Anda di halaman 1dari 20

Skenario

Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ibunya ke dokter gigi


dengan keluhan gigi depan atasnya terdapat di belakang gigi bawahnya. Ibu ingin
anaknya dirawat supaya tampak lebih baik. Kesehatan umum baik dan tidak ada
riwayat kelainan gigi kelas III pada keluarganya. Pemeriksaan intra oral gigi insisif
1 atas di palatal dan gigi insisif 2 belum erupsi sempurna. Ada spacing diantara gigi
insisif atas. Hubungan molar kelas I Angle pada kedua sisi. Overjet -2 mm dan
100% overbite.
Berikut adalah foto intra oral, panoramic dan sefalometri

1
Identifikasi kata sulit

1. Sefalometri
Ilmu yang memperlajari pengukuran kuantitatif bagian-bagian tertentu dari
kepala untuk mendapatkan informasi tentang pola kraniofasial.
2. Panoramic
Foto rontgen yang digunakan pada kedokteran gigi untuk melihat gambaran
keseluruhan gigi dan mengetahui ada atau tidaknya kelainan pertumbuhan
gigi dan rahang.
3. Hubungan molar kelas I Angle
Hubungan antara gigi-gigi rahang bawah terhadap gigi-gigi rahang atas,
dimana cusp mesiobukal molar 1 permanen rahang atas berkontak dengan
groove mesiobukal molar 1 permanen rahang bawah.
4. Kelainan gigi kelas III
Gigi molar satu permanen rahang atas terletak lebih ke distal dari gigi molar
satu permanen rahang bawah. Ditandai dengan hubunga nrahang bawah
yang lebih maju dan pada rahang atas, profil wajah cekung dan seluruh gigi
pada posisi gigitan silang.
5. Overbite
Jarak vertikal antara tepi incisal insisif rahang atas ketepi incisal insisif
rahang bawah bila rahang relasi sentrik.
6. Overjet
Jarak horizontal antara incisal edge gigi insisif rahang atas terhadap bidang
labial insisif saty rahang bawah.

2
Pertanyaan

1. Apakah fungsi dari foto sefalometri?


2. Apa yang dimaksud dengan crossbite anterior?
3. Apa yang menjadi etiologi dari crossbite anterior?
4. Apa saja klasifikasi dari crossbite anterior?
5. Apa saja penatalaksanaan dari crossbite anterior?
6. Apa dampak yang terjadi jika crossbite anterior tidak dirawat?

3
Jawaban

1. Fungsi dari foto sefalometri adalah sebagai berikut


- Mempelajari pertumbuhan kraniofasial
- Diagnosa kelainan kraniofasial
- Klasifikasi abnormalitas skeletal, dental serta tipe wajah
- Evaluasi kasus yang telah dirawat
- Analisis kelainan kraniofasial: konkav, lurus, konveks
- Mempelajari tipe fasial
- Rencana perawatan ortodontik
- Analisis fungsional
2. Crossbite anterior adalah keadaan dimana satu atau beberapa gigi depan
rahang atas terletak disebelah lingual dari gigi depan rahang bawah saat
oklusi sentrik dan sering dijumpai pada masa gigi campuran.
3. Etiologi dari crossbite anterior adalah sebagai berikut
- Trauma gigi desidui
- Gigi supernumerary
- Premature loss gigi
- Crowding parah erupsi gigi
- Celah bibir
- Kebiasaan cara menggigit
- Kebiasaan buruk menggigit bibir atas
- Kebiasaan tidur diatas satu lengan
- Menopang dagu
- Gigi rahang atas erupsi linguo versi
4. Klasifikasi crossbite anterior terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
1. Berdasarkan sifat
- Crossbite anterior dental
- Crossbite anterior fungsional
- Crossbite anterior skeletal
2. Berdasarkan lokasi dan jumlah gigi
- Satu gigi
- Satu segmen
5. Dilakukan perawatan ortodontik interseptif. Contohnya serial ekstraksi,
space regainer, koreksi crossbite anterior yang baru berkembang,
penyesuaian atau koreksi disharmoni oklusal, perawatan diatema anterior,
perawatan kebiasaan buruk (bad habit) dan latihan otot (myofunctional
terapi).
6. Dampak yang dapat terjadi adalah sebagai berikut
- Dapat menyebabkan maloklusi kelas III yang parah dan hanya dapat
untuk dirawat dengan kombinasi metode perawatan ortodontik atau
bedah prtodontik
- Dapat menyebabkan gangguan TMJ
- Menghambat pertumbuhan dari maksila

