Dewasa ini pemakaian gigi tiruan cekat sebagai salah satu alat untuk merestorasi gigi asli yang
rusak atau hilang semakin populer dimasyarakat. Alasan penggunaan gigi tiruan cekat sebagai
salah satu pilihan untuk merestorasi gigi dilandasi kenyataan bahwa gigi tiruan cekat
mempunyai desain lebih sederhana, nyaman untuk digunakan, estetik baik dan dapat
menambah rasa percaya diri pemakainya, jika dibandingkan dengan gigig tiruan lepasan. Pada
beberapa penggunaan, bahan ceramic (porselin) sering digunakan karena estetik yang baik,
bersifat kompatibel dan kuat terhadap daya kunyah.
Bagian – bagian dari Gigi Tiruan Cekat (GTC) adalah:
1. Pontik
Pontik adalah bagian dari Gigi Tiruan Cekat (GTC) yang menggantikan gigi asli yang
hilang. Pontik yang baik adalah yang memenuhi syarat biologis, mekanis dan
estetis.
Syarat biologis meliputi Kontur yang harmonis dengan gigi antagonis dan gusi
dibawahnya, mudah dibersihkan terutama pada bagian yang menghadap gusi dan
relasi dengan alveolaris ridge harus dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut dan
bahan tidak mengiritasi jaringan di rongga mulut. Syarat mekanis yang harus
dipenuhi adalah harus kaku (rigid) agar tidak terjadi perubahan bentuk ketika
digunakan dan tahan terhadap daya kunyah. Sedangkan syarat estetis yaitu
bentuk dan warna menyerupai gigi asli, dan penampilannya seakan-akan muncul
dari edentuluous ridge.
Secara garis besar pontik terbagai menjadi beberapa tipe yakni:
a. Tipe saddle
Saddle pontic menutup seluruh permukaan rongga gigi dan embrasur,
permukaan yang menghadap ginggiva cekung sehingga sulit dibersihkan,
biasanya digunakan untuk regio anterior karena mempunyai estetika yang
cukup baik.
Gambar 1. Tipe saddle
b. Tipe ridge lap
Pontik tipe ridge lap, mirip dengan tipe saddle tetapi bagian lingual yang
kontak dengan ridge tidak seluas tipe saddle.
f. Tipe Conical
Pontik tipe bulat atau koni kal, bentuknya membulat dengan ujung menebal
pada ridge, biasanya dugunakan pada rahang bawah, tidak bisa digunakan
pada bentuk ridge yang lebar karena memudahkan penumpukan debris.
Gambar 7. Tipe Conical
g. Ovate pontic
Pontik tipe ovat, ujung pontik membulat masuk ke dalam cekungan bekas
pencabutan gigi, memberi kesan gigi tumbuh dari dalam ridge. Pontik ini
diindikasikan untuk pasien setelah pencabutan gigi , yang tidak ingin dirawat
dengan implan, dan yang menginginkan estetika yang bagus khususnya gigi
anterior. Sedangkan kontra indikasinya adalah pada gigi yang coronal-apical
ridge tidak cukup tinggi atau bukal-lingualnya tidak cukup untuk membentuk
tulang dan kontur jaringan yang penting untuk menampilkan gusi secara
keseluruhan (Dento Gingival Complex /DGC).
Ovate pontic ini sudah digunakan sejak sebelum 1930 dan
dipertimbangkan sebagai pengganti pontik tipe saddle untuk mendapatkan
estetika yang baik dan kemudahan untuk dibersihkan. Lebar ovate pontic
ditentukan oleh bagian proksimal, kontur gigi terakhir dan ketinggian papila
setelah penyembuhan pasca pencabutan gigi. Ketinggian apikal pontik
ditentukan oleh kecekungan ridge dan gigi tetangga.
Gambar 8. Ovate pontic
Segmen atau bagian ovate pontic yang kontak dengan jaringan dibentuk
tumpul membulat dan dibentuk ke dalam cekungan dari ridge. Pada bagian
mesio-distal dan buko-lingual dibentuk sedemikian rupa sehingga nampak
ramping dan ujung apikal masuk ke dalam cekungan ridge bekas pencabutan
gigi. Hal ini memudahkan pontik dibersihkan dengan benang gigi (dental
floss). Kecekungan ridge dapat dibuat dengan penempatan gigi tiruan tetap
sementara dengan perluasan seperempat bagian pontik ke dalam soket
segera setelah pencabutan gigi. Pada kasus pasca pencabutan yang telah lama
sehingga ridge bekas pencabutan itu telah menutup, maka untuk pembuatan
ovate pontic ini memerlukan pengerokan ridge dengan cara pembedahan dan
dibentuk seperti bekas pencabutan. Hal ini dapat menampilkan estetika yang
bagus karena gigi seolah - olah muncul atau tumbuh dari dalam ridge atau
gusi.
Kontur ovate pontic dapat menampilkan jaringan pendukung gigi,
estetika, kenyamanan dan kemudahan untuk membersihkannya. Selain itu
fungsi dan estetik dari restorasi ini dapat dicapai bila bahan dan prosedur
pembuatannya tepat.
2. Connector
Connector yaitu bagian dari Gigi Tiruan Cekat (GTC) yang menghubungkan
retainer dengan pontic. Konektor harus dapat mencegah distorsi atau fraktur
selama gigi tiruan berfungsi.
a. Connector rigid
Connector rigid adalah: konektor yang tidak memungkinkan terjadinya
pergerakan pada komponen GTC. Merupakan konektor yang paling sering
digunakan untuk GTC.
Connector rigid dapat dibuat dengan cara:
1. Pengecoran (casting): penyatuan dua komponen GTJ dengan satu kali
proses tuangan.
2. Penyolderan (soldering): penyatuan dua komponen GTC
dengan penambahan logam campur (metal alloy) yang dipanaskan.
3. Pengelasan (welding): penyatuan komponen GTC dengan pemanasan
dan/atau tekanan.
b. Connector nonrigid
Connector nonrigid adalah konektor yang memungkinkan terjadinya
pergerakan terbatas pada komponen GTC. Diindikasikan bila terdapat
pier/intermediate abutment untuk penggantian beberapa gigi yang hilang.
Konektor nonrigid bertujuan untuk mempermudah pemasangan dan
perbaikan (repair) GTC. Contohnya adalah dovetail dan male and female.
Rosenstiel SF, Land MF, and Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4th ed. St. Louis.
Mosby, Inc. 2006.
Marginal placement
Preparasi tepi servikal merupakan tahappreparasi yang paling penting yang
menentukankeberhasilan perawatangigitiruan cekat (GTC), karena pada tahap preparasi ini
ditempatkan pada daerah pertemuan antara jaringan gigi penyangga dengan tepi restorasi.
Letak akhiran servikal disekitar leher gigi yang berbatasan dengan gingiva, sehingga plak
mudah terakumulasi dan hal ini merupakan tahap awal terjadinya penyakit periodontal.
Preparasi tepi servikal dapat diletakkan disupragingiva, subgingiva atau setinggi puncak
gingiva. Namun beberapa ahli di bidang prostodonsia dan periodonsia menganjurkan
penempatan tepi preparasi di supragingiva, karena batas preparasinya cukup jelas
terlihat, lebih mudah dibersihkan dan dikontrol serta tidakmengiritasi gingiva. Akan tetapi hal
yang perlu dipertimbangkan pada desain preparasi supragingiva ini adalah faktor estetik
pada gigi anterior dan gigi premolar terutama pada rahang atas.
Desain preparasi subgingiva umum dilakukan untuk restorasi yang
membutuhkan faktor estetik, tetapi desain ini menurut para ahli akan menyebabkan
inflamasi pada jaringan gingiva. Oleh karena itu dewasa ini desain preparasi servikal
diletakkan setinggi puncak gingiva untuk mengakomodasi restorasi yang membutuhkan
faktor estetik dan sekaligus menjamin kesehatan jaringan gingiva.
Menurut bentuknya,desain akhiran tepipreparasi dibedakan atas:
a. Preparasi knife edge/feather edge atau shoulderless (tanpa bahu)
Bentuk preparasi ini dapat digunakan untuk restorasi yang terbuat dari logam.
Keuntungan dari bentuk akhiran preparasi ini adalah pengambilan jaringan yang lebih
sedikit, namun preparasi tidak dapat dievaluasi secara tepat pengurangan di bagian tepi
servikal sehingga dapat mengakibatkan akhiran tepi servikal terlalu dalam di sulkus
gingiva dan mengiritasi jaringan periodontal.
Desain akhiran preparasi tanpa bahu kekurangannya adalah pengambilan
jaringan yang minimal sehingga memungkinkan terjadinya over contour yang
menyebabkan akumulasi plak mudah terjadi di tepi servikal restorasi yang berbatasan
dengan gingiva, batasnya sulit dilihat secara jelas pada gigi yang dipreparasi maupun pada
model. Bentuk akhiran ini memerlukan pengamatan secara lebih teliti oleh laboran
terutama pada saat membuat pola malamnya. Bentuk knife-edge merupakan akhiran tepi
servikal yang digunakan pula pada restorasi yang terbuat dari bahan emas karena
preparasinya dapat dibuat secara lebih mudah dan pengambilan jaringan gigi tidak terlalu
banyak, sehingga tidak membahayakan jaringan pulpa gigi.
b. Preparasi shoulder (dengan bahu)
Preparasi shoulder ini adalah preparasi yang mempunyai bahu mengelilingi seluruh
servikal sehingga disebut full shoulder atau partial shoulder jika hanya bagian labial atau
bukal. Preparasi ini lebih menjamin adanya ruangan yang cukup di daerah servikal
terutama untuk kelompok restorasi metal porselen atau metal akrilik. Teknik preparasi ini
lebih sulit dan tidak mungkin dikerjakan pada gigi yang mempunyai ruang pulpa yang
besar. Bur yang digunakan dalam pembuatan akhiran tepi servikal ini adalah bur bentuk
fisur runcing yang ujungnya rata. Bur ini digunakan apabila diperlukan ruangan untuk
penempatan restorasi yang terbuat dari porselen.
Dengan desain akhiran preparasi servikal dengan bahu memungkinkan
operator untuk menentukan seberapa besar pengambilan jaringan gigi (lebar bahu).
Lebar bahu ini diperlukan untuk menahan beban insisal atau oklusal. Desain preparasi
ini merupakan preparasi yang tepat untuk restorasi mahkota logam porselen,
restorasi mahkota tunggal, restorasi jembatan metal porselen dan restorasi
jembatan metal akrilik. Namun penggunaan logam sebagai coping GTC
mempunyai kerugian karena sifat logam yang mudah menyusut dan penyusutan
coping logam lebih besar lagi setelah pembakaran porselen sebagai bahan pelapis
estetik, sehingga menyebabkan kurangnya adaptasi pada bagian tepi servikal restorasi.