Anda di halaman 1dari 37

“Gigi Tiruan Jembatan’’

1.Indikasi dan Kontraindikasi GTJ


Indikasi Kontraindikasi

• Pasien berusia 20-50 tahun • Kehilangan tulang dalam jumlah besar seperti pada trauma.
• Hygiene oral baik • Pasien yang sangat muda (dimana giginya memiliki ruang pulpa yang
• Oklusi dan jaringan periodonsium baik besar)
• Kesehatan umum dan sosial baik • Adanya abutment yang mengalami gangguan periodontal. (retensi dan
• Tidak memiliki badhabit resistensi akan tidak kuat)
• Lengkung edentulous yang pendek (shortspan, tdd 3 unit) • edentulous pada long span (kehilangan banyak gigi)
• Adanya gigi sehat yang berdekatan dengan ruang edentulous untuk • Ruang edentulous bilateral, yang membutuhkan stabilisasi lengkung
memberikan dukungan silang (cross arch).
• Kasus dengan resorpsi ridge dimana gigi tiruan sebagian lepasan tidak • Gigi malformasi kongenital, tidak memiliki struktur gigi yang
dapat stabil atau retentif. memadai untuk menopang.
• Preferensi pasien (kemauan dan kemampuan pasien) • Pasien yang sensitif secara mental yang tidak dapat bekerja sama
• Pasien dengan gangguan mental dan cacat fisik yang tidak dapat dengan prosedur perawatan invasif.
menjaga protesa lepasan. • Pasien dengan gangguan medis (misalnya leukemia, hipertensi).
• Pasien yang sangat tua.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Sumartati, Y., Dipoyono, H. M., & Sugiatno, E. (2017). PEMBUATAN CANTILEVER BRIDGE ANTERIOR RAHANG ATASSEBAGAI KOREKSI ESTETIK. Majalah
Indikasi dan Kontraindikasi Jenis pontik
Jenis pontik berdasarkan Material

I= hampir semua kondisi


Metal-ceramics pontics
KI = Long span bridges

Resin veneered pontic I = Restorasi sementara jangka panjang


KI = Restorasi definitif (sudah pasti, mutlak)

All Metal Pontic KI = estetika lebih penting

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Jenis pontik
Ovate pontics Kasus dengan sisa ridge rusak atau tidak
sembuh sempurna, ridge yang luas dan
datar

Bullet-shaped or conical or heart-shaped Penggantian gigi posterior mandibula


pontic dimana estetika tidak menjadi perhatian
utama.

Spheroidal and modified spheroidal Kasus dengan ruang antar lengkung


pontics yang berkurang, pontik harus
memberikan tampilan dimensi
oclusogingiva yang berlebihan.

Sanitary/hygiene pontic Untuk gigi posterior karena tidak estetik

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


2. Kelebihan dan kekurangan GTJ
Kelebihan : Kerugian :
•Desain lebih sederhana • sulit mengontrol plak
•Nyaman digunakan karena pasien tidak perlu lepas •Pembuatan lebih rumit
pasang •Bila salah satu gigi penyangga terdapat
•Estetika baik, menambah rasa percaya diri pemakainya keluhan, maka seluruh unit dibongkar
dibanding GTL •Pemeliharaan jaringan periodontal lebih
•memulihkan daya kunyah, teliti dan lebih sering
•mencegah migrasi, rotasi-ektrusi, •relatif mahal
•memperbaiki pengucapan dan estetika
•Menjaga kesehatan jaringan lunak serta mencegah
terjadinya kerusakan lebih lanjut dari struktur organ di
dalam rongga mulut,
•Lebih mudah adaptasi karena tidak terdapat plat/sayap

Rosenfill, Stephere et al. 1995. Contemporray Fixed Prosthodontuc. Mosby Incorporation


Adenan, A., & Sumarsongko, T. Pembuatan gigitiruan jembatan anterior pada lingir alveolar yang resorpsi.
GTC Fiber Reinforced Composite

Kelebihan :
•Mudah dimanipulasi
•Mudah diadaptasi dengan baik
•Meningkatkan kekuatan flexural dan kekuatan impak
•Memiliki biokompatibilitas dan estetika yang baik

Kekurangan :
•Kurang estetik karena ada cangkolan
•Kurang efisien untuk mastikasi
•Kurang nyaman
•Relatif mahal

Dewi, Z. Y. (2017). THE EFFECT OF COMPOSITION GLASS FIBRE NON DENTAL AND GLASS FIBER NON DENTAL
IN FIBER REINFORCED COMPOSITE TO THE STREPTOCOCCUS MUTANS BACTERIA. B-Dent: J
urnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, 3(1), 54-58..
GTC Adhesif
Kelemahan
Kelebihan
•Tidak dapat dibuat untuk GTJ yang
•Pembuangan struktur gigi yang minimal terbatas
panjang,
pada email,
• prosedur pelekatan bonding yang lebih
•tidak terjadi trauma pada pulpa,
• tidak selalu memerlukan tindakan anestesi, sulit jika dibandingkan
• preparasi supragingival, konvensional,
• penggunaan asam untuk mengetsa
• teknik pencetakannya lebih mudah,
• Diperlukan susunan gigi
• biasanya tidak memerlukan restorasi sementara,
• waktu kunjungannya biasanya lebih sedikit, dan penyangga yang baik
• apabila GTJ adesif terlepas dari gigi sandaran dapat
dilekatkan kembali - Tidak lagi diperlukan banyak preparasi
gigi penyangga yang sampai melibatkan dentin - preparasi
relatif tidak menimbulkan banyak trauma

Rizki, C., Firman, D., & Adenan, A. Gigitiruan jembatan adesif sebagai perawatan alternatif pada kasus
kehilangan satu gigi Adhesive bridge as alternative treatment to replace one missing teeth.
3. Desain GTJ
CONVENTIONAL FIXED PARTIAL DENTURES
•GTC yang paling umum digunakan.
•Desain melibatkan pembuatan gigi tiruan sebagian cekat, yang mengambil dukungan dari abutment di kedua
sisi ruang edentulous.
•Desain dapat bervariasi sesuai dengan kondisi gigi tiruan, tetapi penyangga di kedua sisi harus dapat
mendukung GTC.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


CANTILEVER FIXED PARTIAL DENTURES
Digunakan ketika dukungan hanya dapat diperoleh dari satu sisi ruang edentulous. Gigi penyangga pada sisi
penyangga harus cukup kuat untuk menahan gaya torsi tambahan. Dukungan dapat diperoleh dari lebih dari
satu gigi pada sisi yang sama dari ruang edentulous

Keuntungan
• Disain yang sangat konservatif terutama jika menggunakan abutment tunggal.
• Ketika abutment sekunder digunakan, preparasi paralel dapat dengan mudah diperoleh karena abutment
berdekatan satu sama lain.
• Mudah dibuat.

Kekurangan
• Menghasilkan gaya torsi pada abutment
• Tidak dapat digunakan untuk merestorasi ruang edentulous long span.
• Kesalahan kecil dari desain dapat mempengaruhi abutment dalam skala besar.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


SPRING CANTILEVER FIXED PARTIAL DENTURE

dirancang khusus untuk menggantikan gigi incisivus RA tetapi hanya dapat menopang satu pontik.
Dukungan diperoleh dari abutment posterior (biasanya molar tunggal atau sepasang premolar yg displinting). Sebuah
konektor bar yang tahan lama digunakan untuk menghubungkan retainer posterior ke pontik anterior. Bar dirancang
untuk beradaptasi dengan erat dan meluas ke jaringan lunak palatum mulut. Bar harus sedikit tipis dan ulet sehingga
mendistribusikan kekuatan pengunyahan ke jaringan lunak di sepanjang jalurnya. Konektor tidak boleh terlalu tipis
karena dapat mengalami deformasi permanen di bawah beban pengunyahan

Keuntungan
• Dapat digunakan untuk kasus diastema.
• Retainer mahkota logam yang membutuhkan preparasi gigi minimal, dapat digunakan pada gigi posterior untuk
menggantikan gigi insisivus yang hilang.

Kekurangan
• Bar konektor dapat mengganggu pengucapan dan pengunyahan
• Deformasi bar konektor dapat menghasilkan perpindahan koronal dari pontik.
• Memmungkinkan ada jebakan makanan di bawah bar konektor, yang dapat menyebabkan
hiperplasia jaringan

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


FIXED FIXED PARTIAL DENTURES
Istilah ini menunjukkan gigi tiruan sebagian cekat dengan konektor rigid. Desain gigi palsu ini lebih konvensional. Karena
konektornya kaku, tidak ada pergerakan di antara komponen yang terhubung. yang paling umum digunakan.

Keuntungan
• Mudah dibuat
• Desain ekonomis
• Kuat
• Mudah dirawat
• Desain yang kokoh memberikan retensi dan kekuatan maksimum
• Membantu mensplint gigi abutment
• Dapat digunakan untuk long bridge bersama dengan penyangga yang secara periodontal lemah.

Kekurangan
• Karena konektornya kaku, tegangan dan gaya tuas yang tidak diinginkan secara langsung ditransfer ke abutment yang
menghasilkan kerusakan yang cukup besar.
• Membutuhkan preparasi gigi yang berlebihan untuk mencapai satu jalur penempatan.
• Sulit untuk disemen pada beberapa abutment
• Kontraindikasi untuk pier abutment

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


FIXED MOVABLE PARTIAL DENTURES
Ini didefinisikan sebagai, “Gigi tiruan sebagian cekat yang memiliki satu atau lebih konektor nonrigid”.
Konektor nonrigid untuk menghubungkan komponen gigi tiruan sebagian cekat.

Keuntungan
• Bertindak seperti pemecah stres (stress breaker) saat mengirimkan kekuatan pengungkit yang tidak diinginkan.
• Abutment diberi tekanan hanya selama pembebanan oklusal.
• Meningkatkan kesehatan abutment.
• Preparasi gigi tidak perlu sejajar satu sama lain. Setiap gigi penyangga dapat dipreparasi secara independen sesuai dengan
kebutuhannya.
• Memungkinkan gerakan kecil antara komponen prostesis.
• Bagian dari protesa dapat disemen secara terpisah.

Kekurangan
• Desain kompleks.
• Komponen konektor prefabrikasi sangat mahal.
• Sulit untuk dipertahankan.
• Bagian yang dapat bergerak cenderung aus jika digunakan terus-menerus.
• Tidak dapat digunakan untuk long span bridge
• Prosedur laboratorium yang rumit
• Temporisasi yang sulit
Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.
FIXED REMOVABLE PARTIAL DENTURES/ REMOVABLE BRIDGES

Salah satu kelemahan utamanya adalah jika salah satu abutment gagal, seluruh protesa harus
dikorbankan. Untuk mengatasi kerugian ini, bisa digunakan gigi tiruan sebagian lepasan yg tidak dapat
dilepas oleh pasien tetapi mudah dilepas oleh dokter gigi.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


4. Komponen GTJ
Semua GTJ terdiri dari abutment, yaitu mahkota gigi
asli yang telah dipreparasi untuk penempatan retainer
dan mendukung bridge, kemudian retainer yang Abutment
dilekatkan dan mendapatkan dukungan dari
abutment, pontics yang menggantikan gigi asli yg
hilang dan, konektor yang menghubungkan pontik ke
retainer
Konektor GTJ Retainer

Pontic

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


RETAINER Bagian dari GTJ yang menyatukan abutment ke sisa restorasi. Merupakan mahkota atau
restorasi apapun yang disemen ke abutment.

a. Major retainer adalah retainer yang menutupi seluruh permukaan oklusi gigi, ex. mahkota veneer penuh,
sebagian mahkota veneer
b. minor retainer adalah logam kecil ekstensi yang disemen ke gigi. ex. inlay, onlay

Tipe retainer berdasarkan tooth coverage :


• Full veneer crowns
 Retainer ini menutupi kelima permukaan gigi penyangga(mesial distal bukal lingual okl)
 Diindikasikan untuk gigi yang rusak parah.
 Merupakan retainer yang paling kuat dan ideal karena desainnya dapat menahan gaya pengunyahan ke
segala arah.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


• Partial veneer crowns
 Membutuhkan lebih sedikit pengurangan gigi. Lebih disukai daripada full veneer crown
 Kurang retentif dibandingkan dengan full veneer crown
 Pin dapat dibuat agar sesuai dengan lubang pin yang dibuat pada gigi untuk retensi tambahan.

• Conservative (minimal preparation) retainers


 Membutuhkan pengurangan/preparasi gigi minimal, mis. etsa asam.
 Jenis ini tidak bisa menerima beban oklusal yang berat dan terutama diindikasikan untuk gigi anterior.
 Mereka memiliki ekstensi logam yang kecil, yang dirancang untuk direkatkan langsung ke permukaan
lingual dari gigi penyangga menggunakan semen resin

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Tipe retainer berdasarkan material :
• All metal retainer
Bisa berupa mahkota veneer sebagian atau penuh. Retainer ini membutuhkan pengurangan
gigi minimal. Bersifat kuat bahkan di bagian yang tipis

• Metal ceramic retainer


Dapat dibuat full veneer crown atau dapat dibuat menghadap ke permukaan labial/bukal dari
full veneer crown, atau juga dapat dibuat diatas partial veneer crown (membutuhkan lebih
banyak pengurangan gigi).

• All ceramic retainers


dibuat sebagai veneer parsial atau full veneer crown. Butuh maksimum pengurangan gigi
karena porselen membutuhkan muatan yang cukup untuk kekuatan yang memadai.
 
• All acrylic retainers
Digunakan untuk temporary fixed partial dentures jangka panjang, dan tidak diindikasikan
untuk restorasi permanen

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


PONTIK Pontic adalah bagian dari FPD yang menggantikan gigi asli yang hilang, mengembalikan
fungsi
dan menempati ruang gigi yang hilang.

Pontik harus memenuhi persyaratan ideal berikut.


• harus mengembalikan fungsi gigi yang digantikan
• Harus memberikan estetika yang baik.
• Harus nyaman bagi pasien
• Harus biokompatibel. Seharusnya tidak menimpa jaringan atau menghasilkan segala jenis reaksi jaringan.
• Harus memungkinkan kebersihan mulut yang efektif, harus mudah dibersihkan dan mudah dirawat.
• Harus mempertahankan tulang dan mukosa di bawahnya. Seharusnya tidak menghasilkan ulserasi di
mukosa dan tidak menyebabkan tidak resorpsi resdiual alveolar ridge

Keberhasilan GTJ tergantung desain pontik yang tepat. Jika pontik tidak dirancang untuk mengembalikan fungsi
dan estetika, kemungkinan kegagalan sangat meningkat.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Pertimbangan Desain untuk Pontic Anterior  
Pertimbangan Desain untuk Pontic Posterior
• Semua permukaan harus cembung, halus dan selesai • Semua permukaan harus cembung, halus dan selesai
dengan benar dengan benar.
• Kontak dengan kemiringan labial slope dari ridge • Kontak dengan bukal slsope dari ridge harus minimal
harus minimal (titik pin) dan pressure free (modified (titik pin) dan pressure free
ridge lap design) • Tabel oklusal harus selaras dengan oklusi semua gigi
• Sebuah kontak yang lebih besar dengan ridge lainnya.
disediakan untuk tampilan yang alami. Jika kontak • Mekanisme shunting bukal dan lingual harus sesuai
pinpoint diberikan untuk kasus dengan resorpsi ridge, dengan gigi yang berdekatan.
ruang hitam yang tidak estetis dapat terlihat. • Panjang keseluruhan permukaan bukal harus sama
• Kontur lingual harus selaras dengan gigi yang dengan abutment yang berdekatan atau pontik.
berdekatan

