi permanen
1. Periode Bantalan Gusi

Periode ini dimulai sejak lahir sampai usia 6 bulan. Karateristik pada periode ini terlihat adanya
peninggian dan lekukan pada mukosa. Lekukan di sebelah distal segmen kaninus desidui
melanjut ke sulkus bukal ini disebut sulkus lateral. Lengkung rahang pada rahang atas memiliki
bentuk seperti tapal kuda dan rahang bawah memiliki bentuk U.

Gum pads
2. Periode Gigi Susu

Gigi sulung erupsi ketika anak mencapai 6 bulan dan dibutuhkan anak sampai berusia 2.5 tahun
sampai 3.5 tahun agar seluruh gigi sulung erupsi

Posisi insisivus desidui lebih tegak dibandingkan dengan insisivus permanen dan biasanya
terdapat diastema di antara gigi-gigi tersebut yang merupakan diastema fisiologi. Apabila
diastema ini tidak ada saat fase gigi desidui, maka hampir bisa dipastikan gigi-gigi
permanennya akan terletak berjejal (crowded).
Terminal Plane

Hubungan mesiodistal gigi molar desidui kedua disebut terminal plane.


1. Flush terminal plane
2. Mesial step
3. Distal step

Prediksi terminal plane:


• Flush terminal plane akan menjadi oklusi klas I 56% dan Klas II 44%
• Mesial step akan menjadi klas I 80% dan klas III 20%
• Distal step akan menjadi Klas II oklusi
Terminal Plane

Flush terminal plane, yaitu permukaan distal molar dua desidui maksila dan mandibula
terletak pada bidang vertikal yang sama

Mesial step, yaitu permukaan distal molar dua desidui mandibula terletak sebelah mesial
dari permukaan distal molar dua desidui maksila

Distal step, yaitu permukaan distal molar dua desidui mandibula terletak sebelah distal dari
permukaan distal molar dua desidui maksila
3. Periode Gigi Bercampur

Fase transisi dari fase gigi desidui ke fase gigi permanen yang dimulai pada usia 6
tahun, ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen rahang bawah kemudian
molar pertama permanen rahang atas setelah itu disusul dengan erupsi insisivus pada
rahang bawah dan rahang atas. Fase ini berakhir pada usia 12 tahun. Di fase gigi
bercampur, terlihat gigi desidui dan gigi permanen berada di dalam rongga mulut.
Proses erupsi gigi permanen, akan terjadi resorpsi tulang dan akar gigi desidui yang
mengawali pergantian gigi desidui oleh gigi permanennya
3. Periode Gigi Bercampur

Oklusi pada fase gigi bercampur bersifat sementara dan tidak statis sehingga
memungkinkan terjadinya maloklusi. Oleh karena itu, pada fase ini merupakan waktu
yang tepat untuk dilakukan perawatan interseptif ortodontik untuk mencegah
berkembangnya maloklusi dan memungkinkan pencapaian perkembangan wajah
yang harmonis. Fase gigi bercampur dibagi ke dalam tiga fase, yaitu fase transisi
pertama, inter-transisi dan transisi kedua.
4. Periode Gigi Permanen

Fase ini ditandai dengan erupsinya semua gigi permanen kecuali molar ketiga.
Urutan erupsi pada fase ini biasanya dimulai dari molar pertama permanen
mandibula. Kemudian diikuti dengan insisivus sentral mandibula erupsi pada
usia 7 tahun diikuti oleh insisivus lateral, kaninus, premolar pertama, premolar
kedua dan molar kedua. Pada maksila, premolar pertama dan kedua erupsi
lebih dulu dibandingkan dengan kaninus. Dibandingkan dengan fase gigi
bercampur, fase ini masih lebih stabil.
4. Periode Gigi Permanen

Ada beberapa keadaan yang terlihat pada gigi-gigi permanen adalah :


- Pada saat oklusi gigi atas terletak lebih ke labial dan bukal daripada
gigi bawah
- Insisivus lebih proklinasi dan gigi posterior bukoklinasi
- Semua gigi permanen mempunyai kontak dengan dua gigi
antagonisnya kecuali insisivus sentralis bawah dan molar kedua atas
- Kurva anteroposterior di rahang bawah (kurva spee) normal
Leeway Space

Ukuran mesiodistal gigi bervariasi antara satu individu dengan individu lain. Hal
ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras, genetik, dan jenis kelamin.
Jumlah lebar mesiodistal kaninus desidui, molar pertama dan kedua desidui
lebih besar daripada jumlah lebar mesiodistal gigi penggantinya. Perbedaan
ukuran ini akan menghasilkan ruang pada regio kaninus dan premolar pada
kedua rahang yang disebut dengan Leeway space .

Leeway space pada rahang bawah lebih besar daripada rahang atas.
• Jumlah rata-rata besar Leeway space pada rahang atas adalah 1,8 mm (0,9
mm untuk tiap sisi).
• Rahang bawah rata-rata 3,4 mm (1,7 mm untuk tiap sisi).

Anda mungkin juga menyukai