Anda di halaman 1dari 24

“Malocclusion”

1. Definition of Angle’s and Dewey’s Classification


• Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai
bentuk yang normal, maloklusi dapat disebabkan karena tidak ada keseimbangan dentofasial

• Kunci oklusi terletak pada M1 maksila. Berdasarkan hubungan antara molar permanen pertama maksila dan mandibula,
• Maloklusi Klas I Angle (Neutroklusi) adalah hubungan anteroposterior yang normal antara rahang atas dan rahang bawah,
dimana tonjol mesiobukal gigi molar permanen pertama atas terletak pada celah bukal gigi molar permanen pertama
bawah, sedangkan gigi kaninus atas terletak pada ruang antara tepi distal gigi kaninus bawah dan tepi mesial gigi
premolar pertama bawah

• Kelas 2 : Cusp distobukal dari gigi molar pertama permanen maxilla beroklusi pada groove bukal gigi molar
pertamapermanen mandibula

• Kelas 3 : Cusp mesio-bukal dari gigi molar pertama permanen RA beroklusi pada interdental antara gigi molar pertama
dan molar kedua RB

Proffit, W. R., Fields, H. W., Msd, D. M., Larson, B., & Sarver, D. M. (2019). Contemporary
Orthodontics, 6e: South Asia Edition-E-Book. Elsevier India.
Proffit, W. R., Fields, H. W., Msd, D. M., Larson, B., & Sarver, D. M. (2019). Contemporary
Orthodontics, 6e: South Asia Edition-E-Book. Elsevier India.
2. Characteristic Angle’s and Dewey’s Classification

Weakness of Angle’s classification:


1. Molar satu permanen dianggap titik patokan(jd gigi lain tdk dianggap sbg
penentu maloklusi)
2. Apabila molar satu permanen hilang atau tidak ada maka klasifikasi ini
tidak dapat digunakan(maka bisa gunakan klasifikasi lain, contohnya
simon dg memakai gigi c sbg patokan)
3. Hanya melihat dalam arah antero-posterior saja, sedangkan arah
transversal dan vertikal tidak(tdk memperhatikan overbite overjet)
4. Klasifikasi angle tidak mejelaskan malposisi gigi individual(tdk
memperhatikan gigi rotasi, supraversi, infraversi, dll)
5. Klasifikasi angle tidak membedakan mana maloklusi dental dan mana
maloklusi skeletal(maloklusi dental hy meliputi gigi, dan jika maloklusi
skeletal maka juga hy meliputi rahang)
6. Klasifikasi angle tidak menjelaskan etiologi maloklusi.(sebab2 malok)
Martyn T Cobourne. 2016. Handbook of orthodontics, 2nd ed. Hal. 5
3. Etiology of Malocclusion

GENERAL LOCAL
Faktor yang tidak berpengaruh Faktor yang berpengaruh langsung
langsung pada gigi pada gigi

1. Keturunan 1. Anomali jumlah gigi


2. Kongenital 2. Anomali bentuk dan
3. Lingkungan ukuran gigi
4. Gangguan metabolisme 3. Persistensi gigi sulung
5. Malnutrisi 4. Karies
6. Badhabit

Kusnoto, J. (2014). Buku Ajar Ortodonti Jilid 1. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
General
1. Keturunan : masy. primitif jarang ditemukan maloklusi dibanding masy modern krn tjd diskrepansi ukuran rahng dan
gigi. Karena masy modern sudah ada percampuran berbagai populasi
2. kongenital
a. cleft lip adn palate - jika tindakan bedah terlalu kencang maka seluruh premaksila tersorong ke apalatal dan tjd
.
malposisi insisif atas shg crossbite anterior
b. tortikolis - kekuatan otot yg abnormal terlihat jelas, ada pemendekan otot sternokleidomastideus yg dpt merubah
morfologi kranium dan wajah/disebut sbg wry neck. akibat tarikan otot tsb dpt menyebabkan asimetri wajah dan
maloklusi parah
3. Lingkungan
a. pranatal - intrauterine molding - posisi janin abnormal (tangan kaki lutut menekan wajah dan wajah mjd depresi serta
asimetris) GAMBAR
b. pascanatal - trauma saat proses kehamilan - penggunaan penjepit untuk membantu pengeluaran bayi, mybkkn luka
pada satua tau kedua sendi rahang,serta kerusakan jaringan yg mempengaruhi perkembangan mandibula. Jar kondil
manidbula (pusat pertumb mandibula) rusak, beresiko defisinsi pertumb mandibula

