Anda di halaman 1dari 12

Maloklusi Kelas I Disertai

Diastema Multiple Anterior

NAMA : IRSYAD
NO. STB : 065/G/17
I. Pendahuluan
 Maloklusi merupakan masalah umum yang dijumpai pada seluruh bagian dunia dan
bervariasi tergantung dari genetik, lingkungan, dan ras. Maloklusi merupakan
keadaan dimana terdapat deviasi dari oklusi yang normal yang dapat menyebabkan
ketidakpuasan secara estetik. Kondisi yang umum dijumpai pada peradaban modern
ini disebabkan karena banyak faktor misalnya, genetik, lingkungan seperti adopsi
makanan lunak dan kurangnya stimulus untuk pertumbuhan rahang yang adekuat,
kebiasaan buruk yang berhubungan dengan kesehatan gigi, adanya gigi yang
hilang, dan sebagainya. Untuk mengatasi maloklusi maka diperlukan perawatan
ortodontik untuk mendapatkan suatu estetik yang baik, keteraturan posisi gigi,
oklusi yang bebas dari disharmoni oklusal, dan keharmonisan gigi geligi dengan
jaringan periodontal, dan TMJ. Untuk memperoleh hal tersebut maka suatu kasus
maloklusi perlu dipelajari secara mendalam.
II. Definisi dan Klasifikasi Maloklusi

1. Definisi Maloklusi
Maloklusi adalah penyimpangann letak gigi dan atau malrelasi
lengkung geligi (rahang) di luar rentang kewajaran yang dapat diterima.
Maloklusi juga bisa merupakan variasi biologis sebagaimana sebagaimana
variasi biologiyang terjadi pada bagian tubuh yang lain, tetapi karena variasi
letak gigi mudah diamati dan mengganggu estetik sehingga menarik
perhatian dan muncul keinginan untuk melakukan perawatan (Pambudi,
2012).
2. Klasifikasi Maloklusi
Edward Angle melakukan klasifikasi berdasarkan hubungan antara gigi tersebut
dengan gigi yang lainnya. Angle membagi maloklusi ke dalam tiga kategori yaitu klas
I, II dan III.
a. Maloklusi Kelas I
Lengkung rahang bawah memiliki hubungan mesiodistal yang normal terhadap
lengkung rahang atas dengan tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen
rahang atas beroklusi pada lekuk molar pertama permanen rahang bawah dan
tonjol mesiolingual dari gigi molar pertama permanen rahang atas beroklusi
dengan fossa oklusal gigi molar pertama permanen rahang bawah ketika rahang
dalam posisi beristirahat dan gigi dalam keadaan oklusi sentrik
b. Maloklusi kelas II
Lengkung rahang bawah berada pada posisi lebih distal terhadap rahang atas. Tonjol
mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas beroklusi dengan ruang antara tonjol
mesiobukal molar pertama permanen rahang bawah dan sisi distal dari premolar kedua
mandibula. Tonjol mesiolingual gigi molar pertama permanen rahang atas beroklusi secara
mesial terhadap tonjol mesiolingual molar pertama permanen rahang bawah.

(a) Maloklusi Klas II divisi 1.(b) Maloklusi Klas II Divisi 2. (c) Maloklusi Klas II Subdivisi.
c. Maloklusi Kelas III
Lengkung rahang bawah berada pada posisi lebih mesial terhadap rahang atas.
Tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen atas beroklusi pada ruang
interdental antara aspek distal tonjol gigi molar pertama permanen rahang bawah
dan aspek mesial tonjol molar kedua rahang bawah.

(a) Maloklusi Klas III. (b) Pseudo Klas III.


III. Maloklusi Kelas I Disertai Diastema
Multiple Anterior
a. Gambaran Klinis
b. Gambaran Rontgen Sefalometri
c. Etiologi
Multipel diastema anterior dapat disebabkan oleh faktor herediter yang mempengaruhi
disproporsi ukuran gigi dan ukuran rahang yang menyebabkan ketidaksesuaian lengkung geligi
dan ukuran gigi yang relatif lebih kecil.
d. Rencana Perawatan
Perawatan pada kasus kelas I disertai multiple diastema anterior, gigi- gigi dapat digerakan
sehingga semua diastema habis atau diastema dapat dikumpulkan di suatu regio kemudian diisi
protesa atau dilakukan tumpatan LC.
e. Piranti Ortodontik
Perawatan kasus kelas I distertai multiple diastema anterior dapat menggunakan piranti cekat
karena karena diperlukan posisi akar yang sejajar untuk mendapatkan stabilitas hasil perawatan
dan bila tidak dilakukan gigi-gigi akan kembali seperti semula.
Piranti Cekat
IV. Referensi
1. Fadli J, Maria P. Perawatan Kasus Diastema Multipel Secara Multidisiplin ( Laporan
Kasus ) Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (3): 212-225.
2. Pambudi R. Ortodonti Dasar Edisi 2. Airlangga University Press, 2012.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai