tertentu. Secara garis besar etiologi suatu maloklusi dapat digolongkan dalam beberapa faktor
a. Faktor Herediter Pada populasi primitif yang terisolir jarang dijumpai maloklusi yang berupa
disproporsi ukuran rahang dan gigi. Pada populasi modern lebih sering ditemukan maloklusi
disbanding populasi primitif diduga karena adanya kawin campur yang menyebabkan
1) Disproporsi ukuran gigi dan ukuran rahang yang menghasilkan maloklusi berupa gigi
2) Disproporsi ukuran, posisi dan bentuk rahang atas dan rahang bawah yang menghasilkan
relasi rahang yang tidak harmonis. Dimensi kraniofasial, ukuran dan jumlah gigi sangat
mempengaruhi faktor genetic atau herediter sedangkan dimensi lengkung geligi dipengaruhi oleh
faktor lokal.
b. Faktor Lokal
1) Gigi sulung tanggal dini dapat berdampak pada susunan gigi permanen. Semakin muda umur
pasien pada saat terjadi tanggal maka gigi sulung semakin besar akibatnya pada gigi permanen.
Insisivus yang tanggal dini tidak begitu berdampak tetapi kaninus sulung akan menyebabkan
3) Trauma yang mengenai gigi sulung dapat menggeser benih gigi permanen. Bila terjadi trauma
pada saat mahkota gigi permanen sedang terbentuk dapat terjadi dilaserasi, yaitu akar gigi yang
4) Jaringan lunak, tekanan dari otot bibir, pipi dan lidah memberi pengaruh yang besar terhadap
letak gigi. Meskipun tekanan otot-otot ini jauh lebih kecil dibanding tekanan otot pengunyahan
5) Kebiasaan buruk, suatu kebiasaan yang berdurasi sedikitnya 6 jam sehari, berfrekuensi cukup
tinggi dengan intensitas yang cukup dapat menyebabkan maloklusi. Kebiasaan mengisap jari
atau benda-benda lain dalam waktu yang berkepanjangan dapat menyebabkan maloklusi
Klasifikasi maloklusi menurut Angle berdasarkan hubungan gigi molar pertama permanen atas
dengan bawah sebagai kunci oklusi. Klasifikasi Angle terbagi atas tiga klas sebagai berikut :
1) Klas I : Hubungan antero-posterior yang sedemikian berupa, dengan gigi-gigi berada pada
posisi yang tepat di lengkung rahang,ujung gigi kaninus atas berada pada bidang vertikal yang
sama seperti ujung distal gigi kaninus bawah. Gigi-gigi premolar atas berinterdigitasi dengan
cara yang sama dengan gigi-gigi premolar bawah, dan tonjol antero-bukal dari molar pertama
atas tetap beroklusi dengan groove bukal dari molar pertama bawah permanen.
2) Klas II : Hubungan molar, dimana cusp disto-buccal dari molar permanen pertama maksila
beroklusi pada groove buccal molar permanen pertama mandibula. Ada dua tipe klas II yang
umum dijumpai, klas II umumnya dikelompokkan menjadi dua divisi : - Klas II divisi 1,
lengkung gigi mempunyai hubungan Klas 2, dengan gigi-gigi Insisvus sentral dan lateralis atas
proklinasi,dan overjet insisal lebih besar. - Klas II divisi 2, lengkung gigi mempunyai
hubungandengan klas 2, dengan gigi-gigi insisivus sentral arat yang proklinasi dengan overbite
insisal yang besar. Gigi-gigi insisvus lateral atas bisa proklinasi atau retroklinasi.
3) Klas III : hubungan lengkung gigi bawah terletak lebih anterior lengkung gigi atas
dibandingkan pada hubungan Klas I. Oleh karena itu, hubungan ini kadang disebut sebagai
hubungan prenormal. Gigi-gigi Insisvus bawah berkontak dengan insisivus atas sebelum
mencapai oklusi sentrik, sehingga mandibula bergerak ke depan pada penutupan translokasi,
MALOKLUSI KLAS I
Dewey memodifikasi Klas I klasifikasi Angle ke dalam 5 tipe. Modifikasinya adalah sebagai
berikut:
Tipe 1: Maloklusi Klas I dengan gigi anterior rahang atas berjejal (crowded).
