ARTIKEL PENELITIAN
Abstract
Hardness of composite resin is one of the important characteristic in dental material, because of surface
hardness indicates the degree of structure reduction and refer to the resistance of indentation. One of the
factors which influence the hardness is filling system of restoration material that posses c-factor and
polymerization shrinkage, which is the c-factor and polymerization shrinkage more higher then the hardness
becoming lower, and also on the contrary. Filling system of restoration material that used in dentistry
practitioner is incremental and bulk filling system. Method of this research is twenty samples that consist of
two groups. The first group included ten samples with incremental filling system and the second are ten
samples with bulk filling system. Composite resin that used is composite resin type hybrid because it has
good hardness characteristic. The samples are made on the mold with 2x6 mm sized. Then the samples
soaked to artificial saliva and entranced to the incubator during 24 hours. Thereupon, the hardness of
samples are tested and measured tby vickers hardness test. The design of this research is analitic independen
group T-test. The result of this research shows that incremental filling group have higher average of
hardness (108,67 VHN), meanwhile bulk filling group have lower one (89,2 VHN). In conclution, there is a
significant differences (p<0,05) between hardness of incremental filling and bulk filling system.
Key words : composite resin, c-factor, polymerization shrinkage, incremental filling system, bulk filling
system, vickers harness test
1
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas
2
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas
1
Andalas Dental Journal Page |
PENDAHULUAN
Salah satu bahan yang banyak terbagi atas komposit tradisional,
digunakan pada praktek kedokteran gigi komposit berbahan pengisi mikro, dan
adalah bahan restorasi resin komposit.1 komposit hybrid.2,5 Skripsi ini membahas
Resin komposit telah dikenal di bidang tentang komposit hybrid, karena resin
kedokteran gigi pada akhir tahun 1950-an komposit hybrid mempunyai beberapa
dan awal tahun 1960, saat Bowen kelebihan dibandingkan resin komposit
melakukan percobaan untuk memperkuat jenis lainnya. Kelebihannya antara lain
resin epoxy dengan partikel bahan adalah kehalusan permukaan dan
pengisi. Saat itu resin epoxy memiliki memiliki kekuatan yang cukup baik,
beberapa kelemahan, seperti lamanya sehingga banyak digunakan pada
pengerasan dan kecenderungan berubah restorasi gigi anterior dan gigi posterior.
warna. Hal inilah yang mendorong Kehalusan permukaan dan kekuatan yang
Bowen untuk mengkombinasikan epoxy ada pada resin komposit hybrid,
dan acrylate sehingga menghasilkan resin disebabkan resin tersebut terdiri atas
komposit.2, 3 silica colloidal dan partikel kaca yang
Resin komposit merupakan bahan dihaluskan, serta logam berat sebesar 75-
restorasi adhesif yang dapat berikatan 80%.dalam bahan pengisinya.2,6
dengan jaringan keras gigi melalui dua Kehalusan permukaan dan kekuatan
sistem bonding (ikatan) yaitu ikatan pada resin komposit hybrid akan
email dan ikatan dentin. Kekuatan ikatan mempengaruhi kekerasan bahan restorasi
resin komposit terhadap email dengan tersebut. Kekerasan merupakan salah
sistem etsa asam seperti yang satu sifat penting bahan restorasi karena
diperkenalkan oleh Buonocore sejak kekerasan adalah ketahanan bahan
tahun 1955 terbukti dapat bertahan untuk restorasi dalam menahan identasi atau
jangka waktu yang lama. Etsa asam pada goresan. Kekerasan digunakan sebagai
email akan membentuk mikroporositas parameter untuk mengetahui kemampuan
pada permukaan email yang dapat diisi suatu bahan dalam menahan daya abrasif.
dengan bonding agent, sehingga Sifat ini penting karena akan berpengaruh
terbentuk ikatan mikromekanis antara terhadap tindakan pemolesan dan goresan
resin komposit dengan email.4 pada saat mengunyah dan menggosok
Berdasarkan ukuran rata-rata partikel gigi sehingga semakin baik kekerasan
bahan pengisi utama, resin komposit suatu bahan restorasi, semakin lama
Andalas Dental Journal Page |
dengan struktur gigi.17 Salles Duarte dkk Sedangkan alat yang digunakan adalah
(2007) melakukan percobaan dengan mold ( diameter 6 mm dan tebal 2 mm)
mengaplikasikan bahan restorasi pada terbuat dari stainless steel, LED merek
kavitas klas V yang dianggap memiliki Woodpecker, instrumen plastis, alat press
resiko c-factor yang lebih tinggi.18 yang didesain sesuai ukuran mold,
Dengan melakukan beberapa variasi inkubator ( suhu 370C ), alat uji
teknik pengisian, di antaranya oblique kekerasan Vickers Hardness Test, kertas
incremental, horizontal incremental, dan penyerap air, sarung tangan dan
bulk, menghasilkan kesimpulan bahwa masker,cellophan strips, cawan petri
tidak ada satu pun teknik pengisian bahan tempat spesimen, dan spido.
restorasi yang dapat mengeliminasi Sampel yang digunakan dicetak
18
microleakage. Menurut Lazarchik dkk menggunakan master model (mold).