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.
Jenis Pontik
1. Saddle Pontic
• Sadel pontik adalah pontik dengan permukaan gingiva cekung yang tumpang tindih
dengan ridge secara bukal dan lingual.
• Permukaan gingiva dari saddle pontic tidak akan terus menerus kontak dengan ridge,
sebagai gantinya hanya ujung bukal dan lingual dari permukaan gingiva yang akan
berkontak dengan jaringan
• Kerugian utama dari desain ini adalah kesulitan dalam pemeliharaan. Instruksi khusus
untuk floss (membersihkan) permukaan gingiva harus diberikan kepada pasien. ‘
• Pontik ini umumnya dihindari karena sangat sulit untuk dipelihara dan tidak mungkin
untuk menghindari akumulasi sisa makanan

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


2. Ridge lap Pontic
• Pontik ini menyerupai gigi asli. Ini dirancang untuk
beradaptasi erat dengan ridge.
• Namun jenis ini dihindari karena sulit dipertahankan dan
sering menyebabkan peradangan pada jaringan yang
bersentuhan.

3. Modifikasi Ridge lap Pontic (evolusi saddle pontic)


• Pontik ini dimodifikasi untuk lebih mengurangi kontak
jaringan.
• Memiliki kontak jaringan yang relatif lebih sedikit, namun
perawatannya juga sulit.
• Memiliki tampilan alami.
• Menghindari jebakan makanan dengan membuat permukaan
mesiodistal yang cembung.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


4. Ovate Pontic
• Digunakan di kasus dengan sisa ridge rusak atau tidak sembuh
sempurna. Juga dapat digunakan di ridge yang luas dan datar.
• Pontik dirancang sedemikian rupa sehingga ujung servikalnya meluas ke
dalam defek ridge edentulous.
• Pontik harus dikurangi saat penyembuhan berlangsung. Pontik ini lebih
estetis karena tampak muncul dari ridge seperti gigi asli.

5. Bullet-shaped or conical or heart-shaped pontic


• Pontik ini dimodifikasi untuk lebih mengurangi kontak jaringan.
• Memiliki kontak jaringan yang relatif lebih sedikit, namun
perawatannya juga sulit.
• Memiliki tampilan alami.
• Menghindari jebakan makanan dengan membuat permukaan mesiodistal
yang cembung.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


6. Spheroidal and modified spheroidal pontics

• Pontik ini menyentuh jaringan hanya di puncak ridge.


• Mereka tidak memiliki permukaan gingiva cekung
• Mereka diindikasikan untuk kasus-kasus dengan ruang antar lengkung yang
berkurang, di mana pontik harus memberikan tampilan dimensi cclusogingiva
yang berlebihan

7. Sanitary or hygienic pontics


Pontik ini tidak memiliki kontak jaringan. Mudah dirawat, sangat tidak estetis.
Oleh karena itu, hanya digunakan untuk gigi posterior. Pontik harus minimal 3
mm tinggi okluso-gingiva dan pada saat yang sama memberikan pembersihan
jaringan yang memadai untuk perawatan yang mudah.
Tiga desain umum dapat digunakan saat membuat pontik saniter:
a. Bar sanitary pontics - memiliki permukaan gingiva datar yang memiliki
pembersihan gingiva yang cukup

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


b. Conventional sanitary or fish belly pontic - Permukaan gingiva dari pontik cembung baik buccolingually
dan mesiodistally. Pontik menyerupai perut ikan dan karena itu namanya fish. Desain ini memiliki dua
kelemahan yaitu, ukuran konektor berkurang sehingga kekuatan protesa berkurang dan kontur mesial dan
distal pontik sulit dipertahankan.