4
- Terjadi asimetri kraniofasial
- Abrasi enamel yang abnormal pada gigi insisivus rahang bawah
- Kompensasi dental yang menyebabkan menipisnya lapisan tulang
alveolar bagian labial mandibula dan resesi gingival

5
Skema

Ortodontik interseptif

Crossbite anterior

Definisi Etiologi Klasifikasi Penatalaksanaan

6
Sasaran belajar

LO 1. Mampu memahami dan menjelaskan ortodontik interseptif


1.1.Definisi
1.2.Macam-macam

LO 2. Mampu memahami dan menjelaskan crossbite anterior


2.1.Definisi
2.2.Etiologi
2.3.Klasifikasi
2.4.Penatalaksanaan

7
LO 1. Mampu memahami dan menjelaskan ortodontik interseptif
1.1.Definisi
Perawatan ortodontik interseptif adalah suatu prosedur ortodontik yang
dilakukan pada maloklusi yang baru atau sedang dalam proses terjadi
dengan tujuan memperbaiki ke arah oklusi normal (intercept : mencegat
atau menghalangi). Perbedaan antara ortodontik preventif dengan
ortodontik interseptif adalah pada waktu tindakan dilakukan. Ortodontik
preventif dilakukan apabila diperkirakan ada keadaan yang akan
menyebabkan terjadinya suatu maloklusi sedang ortodontik interseptif
adalah suatu tindakan yang harus segera dilakukan (fait accombli) karena
terdapat suatu gejala atau proses terjadi maloklusi walau dalam tingkatan
yang ringan sehingga maloklusi dapat dihindari atau tidak
berkembang.1,2
1.2.Macam – macam
1. Penyesuaian atau koreksi disharmoni oklusal
Proses pergantian gigi desidui ke gigi permanen kadang terjadi
gangguan yang merngakibatkan maloklusi. Adanya kontak
premature dapat mengakibatkan masalah terhadap gigi mandibula
sehingga terjadi relasi dan fungsi abnormal. Identifikasi gangguan
hubungan oklusal dapat dilakukan dengan mengamati gerakan
mandibula dari posisi membuka lebar kemudian menutup dalam
oklusi dan dalam kedudukan posisi istirahat Apabila pada gerakan
terlihat relasi mid-line rahang tidak serasi atau pada TMJ teraba
gerakan yang tidak lancar berarti terdapat relasi dan fungsi rahang
abnormal oleh karena gangguan oklusal.
2. Perawatan crossbite anterior pada tahap awal (mixed dentition)
Dengan alat tongue blade selebar gigi atau atau geligi palatoversi,
letakkan tongue blade pada incisal insisif rahang bawah tanpa
tekanan. Dengan tumpuan tepi incisal insisvus rahang bawah, tongue
blade diputar ke atas dan ke depan menyentuk facies lingual gigi
rahang atas yang palatoversi, pasien disarankan menggigit dengan
tekanan yang tetap.

Gambar 1. Tongue blade

8
3. Perawatan diastema anterior
- Indikasi
Diastema sentral karena frenulum labial superior
- Attachment yang rendah diketahui dengan blanch test
- Perawatannya dilakukan frenectomy
- Diastema karena distoversi Insisif pertama rahang atas,
perawatannya dilakukan dengan alat cekat atau lepasan
dengan kekuatan ringan.