Kusnoto, J. (2014). Buku Ajar Ortodonti Jilid 1. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Gangguan metabolisme - Hipertiroid mybbkn pola resorpsi abnormal, erupsi gigi lambat, kelainan ggv, persistensi gigi
sulung, malposisi gigi karena arah erupsi mengalami defleksi (pergeseran midline gerak mandibula dari awal
sampai dengan akhir bukaan mulut)
5. Malnutrisi - penyakit beri-beri, rickets, scurvy menyebabkan maloklusi spt premature loss, persistensi, erupsi abnormal, dan
.
kesehatan jaringan bruuk.
6. Bad habit - fungsi otot berhubungan dengan terjadinya maloklusi. Jika ada malrelasi antara RA dan RB maka aktivitas otot
akan menyesuaikan dengan keadaan tsb sehingga timbul kebiasaan buruk penyebab maloklusi

Kusnoto, J. (2014). Buku Ajar Ortodonti Jilid 1. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Local

1. Supernumerary teeth berpotensi menghalangi perkembangan oklusi normal, karena terdapat kekurangan lengkung
gigi. Lengkung rahang tidak dapat menampung seluruh gigi yang ada, sehingga dapat menyebabkan crowding,
2. Anomali bentuk dan ukuran gigi - disebabkan karena gangguan pada staidum morfodiferensiasi, ex. gigi peg lateral
mybkkn gigi renggang, P2 RB kadang ada tambahan cusp lingual shg mesiodistal molar bertambah dan
menguranggi ruang untuk penyesuaian molar.
3. Premature loss/gigi sulung tanggal sebelum waktunya - gigi hilang maka lengkung gigi cenderung kontraksi dan
ruang menutup, shg tjd pemendekan lengkung yg akan menjadi maloklusi spt crowding, rotasi, malposisi, atau
impaksi.
4. Karies dan restorasiyang tidak baik - Gigi karies meneybakan hilangnya kontak proksimal, sehinga gigi tetangga
bergeser, inklinasi berubah, atau tjd pemendekan lengkung gigi.

Kusnoto, J. (2014). Buku Ajar Ortodonti Jilid 1. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Definiton, etiology, treatment and evaluation of bad oral habits
Mouth Breathing Treatment :
Etiologi: • 1) edukasi untuk menghentikan kebiasaan buruk dan
Jika ada sumbatan parsial/Obstruksi jalan napas di hidung,krn rencana perawatan
radang mukosa hidung akibat alergi/infkesi kronis, maka • (2) perawatan interseptif menggunakan alat lepasan
pasien akan bernapas Sebagian/seluruhnya dengan mulut, yg aktivator dengan skrup ekspansi,(agar memaksimalkan
berakibat gangguan pd keseimbangan tekanan pada rahang pertumbuhan mandibula ke arah bawah depan dan
dan gigi, dan berdampak ke posisi gigi maupun pertumb pertumbuhan rahang kearah lateral) Aktivator dengan
rahang skrup ekspansi digunakan selama 6-9 bulan, minimal
12 jam perhari saat tidak beraktivitas diluar rumah dan
Manifestasi : adenoid face terutama saat tidur
menambah tinggi wajah, gigi posterior ekstrusi, mandibula • (3) perawatan kuratif menggunakan alat cekat teknik
rotasi ke bawah dan ke belakang, open bite anterior, jarak gigit straightwire
bertambah, lengkung gigi atas sempit, palatum tinggi dan • (4) retainer menggunakan Hawley Retainer.
sempit akibat adanya tekanan udara pernafasan dan tekanan • Pemilihan activator dilakukan krn jaringan lunak tidak
otot pipi mudah terluka, dapat diterima secara estetika karena alat
digunakan pada malam hari, tidak mengganggu kebersihan
mulut
Hawley : alat ortho lepasan

Disebut juga retainer kawat karena terbuat dari kawat logam


tipis dan akrilik.

Retainer Hawley memiliki beberapa keunggulan:


kawatnya dapat disesuaikan dengan kondisi gigi, awet selama
digunakan dan dirawat dengan benar, bisa diperbaiki jika rusak,
dan cukup nyaman saat digunakan.

Sedangkan kekurangannya adalah : dapat memengaruhi cara


bicara pemakainya, terlihat jelas saat berbicara atau tersenyum,
dan mengiritasi bibir atau pipi saat pemakaian awal.

Widiarsanti, S., Sutantyo, D., & Pudyani, P. S. (2017). Perawatan Ortodontik Interseptif dengan Alat Aktivator pada Periode Percepatan Pertumbuhan. MKGK (Majalah
Kedokteran Gigi Klinik)(Clinical Dental Journal) UG7, 1(1), hal 28
Thumb
Berat ringan tergantung durasi=30 menit, frekuensi= besar
gaya/tekanan yg diberikan itu sekuat apa Intensitas
=sering gak,setiap akan tidur, mau makan, setelah makan.
Sucking/menghisap , hasilnya akan berbeda dibanding yg durasinya hanya 2
menit, intensitasnya cm 3 hr sekali, dan tekanan yg

jari diberikan hanya dihisap ringan.

Etiologi: Treatment :
Sejak lahir bayi memiliki naluri menghisap agar merasa • Twin block mempunyai tujuan untuk memperluas
nyaman dan puas. Hal ini dianggap normal sampai usia 1- penambahan panjang mandibula dengan merangsang
1,5 tahun. Tetapi jika berkepanjangan dalam waktu yg pertumbuhan pada kartilago kondilus serta membatasi
lama, akan mybbkn kelainan gigi dan rahang /maloklusi pertumbuhan dari maksila.
akibat ketidakseimbangan otot2 didalam dan diluar mulutl. • Alat orthodontic lepasan atau cekat
• Perawatan ortodontik fase I dengan alat lip bumper
Manifestasi : untuk mengurangi overjet yang meningkat dan untuk
Adanya peradangan di sekitar mulut atau hipertrofi meningkatkan fungsi dan estetika wajah
vermilion, lengkung atas sempit, anterior open bite,
anterior atas proklinasi, kadang renggang, bibir bawah
menebal dan kering, perkembangan mandibula terhambat
dan terdorong ke belakang(retrusi),
Tongue Thrust
Akibat :
ketidakseimbangan otot-otot mulut
yang akhirnya berakibat pada maloklusi, yaitu
Swallowing berupa
Inklinasi inc ke labial, open bite anterior, dan celah/
Etiologi: diastema pada beberapa kasus.
1. Diakibatkan karena penderita memiliki kebisaan
mengisap jari, yaitu dengan manifestasi open bite Treatment :
anterior(pasien memperparah kondisi tersebut dengan • terapi bicara, terapi miofungsional, latihan lidah,
menjulurkan lidah diantara kedua gigi inc RA dan RB dan pemakaian peranti ortodonti berupa tongue
yang terbuka, terutama pada saat menelan) crib lepasan atau cekat. Tujuan pemakaian
2. Saat menelan mandibula terdodrong kebawah dan lidah tongue crib untuk membantu lidah ke posisi
terjulur kedepan diantara gigi2 normal saat menelan dengan meletakkan lidah
3. Posisi lidah ke depan saat waktu isitahat, meskipun di daerah palatum. Bagian tongue crib yang
dengan tekanan yg ringan, ttp dengan durasi yg lama, dpt diletakkan di pertengahan palatal, memaksa
mybbkn perubahan posisi dalam arah lidah untuk mundur karena terdapat taju-taju
horizontal/vertical(overjet dan openbite) sehingga membantu pasien pada saat menelan
yang benar
• Ortodontik interseptif menggunakan aktivator
dengan skrup ekspansi, dilanjutkan dengan
perawatan ortodontik kuratif dengan alat cekat
teknik straightwire
Rusdiana, E., Goenharto, S., & Asdika, R. G. (2018). Variation of Fixed Tongue Crib for Correcting Tongue Thrusting Habit. Journal of
Vocational Health Studies, 1(3), hal. 130
Lip
Etiologi: pengganti hisap jari

Manifestasi :
Sucking/menggigit/m • Adanya peradangan di sekitar mulut atau hipertrofi
vermilion, anterior open bite, anterior atas proklinasi,

engisap bibir kadang renggang, bibir bawah menebal dan kering,


perkembangan mandibula terhambat dan terdorong ke
belakang(retrusi).

