Anda di halaman 1dari 6

Kekurangan Jumlah Gigi

Kelainan ini lebih sering dijumpai di masyarakat. Dan dalam frekuensi terjadinya pada rahang atas
sama dengan pada rahang bawah,umumnya kelainan ini disebut dengan agenisi. Hal ini paling sering
terjadi secara berurutan adalah molar ketiga pada rahang atas dan rahang bawah, insisivus lateral
rahang atas, premolar kedua rahang bawah, insisivus lateral rahang bawah, dan terakhir premolar
kedua rahang atas,dan tidak menutup kemungkinan terjadinya agenisi pada gigi-gigi yang lain
mengingat etiologi dari kelainan ini adalah faktor keturunan.kekurangan jumlah gigi ini biasanya
terjadi bilateral atau pada kedua sisi.Akibat yang ditimbulkan dari adanya kelainan ini adalah
terjadinya diastema patologis pada gigi yang seharusnya ditempati oleh gigi yang mengalami agenisi,
apabila dibiarkan dapat terjadi pula diastema multipel dan pergeseran gigi-gigi.Frekuensi gigi
permanen lebih tinggi dibandingkan dengan gigi sulung, namun apabila terjadi agenisi gigi sulung
perlu dipertimbangkan pemberian space maintainer hingga permanennya tumbuh erupsi.Kekurangan
jumlah gigi dapat juga disebabkan oleh faktor trauma sehingga gigi permanen tanggal pada usia
muda, biasanya sering terjadi pada gigi insisivus sentral rahang atas.
ANOMALI UKURAN GIGI
Penyebabnya sebagian besar yaitu faktor keturunan. Dan dapat mempengaruhi
perkembangan oklusi gigi geligi karena terdapat ketidakharmonisan antara ukuran gigi
dengan ukuran lengkung rahang Idealnya harus terdapat ruangan yang cukup untuk gigi-gigi
erupsi dalam lengkung rahang tanpa perlu saling berdesakan, namun apabila terdapat
kelainan ukuran gigi maka oklusi gigi geligi yang ideal akan sulit dicapai. sebagai acuan
biasanya dipakai ukuran lebar mesial distal gigi-gigi insisivus, dimana normalnya insisivus
sentral antara 8 10 mm, dan insisivus lateral antara 6 8 mm, Pada umumnya apabila
keempat gigi insisivus mengalami perubahan ukuran maka hal ini akan diikuti dengan gigi-
gigi yang lain, tetapi terkadang ada juga walaupun keempat insisivus mempunyai ukuran
yang normal, gigi-gigi yang lain dan mengalami perubahan ukuran,pada laki-laki lebih
sering terjadi dibandingkan dengan wanita dan kelainan ini lebih sering muncul pada geligi
permanen dibandingkan dengan geligi sulung.
Secara garis besar kelainan ukuran gigi dapat dikelompokkan menjadi :
a. Makrodonsi
makrodonsi dapat diartikan gigi yang ukurannya melebihi ukuran gigi normal. maloklusi
yang ditimbulkan oleh kelainan ini adalah gigi geligi akan tumbuh saling
berdesakan.frekuensi terbesar adalah insisivus sentral rahang atas.

b. Mikrodonsi
Mikrodonsi adalah gigi-gigi yang ukurannya lebih kecil dari normal, biasanya kelainan
mikrodonsi ini diikuti oleh kelainan bentuk gigi. Malloklusi yang dapat diakibatkan oleh
kelainan ini adalah diastema patologis pada daerah gigi yang mengalami mikrodonsi, bahkan
apabila terjadi lebih dari satu gigi maka akan menyebabkan diastema multiple.
3. ANOMALI BENTUK GIGI
Kelainan ini sangat erat hubungannya dengan kelainan ukuran gigi.Frekuensi paling sering
terjadi adalah insisivus sentral rahang atas, insisivus lateral rahang atas, dan premolar kedua
rahang bawah biasanya terdapatnya extra lingual cups.Etiologi dari kelainan ini adalah faktor
keturunan dan faktor-faktor kelainan pertumbuhan misalnya delelopmental defect,
amelogenesis imperfecta, hipoplasia, gemination dan Hutchinsons.Maloklusi yang
ditimbulkan sama dengan kelainan ukuran gigi karena keduanya saling berhubungan.

