Anda di halaman 1dari 7

EFEK DENTOSKELETAL PADA MALOKLUSI KELAS II DIVISI 1 DENGAN BIONATOR

12 DAN ALAT ORTODONTI LEPASAN : LAPORAN KASUS

EFEK DENTOSKELETAL PADA MALOKLUSI KELAS II DIVISI 1 DENGAN


BIONATOR DAN ALAT ORTODONTI LEPASAN : LAPORAN KASUS

Sari Kurniawati*, Angela Putri Bunga**

Keywords: ABSTRACT
Class II division
1 malocclusion, Background: Class II division 1 malocclusion characterized by mandibular
Protrusive, retrognation, deep bite and increasement of overjet. Myofunctional appliance could
Mandibular modify the growth and developmental of mandibular at appropriate phase. The
retrognation, Bionator purpose of this case report was to present successful management of Class II
division 1 by using bionator and removable appliance.
Case Management: A 9 years old girl with upper teeth protrusion, crowding and
affected the esthetical perception. The diagnosis was Class II division 1 with
mandibular retrognation and upper incisor protrusion, upper and lower anterior
crowding and palatal bite. Patient also had lip biting and thumb sucking habit.
Bionator leads the mandibular moved forward and arch widening. Treatment
planning were to reduce overjet by prognating mandibular and bad habit elimination.
Followed by retracting the upper teeth and deep bite correction by using removable
appliance.
Conclusion: Patient profile became corrected in 10 weeks. Overjet reduced in by
prognating the mandible, decreasing of palatal bite, molar relation become Class I
and bad habit elimination. In 10 months, overjet and overbite were corrected.

PENDAHULUAN Salah satu kondisi maloklusi yang paling


sering terjadi adalah adanya protrusi anterior
Maloklusi adalah oklusi yang menyimpang atas disertai dengan berdesakan pada regio
dari keadaan normal, terdapat ketidakteratur- anterior atas dan bawah. Hal tersebut menyu-
an gigi atau lengkung gigi di luar rentang nor- litkan pasien dalam menjaga kebersihan mu-
mal. Maloklusi juga dapat menyebabkan ter- lutnya karena saat menyikat gigi, sikat gigi su-
jadinya masalah periodontal, gangguan fungsi lit menjangkau sisa makanan yang menempel
lisan, gangguan pengunyahan, cara menelan di area interdental sehingga terjadi akumulasi
yang salah, masalah bicara dan psikososial plak dan membentuk kalkulus kemudian men-
yang berkaitan dengan estetika1. jadi pemicu terjadinya gigi berlubang (karies)
Maloklusi merupakan masalah gigi yang dan penyakit gusi (gingivitis) bahkan dapat ter-
paling umum terjadi, sehingga pasien memi- jadi kerusakan jaringan pendukung gigi (peri-
liki keinginan untuk melakukan tindakan per- odontitis)4.
awatan ortodontik1. Tujuan perawatan ort- Overjet yang sangat besar dikarenakan
odontik adalah untuk memperbaiki susunan proklinasi insisivus atas dan mandibula yang
gigi-geligi dan hubungan rahang yang tidak retrognati dapat membuat tampilan bibir pa-
normal sehingga dapat tercapai oklusi, fungsi sien tampak seperti inkompeten dan mem-
yang normal, estetis wajah yang baik2, mem- buat pasien merasa tidak percaya diri akan
peroleh keharmonisan bentuk muka, relasi penampilannya.
dan fungsi pengunyahan yang baik, serta sta- Beberapa alat myofungsional yang berguna
bilitas hasil akhir3. untuk mengoreksi diskrepansi skeletal, bentuk

** Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya


Korespondensi: sarikurniawati@ub.ac.id

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Special Issue 1. April 2019


Kurniawati/Bunga 13
lengkung rahang dan fungsi orofasial salah sa- flush terminal plane dan relasi molar perma-
tunya adalah Bionator5,6. Bionator dapat men- nen cusp-to-cusp). Palatal bite terjadi karena
goreksi diskrepansi yang terjadi pada dentoal- supraklusi gigi anterior (berdasarkan analisis
veolar dan skeletal. Perubahan dentoalveolar Thompson-Brodie).
terjadi akibat retraksi dan uprigting insisivus Berdasarkan hasil orthopantomograph
maksila diikuti oleh proklinasi gigi insisivus menunjukkan adanya benih pada semua gigi
bawah. Meskipun tidak ada perubahan skeletal permanen yang belum erupsi dan jaringan
pada maksila, peningkatan panjang mandibula periodontal tidak ada kelainan. Analisis sefalo-
juga terjadi pada pasien yang menggunakan metri didapatkan hasil bahwa hubungan skel-
bionator. Perubahan skeletal yang signifikan etal klas II dengan proklinasi insisivus atas.
berpengaruh terhadap perubahan jaringan lu- Diagnosis kasus ini adalah maloklusi Angle
nak, terutama dimensi vertikal wajah dan posi- kelas II divisi 1, pola skeletal kelas II dengan
si bibir7,8,9. retrognati mandibula disertai protrusi anterior
Tujuan dari laporan kasus ini adalah me- atas, berdesakan anterior atas dan bawah,
maparkan perawatan menggunakan bionator serta palatal bite. Kebiasaan buruk pasien
pada pasien dengan maloklusi Angle kelas II adalah menggigit bibir atas dan bawah dari
divisi 1 dengan pola skeletal kelas II, disertai usia 3 tahun hingga 8 tahun, frekuensi jarang
retrognati mandibula dan protrusi insisivus namun intensitasnya kuat. Mengisap ibu jari
atas. Publikasi kasus ini telah mendapat per- juga dilakukan hingga usia 2 tahun, frekuensi
setujuan dari orang tua pasien bagi kepentin- jarang, namun intensitasnya kuat. Prognosis
gan ilmu pengetahuan. kasus ini baik karena pasien didukung oleh ja-
ringan pendukung gigi yang baik, usia pasien
LAPORAN KASUS masih muda, motivasi tinggi, status ekonomi
baik, kerjasama pasien baik serta kondisi kes-
Seorang pasien perempuan berumur 9 ta- ehatan pasien juga baik.
hun datang ke klinik Ortodonsia Rumah Sakit Perhitungan diskrepansi dan kesimpulan
Pendidikan Universitas Brawijaya Malang analisis sefalometri didapatkan rencana per-
dengan keluhan gigi depan atas maju sehing- awatan kasus sebagai berikut: 1) tahap in-
ga mengganggu penampilan. Hasil pemerik- struksi operator kepada pasien mengenai per-
saan ekstra oral menunjukkan bentuk kepala awatan ortodontik, 2) tahap perawatan dengan
mesosefali, bentuk muka mesoprosop, profil alat fungsional Bionator dan dilanjutkan per-
muka cembung, sendi temporo mandibular awatan dengan peranti ortodontik lepasan
normal, bentuk muka asimetris, dan bibir po- (evaluasi dan observasi hasil dari tahap I, 3)
sisi istirahat kompeten. Pemeriksaan intra pemakaian retainer.
oral menunjukkan Oral Hygiene Index baik, Perawatan tahap I adalah operator mem-
ukuran lidah normal dan tinggi palatum da- berikan penjelasan kepada pasien tentang
lam. Gigi-geligi dalam fase gigi-geligi pergan- perawatan ortodontik, mengenai prosedur
tian, semua molar satu permanen telah erupsi perawatan, cara perawatan, lama perawatan,
sempurna. Pada saat oklusi sentrik, overjet 11 cara memakai dan melepas alat, dan pasien
mm, overbite 5 mm, terdapat palatal bite, dan diminta untuk menjaga kebersihan mulutn-
relasi molar kelas II (relasi molar dua desidui ya serta menghilangkan kebiasaan buruknya