Treatment :
Perawatan ortodontik fase I dengan alat lip bumper untuk
mengurangi overjet yang meningkat dan untuk
meningkatkan fungsi dan estetika wajah

Driana, A., Arguni, E., Sutardjo, I., & Pramono, D. (2020). Correlation Between Age, Gender and Bad Oral Habit of 7-9-year-old Children in Karangjati Primary
School, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. DENTA Jurnal Kedokteran Gigi, 14(1), 9-15. hal 11
Kusnoto, J. (2014). Buku Ajar Ortodonti Jilid 1. Penerbit buku Kedokteran EGC Jakarta. Hal. 192
Lower Lip Sucking Habit Treated with a Lip Bumper Appliance. Kamal, M., dkk. 2017. Government Dental College P.G.I.M.S., University of Health Sciences, Rohtak
Bruxism • Maloklusi : Pada kasus-kasus tertentu, gigi kaninus dan insisivus
biasanya bergerak kearah lateral yaitu pergerakan dari samping ke
Akibat :
samping. Kebiasaan ini mengikis oklusal, dan cusp gigi menjadi
• Adanya hambatan untuk mencapai keadaan ketika gigi-geligi atas
datar. Kadang-kadang, kebiasaan tersebut cenderung
bisa bertemu dengan gigi-geligi bawah
• Perubahan oklusi Berubahnya oklusi karena bruxism, diakibatkan menyebabkan terkikisnya gigi molar secara bersamaan
• Kelainan Neuromuskular : Suatu kelainan yang berhubungan
oleh ausnya gigi geligi terutama gigi anterior. Keausan yang
dengan otot dan saraf, terutama pada wajah. Dalam jangka waktu
berlebihan dapat menyebabkan gigi terasa linu sewaktu rahang
yang lama bruxism dapat menyebabkan perubahan dimensi
dikatupkan, sehingga pasien cenderung mencari posisi lain yang
wajah. Hal ini terjadi karena adanya pembengkakan pada otot
tidak menimbulkan rasa sakit. Perubahan penutupan rahang yang
masseter
berlangsung dalam jangka waktu tertentu cenderung menimbulkan
perubahan oklusi.
Treatment :
Bila bruxism disebabkan oleh gangguan oklusi, maka untuk mencegah
rusaknya gigi-geligi dapat menggunakan Splint yang berbentuk
nightguard, agar permukaan gigi-geligi tidak saling bertemu.

Selain terapi dengan splint, dokter gigi akan melakukan oklusal


adjustment atau berusaha merawat, agar oklusi pasien menjadi ideal,
serta menghilangkan gangguan oklusi. Salah satunya bisa dengan
perawatan orthodonti/kawat gigi

Psikologikal konseling

Nugraha, D. P. Y. (2018). PENANGANAN BRUXISM PADA ANAK. Departement Pedodontia ,Faculty of Dentistry Mahasaraswati University Denpasar . Hal 782 &
786
Occlusal splint (night guard) , jg dinamakan splint relasi sentrik dan orthotik.= Bentuknya berupa
suatu plat yang dibuat dengan menutupi permukaan oklusal dan dipakai ketika tidur untuk
melindungi gigi dari kebiasaan bruxism.

suatu splint akrilik pada rahang atas atau rahang bawah yang membantu keseimbangan kekuatan
gigitan, menstabilkan TMJ yaitu kondilus rahang untuk mencapai posisi paling anterior superior
dalam fossanya ( relasi sentrik), sehingga otot-otot masseter relaksasi.

untuk melindungi gigi pasien pada saat melakukan bruxing yang menyebabkan atrisi pada gigi,
menstabilkan oklusi yang berubah dan menghilangkan efek gangguan seperti ngilu pada
insisal/oklusal.

Teori oklusal
Teori ini menyatakan bahwa dengan adanya kontak maksimal antara gigi RA dan RB, gangguan
oklusal dan kontak premature yang menyebabkan disfungsi tidak akan terjadi (Yadav dan
Karani, 2011 : 13).

Kekuatan tekanan bruxism yang menyentuh dataran occlusal splint (night guard) akan didistribusikan
secara merata, menyeluruh, dan tidak langsung mengenai permukaan oklusal/insisal sehingga gigi
Nugraha, D. P. Y. (2018). PENANGANAN BRUXISM PADA ANAK. Departement Pedodontia ,Faculty of Dentistry Mahasaraswati University Denpasar . Hal 782 &
786
geligi tidak bergesekan, tetap stabil dan terlindungi (Shita, 2010 : 19).
5. Type of Orthodontic Treatment
prosedur ortodontik yang dilakukan pada prosedur ortodontik
yang dilakukan pada maloklusi yang baru atau sedang dalam
proses maloklusi yang baru atau sedang dalam proses terjadi
dengan tujuan memperbaiki ke arah oklusi terjadi dengan
tujuan memperbaiki ke arah oklusi normal

Preventive Orthodontic Interseptive Orthodontic Curative Orthodontic

Menjaga agar tumbuh kembang Menghambat maloklusi untuk Mengkoreksi atau memperbaiki
gigi dan rahang dapat berjalan berkembang disertai dengan maloklusi yang sudah terjadi.
dengan normal, sehingga tidak menghentikan kebiasaan buruk
terjadi malposisi

•Sulandjari, Heryumani., 2018. Buku Ajar Ortodonsia I, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
•Widiarsanti, S., Sutantyo, D., & Pudyani, P. S. (2016). Perawatan Ortodontik Interseptif dengan Alat Aktivator pada Periode Percepatan
Pertumbuhan. MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)(Clinical Dental Journal) UGM , 1(1), hal. 27-28.
6. Interseptive Treatment : Manage and Appliance

• Perawatan ortodontik interseptif adalah perawatan ortodontik yang dilakukan dalam masa
pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbaiki relasi rahang.
• Perawatan ortodonsi interseptif adalah suatu prosedur ortodontik yang dilakukan pada maloklusi yang
baru atau sedang dalam proses terjadi dengan tujuan memperbaiki ke arah oklusi normal
• Perawatan ortodontik interseptif digunakan untuk mengurangi keparahan maloklusi, memperbaiki profil
wajah sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri, menghilangkan kebiasaan buruk, memfasilitasi
erupsi normal gigi dan memperbaiki pola pertumbuhan.
• Contoh:
Gigi premature loss (space maintainer)
Gigi premature loss dan terdapat ruang menyempit (space regainer) : ortodontik interseptif

•Sulandjari, Heryumani., 2018. Buku Ajar Ortodonsia I, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
•Widiarsanti, S., Sutantyo, D., & Pudyani, P. S. (2017). Perawatan Ortodontik Interseptif dengan Alat Aktivator pada Periode Percepatan
Pertumbuhan. MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)(Clinical Dental Journal) UGM , 1(1), hal. 27-28.
Macam-macam perawatan ortodontik interseptif
• Penyesuain atau koreksi disharmoni oklusal
• Perawatan cross-bite anterior pada mixed bite anterior pada mixed dentition
• Perawatan diastema anterior
• Perawatan kebiasaan jelek (Bad Habit)
• Latihan otot (Myofunctional Therapy)
• Pencabutan sri (Serial Extraction)

Proffit, W. R., Fields, H. W., Msd, D. M., Larson, B., & Sarver, D. M. (2019). Contemporary Orthodontics, 6e: South Asia Edition-E-Book . Elsevier India.
Space Maintainer
Fungsi dari space maintener adalah: (a) mencegah pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat
pencabutan dini; (b) mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini; (c) memperbaiki
fungsi pengunyahan akibat pencabutan dini; dan (d) memperbaiki fungsi estetik dan bicara
setelah pencabutan dini (Moyers, 1972).

Indikasi penggunaan space maintainer antara lain  (Finn, 1973).