D. FRENULUM LABIAL YANG TINGGI
Frenulum labial yang tinggi pada rahang atas terkadang dapat menyebabkan malposisi dari
gigi, terutama pada kedua gigi insisivus sentral.Frenulum labial pada masa bayi, normalnya
mempunyai daerah perlekatan yang rendah di dekat puncak prosesus alveolaris diatas garis
tengah. Pada fase geligi sulung frenulum labialis sering terlihat melekat pada prosesus
alveolaris diantara gigi-gigi insisivus sentral rahang atas.dengan pertumbuhan dento-alveolar
yang normal, prosesus alveolaris akan tumbuh kebawah dan daerah perlekatan frenulum
labial akan makin tinggi pada rahang.Meskipun demikian, kadang-kadang daerah perlekatan
yang rendah tetap ada, dan frenulum menjadi lebih tinggi sehinnga menyebabkan diastema
sentral pada rahang atas. Namun tidak semua diastema sentral di rahang disebabkan oleh
adanya frenulum labial yang tinggi,untuk memastikan biasanya dilakukan blanche test, yaitu
dengan cara menekan daerah sekitar frenulum dengan menggunakan kaca mulut, apabila
daerah tersebut pucat dari daerah sekitarnya maka dapat dikatakan blanche test positif atau
memang terdapat frenulum labial yang tinggi.untuk memastikan biasanya dilakukan blanche
test, yaitu dengan cara menekan daerah sekitar frenulum dengan menggunakan kaca mulut,
apabila daerah tersebut pucat dari daerah sekitarnya maka dapat dikatakan blanche test
positif atau memang terdapat frenulum labial yang tinggi.

E. TANGGAL PREMATUR GIGI SULUNG
Salah satu fungsi dari gigi sulung adalah menyediakan tempat bagi gigi permanen
penggantinya, dan secara tidak langsung juga mempertahankan panjang lengkung geligi.
penyebab dari kelainan ini adalah karies dan trauma. malloklusi yang disebabkan oleh adanya
tanggal prematur gigi sulung sangat sering dijumpai hal ini dikarenakan indeks karies pada
anak masih tergolong tinggi juga ditunjang dengan masih rendahnya kesadaran orang tua
untuk merawatkan gigi anak-anaknya sedini mungkin.Apabila terjadi tanggal prematur
perubahan panjang lengkung geligi ,karena tempat gigi sulung yang tanggal akan ditempati
oleh gigi-gigi sebelahnya (gigi sebelah menyebalahnya migrasi/tipping) sehingga apabila
benih gigi permanen penggantinya akan erupsi akan kekurangan tempat sehingga gigi geligi
menjadi saling tumpang tindih,bahkan bila tempat yang ada tidak cukup untuk tumbuhnya
benih gigi pengganti, maka gigi permanen penggantinya tidak dapat erupsi apabila terjadi
tanggal prematur dari molar kedua sulung perubahan relasi molar permanennya, dari relasi
awal yang neutroklusi menjadi distoklusi karena molar permanen akan bergeser ke mesial
menempati sebagian tempat dari molar kedua sulung yang telah tanggal terlebih dahulu.

F. LETAK SALAH BENIH
menyebabakan erupsi gigi tidak pada lengkung yang benar secara klinis ditandai dengan
adanya rotasi dan versi dapat menyebabkan berdesakan sering ditemukan pada gigi permanen
etiologi belum ditemukan secara pasti secara dini dapat diketahui melalui R0 photo.


G. PERSISTENSI
Gigi sulung yang tidak tanggal dimana gigi peemanen penggantinya sudah mulai erupsi
kelainan ini berhubungan dengan kelainan letak salah benih dimana gigi permanen
penggantinya yang mengalami salah benih tidak akan meresorbsi gigi sulungnya.Prevalensi
terbesar terdapat pada gigi anterior rahang bawah.menyebabkan berdesakan, namun setelah
dicabut gigi yang persistensi , gigi permanen penggantinya akan bergerak dengan sendirinya
terutama pada anterior rahang bawah dimana pergerakan self regulation dibantu dengan
dorongan lidah, walaupaun tidak semua kasus bisa self regulation
H. KARIES PROKSIMAL
Salah satu fungsi gigi dipandang dari segi ortodontis adalah untuk mempertahankan lebar
lengkung gigi agar tidak terjadi pergeseran gigi-gigi yang akan menyebabkan penyempitan
lebar lengkung.Karies proksimal merupakan etiologi lokal dari terjadinya maloklusi, karena
dapat menyebabkan pergeseran gigi-gigi sebelahnya menuju daerah kosong dan
menyebabakan pemendekan lengkung rahang sehingga apabila gigi permanen telah erupsi
akan terjadi kekurangan tempat.





I. PEKERJAAN TUMPATAN YANG KURANG BAIK
Terutama tumpatan pada daerah proksimal, bila terdapat kontak berat pada daerah
proksimal pada saat gigi beroklusi dengan gigi lawan akan terjadi tekanan yang
berlebihan pada daerah oklusal beban akan diteruskan ke arah lateral,
sehingga akan terdapat tekanan yang berlebihan pula pada gigi sebelah
menyebelah dari gigi yang ditumpat.bila berlangsung lama akan menyebabkan
perpanjangan lengkung rahang sehingga lama kelamaan akan terjadi diastema
diantara gigi-gigi, atau dapat menyebabkan gigi sebelahnya mengalami rotasi.

Anda mungkin juga menyukai