Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS I

DIANDRA PUSPA WIDYASARI

22010220210009

Pembimbing: drg. Budi Wibowo, Sp.Ort

STASE ORTHODONSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Gigi Anak Saya Kok Begini Ya?
Seorang Ibu membawa anak perempuannya yang
berusia 8,5 tahun ke klinik Anda. Baik Ibu pasien dan
juga pasien tidak merasakan adanya keluhan gigi
berlubang atau sakit, dan juga tidak ada gigi goyang.
Ibu pasien menyatakan bahwa gigi anaknya biasa lepas
sendiri, dan tidak dibawa ke dokter gigi untuk dicabut.
Ini merupakan pengalaman pertama bagi pasien
tersebut ke dokter gigi.

Setelah dilakukan pemeriksaan gigi, Anda tidak


menemukan adanya lubang gigi. Kondisi gigi masih
berada pada periode bercampur (mixed dentition).
Pasien kooperatif, OHI pasien baik. Anda menemukan
gigi depan permanen tidak bisa oklusi (gambar
terlampir). Dari anamnesa, Ibu pasien menyatakan
putrinya kesulitan saat makan mie, dan memang
memiliki kebiasaan buruk sering menggigit lidah.

Ibu pasien menanyakan kepada Anda, apakah gigi


putrinya bisa dilakukan perawatan Orthodontik cekat
sekarang? Atau perawatan apa yang harus dilakukan
agar pasien bisa memiliki gigi yang ideal?
IDENTITAS
No. Model :
Nama Pasien :
Suku : Nama Ayah :
Umur : Suku :
Jenis kelamin : Umur :
Alamat : Pekerjaan :
No. Telp : Nama Ibu :
Pekerjaan : Suku :
Rujukan : Umur :
Pekerjaan :
WAKTU PERAWATAN Alamat Orang Tua :
Pendaftaran : No. Telp Orang Tua :
Pencetakkan :
Pemasangan alat :
Retainer :
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

KELUHAN UTAMA
A
Pasien datang atas motivasi
orang tua ingin merawatkan
B gigi karena ibu pasien kurang
menyukai penampilan gigi
C pasien sebelah depan dan
pasien kesulitan saat makan
mie.
D
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien dan ibunya datang ke klinik ingin


merawatkan gigi. Baik ibu pasien dan juga
pasien tidak merasakan adanya keluhan gigi
berlubang atau sakit dan juga tidak ada gigi
goyang. Ibu pasien menyatakan putrinya
kesulitan saat makan mie dan memang
memiliki kebiasaan buruk sering menggigit
lidah. Ini merupakan pengalaman pertama
pasien ke dokter gigi.
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

RIWAYAT KESEHATAN
1) Bad habit pasien
2) Kehendak orang tua terhadap perawatan
3) Prestasi belajar pasien
4) Riwayat proses lahir pasien
5) Riwayat trauma di kepala, operasi
6) Riwayat kelainan jantung dan demam rematoid
7) Riwayat DM
8) Riwayat artritis
9) Riwayat tonsilitis
10) Riwayat epilepsi
11) Riwayat hipotensi
12) Riwayat HIV/AIDS
13) Riwayat alergi debu, nikel, lateks, dan metil metakrilat
14) Riwayat panas badan tinggi
15) Riwayat penyakit sistemik
16) Riwayat kelainan otot, neuropati ataupun perawatan scoliosis jangka lama
17) Riwayat kelainan endokrin
18) Riwayat defisiensi vitamin C ataupun renal osteodystrophy
19) Riwayat pemakaian alat orto oleh orang tua dan saudara kandung pasien
20) Ras orang tua pasien
21) Bentuk skeletal pasien tipe endomorfik/mesomorfik/ektomorfik
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

RIWAYAT
GIGI-GELIGI
PAST DENTAL HISTORY

Gigi Desidui Gigi Bercampur


Karies rampan : (-) Persistensi : (-)
1 2 Karies proksimal : (-) Prolong retensi : (-)
Benturan/trauma : (-) Premature loss : (-)
Pencabutan oleh drg. : (-)
Karies besar gigi desidui : (-)
Sisa akar gigi desidui : (-)
Delayed eruption : (-)