1.Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi menggantikan
posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat ruang yang memungkinkan
untuk gigi permanennya.
2.Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya menempatkan lidah di tempat yang kosong atau
menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat diinstruksikan sambil memberi efek
menghilangkan kebiasaan buruk.
3.Adanya tanda-tanda penyempitan ruang.
4.Kebersihan mulut (OH) baik.
5.Adapun waktu yang tepat penggunaan space maintainer adalah segera setelah kehilangan gigi
sulung. Kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan kehilangan gigi.

Proffit, W. R., Fields, H. W., Msd, D. M., Larson, B., & Sarver, D. M. (2019). Contemporary Orthodontics, 6e: South Asia Edition-E-Book . Elsevier India.
kontra indikasi space maintainer antara lain (Finn, 1973).
1.Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi.
2.Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen.
3.Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi.
4.Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan perawatan
ortodonti.
5.Gigi permanen penggantinya tidak ada (agenisi).
6.Jika tonjolan dan dataran inklinasi dari gigi-gigi di samping gigi yang dicabut itu sudah mengunci
sedemikian rupa sehingga pergeseran ke arah tempat yang kosong itu sudah dengan sendirinya terhalang.
7.Jika pergeseran ke arah tempat yang kosong itu dapat memperbaiki oklusi dari molar pertama permanen.
8. Jika pergeseran ke tempat yang kosong dapat memperbaiki adanya gigi depan yang crowded.
9.Pada anak dengan usia yang masih sangat muda sehingga sulit kerjasama dengan dokter gigi.

Pada beberapa keadaan penggunaan space maintainer tidak diaplikasikan pada anak, yaitu jika
gigi yang tanggal sebelum waktunya adalah gigi insisif sulung, maka pemasangan space
maintainer tidak perlu karena pertumbuhan daerah ini ke arah transversal sangat laju dan
pergeseran gigi-gigi kaninus ke arah mesial hampir tidak ada (Moyers, 1972).

Proffit, W. R., Fields, H. W., Msd, D. M., Larson, B., & Sarver, D. M. (2019). Contemporary Orthodontics, 6e: South Asia Edition-E-Book . Elsevier India.
Space regainer

Untuk mengembalikan ruang yang menyempit/ hilang akibat adanya gigi yang tanggal prematur dan
tipping gigi - gigi sekitarnya.

Tujuan:

• Mencegah terjadinya rotasi gigi geligi di sekitar gigi yang premature loss
• Pada maksila, mencegah terjadinya relasi molar / caninus kelas II karena pergerakan gigi geligi ke
mesial akibat adanya premature loss di anterior
• Pada mandibula, mencegah terjadinya relasi molar / caninus kelas IIIkarena pergerakan gigi geligi
ke distal akibat adanya premature loss di posterior
• Mengembalikan jumlah lebar ruang yang diperlukan untuk gigi permanen

Chandak, Pratiksha.dkk. 2015. Space Regainers in Pediatric Dentistry. IDMJAD Vol.1.


Indikasi
Premature loss of single tooth
Menegakkan gigi yang
mesial drifting 
Space closure
 karena adanya gigi yang tanggal prematur
Kekurangan tempat 3-4 mm4.
 
Kontraindikasi
Pada kasus kelebihan tempat, misalnya karena diastema
Pada kasus kekurangan tempat sangat banyak, dengan impaksi atau banyakgigi permanen yang belum erupsi
Pada kasus yang membutuhkan analisis komprehensif serta kasus - kasusyang membutuhkan pemakaian peranti cekat

Chandak, Pratiksha.dkk. 2015. Space Regainers in Pediatric Dentistry. IDMJAD Vol.1.


Aktivator dengan sekrup ekspansi

perawatan interseptif menggunakan alat lepasan aktivator dengan skrup ekspansi,(agar


memaksimalkan pertumbuhan mandibula ke arah bawah depan dan pertumbuhan rahang
kearah lateral) Aktivator dengan skrup ekspansi digunakan selama 6-9 bulan, minimal 12
jam perhari saat tidak beraktivitas diluar rumah dan terutama saat tidur

Widiarsanti, S., Sutantyo, D., & Pudyani, P. S. (2017). Perawatan Ortodontik Interseptif dengan Alat Aktivator pada Periode Percepatan Pertumbuhan. MKGK (Majalah
Kedokteran Gigi Klinik)(Clinical Dental Journal) UG7, 1(1), hal 28

Anda mungkin juga menyukai