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Special Issue 1. April 2019


EFEK DENTOSKELETAL PADA MALOKLUSI KELAS II DIVISI 1 DENGAN BIONATOR
14 DAN ALAT ORTODONTI LEPASAN : LAPORAN KASUS

seperti menggigit bibir atas dan bawah agar onator sepanjang hari dan ketika tidur.
tidak menghambat perawatan ortodontik. Perawatan dengan alat ini dianggap selesai
Perawatan tahap II dilakukan pemakaian jika overjet berkurang minimal 2 mm dan tidak
alat fungsional Bionator untuk memajukan relapse. Kontrol dilakukan seminggu sekali.
mandibula dan mengoreksi palatal bite. Per- Pada minggu pertama, belum dilakukan pen-
tama memajukan mandibula sebesar 2 mm gurangan plat akrilik dan penyesuaian gigitan
kemudian dievaluasi. Saat pembuatan gigi- dengan tujuan agar pasien beradaptasi dahulu
tan kerja untuk pembuatan Bionator, mandib- dengan alat yang dipakai. Setelah dilakukan
ula dimajukan 4 mm untuk mengurangi risiko perawatan myofungsional, dilakukan pence-
apabila terjadi relaps. Evaluasi dan observasi takan model gigi sebagai panduan perenca-
dilakukan sebelum dilanjutkan dengan peranti naan tahapan perawatan dengan peranti lep-
lepasan. Alat bionator terdiri atas: a) Alat rah- asan.
ang atas dan rahang bawah yang bersatu, b) Selama kontrol, sekrup ekspansi rahang
Gigitan anterior dengan bite plane pada gigi ra- bawah diaktifkan secara berkala sebesar 1 x ¼
hang bawah, c) Gigitan posterior dibebaskan, putaran setiap minggu sampai mendapatkan
d) Lengkung labial (maxillary guide wire) dari ruangan sebesar 4 mm ke lateral. Hal terse-
interdental gigi kaninus rahang atas dengan but bertujuan untuk koreksi oklusi sekaligus
diameter 0,8 mm, e) Sekrup ekspansi pada ra- pencarian ruang untuk koreksi malposisi gigi
hang bawah (gambar 1). individual.
Bionator tidak digunakan hanya ketika Pengurangan plat juga dilakukan setiap
makan dan minum, menyikat gigi atau mem- kontrol pada bagian oklusal dan distal gigi-geli-
bersihkan alat dan sewaktu berolahraga. Pada gi rahang atas, serta bagian oklusal dan mesial
minggu pertama, alat digunakan selama be- untuk gigi-geligi rahang bawah sebesar 1 mm.
berapa jam setiap harinya. Pada periode ini Setelah penggunaan Bionator selesai,
dianjurkan untuk berlatih berbicara ketika dilanjutkan dengan penggunaan alat ortodon-
keadaan masih menggunakan alat di dalam tik lepasan untuk koreksi overjet dengan re-
mulut. traksi anterior atas, protraksi anterior bawah
Pada minggu kedua, Bionator digunakan dan koreksi overbite dengan peninggian gigi
selama aktivitas di dalam rumah. Minggu keti- anterior.
ga, alat digunakan ketika bersekolah dan sela- Hasil perawatan setelah 10 minggu meng-
ma di rumah. Minggu keempat, alat digunakan gunakan Bionator didapatkan pengurangan
sepanjang hari dan ketika tidur. Namun, untuk overjet sebesar 4 mm (over correction), pen-
mempercepat kemajuan perawatan, pasien gurangan overbite sebesar 0,5 mm, relasi mo-
sejak minggu kedua sudah menggunakan Bi- lar satu permanen menjadi kelas I. Kebiasaan

Gambar 1. Bionator yang dipakai oleh pasien. (a) Tampak depan; (b) Tampak
samping; (c) Tampak oklulsal
ODONTO Dental Journal. Volume 6. Special Issue 1. April 2019
Kurniawati/Bunga 15

Gambar 2. Foto Intra Oral. (a) Tampak depan sebelum perawatan; (b) Tampak depan setelah
perawatan Bionator; (c) Tampak depan setelah perawatan Alat Ortodonti Lepasan; (d) Samping
kanan sebelum perawatan (e) Samping kanan setelah perawatan Bionator; (f) ) Samping kanan
setelah perawatan Alat Ortodonti Lepasan; (g) Samping kiri sebelum perawatan; (h) Samping kiri
setelah perawatan Bionator; (i) Samping kiri setelah perawatan Alat Ortodonti Lepasan

buruk pasien juga telah hilang (gambar 2). gan kebiasaan buruk menggigit bibir bawah
Setelah pemakainan Bionator, perawatan dan menghisap ibu jari telah dirawat selama
dilanjutkan dengan alat ortodontik lepasan 10 minggu. Etiologi maloklusi Angle kelas II di-
dengan tujuan perbaikan profil wajah pasien visi 1 ini disebabkan oleh kehilangan prematur
dengan pengurangan overjet sebesar 7 mm, gigi kaninus atas dan bawah serta diperparah
pengurangan overbite sebesar 2,5 mm dan ko- dengan kebiasaan buruk.
reksi malposisi gigi individual. Retrognati mandibula menyebabkan
Setelah 10 bulan didapatkan pengurangan penampilan tidak estetis dan pasien merasa
overjet sebesar 1,5 mm, pengurangan overbite malu. Usia pasien yang masih 9 tahun memu-
sebesar 1 mm, sehingga didapatkan overjet ngkinkan terjadinya modifikasi pertumbuhan
5,5 mm dan overbite 3,5 mm. Tampak peruba- mandibula karena masih dalam fase tumbuh
han profil wajah pasien yang cukup signifikan kembang. Usianya yang akan masuk dalam
(gambar 3). Perawatan masih berlangsung rentang waktu growth spurt dan pasien yang
hingga didapatkan overjet dan overbite yang sangat kooperatif juga turut meningkatkan
normal, yaitu masing-masing 2 mm. prognosis hasil perawatan. Salah satu alat my-
ofungsional yang mampu mengarahkan man-
DISKUSI dibula ke arah anterior adalah Bionator.
Bionator merupakan alat untuk mengoreksi
Kasus Maloklusi Angle kelas II divisi 1 den- gigitan menggunakan tekanan otot pengunya-
gan retrognati mandibula, protrusi insisivus han dengan desain untuk memajukan mandib-
atas, palatal bite, malposisi gigi individual, den- ula secara langsung dan dengan pemakaian
ODONTO Dental Journal. Volume 6. Special Issue 1. April 2019
EFEK DENTOSKELETAL PADA MALOKLUSI KELAS II DIVISI 1 DENGAN BIONATOR
16 DAN ALAT ORTODONTI LEPASAN : LAPORAN KASUS