Gambar 2. Perawatan diastema dengan alat lepasan

Gambar 3. Perawatan diastema dengan alat cekat

4. Latihan otot (myofunctional therapy)


Latihan otot membantu perbaikan fungsi otot yang lemah.
A. Latihan muskulus masseter
Mengatup rahang dengan kuat, hitung sampai 10. Diulang
beberapa kali.
B. Latihan untuk bibir
- Untuk bibir atas hipotonus: menarik bibir dan menutup bibir.
Menahan kertas di antara bibir.
- Meregang bibir ke bawah.
- Kumur air

9
- Massage bibir.
- Latihan menarik kancing. Kancing diberi benang yang kuat.
Kancing diletakkan di belakang bibir dan benang ditarik.
Pasien berusaha menahan kancing dengan bibir.
5. Intersepsi malrelasi skeletal
Bila maloklusi dihentikan pada usia muda akan mengurangi
keparahannya.
- Intersepsi maloklusi Klass II
Terjadi karena pertumbuhan maksila yang berlebihan, defisiensi
pertumbuhan mandibula, atau kombinasi keduanya. Pertumbuhan
maksila ditahan oleh face bow atau head gear. Defisiensi
pertumbuhan mandibula dirawat dengan alat myo-functional.
- Intersepsi maloklusi Klass III
Terjadi karena pertumbuhan mandibula yang berlebihan,
defisiensi pertumbuhan maksila, atau kombinasi keduanya. Chin
cup untuk mengurangi pertumbuhan mandibula. Face mask untuk
terapi defisiensi maksila.
6. Ekstraksi serial
Termasuk dalam tindakan ortodontik interseptif yang biasanya
dilakukan pada tahap awal gigi bercampur jika tampak kemungkinan
adanya gigi yang bertumpuk. Dilakukan secara beruntun, mulai dari
ekstraksi gigi sulung tertentu kemudian ekstraksi gigi permanen
tertentu.
Ekstraksi serial dilakukan berdasar 2 prinsip
1. Ada diskrepansi panjang lengkung dengan jumlah lebar gigi-
geligi. Jika ada kelebihan jumlah lebar geligi, disarankan untuk
menguranginya, sehingga gigi dapat tersusun normal.
2. Pergerakan fisiologik gigi. Geligi manusia secara fisiologik
cenderung untuk bergeser ke ruang bekas ekstraksi. Jadi gigi
bergerak dengan gaya alami.
Indikasi dari ekstraksi serial
1. Maloklusi Klass I, hubungan skeletal dan otot yang harmonis.
2. Defisiensi panjang lengkung, dengan indikasi satu atau lebih
tanda berikut:
a. Tidak ada ruang fisiologik (physiologic spacing)

Gambar 4. Tidak tersedianya ruang fisiologik


b. Kehilangan dc unilateral atau bilateral dengan pergeseran
garis tengah.

10
Gambar 5. Hilangnya gigi desidui kaninus
c. Insisif 2 malposisi atau impaksi di palatal di luar lengkung.

Gambar 6. Malposisi gigi insisif


d. Gigi anterior atas dan bawah sangat bertumpuk.

Gambar 7. Gigi bertumpuk


e. Resesi gingiva lokal pada gigi anterior bawah adalah tanda
defisiensi panjang lengkung.

Gambar 8. Resesi gingiva


f. Gigi erupsi ektopik.
g. Gigi buccal migrasi ke mesial
h. Pola erupsi yang abnormal
i. Gigi anterior bawah inklinasi menyebar ke depan (flaring)

11
j. Ankilosis 1 atau lebih gigi
3. Pertumbuhan tidak cukup untuk mengatasi diskrepansi antara
tulang basal dengan jumlah lebar gigi.
4. Profil pasien baik.
Kontraindikasi dari ekstraksi serial
1. Maloklusi Klass II dan III skeletal
2. Geligi jarang
3. Anodontia, oligodontia
4. Open bite dan deep bite
5. Diastema pada garis tengah
6. Maloklusi Klass I dengan hanya sedikit kekurangan ruang
7. Gigi malformasi seperti dilaserasi (akar bengkok) yang tidak
erupsi
8. Gigi M1 dengan karies atau tumpatan besar
9. Diskrepansi panjang lengkung dengan gigi hanya sedikit yang
dapat diatasi dengan pengasahan.
Keuntungan dari serial ekstraksi
1. Perawatan bersifat lebih fisiologik karena gigi terbimbing ke
posisi normal dengan gaya fisiologik
2. Mengurangi masa perawatan ortodontik cekat
3. Kebersihan mulut lebih baik
Kekurangan dari serial ekstraksi
1. Memerlukan penilaian klinik yang berbeda antara pasien.
2. Perawatan lama, 2-3 tahun. Jadi harus ada kooperasi pasien.
3. Ada kecenderungan terjadi tongue thrust.
4. Pencabutan gigi posterior dapat memperdalam gigitan (deep
bite).
5. Kalau prosedur tidak dilakukan dengan benar, dapat terjadi
migrasi gigi ke mesial, sehingga ruang menjadi tidak cukup.
Hasilnya menjadi lebih buruk.
6. Kemungkinan ada sisa ruang antara C dan P2.
7. Perlu koreksi inklinasi aksial, dengan ortodontik cekat.2

LO 2. Mampu memahami dan menjelaskan crossbite anterior


2.1.Definisi
Crossbite Anterior adalah maloklusi yang disebabkan karena gigi
anterior rahang atas berada pada posisi lingual dari gigi anterior rahang
bawah. Crossbite anterior terjadi saat satu atau lebih gigi rahang atas
beroklusi lingual dengan gigi rahang bawah (reverse overjet). Graber
mendefinisikan crossbite sebagai suatu kondisi dimana satu atau lebih
gigi berada pada posisi abnormal baik dalam arah bukal, lingual atau
labial dalam hubungannya dengan gigi geligi antagonisnya.3

12
2.2.Etiologi
A. Crossbite anterior dental
- Persistensi gigi sulung menghambat jalan erupsi gigi permanen
penggantinya sehingga menyebabkan arah pertumbuhan gigi
permanen ke arah palatal.
- Cedera traumatik pada gigi sulung mengakibatkan sebagian atau
seluruh gigi sulung masuk ke dalam tulang alveolar dan
mendorong benih gigi permanen yang ada di bawahnya.
Menyebabkan perubahan arah pertumbuhan gigi tetap
pengganti ke palatinal.
- Supernumerary teeth atau gigi yang berlebihan. Mesiodens
tumbuh di antara gigi insisif sentralis dan berada dalam
lengkung gigi menyebabkan gigi insisif sentralis kekurangan
tempat untuk erupsi.
- Kesalahan letak benih gigi di daerah palatal yang dipengaruhi
oleh factor genetik.
- Pergeseran kepalatal dari gigi anterior permanen rahang atas
yang disebabkan terhambatnya jalan erupsi gigi sehingga
menimbulkan hambatan oklusi.
B. Crossbite anterior fungsional
- Kebiasaan cara menggigit dengan menggerakkan rahang bawah
ke depan pada masa gigi sulung dan terbawa sampai ke masa
gigi bercampur.
- Pergeseran ke palatal dari gigi anterior permanen rahang atas
yang disebabkan terhambatnya jalan erupsi gigi sehingga
menimbulkan hambatan oklusi.
- Kebiasaan buruk menggigit bibir atas yang menekan gigi
anterior rahang atas ke palatal dan gigi anterior bawah ke labial.
C. Crossbite anterior skeletal
- Tidak adanya keseimbangan pertumbuhan skeletal antara
rahang atas dengan rahang bawah yang dipengaruhi oleh pola
herediter.4,5
2.3.Klasifikasi
Crossbite anterior dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Crossbite anterior berdasarkan sifat
- Crossbite anterior dental
Crossbite anterior dental adalah crossbite anterior yang
terjadi karena anomali gigi. Ditandai dengan adanya satu atau
lebih gigi anterior rahang atas yang linguoversi sehingga
terkunci di belakang gigi anterior rahang bawah pada saat
oklusi sentris. Maloklusi ini menunjukkan profil yang normal
dengan jaringan lunak yang menutupi daerah malposisi gigi.
Pasien dapat menutup rahangtanpa adanya hambatan dan
hubungan molar yang dijumpai adalah hubungan klas I
Angle.

13
Analisa sefalometri menunjukkan hubungan skeletal
yang normal. Maloklusi ini didiagnosa sebagai maloklusi
klas I tipe 3, juga sering disebut dengan crossbite anterior
sederhana yang biasanya melibatkan tidak lebih dari dua gigi.

Gambar 9. Crossbite anterior dental


- Crossbite anterior fungsional
Crossbite anterior fungsional adalah crossbite anterior yang
terjadi karena anomali fungsional dimana otot-otot rahang
menggerakkan rahang bawah kedepan dan mengunci
segmen anterior dalam hubungan crossbite. Keterlibatan gigi
anterior bisa bervariasi dari satu sampai enam gigi yang
mengalami crossbite. Hubungan molar berubah dari klas I
Angle pada posisi relasi sentris menjadi klas III Angle pada
posisi oklusi sentris. Anomali ini disebut juga maloklusi
pseudo klas III dimana posisi relasi sentris menunjukkan
profil yang normal dan berubah menjadi maju kedepan
(prognatik) yang terlihat jelas pada posisi oklusi sentris.
Analisa sefalometri menunjukkan hubungan skeletal normal.
Crossbite anterior fungsional menunjukkan
pergeseran rahang bawah yang disebabkan hambatan oklusi
seperti kontak prematur sehingga mengakibatkan terjadinya
crossbite anterior dengan melibatkan banyak gigi anterior.
- Crossbite anterior skeletal
Crossbite anterior sleletal adalah crossbite anterior yang
terjadi karena anomali skeletal. Ditandai dengan
pertumbuhan rahang bawah yang berlebihan dibanding
rahang atas sehingga rahang bawah terlihat maju kedepan
(prognatik). Hubungan molar yang dijumpai adalah
hubungan klas III Angle dengan melibatkan ke-enam gigi
anterior yang mengalami crossbite. Pasien dapat menutup
rahang tanpa ada hambatan. Analisa sefalometri
menunjukkan kelainan antero posterior pada skeletal.

14
Crossbite anterior skeletal secara umum lebih
disebabkan karena tidak adanya keseimbangan pertumbuhan
skeletal antara rahang atas dengan rahang bawah yang
dipengaruhi oleh pola herediter. Melalui anamnese biasanya
dapat diketahui bahwa kelainan skeletal juga diderita oleh
orang tua. Crossbite anterior dental dan fungsional yang
tidak segera dirawat dapat berkembang menjadi crossbite
anterior skeletal.

Gambar 10. Crossbite anterior skeletal


2. Crossbite anterior berdasarkan lokasi dan jumlah gigi yang
terlibat.
- Crossbite anterior yang melibatkan satu gigi (single tooth)

Gambar 11. Crossbite anterior satu gigi

15
- Crossbite anterior yang melibatkan satu segmen
(segmental).6,7

Gambar 12. Crossbite anterior segmental


2.4.Penatalaksanaan
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan ekstra oral yang meliputi pemeriksaan profil wajah,
relasi sentrik, oklusi sentrik dan TMJ.
3. Pemeriksaan Intra Oral
4. Pemeriksaan penunjang
- Radiografi panoramic
Pada kasus diskenario gambaran radiografi panoramic pada
rahang bawah terlihat benih gigi 33, 34, 35, 37, 43, 44, 45, 47
yang belum erupsi dan pada rahang atas masih banyak benih
gigi yang belum erupsi
- Radiografi Sefalometri
Gambaran radiografi sefalometri menunjukkan tidak ada
kelainan dan hubungan skeletal dalam keadaan normal.
5. Penegakan Diagnosis
Metode perawatan crossbite anterior
1. Tongue blade
Tongue blade digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior
dental yang sedang berkembang, yaitu saat gigi permanen anterior
yang terlibat sedang erupsi. Piranti sederhana ini dapat digunakan
untuk kasus tertentu dimana tersedia ruang yang cukup untuk
memajukan gigi anterior maksila.3,4 Tongue blade berbentuk
batangan kayu pipih yang menyerupai batang es krim.
Penggunaannya yaitu dengan memasukkan piranti ke dalam mulut
dan menyentuhkan piranti pada aspek palatal gigi atas yang
mengalami crossbite. Pada saat penutupan rahang, bagian tongue
blade yang berlawanan akan menyentuh aspek labial dari gigi
anterior mandibula antagonis yang akan berfungsi sebagai fulcrum.
Pasien kemudian diinstruksikan untuk menggerakkan bagian oral
dari tongue blade ke arah hasil yang diinginkan, tidak adanya kontrol
pasti terhadap besar dan gaya arah yang diberikan.8,9

16
Gambar 13. Tongue blade
2. Inclined Plane
Inclined plane digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior yang
melibatkan satu gigi insisivus rahang atas atau satu segmen lengkung
gigi atas. Piranti ini dapat digunakan jika terdapat ruang yang cukup
pada lengkung gigi sehingga memungkinkan untuk dilakukan
proklinasi gigi insisivus rahang atas. Inclined plane dipasang pada
gigi insisivus rahang bawah dengan kemiringan 45o terhadap bidang
oklusal maksila. Pergerakan gigi dihasilkan pada saat penutupan
mulut, gigi insisivus maksila akan berinteraksi dengan inclined plane
yang miring yang mendorong gigi anterior maksila kearah labial.
Syarat penggunaan inclined plane, yaitu
- Tersedia ruang yang cukup pada lengkung gigi maksila untuk
gigi yang akan dimajukan.
- Gigi maksila yang akan dikoreksi harus berada pada posisi
posterior dari posisi gigi yang seharusnya.
- Gigi insisivus mandibula memiliki kemampuan untuk menahan
gaya yang diberikan.
- Gigi insisivus mandibula harus berada dalam susunan yang baik
untuk memungkinkan pembuatan piranti.
- Pasien harus kooperatif.
Kelebihan dari penggunaan inclined plane
- Pembuatan piranti mudah dan biaya yang dibutuhkan tidak
mahal.
- Pemakaian alat tidak rumit.
- Tidak perlu dilakukan pengaktifan alat dan koreksi dapat terjadi
dengan cepat.
Kekurangan dari penggunaan inclined plane
- Kesulitan berbicara dan mengunyahkarena pemakaian piranti
menyebabkan gigi posterior tidak dapat berkontak.
- Tidak dapat digunakan jika gigi insisivus mandibula memiliki
masalah periodontal.

17
- Penggunaan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
masalah periodontal.
- Penggunaan lebih dari 6 minggu dapat menyebabkan anterior
openbite karena gigi posterior supraerupsi.3,10