c. Modified sanitary or perel pontic or arc-fixed partial denture - Permukaan gingiva pontik dirancang
untuk menjad hiperparaboloid. Artinya, permukaan gingiva pontik cekung mesiodistal dan bukolingual
cembung. Pontik ini mengatasi keterbatasan fish belly pontic. Bentuk lengkung meningkatkan ukuran
konektor dan lebih mudah dirawat

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


KONEKTOR Bagian dari GTJ yang menyatukan retainer dengan pontik

• Konektor rigid - digunakan untuk menyatukan retainer dan pontik pada gigi tiruan cekat sebagian. Konektor ini
digunakan ketika seluruh beban pada pontik akan dipindahkan langsung ke abutment.

• Konektor non-rigid - ditunjukkan dalam kasus di mana single insersi tidak dapat dicapai karena penyangga non-
paralel. Konektor ini memungkinkan pergerakan terbatas antara retainer dan pontik.
— Tenon-Mortise connectors
— Loop connectors
— Split pontic connectors
— Cross pin and wing connectors

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


ABUTMENT

“Gigi, bagian dari gigi atau bagian dari implan yang digunakan untuk menopang prostesis cekat atau lepasan.”
 
Peran abutment sangat penting dalam menerima beban yang bekerja pada gigi tiruan sebagian cekat. Pemilihan
abutment yang sesuai adalah penting karena abutment harus mampu menahan gaya yang bekerja padanya dan gaya
yang bekerja pada pontik.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


5. Syarat Pemilihan Gigi Abutment
Peran abutment sangat penting dalam menerima beban yang bekerja pada gigi tiruan sebagian
cekat. Pemilihan abutment yang sesuai adalah penting, karena abutment harus mampu menahan
gaya yang bekerja padanya dan gaya yang bekerja pada pontik.

Lokasi, Posisi dan Kondisi Gigi


Gigi dengan karakteristik berikut lebih disukai abutment:

 Gigi berdekatan dengan ruang edentulous.


 Gigi dengan mahkota yang sangat rusak yang dapat direstorasi dengan full veneer crown.
 Modifikasi seperti restorasi amalgam dowel core dan pin yang dipertahankan, mungkin diperlukan
untuk mengembalikan morfologi mahkota pada gigi yang rusak parah.
 Gigi vital lebih disukai, meskipun gigi yang dirawat endodontik(PSA) juga dapat digunakan.
 Pulpa yang capped tidak boleh digunakan sebagai penyangga karena selalu berisiko memerlukan
perawatan saluran akar.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Konfigurasi Akar

Gaya yang bekerja pada gigi ditransfer ke tulang pendukung melalui akar. Bentuk akar menentukan
kemampuan abutment untuk mentransfer beban pengunyahan ke tulang pendukung. Beberapa fakta yang
perlu diingat mengenai konfigurasi akar abutment adalah:

o Akar dengan lebar labiolingual yang lebih besar lebih cocok untuk abutment
o Akar dengan lengkungan tidak beraturan
o Gigi dengan akar yang lebih panjang berfungsi sebagai penyangga yang lebih baik
o Gigi dengan akar kerucut dapat digunakan untuk gigi tiruan sebagian cekat short span

