Anda di halaman 1dari 10

TUGAS III PROSTODONSIA

PARTIAL DENTURE

IRSYAD
NPM : 065/G/17

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2021
PENYUSUNAN GIGI DAN COUNTURING

Pada umumnya penyusunan gigi dilakukan dengan mengikuti gigi antagonis yang masih
ada. Pada gigi yang hilang diganti dengan elemen gigi. Warna elemen gigi yang digunakan yaitu
A3. Penyusunan gigi dilakukan edge to edge sebagai berikut:

a. Incisivus 1 kanan Yang pertama dilakukan yaitu memotong galangan gigit sebesar gigi
incisivus satu kanan rahang atas. Kemudian dilakukan pengurangan pada bagian palatal
gigi, agar gigi dapat berkontak dengan gigi antagonisnya. Selanjutnya, titik kontak mesial
diletakkan pada midline rahang atas

b. Incisivus 1 kiri Setelah menyusun gigi incisivus 1 kanan selanjutnya menyusun gigi
inisivus 1 kiri dengan memotong galangan gigit sebesar gigi incisivus. Kemudian,
dilakukan pengurangan pada bagian palatal gigi agar gigi dapat berkontak dengan gigi
antagonisnya. Selanjutnya, titik kontak mesial diletakkan pada titik kontak distal gigi
incisivus satu kanan.

c. Incisivus 2 kanan Setelah menyusunan gigi incisivus 1 kiri selanjutnya menyusun gigi
incisivus 2 kanan dengan memotong galangan gigit sebesar gigi incisivus 2. Kemudian,
dilakukan pengurangan pada bagian palatal agar gigi dapat berkontak dengan gigi
antagonisnya. Penyusunan gigi incisivus 2 kanan. Incisalnya disusun lebih naik kurang
lebih 1-2 mm, dan titik kontak mesial diletakkan pada titik kontak distal incisivus 1
kanan.

d. Incisivus 2 kiri Setelah menyusunan gigi incisivus 2 kanan selanjutnya menyusun gigi
incisivus 2 kiri dengan memotong galangan gigit sebesar gigi incisivus 2. Kemudian,
dilakukan pengurangan pada bagian palatal agar gigi dapat berkontak dengan gigi
antagonisnya. Penyusunan gigi incisivus 2 kiri. Incisalnya disusun lebih naik kurang
lebih 1-2 mm dan titik kontak mesial diletakkan pada titik kontak distal incisivus 1 kiri.
e. Caninus kanan Proses penyusunan gigi caninus kanan dengan memotong galangan gigit
sebesar gigi caninus dan mengikuti penyusunan gigi incisivus dua sebelahnya, titik
kontak mesial gigi caninus kanan diletakkan pada distal gigi incisivus dua kanan rahang
atas. Kemudian, cusp caninus kanan rahang atas berada diantara cusp caninus dan
premolar satu kanan rahang bawah. Puncak cusp caninus kanan rahang atas tegak lurus
dan sejajar dengan incisivus satu kanan rahang atas. Pada penyusunan gigi caninus
dilakukan pengurangan gigi pada bagian palatal untuk mendapatkan sumbu gigi yang
tegak lurus.

f. Caninus kiri Proses penyusunan gigi caninus kiri rahang atas dengan memotong galangan
gigit sebesar gigi caninus dan mengikuti penyusunan gigi incisivus dua disebelahnya,
titik kontak mesial gigi caninus kiri diletakkan pada distal gigi incisivus dua kiri rahang
atas. Cusp caninus kiri rahang atas diletakkn diantara cusp caninus kiri rahang bawah dan
cusp bukal premolar satu rahang bawah. Puncak cusp caninus kanan rahang atas tegak
lurus dan sejajar dengan incisivus satu kanan rahang atas. Pada penyusunan gigi caninus
dilakukan pengurangan pada bagian palatal untuk mendapatkan sumbu gigi yang tegak
lurus.

g. Premolar 1 kanan Pada penyusunan gigi premolar satu kanan dengan memotong galangan
gigit sebesar gigi premolar satu kanan rahang atas. Gigi premolar satu diletakkan
disebelah gigi caninus dan disesuaikan dengan gigi antagonisnya. Pada bagian palatal,
mesial dan distal dilakukan pengurangan agar memberikan ruang masuknya gigi
selanjutnya. Kemudian titik kontak mesial gigi premolar satu kanan berada pada titik
kontak distal gigi caninus kanan rahang atas.

h. Premolar 1 kiri Pada penyusunan gigi premolar satu kiri rahang atas dilakukan
pemotongan galangan gigit sebesar gigi premolar satu. Pada bagian palatal, mesial dan
distal dilakukan pengurangan agar memberikan ruang untuk masuknya gigi selanjutnya
dan penyusunan disesuaikan dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial gigi premolar
satu berada pada distal gigi caninus kiri rahang atas.
i. Premolar 2 kanan Pada penyusunan gigi premolar dua kanan dilakukan pemotongan
galangan gigit sebesar gigi premolar dua. Pada bagian palatal, mesial dan distal dilakukan
pengurangan agar memberikan ruang untuk masuknya gigi selanjutnya dan disesuaikan
dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial gigi premolar dua berada pada distal gigi
premolar satu kanan rahang atas.

j. Premolar 2 kiri Pada penyusunan gigi premolar dua kiri dilakukan pemotongan galangan
gigit sebesar gigi premolar dua. Pada bagian palatal, mesial dan distal dilakukan
pengurangan agar memberikan ruang untuk masuknya gigi selanjutnya dan disesuaikan
dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial gigi premolar dua berada pada distal gigi
premolar satu kiri rahang atas.

k. Molar 1 kanan Proses penyusunan gigi molar satu kanan dilakukan dengan memotong
galangan gigit sebesar gigi molar satu. Dilakukan pengurangan pada bagian cusp palatal,
bagian mesial dan distal agar memberikan ruang untuk gigi selanjutnya dan disusun
dengan menyesuaikan dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial molar satu berada
pada distal premolar dua kanan rahang atas.

l. Molar 1 kiri Proses penyusunan gigi molar satu kiri dilakukan dengan memotong
galangan gigit yang tersisa. Dilakukan pengurangan pada bagian cusp palatal dan bagian
mesial serta distal agar dapat masuk kedalam ruang gigi yang tersisa dan disusun dengan
menyesuaikan dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial molar satu berada pada
distal premolar dua kiri rahang atas.

m. Molar 2 kiri Proses penyusunan gigi molar dua kiri dilakukan dengan memotong
galangan gigit yang tersisa. Dilakukan pengurangan pada bagian cusp palatal dan bagian
mesial serta distal agar dapat masuk kedalam ruang yang tersisa. Titik kontak mesial gigi
molar dua berada pada distal molar satu kiri. Penyusunan gigi molar dua di sesuaikan
dengan gigi antagonisnya.
Pada tahap ini adalah penyusunan gigi tiruan artifisial posterior rahang atas dan rahang bawah kemudian
dilakukan pasang percobaan kepada pasien. Setelah itu pada rahang bawah dilakukan peradiran gigi 41
yang akan dicabut selanjutnya dilakukan penyusunan gigi tiruan artifisial pada regio 41.

Pasang percobaan penyusunan gigi posterior rahang atas dan rahang bawah.

Peradiran gigi 41 yang akan dicabut dan penyusunan gigi.

Selanjutnya tahapan contouring adalah wax contouring dilakukan agar gigi tiruan malam semirip
mungkin dengan anatomis gusi dan jaringan lunak mulut. Proses pembuatan wax contouring dilakukan
dengan mengerok malam pada bagian interdental menggunakan pisau malam. Ketika mengukir harus
diperhatikan:
1. Tonjolan akar, dengan mengukir bentuk-bentuk huruf V.
2. Daerah servikal jangan ada “step” pada kontur gusi antara gigi kaninus dan premolar-1
atas.
3. Kontur gusi gigi anterior berbeda-beda, gigi kaninus atas yang terpanjang, gigi lateral
atas yang terpendek.
FLASKING/PACKING

Proses pembuatan flasking yaitu dengan melepaskan model kerja dari okludator, cuvet dan model
kerja diulasi dengan vaselin agar gypsum mudah terlepas. Selanjutnya, mengaduk adonan gips dan
menanam model ke dalam cuvet bawah lalu dirapihkan dan tunggu sampai gypsum mengeras. Setelah itu
bagian cuvet bawah diulasi dengan vaselin dan pasang cuvet atas lalu diisi dengan adonan gips.
Kemudian, bagian cuvet atas ditutup dan diletakkan pada press statis sampai mengeras.

Proses Flasking

Kemudian dilanjutkan dengan packing akrilik. Metode yang digunakan adalah wet
methode, dengan mencampurkan monomer dan polimer ke dalam mixing jar, kemudian tunggu
hingga tahap dough stage. Dough stage adalah saat konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak
lengket lagi. Jika sudah mencapai dough stage, dapat meletakkan adonan ke dalam mold space
pada cuvet atas dan bawah. Kemudian, di press menggunakan press statis dengan meletakkan
cellophane diantara cuvet atas dan bawah. Press dilakukan hingga metal to metal dan dilakukan
sebanyak 3 kali dengan menggunakan press statis. Selanjutnya, sisa-sisa akrilik yang keluar dari
cuvet dapat dibersihkan menggunakan pisau model dan cellophane dilepas pada pengepresan
terakhir.
Packing Akrilik

PROSES CURING AKRILIK

Curing yaitu proses polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan polimernya
dengan bantuan panas. Proses curing dilakukan setelah proses packing selesai. Curing dilakukan
dengan memasukkan cuvet yang berisikan akrilik ke dalam panci yang berisi air dari suhu kamar
kemudian tunggu sampai air mendidih dengan suhu 100°C selama 45 menit. Setelah cuvet
diangkat dan tunggu sampai dingin agar dapat dibuka. Kemudian dilanjutkan dengan tahap
deflasking. Deflasking adalah melepaskan gigi tiruan resin akrilik dari cuvet dan bahan
tanamnya, tetapi tidak boleh lepas dari model rahangnya supaya gigi tiruan dapat di remounting
di artikulator kembali.

Proses Deflaksing
REMOUNTING

Remounting adalah suatu prosedur pemasangan kembali gigi tiruan ke artikulator yang
bertujuan untuk mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari gigi tiruan yang baru
selesai diproses. Biasanya incisal guidance pin dari artikulator tidak berkontak dengan incisal
guidance table dan gigi tiruan harus digrinding untuk memperbaiki dataran bidang oklusi.

Dilanjutkan dengan selective grinding yang merupakan pengasahan permukaan oklusal


gigi tiruan pada tempat-tempat tertentu untuk memastikan bahwa oklusi sentrik gigi tiruan tepat
dengan hubungan rahang sentrik dan juga gigi tiruan harus dalam kontak eksentrik yang
seimbang pada semua sisi. Merupakan salah satu tahap terpenting untuk mencapai oklusi
seimbang dari gigi tiruan. Oklusi yang seimbang memastikan bahwa tekanan akan jatuh merata
disetiap bagian lengkung rahang sehingga kestabilitan gigi tiruan dapat dipertahankan ketika
rahang bawah berada pada posisi sentrik maupun eksentrik.

Selective Grinding

POLISHING AKRILIK

Pada proses finishing ini dilakukan untuk mendapatkan protesa kasar. Dengan
merapihkan sisa-sisa gypsum yang masih menempel pada gigi tiruan menggunakan mata bur
freezer, dan membersihkan sisa-sisa stone yang menempel pada gigi tiruan menggunakan round
bur. Bagian tepi dan permukaan gigi tiruan dirapihkan menggunakan freezer dan mandril amplas
untuk mendapatkan protesa kasar.
Kemudian lakukan pemolesan gigi tiruan dengan menghaluskan dan mengkilapkan
protesa. Proses polishing dilakukan dengan menggunakan feldcone dengan bahan CaCo3 untuk
meratakan dan menghaluskan bagian poli bagian yang masih bergurat, setelah itu menggunakan
white brush dengan bantuan bahan blue angel untuk mengkilapkan protesa gigi tiruan.

Sebelum dan sesudah finishing dan polesing akrilik


DAFTAR PUSTAKA

1. Itjiningsih, W.H., 1991, Anatomi Gigi, Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran, p. 31-
187.

2. Yuliharsini, Sri., Syafrinani. 2016, ‘Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam Kombinasi
Bahan Fleksibel Sebagai Upaya Memenuhi Kebutuhan Estetik Pada Gigi Penyangga Dengan
Resesi Gingiva (Laporan Kasus)‘, Jurnal B-Dent, vol 3, no. 1, hlm. 9-17.Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan

Anda mungkin juga menyukai