Gambar 14. Incline plane


3. Double Cantilever Spring atau Z spring
Piranti ortodonti lepasan dengan Double Cantilever Spring atau
sering disebut Z spring adalah salah satu piranti yang sering
digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior dental. Z spring
dapat digunakan jika tersedia ruang untuk menggerakkan gigi ke
arah labial. Z spring dibuat dari klamer berukuran 0.5 mm dan dibuat
untuk mengerakkan satu atau dua insisivus. Spring ini terdiri dari
dua helix yang berada diantara dua lengan parallel dan sebuah lengan
retentif. Spring ini harus diletakkan secara tegak lurus dengan
permukaan palatal gigi. Z spring diaktivasi dengan membuka kedua
helix sebesar 2-3 mm. Untuk dapat bekerja dengan baik, piranti
lepasan ini harus memiliki retensi yang dapat dicapai dengan
menggunakan klamer Adam’s yang diletakkan pada gigi molar. Jika
klamer tersebut tidak bekerja dengan baik, gaya dari spring yang
diaktivasi akan menyebabkan lepasnya piranti tersebut.
Spring ini terdiri dari helix ganda diantara dua lengan
parallel dan sebuah lengan bawah yang berfungsi sebagai retensi
pada plat aklirik. Penggunaan piranti ini dapat disertai biteplane
posterior terutama pada kasus yang disertai adanya deep overbite
atau pada kasus dimana gigi insisivus mandibula mengalami
masalah periodontal. Penggunaan biteplane posterior dapat
mengurangi gaya yang diterima oleh gigi pada lengkung gigi yang
berlawanan. Keberhasilan perawatan dengan menggunakan piranti
dipengaruhi oleh kooperatif pasien dan aktivasi spring yang
tepat.3,4,11

18
Gambar 15. Double Cantilever Spring atau Z spring
4. Piranti Ortodonti lepasan dengan Screw
Piranti aklirik yang digabungkan dengan screw dalam berbagai
ukuran dapat digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior yang
melibatkan satu gigi ataupun satu segmen. Screw dapat
menghasilkan gaya yang besar, yang akan berkurang seriring dengan
pergerakan gigi. Pasien biasanya mengaktivasi screw 1 atau 2 kali
seminggu. Dalam perawatan crossbite anterior, screw dapat
digunakan untuk menggerakkan gigi geligi secara labial ke posisi
yang seharusnya. Penggunaan piranti ini dapat digabungkan dengan
bite plane untuk membuka gigitan sehingga memungkinkan
terjadinya pergerakan gigi.
Micro-screw merupakan screw yang paling nyaman bagi
pasien dan dapat menggerakkan gigi secara individual. Mini-screw
dapat digunakan untuk menggerakkan 2 gigi sekaligus. Medium-
screw digunakan untuk mengkoreksi segmental crossbite, dan dapat
menggerakan 4 sampai 6 gigi dalam satu segmen. 3-D (three
dimensional) screw dapat digunakan untuk mengkoreksi crossbite
anterior dan posterior secara bersamaan.
Kelebihan dari piranti Ortodonti lepasan dengan Screw
- Gaya yang dihasilkan screw dapat diatur sesuai keinginan.
- Piranti dengan screw memiliki kecenderungan untuk terlepas
yang lebih sedikit dibandingkan dengan piranti dengan spring
sehingga memiliki stabilitas yang lebih baik.3,4,8

Gambar 16. Piranti ortodonti lepasan dengan screw

19
5. Piranti Ortodonti Cekat
Crossbite anterior dapat dikoreksi dengan piranti ortodonti cekat.
Penggunaan piranti cekat tersebut dapat digabungkan dengan bite
plane untuk membuka gigitan. Piranti ortodonti cekat digunakan
terutama pada kasus-kasus yang memerlukan adanya bodily
movement dari gigi geligi yang bersangkutan. Kelebihan lain
penggunaan piranti ortodonti cekat untuk mengkoreksi crossbite
anterior, antara lain:
- Tidak bergantung pada kooperatif pasien.
- Koreksi crossbite anterior yang cepat.
- Pergerakan gigi multiple.
- Dapat menyediakan ruang untuk pergerakan gigi.
- Mengekstruksikan gigi untuk mendapatkan overbite positif.12

Gambar 17. Piranti ortodonti cekat

20

Anda mungkin juga menyukai