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Rasio Akar Mahkota
Rasio antara panjang mahkota dan panjang akar harus selalu kurang
dari satu. Panjang mahkota dalam hal ini tidak menunjukkan mahkota
klinis atau anatomis tetapi menunjukkan panjang struktur gigi di atas
puncak tulang alveolar. Gigi dengan defek alveolar dianggap memiliki
mahkota yang sangat panjang. Kesepakatan rasio akar mahkota
seharusnya 2:3 (0,66). Rasio hingga 1:1(1.0) dapat diterima. Rasio di
atas satu (yaitu panjang mahkota lebih panjang dari akar) tidak dapat
diterima.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Root support
Tulang alveolar pendukung harus sehat. Harus memiliki struktur
trabekula yang baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda cacat
tulang atau keropos tulang. Radiografi intraoral harus
digunakan untuk mengevaluasi struktur tulang. Dukungan
tulang alveolar adalah salah satu faktor yang paling penting
yang membantu untuk mengevaluasi penyangga.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Daerah Ligamen Periodontal
• Tergantung pada ukuran dan panjang akar. Dukungan tulang meningkat dengan meningkatnya area
ligamen periodontal.
• Area ligamen periodontal dapat digunakan sebagai skala atau pengukuran untuk menentukan potensi
abutment.
• Gigi dengan penyakit periodontal tidak cocok untuk digunakan sebagai penyangga. Hilangnya dukungan
periodontal hampir setengah sama pentingnya dengan hilangnya dukungan tulang.
• Tylman menyatakan bahwa dua gigi penyangga dapat menopang dua pontik. Namun, Johnston dkk
mengimprovisasi pernyataan Tylman dan mengusulkan Hukum Ante yang terkenal.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Menurut hukum ini, “Jumlah area pericemental gigi penyangga
harus sama atau lebih besar dari gigi yang diganti”.

Hukum Ante telah dinyatakan sebagai berikut, area


pericemental gabungan dari gigi penyangga ditambah area
mukosa basis gigi tiruan, harus sama atau lebih besar dari area
pericemental gigi yang hilang”

Maksudnya, daerah membran perio pd akar gigi abutment harus


sekurang2nya dengan daerah membran periodontal yg ada pd
gigi2 yang akan diganti. Jika setelah perhitungan daerah
membran perio tsb tidak cukup, maka perlu adanya gigi
tambahan untuk abutment sekunder.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


Penilaian Kesehatan Pulpa

• Biasanya abutment yang tidak direstorasi lebih disukai.


• Jika ada karies, lakukan preparasi dahulu.
• Jika terdapat lesi karies yang besar, mereka harus diambil dan dapat digunakan untuk retensi
tambahan.
• Jika gigi penyangga memiliki lesi karies dengan keterlibatan pulpa maka perawatan saluran akar
disarankan.
• Perawatan saluran akar tidak disarankan untuk penyangga dengan lesi periapikal.
• Desain khusus dipertimbangkan dalam kasus di mana lokasi satu atau semua abutment tidak
mendukung desain konvensional.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.


6. Perjalanan Resorpsi Alveolar Ridge
Residual Ridge Resorption (RRR)
Kehilangan tulang yang terus menerus setelah pencabutan gigi dan bahkan setelah penempatan gigi tiruan lengkap.
RRR lebih sering terjadi pada wanita karena perubahan osteoporosis pada tulang. RRR merupakan remodeling
alveolar, yang terjadi karena perubahan stimulus fungsional jaringan tulang. Resorpsi ridge adalah perubahan
progresif kronis pada struktur tulang, yang mengakibatkan gangguan berat pada fit dan fungsi prostesis.

Etiopatogenesis
Patogenesis resorpsi residual ridge sangat sederhana. Keika ada tekanan, tulang akan terserap karena adanya aktivasi
osteoklas. Resorpsi terjadi akibat tekanan minimal pada area rahang yang menahan tekanan. Oleh karena itu, tekanan
berlebihan pada area bantalan non-stres dapat menghasilkan RRR. Tekanan tersebut terus menerus mengaktivasi
osteoklas, oleh karena itu, RRR sering terjadi pada pasien yang memakai gigi palsu terus menerus dalam semalam.

Remodeling alveolar lebih penting di daerah dengan tulang kortikal yang tebal, terutama bagian bukal rahang atas dan
rahang bawah, karena daerah lingual mandibula yang merupakan daerah penahan beban.

Veeraiyan Deepak Nallaswamy. Textbook of Prosthodontics. 2nd Ed. Jaypee. 2017.

Anda mungkin juga menyukai