Anda di halaman 1dari 23

Penanaman Gigi Avulsi yang Tertunda:

Dua Laporan Kasus

Disusun Oleh:
Stefani Clara Alverina 22010216140018
Rajudin Amrul Syahrin 22010216140019
Syavergio Avia Difaputra 22010216140020
Rima Talitha Yulianti 22010216140021
A. Abstrak
Laporan kasus ini Anak laki-laki berusia 8 tahun dan anak laki-laki
menyajikan dua kasus berusia 10 tahun datang dengan gigi seri rahang atas
replantasi tertunda dari avulsi karena trauma yang terjadi masing-masing 27
insisivus sentral dan 7 jam sebelumnya.
maksila avulsi setelah
periode ekstra-alveolar Pedoman perawatan untuk gigi permanen dewasa matang /
kering yang tidak dewasa avulsi dengan waktu ekstra-oral yang lama
diperpanjang. dilakukan untuk gigi dan perawatan endodontik ekstra-oral
telah selesai. Setelah direposisi, gigi distabilkan selama 4
minggu dan diresepkan antibiotik profilaksis. Kontrol klinis
dan radiografi dilakukan setelah 18 bulan untuk Kasus I
dan 12 bulan untuk Kasus II.
B. Pendahuluan
Avulsi gigi adalah gigi yang Etiologi avulsi gigi
terlepas dari soketnya dan bervariasi sesuai dengan
terlihat pada 0,5-3% dari jenis gigi. Avulsi pada
semua cedera gigi. Prevalensi gigi-geligi utama biasanya
kasus avulsi pada anak-anak merupakan hasil dari
meningkat antara usia 7 dan 9 Etiologi benda-benda keras yang
tahun karena perkembangan mengenai gigi, sedangkan
akar yang tidak lengkap dan avulsi pada gigi-geligi
resistensi minimal alveolar permanen umumnya
bone / periodontal ligament merupakan akibat dari
(PDL) terhadap kekuatan jatuh, perkelahian, cedera
ekstrusif selama periode olahraga, kecelakaan
erupsi gigi. mobil, dan penyiksaan
anak
Tujuan utama dalam merawat gigi avulsi adalah untuk memelihara dan merawat
jaringan gigi pendukung dan untuk menanam kembali gigi avulsi. Keberhasilan
replantasi tergantung pada kesehatan umum pasien, kematangan akar, waktu
gigi keluar dari soketnya, dan media penyimpanan. Periode waktu ekstra-oral
dan media penyimpanan memiliki efek paling kritis pada status sel-sel PDL.

Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk menyajikan dua kasus replantasi
tertunda dari insisivus sentral rahang atas yang avulsi setelah periode
ekstra-alveolar kering yang diperpanjang.
• Anak laki – laki, 8 tahun
• Trauma 27 jam yang lalu di taman sekolah
• Pemeriksaan oleh staf medis UGD RS lokal setempat :
▪ Tidak ada kerusakan neurologi / syaraf
Kasus 1 ▪ Tidak ada komplikasi lain
• Gigi yang avulsi dibiarkan di sebuah kertas kering dan
dibawa ke klinik
• Tidak ada penyakit sistemik
• IO
1. Gigi I1 kiri RA (gigi 21) avulsi; fraktur enamel, apical
terbuka, permukaan akar tertutupi oleh sisa-sisa
jaringan periodontal
2. Gigi I1 kanan RA (gigi 11) fraktur mahkota dengan
Pemeriksaan keterlibatan dentin, luksasi, dan hipermobilisasi
3. Laserasi mukosa palatal
4. Tes vitalitas : gigi sekitar respon positif
5. Periode gigi bercampur
6. Lesi karies parah karena OH jelek
• Radiografi
1. Tidak ada fraktur tulang
alveolar

2. Tidak ada cidera jaringan keras


lain
• Informasikan kepada orang tua pasien mengenai resiko
yang mungkin terjadi

1. Soket gigi dibilas dengan larutan saline dengan


anestesi local
2. Akar gigi dibersihkan untuk menghilangkan jaringan
nekrotik dan sisa jaringan periodontal yang kering
Treatment 3. PSA EO, diisi dengan agregat mineral trioksida (MTA)
lalu gigi ditanam kembali secara perlahan dengan
sedikit tekanan
4. Restorasi sementara kavitas menggunakan cotton
pellet + GIC
5. Stabilisasi menggunakan splint 0.195 inch dengan
teknik etsa asam resin komposit
6. DHE
• Diet yang halus
• Penggunaan obat kumur klorheksidin (selama periode stabilisasi gigi)
7. Profilaksis antibiotik
• Amoksisilin trihidrat/potassium klavulanat 625mg/hari (selama 1 minggu)
8. Dirujuk antitetanus
Follow up

Evaluasi 2 minggu Evaluasi 4 minggu

Tidak ada perubahan klinis atau • Kawat splinting dilepas


patologis yang terdeteksi
• Restorasi permanen gigi dengan
fraktur mahkota menggunakan resin
komposit
Follow up

Evaluasi bulan ke – 3 Evaluasi bulan ke – 12

• Tes perkusi (pada gigi avulsi) • Tes vitalitas (gigi I1 kanan) respon
perubahan suara perkusi negatif

• Akibat : ankilosis • Apeksifikasi; menggunakan kalsium


hidroksida untuk menginduksi
penutupan apikal
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dirujuk ke
klinik gigi anak setelah mengalami kecelakaan sepeda
yang mengakibatkan trauma pada gigi. Gigi yang avulsi
tidak ditempatkan dalam media penyimpanan dan
dibawa ke klinik, 7 jam setelah kecelakaan. Penyakit
sistemik tidak ditentukan oleh orang tua pasien, tidak
CASE II ada riwayat kehilangan kesadaran atau muntah. Pada
pemeriksaan, tidak ada cedera extraoral yang terdeteksi.
Pemeriksaan intraoral mengungkapkan bahwa gigi 1.1
telah avulsi dan gigi 2.1 telah retak dan fraktur enamel.
Pasien memiliki gigi permanen dengan crowding ringan.
Tidak ada lesi karies yang terdeteksi secara klinis, dan
kebersihan mulut yang baik.
Radiograph

• Tidak menunjukan adanya fraktur tulang


alveolus
• Pada gigi avulsi mahkota memiliki
fraktur email dan akar memiliki apeks
yang tertutup
Perawatan saluran akar dilakukan di pertemuan pertama menggunakan MTA

Cotton pellet dan GIC (Ketac molar, 3M / ESPE Dental Products, St. Paul,
MN, USA) digunakan untuk mengembalikan rongga akses sementara

Sisa jaringan nekrotik dari jaringan periodontal dikeluarkan dari permukaan


akar gigi
Treatment Anastesi lokal diberikan, dilanjutkan dengan irigasi soket dengan larutan
saline fisiologis steril

Setelah mengeluarkan koagulum dari soket, gigi ditanam kembali


menggunakan tekanan ringan

Radiografi periapikal diambil untuk memastikan bahwa gigi telah


diposisikan dengan benar dalam soket
Gigi di splinting dari 1.3 sampai 2.3
dengan splint flexibel (0,195 inch
round twist-flex arch wires)

Intruksi yang diberikan mengenai


saran diet dan kebersihan mulut
kepada keluarga pasien

Terapi antibiotik profilaksis dengan


amoksisilin trihidrat atau kalium
klavulanat dengan dosis 1000mg /
hari diresepkan selama 1 minggu
2 minggu setelah replantasi

• Pasien diperiksa kembali dan tidak ada bukti klinis atau radiologis
dari perubahan secara patologis yang terdeteksi

4 minggu setelah replantasi

• Kawat splint dilepas


• Restorasi permanen mahkota gigi yang fraktur dengan resin komposit

3 bulan setelah replantasi

• Pengamatan ankilosis dari gigi yang direplantasi dengan tes perkusi

6-12 bulan setelah replantasi

• Kontrol klinis dan radiografi dilakukan


• Menunjukan nilai fungsional dan estetika yang memuaskan untuk gigi
avulsi
• Terdapat resorbsi dini dan ankilosis tanpa infraoklusi
Pasien akan dipantau sampai masa pertumbuhannya selesai dan perawatan
yang tepat akan dilakukan jika diperlukan
Pedoman ideal untuk gigi avulsi yaitu replantasi namun, hal
tersebut tidak selalu dapat dilakukan dengan segera.

perawatan untuk gigi avulsi tergantung kematangan apex akar


(terbuka atau tertutup) dan kondisi dari sel ligament
periodontal.

DISKUSI Periode ekstra-oral signifikan mempengaruhi hasil dan


memiliki hubungan langsung dengan ketahanan sel ligament
periodontal.

Pasien dengan keadaan gigi diluar mulut yang lama, harus


dijaga dalam media yang sesuai, seperti saline, susu, saliva
sampai gigi tersebut di replantasi oleh dokter gigi.
Indikasi jika gigi telah kering lebih dari 60 menit sebelum replantasi,
perawatan saluran akar harus selesai dilakukan di luar oral sebelum di
replantasi, karena tidak ada kesempatan pulpa untuk revaskularisasi dan
periodontal ligament akan mengalami nekrosis.

Replantasi dapat mengembalikan penampilan estetik pasien, fungsi oklusi,


dan adanya trauma psikologi yang mana berkaitan dengan hilangnya gigi
anterior.

apabila avulsi pada gigi incisivus tidak di replantasi perawatan lainnya


mungkin dilakukan seperti penggantian gigi insisivus yang hilang dengan
prosthesis, menutup jarak dengan perawatan orthodontic atau
autotransplantasi dengan gigi yang lain pada ruangan yang kosong.

Replantasi pada kedua kasus menunjukan adanya tanda ankylosis, walaupun


pada kasus 2 tidak menunjukan adanya infraposisi, terlihat adanya sedikit
infraposisi pada kasus 1 jika di bandingkan dengan gigi incisivus sentral yang
berdekatan. Decoronasi mungkin oerluu dilakukan kemudian ketika derajat
infraposisi meningkat lebih dari 1mm.
CONCLUSION

Meskipun waktu penyimpanan kering ekstra-alveoar Panjang,gigi dengan


tertundanya replantasi masih mungkin di pertahankan pada posisi stabil dan
fungsional di sumbu gigi. Pada pasien yang pertumbuhannya belum berhenti ,
gigi yang di replantasi untuk mempertahankan jaringan tulang di sekitarnya
sampai pasien tersebut cocok untu kandidat implant yang layak dapat menjadi
pilihan terapi yang cocok.

Anda mungkin juga menyukai