Anda di halaman 1dari 16

SUPERNUMARARY TEETH:

MESIODENS

Oleh

drg Yumnaina Nurhadi

Pembimbing

drg Maharani Pangastuti


PENDAHULUAN
Pasien perempuan usia 9 tahun datang bersama ibunya ke poli gigi
Puskesmas Gabus II yang mengeluhkan adanya gigi yang tumbuh di
belakang gigi serinya sehingga berantakan dan mengganggu penampilan.

Mesiodens adalah salah Gigi berlebih seperti


satu variasi dari mesiodens sering kali Sehingga dibutuhkan
supernumerary teeth yaitu ditemukan dalam praktek perawatan baik dengan
adanya gigi tambahan sehari-hari, khususnya pada ekstraksi jika
yang terletak pada garis pasien anak-anak dengan diperlukan dan
tengah diantara kedua tahap geligi pergantian yang dilanjutkan dengan
incisivus sentral. dapat menyebabkan perawatan ortodonti
Prevalensi berkisar antara maloklusi.
0,15% - 1,9%.
MESIODENS

Gigi supernumerary merupakan salah satu masalah perkembangan gigi pada anak. Gigi supernumerary
adalah anomali perkembangan yang ditandai dengan lebih banyak jumlah gigi daripada normalnya.

Mesiodens merupakan gigi supernumerary yang paling sering terjadi dan biasanya menyebabkan masalah di
rongga mulut seperti maloklusi, impaksi makanan dan estetik yang buruk.

Mesiodens terdapat pada bagian mesial di antara gigi incisivus sentral maksila, dapat berbentuk conical,
posisi inverted atau normal.

Mesiodens dapat terjadi secara single maupun multiple.


Etiologi mesiodens tidak diketahui secara pasti namun dapat disebabkan oleh faktor genetik, faktor
lingkungan, kelainan perkembangan saat pertumbuhan dan perkembangan gigi.

Mesiodens dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti kegagalan atau keterlambatan erupsi, erupsi
ektopik gigi yang berdekatan, diastema garis tengah, impaksi, malalignment gigi incisivus, perpindahan dan
rotasi aksial gigi yang berdekatan, resorpsi radikuler gigi yang berdekatan, crowding, dilaserasi,
kemungkinan perkembangan kista dentigerous.
LAPORAN KASUS
MESIODENS
DATA ADMINISTRASI DATA DEMOGRAFIS
PASIEN
ALAMAT : Kuryokalangan 1/1
Nama : CAHAYA ALIMAH R
AGAMA : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
SUKU : Jawa
No register : 05010404
PEKERJAAN : Pelajar
Status kepegawaian: Pelajar
BAHASA : Jawa, Indonesia
Status social : Menengah (BPJS PBI)
JENIS KELAMIN : Perempuan

Tinggi badan : 129 cm

DATA BIOLOGIC
Berat badan : 25 kg
Lingkar perut : 40 cm
IMT : 15,023
Kebiasaan : Tidak ada
DATA KLINIS

 ANAMNESA TERFOKUS DIAGNOSIS  ANAMNESA PENYINGKIR DD

Pasien perempuan usia 9 tahun datang bersama Pada pasien posisi gigi terpisah dengan
ibunya ke poli gigi Puskesmas Gabus II yang gigi serinya/tidak menyatu dengan gigi
mengeluhkan adanya gigi yang tumbuh di serinya.
belakang gigi serinya bagian atas sehingga
berantakan dan mengganggu penampilan. Gigi
tidak pernah sakit. Bentuknya terlihat runcing
namun tidak pernah melukai lidahnya.
PEMERIKSAAN JASMANI
TANDA VITAL PEMERIKSAAN OBJEKTIF

 Intra oral
Tensi : 90/60 mmHg
1. Terdapat tambahan gigi berjumlah
satu/single, berbentuk
Nadi : 60 x/ mnt
conical/kerucut di lingual gigi 21 dan
tampak tumpang tindih.
Nafas : 20 x/mnt 2. Tes perkusi –
3. Tes tekan –
Suhu : 36 C 4. Gingiva normal
5. Gigi dalam kondisi cekat dan terpisah
dari gigi lainnya.

 Ekstra oral
Normal

 Pasien dalam kondisi rileks, tidak


takut, mengikuti arahan dokter
gigi/kooperatif.
PEMERIKSAAN HASIL YANG DIPEROLEH DARI
PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG

TIDAK DILAKUKAN (gigi mesiodens TIDAK ADA


telah erupsi sempurna).

Tindakan pemeriksaan penunjang


berupa foto panoramic sebaiknya
diperlukan untuk mengetahui letak
yang pasti dari posisi gigi mesiodens
dan mengetahui apakah mengganggu
tumbuh kembang gigi yang berada di
dekatnya.
DIAGNOSIS
Diagnosis : mesiodens diantara gigi 11 dan 21

DD: talons cusp.

Alasan:

• Anamnesa: adanya gigi yang tumbuh berbentuk runcing dibelakang gigi serinya.

• Pemeriksaan jasmani: terdapat tambahan gigi berjumlah satu/single, berbentuk


conical/kerucut di lingual antara gigi 21 dan 11.

• Pemeriksaan penunjang: tidak ada.


DIAGNOSIS HOLISTIC

• Diagnosis klinis: mesiodens diantara gigi 21 dan 11 dengan diagnosis banding talons cusp.

• Diagnosis biologis: gizi baik (normal).

• Diagnosis psikologis: frankl tipe 4 (sangat kooperatif).


STRATEGI PENANGANAN MASALAH
• Diagnosis Klinis

1. Melakukan pemberian edukasi kepada pasien dan orang tuanya terkait adanya gigi tambahan dibelakang gigi seri atasnya dan
menjelaskan akibat yang ditimbulkan.

2. Menjelaskan prosedur pencabutan gigi kepada pasien dan ibunya.

3. Meminta persetujuan inform consent kepada ibu pasien untuk tindakan pencabutan menggunakan suntikan.

4. Melakukan asepsis pada daerah kerja

5. Melakukan anastesi secara infiltrasi/paraperiosteal pada daerah labial dan palatal gigi mesiodens masing-masing 0,5 cc
menggunakan lidokaine adrenalin.

6. Melakukan pengecekan anastesi dengan ekskavator dan melanjutkan separasi apabila pasien tidak merasakan sakit.

7. Melakukan ekstraksi menggunakan tang mahkota gigi anterior rahang atas dengan gerakan rotasi dan ekstraksi.

8. Melakukan kuretase di dalam soket

9. Pasien diminta menggigit tampon selama 30 menit

10. KIE pasca ekstraksi dan pemberian obat paracetamol 250 mg (3x1) dan amoxicillin 250 mg (3x1) untuk pereda nyeri dan mematikan
bakteri.
• Diagnosis Biologis : pasien diminta untuk tetap makan makanan yang bergizi, tinggi serat
dan tinggi protein.

• Diagnosis psikologis : melakukan tell show do kepada pasien dan ibunya terkait
penatalaksanaan ekstraksi gigi.
Konsultasi dan Rujukan

Tidak perlu
PENJELASAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGANYA
• Diagnosis dan konsekuensinya : diagnosis untuk gigi pasien adanya mesiodens atau gigi tambahan. Konsekuensi apabila
dibiarkan yaitu dapat menyebabkan maloklusi gigi atau gigi menjadi berantakan dengan cara mendorong gigi seri depan kirinya ke
depan. Sehingga dapat mengganggu penampilan, oklusi dan pengunyahan.

• Jalan keluar : dilakukan pencabutan gigi mesiodens.

• Sebaiknya dilakukan : dilakukan pencabutan gigi mesiodens dengan menggunakan suntikan. Kemudian dilanjutkan perawatan
behel atau ortho agar posisi dari gigi seri kiri bisa kembali ke lengkung yang benar.

• Khasiat obat dan efek samping:

Khasiat amoxicillin : untuk mematikan bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada soket gigi.

Khasiat paracetamol : mengurangi adanya nyeri/sebagai analgesic.

Efek samping amoxicillin : diare, kram perut.

Efek samping paracetamol : mual, muntah, gatal.


DAFTAR PUSTAKA

1. Permenkes No 2 Tahun 2020 tentang standar antropometri anak

2. Sembiring, L. S., Marica. 2019. Ekstraksi Mesiodens pada Anterior Maksila: Laporan Kasus. SONDE
(Sound of Dentistry. Bandung: 4 (2).

3. Mandothra, dkk. 2023. Correction of anterior malocclusion related to mesiodens: A case report. India:
9(2):475-477.

Anda mungkin juga menyukai