TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Maloklusi
a. Definisi Maloklusi
adanya jarak antar gigi, gigitan yang tidak sesuai antara maksila dan
antara gigi geligi rahang atas dan rahang bawah (Mosby, 2016).
https://repository.unimus.ac.id
10
1) Hubungan yang tepat dari gigi molar pertama permanen pada bidang
sagital
transversal
5) Adaanya kontak antar gigi yang rapat, tanpa celah maupun berjejal
b. Etiologi Maloklusi
3) Trauma, baik yang terjadi sebelum lahir (prenatal), cedera saat lahir,
https://repository.unimus.ac.id
11
a) Herediter
dan sifilis
e) Defisiensi nutrisi
berlebih
https://repository.unimus.ac.id
12
(9) Bruxism
g) Postur
d) Premature loss
https://repository.unimus.ac.id
13
i) Prolonged retention
k) Erupsi abnormal
l) Ankilosis
m) Karies
c. Klasifikasi Maloklusi
https://repository.unimus.ac.id
14
jelas. Terdapat tiga klas maloklusi dalam klasifikasi Angle, yaitu klas I,
1) Klas I
lain gigi berjejal, diastema sentral, gigi rotasi, dan gigi hilang
(Phulari, 2011).
crossbite
https://repository.unimus.ac.id
15
2) Klas II
bawah. Maloklusi klas II Angle dibagi lagi menjadi dua divisi dan
c) Subdivisi divisi 1: jika terdapat relasi molar klas II pada satu sisi
dan relasi molar klas I pada sisi lainnya dengan gigi anterior
d) Subdivisi divisi 2: jika terdapat relasi molar klas II pada satu sisi
dan relasi molar klas I pada sisi lainnya dengan gigi anterior
https://repository.unimus.ac.id
16
3) Klas III
kedua rahang bawah. Maloklusi klas III Angle dibagi menjadi dua,
yaitu:
b) Klas III pseudo: hubungan molar klas III yang disebabkan oleh
a. Definisi ABK
dilakukan oleh orang tua, tetapi kebiasaan buruk yang sering dilakukan
tanpa sadar telah terjadi sejak kecil hingga dewasa (Dermawan, 2013).
https://repository.unimus.ac.id
17
b. Klasifikasi ABK
tunagrahita berat (IQ 25-40), dan tunagrahita berat sekali (IQ <25)
(Dermawan, 2013).
baik pada taraf sedang, berat, dan sangat berat, sebagai akibat
2014).
https://repository.unimus.ac.id
18
3) Tunarungu
tunarungu berat (65-95 dB), serta tunarungu berat sekali (>95 dB)
(Dermawan, 2013).
4) Tunanetra
menjadi dua jenis; anak kurang awas (low vision) yang masih
5) Tunadaksa
penyakit, virus dan kecelakaan baik yang terjadi sebelum lahir, saat
anak layu anggota gerak tubuh (polio), dan anak dengan gangguan
https://repository.unimus.ac.id
19
6) Kesulitan belajar
kesulitan belajar adalah sebuah kelainan pada satu atau lebih pada
7) Anak berbakat
8) Autisme
https://repository.unimus.ac.id
20
9) Hiperaktif (ADHD)
ABK menjadi jarang mendapatkan perawatan dokter gigi. Selain itu, mereka
juga tidak dapat menoleransi paparan cahaya yang ada pada kursi dental,
Kebanyakan ABK baru datang ke dokter gigi pada usia yang suda cukup
Anak usia 9-12 tahun umumnya duduk di bangku kelas 4-6 sekolah
dasar, dan mereka biasanya sudah mengerti dan mampu untuk diajak
https://repository.unimus.ac.id
21
bekerja sama. Pada usia tersebut, gigi-geligi anak sedang dalam tahap geligi
tumbuh atau usia 6-12 tahun. Pada usia ini, bentuk mulut terus berubah
2013).
https://repository.unimus.ac.id
22
B. Kerangka Teori
Maloklusi
Anak
Berkebutuhan
Khusus (ABK)
C. Kerangka Konsep
Anak
Kesehatan Klasifikasi
Berkebutuhan Maloklusi
mulut buruk maloklusi Angle
Khusus (ABK)
https://repository.unimus.ac.id