sepanjang hari, gigi lebih cepat bergerak, gig- memperlebar lengkung rahang. Hal tersebut
itan meningkat dan relasi molar menjadi nor- terjadi karena lidah secara konstan dipandu
mal. Bionator bekerja pada otot pengunyahan oleh maxillary guide wire sehingga membantu
dengan cara: (1) menggigit-gigitkan gigi pada membawa rahang ke posisi yang benar. Bion-
alat, (2) mengaktifkan otot saat bicara, dan (3) ator juga membantu menghilangkan kebiasaan
mengaktifkan otot saat tersenyum5,6. Peruba- pasien menggigit bibir bawah dan menghisap
han tersebut terlihat pada pasien setelah 10 ibu jari karena desain atas dan bawahnya yang
minggu. menyatu mampu menahan otot labial untuk
Hasil dari pemeriksaan yang didukung den- tidak mudah tergigit dan menahan keinginan
gan analisis lokal, model studi dan sefalometri pasien untuk menghisap ibu jari.
serta adanya faktor tumbuh kembang menun- Hasil perhitungan diskrepansi pada model
jukkan bahwa bionator berhasil menuntun ra- studi selama 10 minggu menunjukkan peruba-
hang bawah untuk bergerak ke anterior dan han-perubahan yang cukup signifikan. Over-

Gambar 3. Foto Profil dan Sefalograf. (a) Tampak Samping Sebelum Perawatan; (b) Tampak Samping
Setelah Perawatan; (c) Sefalometri Sebelum Perawatan; (d) Sefalometri Sebelum Setelah Perawatan

Tabel 1. Analisis sefalometri sebelum dan setelahperawatan

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Special Issue 1. April 2019


Kurniawati/Bunga 17
jet menjadi 7 mm, overbite menjadi 4,5 mm, jauh titik gaya yang diaplikasikan dari centre of
dan relasi molar satu permanen menjadi kelas resistance, maka dapat menyebabkan momen
I. Hal ini diperkuat dengan perubahan sudut rotasi yang semakin besar, sehingga flaring
SNB sebesar 1o dan pola skeletal menjadi ke- gigi insisivus lebih mungkin terjadi, khususnya
las II (tabel 1). pada kelas II divisi 1 10.
Perubahan relasi molar menjadi kelas I dan Dapat disimpulkan bahwa pengurangan
pergerakan mandibula ke anterior dipengaruhi overbite terjadi akibat intrusi sekaligus adan-
oleh pergerakan gigi-geligi molar rahang bawah ya flaring dari gigi-geligi anterior bawah. Hal
ke arah anterior sesuai pengurangan plat ba- ini terlihat dari nilai L1-GoMe yang bertambah
gian mesial pada oklusal posterior bawah dan setelah perawatan yang berarti terdapat prokli-
adanya peninggian gigit pada anterior bawah. nasi insisivus bawah setelah perawatan
Adanya pembebasan oklusi gigi-geligi posteri- Perawatan masih dilakukan dengan meng-
or tersebut mempercepat perubahan. gunakan alat ortodonti lepasan untuk melan-
Perawatan selanjutnya untuk koreksi over- jutkan koreksi overjet, overbite dan malposisi
jet dilakukan dengan aktivasi busur labial un- gigi individual.
tuk retraksi anterior atas. Retraksi anterior
yang terjadi akibat gerakan tipping menyebab- KESIMPULAN
kan perubahan bermakna yang cukup besar
pada perubahan sudut inklinasi insisivus atas Maloklusi kelas II divisi 1 Angle dengan ret-
sebesar 17o (tabel 1). rognati mandibula dan protrusi insisivus atas
Penggunaan ekspansi sagital untuk pro- pada masa pertumbuhan dan perkembangan
traksi anterior bawah juga menyebabkan peru- dapat dirawat secara dini dengan menggu-
bahan pada inklinasi insisivus bawah sebesar nakan alat fungsional Bionator dan dilanjut-
1o (tabel 1) sehingga overjet berkurang menja- kan dengan alat ortodonti lepasan. Hasil per-
di 5,5 mm. awatan cukup baik dengan tercapainya overjet
Tujuan kedua adalah koreksi palatal bite. 5,5 mm, overbite 3,5 mm, relasi molar satu
Berdasarkan pemeriksaan Thompson-Brodie permanen menjadi kelas I, perubahan profil
test didapatkan hasil bahwa etiologi deep bite muka pasien dan hilangnya kebiasaan buruk
diakibatkan adanya supraklusi gigi anterior, se- menggigit bibir dan menghisap ibu jari. Kerja
hingga diberikan peninggian gigit anterior yang sama, kesabaran dan motivasi yang tinggi an-
berfungsi untuk mengintrusi gigi-geligi anterior tara operator, orang tua dan pasien diperlukan
bawah. Komponen ini efektif mengurangi over- untuk menunjang keberhasilan perawatan ort-
bite sebesar 1 mm sehingga didapatkan over- odontik lepasan.
bite yang normal.
Alat ekspansi sagital pada rahang bawah UCAPAN TERIMAKASIH
yang berfungsi untuk mengurangi overjet, ke-
mungkinan juga berdampak terhadap adanya Terima kasih kami ucapkan kepada tim De-
pengurangan overbite. Saat pergerakan intrusi partemen Ortodonsia, Fakultas Kedokteran
gigi, secara biomekanik gaya harus melewati Gigi, Universitas Brawijaya.
centre of resistance sehingga gerakan transla-
si dapat terjadi tanpa adanya tipping. Semakin

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Special Issue 1. April 2019


EFEK DENTOSKELETAL PADA MALOKLUSI KELAS II DIVISI 1 DENGAN BIONATOR
18 DAN ALAT ORTODONTI LEPASAN : LAPORAN KASUS

DAFTAR PUSTAKA 8. Mamadras AH, Allen LP. Mandibular Response


to Orthodontic Treatment with The Bionator Ap-
pliance. Am J Orthod Dentofac Orthop 1990; 97:
1. Graber, TM, Swain, BF. Orthodontic Current 113-20.
Principles and Techniques. 5th edition. The C.V. 9. Illing HM, Morris DO, Lee RT. A Prospective Eval-
Mosby Company: St.Louis; 2011; 56-64, 169-73. uation of Bass, Bionator, and Twin Block Appli-
2. Pambudi-Rahardjo. Ortodontik Dasar. Airlangga ances. Part I - The Hard Tissues. Eur J Orthod,
University Press: Surabaya; 2009; 2-6, 60-79. 1998; 20: 501-16.
3. Profit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary 10. Daokar S, Agrawal G. Deep Bite Its Etiology, Di-
Orthodontics. 5th ed. Mosby Year Book: St.Lou- agnosis and Management: A Review. J Orthod
is; 2012; 248-53. Endod. 2016, 2:4.
4. Luthfianty AP, Suparwitri S, Hardjono S. Per-
awatan Maloklusi Klas II DIvisi 1 Dentoskeletal
Disertai Retrusi Mandibula dengan Alat Fung-
sional Bionator. Maj Ked Gi. Desember 2014;
21(2): 212-216.
5. Almeida MR., Henriques JFC, Almeida RR,
Almeida-Pedrin RR, Ursi W. Treatment Effects
Produced by The Bionator Appliance. Compar-
ison with An Untreated Class II Sample. Eur J
Orthod. 2004 Feb;26(1):65-72.
6. Almeida MR, Henriques JFC, Ursi W. Com-
parative Study of Frankel (FR-2) and Bionator
Appliance in The Treatment of Class II Maloc-
clusion. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2002
May;121(5):458-66
7. Bolmgren GA, Moshiri F. Bionator Treatment
in Class II Division 1. Angle Orthod. 1986;
Jul;56(3):255-62.

ODONTO Dental Journal. Volume 6. Special Issue 1. April 2019

Anda mungkin juga menyukai