(2007), dia menyatakan bahwa tidak ada Langkah pertama adalah membuka
perbedaan signifikan kekerasan bahan master model (mold), kemudian
restorasi resin komposit yang meletakkan cellophan strips pada bagian
diaplikasikan dengan teknik bulk maupun dasarnya tepat di bagian bawah mold, lalu
teknik incremental.19 mold dirapatkan kembali dan bahan resin
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di komposit hybrid diambil menggunakan
atas peneliti ingin meneliti perbedaan instrumen plastis dan dimasukkan ke
kekerasan resin komposit hybrid yang dalam mold. Setelah itu cellophan strips
menggunakan teknik pengisian secara yang lain diletakkan di atas mold yang
incremental dan bulk yang diaktivasi telah terisi, kemudian resin komposit
dengan sinar light emitting diode (LED). dipadatkan dan diberi tekanan konstan.
Resin komposit di dalam mold kemudian
BAHAN DAN METODE disinari menggunakan LED dengan jarak
Jenis penelitian adalah experimental penyinaran 0 mm selama 20 detik sesuai
laboratories dengan rancangan post test petunjuk pabrik.
control group design. Pengambilan sampel Kelompok sampel yang menggunakan
dilakukan dengan metode simple random teknik bulk dapat disinar sekali setelah
sampling. bahan dipadatkan dan diberi tekanan
Bahan yang digunakan resin konstan. Sementara kelompok sampel
komposit hybrid warna A3 (Z-100 3M yang menggunakan teknik incremental
ESPE ) dan saliva buatan dengan pH 6,8. diberi sinar pada tiap lapisnya, setelah
Andalas Dental Journal Page |
incremental dan bulk) sehingga dapat Tabel 1.Hasil pengukuran nilai kekerasan
yang menggunakan teknik incremental
diketahui perbedaan nilai dari variabel
dan teknik bulk dalam satuan VHN
yang diteliti. (gF/mm2)
Grup
2. Analisa Bivariat Sampel
A
Analisis bivariat yang digunakan Nomor
(Incremental) B (Bulk)
untuk penelitian adalah independent 1 107.00 91.50
group T-Test karena terdapat dua grup 2 112.67 88.33
(p>0,05) yaitu p=1,197 yang berarti data Tabel 2. Hasil uji statistik nilai
kekerasan sampel
pada seluruh kelompok penelitian
Rerata Standar P-
tersebut berdistribusi normal. Kelompok N
( ) deviasi value
Gambaran distribusi nilai kekerasan
A
pada dua kelompok sampel dapat 10 108,67 2,194
(Incremental)
dijelaskan pada grafik 1. 0,000*
B
10 89,20 1,607
(Bulk)
Grafik 1.Grafik box plot hasil pengukuran
kekerasan pada setiap kelompok
* : signifikan p<0,05
4. Tarigan, Iiyani H. 2011. Pengaruh Lama 15. Sesemann,Michael R. 2012. Placing a Bulk
Perendaman dalam Minuman Ringan Fill Composite to Achieve Preictable and
Berkarbonat terhadap Kekerasan Resin Esthetic Posterior Restoration. Nebraska
Komposit Sinar. Diajukan untuk memenuhi Institute of Comprehensive Dentistry,
tugas dan melengkapi syarat guna Omaha
memperoleh gelar Sarjana Kedokeran Gigi,
Universitas Sumatera Utara. 16. Lopes, Guilherme Carpena et all. 2004.
Effect of Posterior Resin Composite
5. O’Brien,William J. 2002. Dental Materials Placement Technique on the Resin-Dentin
and Their Selection 3rd Ed. School of Interface Formed In Vivo. Quintessence
Dentistry, University of Michigan. USA : International Journal ; Vol. 35, No.2.
Quintessence Publishing Co, Inc.
17. Loguercio AD, Reis A, Ballester RY. 2004.
6. Apsari Anindita, Munadziroh Eli, Polymerization Shrinkage Effects of
Yogiartono Muhammad. 2009. Perbedaan Constraint and Filling Technique in
Kebocoran Tepi Tumpatan Resin Komposit Composite Restoration. J Dent Mat ; 20:
Hybrid yang Menggunakan Sistem Bonding 236-43.
Total Etch dan Self Etch. Jurnal PDGI;
Vol.58;No. 3; hal 75-81 18. Duarte,Sillas. 2007. Influence of Resin
Composite Insertion Technique in
7. Susanto AA. 2005. Pengaruh ketebalan dan Preparation with a High C-Factor.
lamanya penyinaran terhadap kekerasan Quintessence International Journal ; Vol. 38,
permukaan resin komposit sinar. Dental J. No.10.
2005;38(1):32-5.
19. Lazarchik, DA, BD Hammond, CL Sikes.
8. Powers JM, Sakaguchi RL. 2003. Craigs’s 2007. Hardness comparison of bulk-
Restorative Dental Materials 12th ed. USA : filled/transtooth and incremental-
Mosby. filled/occlusally irradiated composite resins.
The Journal of Prosthetic Dentistry,Volume
9. Anusavice,Kenneth Philips.2006. Science of 98, Issue 2; (129–140).
Dental Material. 11th edition. USA.
20. Gordon England Company. Vickers
10. Florida.Fitriyani,Sri, Ellyza Herda. 2008. Hardness Test.
Perkembangan Sumber Cahaya di Bidang <http://www.gordonengland.co.uk /hardness
Kedokteran Gigi. Dentika Dental Jurnal, /vicker.htm> (diunduh 6 Desember 2012 :
Vol.13 No.1; (98-101). 23.21WIB)
Andalas Dental Journal Page |