4 3
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Riwayat Keluarga

    Umur Susunan Gigi-geligi


Orang Ayah Teratur/Berjejal/Renggang
tua Protrusif/Retrusif
  Ibu Teratur/Berjejal/Renggang
Protrusif/Retrusif
Saudara Anak I Teratur/Berjejal/Renggang
Protrusif/Retrusif
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

KEBIASAAN BURUK

Jenis Durasi Frekuensi Intensitas Lokasi Posisi Keterangan


kebiasaan
Tongue Dalam Sering ketika Tidak terlalu Antara Lidah Sejak kecil dan
thrusting hitungan waktu luang kuat permukaan didorong ke masih dilakukan
  detik (±2 dan ketika insisal gigi- luar dan sampai
  detik) tidur gigi anterior diletakkan di sekarang
      atas dan antara
  bawah permukaan
 
  insisal gigi-
 
  gigi anterior
  atas dan
bawah
1. Umum / General PEMERIKSAAN OBJEKTIF
• Keadaan jasmani : Sehat, tidak ada kelainan atau cacat fisik
• Keadaan mental: Kooperatif dan komunikatif serta mampu menerima penjelasan dari dokter
dan mampu menyampaikan keluhannya dengan baik
• Status gizi : Baik
2) Khusus/Lokal:
a. Luar mulut / Ekstraoral:
Kepala
• Lebar Kepala : - cm
• Panjang Kepala : - cm
• Indeks Kepala : (Jarak Bizigomati Supra Mastoideus)/(Panjang Kepala (Jarak Gl-Oc) x100
• Bentuk Kepala : Brakisefalik/Mesosefalik/Oligosefalik

Muka
• Jarak Nasion-Gnathion :- cm
• Lebar Bizygomatic :- cm
• Indeks Muka : (Tinggi muka (Jarak N-Gn))/(Lebar muka (Jarak Bizygomati)) x100
• Bentuk Muka : Euriprosop/Mesoprosop/Leptoprosop
• Profil Muka : Cembung/Lurus/Cekung (titik pertemuan Lcb-Lca terhadap garis Gl-Pog)

Garis Simon:
Posisi rahang terhadap bidang orbital/Garis Simon
• Maksila : Ortognatik/Prognatik/Retrognatik
• Mandibula : Ortognatik Prognatik/Retrognatik

Sendi TMJ : Normal


Tonus Otot Bibir Atas : Hipotonus
Tonus Otot Bibir Bawah : Hipertonus
Bibir Posisi Istirahat : Inkompeten
Free Way Space : DVR-DVO
PEMERIKSAAN OBJEKTIF b. Dalam mulut/Intraoral:
• Kebersihan Mulut (OH) : Baik
• Pola Atrisi : Terdapat pada gigi 54 55 84 85
• Keadaan Lidah : Macroglossia (terdapat tongue of indentation)
• Palatum : Tinggi
• Gingiva : Normal
• Mucosa : Normal
• Frenulum:
o Frenulum Labii Superior : Tinggi
o Frenulum Labii Inferior : Normal
o Frenulum Lingualis : Normal
• Tonsila:
o Tonsila Palatina : Normal
o Tonsila Lingualis : Normal
o Tonsila Pharengea : Normal
o Pemeriksaan Gigi-geligi :

Keterangan:
- Gigi pasien dalam periode gigi bercampur
- Tidak ditemukan adanya karies, anomaly, supernumerary, agenesis, fraktur, tumpatan, sisa akar,
gigi non vital, persistensi
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik :


 Anterior : Overjet: >4 mm Overbite:- mm
Palatal bite : Tidak ada
Relasi M1 Kanan : Klas II Angle Deep bite : Tidak Ada
Relasi m Kanan : Distal Step Open bite : Ada, gigi 12 11 21 22 terhadap gigi 32 31 41 42
Relasi c Kanan : Tidak dapat ditentukan Edge to edge bite : Ada, gigi 53 terhadap gigi 83
Malposisi Gigi Individual Cross bite : Tidak ada
 Rahang Atas :  Posterior
- Gigi 11 distolabiotorsiversi Cross bite : Ada, gigi 55 terhadap gigi 85
- Gigi 12 distolabiotorsiversi Open bite : Ada, gigi 54 84 dan gigi 16 46
- Gigi 21 distalabiotorsiversi Scissor bite : Tidak ada
- Gigi 22 distolabiotorsiversi Cusp to cusp : Ada, gigi 55 terhadap gigi 85
- Gigi 53 mesiolabiotorsiversi
Rahang Bawah : Bentuk Lengkung Gigi
- Gigi 31 retroklinasi, infraklusi  Rahang Atas : Trapezoid
- Gigi 32 retroklinasi, infraklusi, linguoversi  Rahang Bawah : Trapezoid
- Gigi 41 retroklinasi, infraklusi
- Gigi 42 retroklinasi, infraklusi, distolabiotorsiversi Pergeseran Midline : Ada, RA bergeser ke kanan 2 mm dan RB normal
- Gigi 83 mesiolabiotorsiversi
2017 2018 2019
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

Lebar
Mesiodistal
Analisis Foto
Gigi
Muka
Rahang atas Rahang bawah
Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Kanan Kiri Normal Ket. Bentuk Muka: Euriprosop/Mesoprosop/Leptoprosop,
Simetri/Asimetri
1     7,4-9,75       4,97-6,6  
2     6,05-8,1       5,45-6,85  

3     7,05-9,32       6,15-8,15  

4     6,75-9       6,35-8,75  

5     6-8,1       6,8-9,55   Foto


6     9,95-12-
10
      10,62-
13,05
 
Panoramik
7     8,75-       8,9-11,37  
10,87
a. Metode Nance: untuk mengetahui ruang gigi permanen yang akan
tumbuh cukup tersedia/lebih/kurang dengan membandingkan jumlah
mesiodistal gigi c m1 m2 model gigi dengan jumlah mesiodistal gigi 3 PERHITUNGAN
4 5 pada ronsen

b. Metode Huckaba: untuk mengetahui perkiraan lebar mesiodistal   Hasil Angka Interpretasi
masing-masing gigi 3 4 5 dengan membandingkan besar gigi yang Pengukuran Normal
sudah erupsi dan yang belum erupsi masing-masing pada model gigi
SNA   82o Prognati/retrognati maksila
dan pada ronsen
terhadap basis cranii
SNB   80o Prognati/retrognati mandibula
c. Metode Moyers: untuk memprediksi kebutuhan ruang untuk gigi 3 4
terhadap basis cranii
5 dengan membandingkan hasil pengukuran ruang dari distal gigi 2
hingga mesial gigi 6 per regio, lalu lihat table Moyers menggunakan ANB   2o Pola skeletal klas I/II/III Angle
jumlah lebar mesiodistal 1 2 (umumnya 75%) I-NA Linear   4 mm Protrusi/retrusi gigi insisivus RA
I-NA angular   22o Proklinasi/retroklinasi gigi
d. Analisis sefalometri insisivus RA
I-NB linear   4 mm Protrusi/retrusi gigi insisivus RB
e. Pemeriksaan Jaringan Lunak
I-NB angular   25o Proklinasi/retroklinasi gigi
S-line: bibir atas/bawah protrusif/retrusif sejauh mm di depan/belakang S-line.
E-line: titik labrale superior/inferior terletak mm di depan/belakang E-line. insisivus RB
Sudut   130o- Proklinasi/retroklinasi gigi anterior
interincisal 150o
DETERMINASI
LENGKUNG
Untuk mengetahui diskrepansi lengkung yaitu perbedaan panjang lengkung ideal yang
dirancang dengan jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi yang akan ditempatkan pada
lengkung tersebut.

