Skenario
Seorang wanita usia 15 tahun datang ke klinik ortodhonti diantar ibunya, dengan keluhan
gigi berjejal, hal ini juga terjadi pada ayahnya, ibu pasien ingin gigi anaknya dirapihkan
Step 1
- Ektopik : gigi erupsi diluar lengkung rahang, tumbuh menyimpang dari posisi
normal
Step 2
2. Apa etiologi dari ektopik dan palatoversi serta faktor yang menyebabkan maloklusi?
Step 3
1. Apa etiologi dari ektopik dan palatoversi serta faktor yang menyebabkan maloklusi?
-skeletal bentuk tulang rahang atas dan rahang bawah seperti tulang rahang atas
menonjol
perkemvbangan
Faktor :
-generl faktor :
-faktor lokal :
a. terjdi inflamasi pada gigi sehingga gigi nanti akan premature loss yang akan
menyebabkan maloklusi
-faktor langsung : cth gigi susu yang tanggal sebelum waktunya sehingga tjd
2 ETIOLOGI MALOKLUSI
oleh faktor-faktor tertentu. Secara garis besar etiologi atau penyebab terjadnya maloklusi
dapat digolongkan dalam faktor herediter dan faktor lokal. Kadang-kadang maloklusi sukar
ditentukan etiologi pastinya oleh karena berbagai faktor (multifaktor) yang dapat
mempengaruhi pertumbuhkembangan.
1. Faktor Herediter
ukuran gigi dan ukuran rahang yang menghasilkan maloklusi berupa gigi yang
berdesakan atau maloklusi yang berupa diastema multipel meskipun yang terakhir ini
jarang dijumpai. 2) disproporsi ukuran, posisi dan bentuk rahang atas dan bawah yang
tidak menghasilkan relasi rahang yang tidak harmonis. Dimensi kraniofasial sangat
dipengaruhi oleh faktor genetik sementara dimensi lengkung gigi dipengaruhi oleh
faktor lokal.
oklusi normal ialah : 1) ukuran maksila dan mandibula termasuk korpus dan ramus
2) faktor yang ikut mempengaruhi relasi maksila dan mandibula seperti basis kranial
dan lingkungan 3) jumlah, ukuran dan morfologi gigi 4) morfologi dan sifat jaringan
kelas III ringan. Pola jaringan lunak pada maloklusi kelas I umumnya
(insisisvi atas dan bawah proklinasi) yang mungkin merupakan ciri khas ras
dapat berupa diskrepansi ukuran gigi dan lengkung gigi geligi. Faktor yang
dapat menyebabkan kelainan pada maloklusi kelas I juda dapat terjadi pada
yang lebih posterior daripada maloklusi kelas 1 atau maksila yang lebih
poligenik.
karena faktor lingkungan. Jaringan lunak, misalnya bibir yang tidak kompeten
dapat mempengaruhi posisi insisivi atas karena kehilangan keseimbangan
yang dihasilkan oleh bibir dan lidah sehingga insisivi atas protrusi.
prognati mandibula. Selain itu, maloklusi kelas III juga dapat terjadi karena
faktor skeletal, yaitu maksila yang tumbuh sedangkan mandibula normal atau
maksila normal dan mandibula yang tumbuh berlebihan atau kombinasi kedua
keadaan tersebut.
2. Faktor Lokal
1) Trauma
Trauma gig isulung dapat menggeser benih gigi permanen. Bila terjadi
trauma pada saat mahkota gigi permanen sedang terbentuk dapat terjadi
terbentuk maka dapat terjadi dilaserasi, yaitu akar gigi mengalami distorsi
bentuk.
2) Persistensi gigi
Persistensi gigi sulung atau yang disebut over retained deciduous teeth
berarti gigi sulung yang sudah melewati waktunya tanggal tetapi tidak tanggal
3) Faktor Iatrogenik
2. Apa saja klasifikasi dari derajat keparahan crowding dan klasifikasi malokulusi
beserta gambar?
klasifikasi maloklusi :
caninus :
molar :
b. sedang : 4 mm perkuadran
c. berat : >4 mm
menurut “careys” :
b. ringan : 0,0-2,5 mm
c. sedang : 2,5-5,0 mm
d. berat : >5 mm
GOLONGAN MALOKLUSI :
1. Dental displasia
3. Skeletal displasia
1. Dental displasia :
• maloklusi bersifat dental, satu gigi atau lebih dalam satu atau dua rahang
Macam-macam kelainan :
loss, tambalan kurang baik, ukuran gigi lebih besr, sehingga dapat terjadi
Tidak hanya giginya yang abnormal, tetapi dapat terjadi keadaan yang
tidak normal pada hubungan rahang atas terhadap rahang bawah, hubungan
rahang terhadap kranium, fungsi otot dapat normal atau tidak tergantung
Dalam kelainan skeletal displasia terdapat hubungan yang tidak normal pada:
kranium.
gigi 23 ektopik
terdapat crossbite anterior bisa dilihat pada gigi 33 terhadap gigi 22 dan gigi 43
terhadap 12
gambar?
(basis cranii) Untuk ini diperlukan pengertian tiga bidang yang digunakan
tersebut :
normal.
progeni
horisontal
bidang horisontal.
berikut :
1. Hubungan gigi tersebut dengan gigi lainnya pada rahang yang sama.
2. Hubungan gigi tersebut dengan gigi lainnya pada rahang yang berbeda.
3. Posisi gigi tersebut terhadap gigi sejenis pada rahang yang sama.
b. Depresi atau intrusi atau infraversi atau infraklusi, yaitu keadaan di mana
transversi :
lainnya.
transposisi.
akar
tetap.
sumbu
tidak berubah.
normalnya)
a. linguoversi :
b. palatoversi
c. labioversi
d. torsiversi
e. rotasi
f. supraversi
g. infraposisi
f. bukoversi
malrelasi :
caninus :
molar :
pertama tetap rahang atas berada pada buccal groove dari molar pertama tetap
rahang bawah. Gigi molar hubungannya normal, dengan satu atau lebih gigi
gigi paling sering ditemukan di regio rahang bawah anterior, erupsi bukal dari
kaninus atas, rotasi insisif dan pergeseran gigi akibat kehilangan gigi.
Tipe 1 : Klas I dengan gigi anterior letaknya berdesakan atau crowded atau
gigi C ektostem
1. Tipe 5 : Klas I dimana terjadi pegeseran gigi molar permanen ke arah mesial
tetap rahang atas terletak lebih ke mesial daripada molar pertama tetap rahang
bawah atau puncak bonjol mesiobukal gigi molar pertama tetap rahang atas
letaknya lebih ke anterior daripada buccal groove gigi molar pertama tetap rahang
bawah.
Maloklusi kelas II dapat dibagi menjadi dua divisi menurut inklinasi insisivus
atas, yaitu :
bukal.
2. Maloklusi kelas III Angle ( Mesioclusion) : Gigi molar pertama tetap rahang
atas terletak lebih ke distal dari gigi molar pertama tetap rahang bawah atau
puncak bonjol mesiobukal gigi molar pertama tetap rahang atas letaknya lebih ke
posterior dari buccal groove gigi molar pertama tetap rahang bawah.
Tipe 1 : adanya lengkung gigi yang baik tetapi relasi lengkungnya tidak normal.
Tipe 2 : adanya lengkung gigi yang baik dari gigi anterior maksila tetapi ada
prematur ekstraksi. 1
a. proksimal streping
b. ekspansi
c. distalisasi gigi geligi : gigi di tarik ke distal
e. ekstraksi
Analisis ruangan :
PMD normal 43% PMBAW 44% fungsi untuk ekstraksi atayu ekspansi
borderline 37-44%
normal : 43%
b.pont :
4 insisiv Ra
Premolar :
Molar
c. khaours
8. Apa saja pemeriksaan yang digunakan pada skenario serta sefalometri dan profil
wajah?
riwayat penyakit keluarga, bad habit spt thumb sucking mouth breathing lip bitting
pemeriksaan objektif :
umum : TB, status gizi, bb
khusus : intraoral dan ekstraoral atau hubungan dari jaringan lunak spt bentuk wajah
bentuk kepala,
vertikal openbite
down : dilihat dari skeletal dan dental pattern lihat facial angel spt sudut wajah
a. begg : 6 gigi anterior RA dan RB di tarik bersamaan, gigi premolar di ekstraksi untuk
mendapatkan ruang lalu di pasang fixed ortho dengan teknik begg menggunakan L loop
maloklusi
pemeriksaa
n
subjektif objektif
analisa
model
Analisis
ruang