Tipe 2: Klas I dengan insisivus maksila yang protrusi (labioversi).
molar
c. Mesiodens
d. Rotasi
e. Deep Bite
f. Open bite
g. Protrusi bimaxillar
GAMBARAN KLINIS
Maloklusi klas 1 dental dan atau skeletal, disertai satu atau beberapa kelainan yaitu:
a. Geligi berdesakan: Pada bagian posterior atau posterior termasuk gigi yang rotasi, versi,
- Gigitan dalam
DAMPAK MALOKLUSI
Maloklusi pada keadaan tertentu dapat menyebabkan penampilan wajah menjadi buruk atau
Susunan gigi yang abnormal selain tidak memiliki efek self cleansing juga menyebabkan
pemeliharaan oral hygiene menjadi rumit dan meningkatkan resiko terhadap karies. Keadaan gigi
yang berjenjal dapat menyebabkan penumpukan plak akibat pembersihan gigi dan mulut yang
yang berada dalam posisi abnormal dapat mengalami traumatik oklusi dengan akibat kerusakan
d. Gangguan psikologis
Pada keadaan tertentu maloklusi dapat mempunyai pengaruh buruk terhadap penampilan wajah
seseorang yang berakibat gangguan psikologis. Penampilan wajah yang tidak menarik
menyebabkan seseorang menjadi sangat rendah diri dan introvert. Sehingga perawatan maloklusi
Gigi insisif yang terlalu proklinasi atau protusi yang parah memiliki resiko tinggi terhadap injuri
khususnya selama bermain atau terjatuh karena kecelakaan, demikian juga dengan posisi gigi
f. Abnormalitas fungsi
Maloklusi dihubungkan dengan kontak premature yang menyebabkan traumatik oklusi, selain itu
dapat menyebabkan masalah sendi TMJ dangan gejala rasa sakit dan disfungsi
SEFALOMETRI
Sefalometri adalah analisis dan pengukuran yang dibuat pada cephalogram. Penegakan
Sefalometri radiografik digunakan untuk mempelajari hubungan gigi-gigi dan struktur tulang
tidak perlu bergerak atau berubah apabila akan dibuat penyinaran/proyeksi lateral atau
antero-posterior.
b. Higley, terdiri dari 1 tabung sinar X, 1 pemegang kaset dan sefalometernya dapat
berputar sedemikian rupa sehingga objek dapat diatur dalam beberapa macam proyeksi
yang diperlukan. Sefalometer modern pada umumnya adalah jenis ini yaitu Rotating type.
Relasi rahang dan posisi gigi-gigi berhubungan erat dengan tipe fasial. Ada 2 hal penting
yaitu : (1) posisi maksila dalam arah antero-posterior terhadap kranium dan (2) relasi
f. Analisis fungsional.
kondilus pada sefalogram yang dibuat pada waktu mulut terbuka dan posisi istirahat.
g. Penelitian
Maloklusi I
PENATALAKSANAAN
1. Perawatan Preventif
Dilakukan pada fase geligi sulung terutama untuk menghilangkan kebiasaan jelek yang
dagu.
2. Perawatan Interseptif
Dilakukan pada fase geligi pergantian pergantian, untuk mencegah suatu kelainan
menjadi tambah parah. Piranti yang digunakan pada umumnya berupa space retainer,
3. Perawatan Korektif
Dilakukan pada fase geligi tetap, untuk memperbaiki kelainan yang telah terjadi. Piranti
yang digunakan dapat berupa piranti lepasan pada kasus yang ringan namun pada
umumnya perawatan yang digunakan piranti cekat untuk hasil yang lebih maksimal.
PIRANTI ORTODONTI
1. Bracket merupakan piranti cekat ortodonti yang melekat dan terpasang mati pada gigi-
geligi, yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada gigi-geligi.
Bahan bracket yang biasa dipakai dokter gigi ada empat jenis yaitu :
- Logam stainless steel (metal bracket), bahan ini memiliki kekuatan yang paling baik
dan dapat membentuk gigi dengan kuat, selain itu tipe ini paling banyak digunakan
- Emas 24 karat, bahan ini khusus untuk pasien yang memiliki alergi terhadap logam.
- Porselin untuk memperoleh tampilan behel yang transparan.
- Kristal safir, bracket yang paling transparan dibanding bahan lain. Sedangkan
pengikat biasanya terbuat dari karet dan dapat diganti warnanya sesuai permintaan
pasien.
-
2. Band adalah piranti ortodonti cekat yang terbuat dari baja antikarat tanpa sambungan.
Band ini dapat diregangkan pada gigi-giligi untuk membuatnya cekat dengan sendirinya.
3. Archwire merupakan piranti ortodonti cekat yang menyimpan energi dari perubahan
bentuk archwire menggambarkan suatu cadangan yang kemudian dapat dipakai untuk
dalam berbagai ukuran dan ketebalan. Gaya yang diberikan oleh elastic menurun sangat
5. O ring adalah suatu pengikat elastik yang digunakan untuk merekatkan archwire ke
bracket,biasanya berwarna abu-abu atau bening, tetapi banyak juga jenis warna lain yang
membuat bracket jadi lebih menarik. Power chain terbuat dari tipe elastik yang sama
B. Piranti Lepasan
Alat ortodontik ini dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri.
c. Plat Ekspansi
d. Aktivator/Monoblock
- Klamer / Clasp
- Kait / Hook
c. Komponen Aktif :
d. Komponen Pasif :
e. Komponen Penjangkar :
- Verkeilung,