Hasil penapakan: -

Keterangan:
Overjet awal : mm
Protraksi RA : mm
Protraksi RB : mm
Overjet akhir : mm

Rahang atas:
Panjang lengkung ideal : Sisi Kanan: mm Sisi Kiri: mm
Jumlah lebar mesiodistal : Sisi Kanan: mm Sisi Kiri: mm
Diskrepansi : Sisi Kanan: mm Sisi Kiri: mm

Rahang bawah:
Panjang lengkung ideal : Sisi Kanan: mm Sisi Kiri: mm
Jumlah lebar mesiodistal : Sisi Kanan: mm Sisi Kiri: mm
Diskrepansi : Sisi Kanan: mm Sisi Kiri: mm
DIAGNOSIS
Maloklusi Angle Klas II Divisi 1 tipe Dental disertai dengan Malrelasi:
• Open bite : gigi 12 11 21 22 terhadap gigi 32 31 41 42
gigi 54 terhadap gigi 84, gigi 16 terhadap gigi 46
• Edge to edge bite: gigi 53 terhadap gigi 83
• Cross bite : gigi 55 terhadap gigi 85
• Cusp to cusp : gigi 55 terhadap gigi 85
Malposisi Gigi Individual:
- Gigi 11 distolabiotorsiversi
- Gigi 12 distolabiotorsiversi
- Gigi 21 distolabiotorsiversi
- Gigi 22 distolabiotorsiversi
- Gigi 31 retroklinasi, infraklusi
- Gigi 32 retroklinasi, infraklusi, linguoversi
- Gigi 41 retroklinasi, infraklusi
- Gigi 42 retroklinasi, infraklusi, distolabiotorsiversi
- Gigi 53 mesiolabiotorsiversi
- Gigi 83 mesiolabiotorsiversi
Lengkung Maksila Kontraksi, Median line gigi Asimetris: rahang atas
bergeser ke kanan 2 mm dan rahang bawah normal disertai Bad
Habit Tongue Thrusting dan Lip Biting
RENCANA PERAWATAN
1 2 3 4

PENJELASAN MENGHILANGKAN PENCARIAN RUANG KOREKSI MALRELASI


TENTANG BAD HABIT DAN MALPOSISI GIGI
PERAWATAN INDIVIDUAL
ORTODONTIK

Follow
5 6 7
up

PENGATURAN PENYESUAIAN PEMAKAIAN


LENGKUNG OKLUSI RETAINER

BEFORE AFTER
TAHAP 1

RAHANG ATAS
a) PALATAL CRIB
b) PLAT EKSPANSI
c) KLAMER ADAM
d) LABIAL ARCH

RAHANG BAWAH
a) PLAT AKRILIK
b) KLAMER ADAM
c) LABIAL ARCH
RENCANA PERAWATAN
TAHAP 2 TAHAP 3

Rahang atas Rahang atas


• Plat akrilik • Plat akrilik
• Z spring: mesial 12, 22, 11 & 21 • Maxillary inclined bite plane pada
• Klamer Adam palatal 12 11 21 22
• Labial arch • Klamer Adam
• Labial arch
Rahang bawah
• Plat akrilik Rahang bawah
• Z spring: lingual 32 dan mesial 42 • Plat akrilik
• Klamer Adam • Klamer Adam
• Labial arch • Labial arch

PENGATURAN LENGKUNG PENYESUAIAN OKLUSI

Midline, Retraksi Fungsional, Sentrik

RETAINER
EDUKASI
ETIOLOGI
Kebiasaan FAKTOR RISIKO
menggigit lidah - Otot sekitar
mulut
- Kebiasaan
mengisap jari
- Lidah besar
- Peradangan /
Perawatan infeksi
Usia tumbuh - Frenulum lingual
kembang, tipe
dental, alat
lepasan
LAMPIRAN
LAPORAN KASUS I ORTHO
LAMPIRAN
LAPORAN KASUS I ORTHO
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai