ERUPTION GIGI 22
CASE REPORT
PEDODONTICS
Disusun Oleh :
Salwa Jilan
2195043
Pembimbing :
drg. Anie Apriani, Sp.KGA
ABSTRAK
Erupsi gigi digambarkan sebagai gerakan aksial atau oklusal gigi dari lokasi
intraoseus di rahang ke posisi fungsionalnya di dalam rongga mulut. Erupsi
gigi sulung diikuti oleh eksfoliasi dan erupsi gigi permanen. Namun,
sebagian besar orang tua menjadi cemas dengan variasi waktu erupsi,
menganggapnya sebagai tahap penting perkembangan anak. Dalam tahap
erupsi gigi dapat terjadi delayed eruption teeth (DTE) yang paling sering
ditemui dalam waktu erupsi normal. Laporan kasus: pasien laki-laki
berusia 8 tahun datang dengan keluhan terdapat gigi bagian depan yang
belum tumbuh setelah dilakukan penacabutan kurang lebih tiga bulan yang
lalu. Berdasarkan pemeriksaan klinis dan radiografis, diketahui bahwa gigi
permanen tersebut merupakan delayed eruption teeth (DTE). Dari
pemeriksaan klinis dan rontgen panoramik, dapat dilihat bahwa mahkota
gigi permanen telah menembus tulang alveolar, namun gigi permanen tak
kunjung muncul. Adanya DTE berpotensi mengakibatkan maloklusi di
masa depan. Atas pertimbangan tersebut, diputuskan untuk dilakukan
pemakaian alat space maintainer. Hasil: setelah dilakukannya perawatan
space maintainer dan dilakukan kontrol sebanyak sepuluh kali gigi 22 telah
erupsi dan alat sudah tidak digunakan kembali.
ABSTRACT
mulut. Erupsi normal gigi sulung dan permanen ke dalam rongga mulut
terjadi pada rentang usia kronologis yang luas. Karena gigi dikelilingi oleh
tepat.1,6,7 Erupsi gigi sulung diikuti oleh eksfoliasi dan erupsi gigi
permanen. Peristiwa ini terjadi pada rentang usia kronologis yang luas.
Namun, sebagian besar orang tua menjadi cemas dengan variasi waktu
ras, etnis, seksual dan individu dapat memengaruhi erupsi dan biasanya
gigi, osteoklas yang membuat jalur erupsi melalui tulang alveolar dan
osteoblas untuk membentuk tulang alveolar yang baru.3 Jika ada gangguan
dalam salah satu proses ini, erupsi gigi tidak dapat terjadi secara spontan.
maupun gigi tetap. Kekurangan satu atau lebih nutrisi dapat berakibat
tidak sempurnanya pembentukan dan perkembangan gigi. Nutrisi tersebut
adalah protein mineral (kalsium, fosfor dan fluor) dan vitamin (A,C dan
D).8,9 Dalam tahap erupsi gigi dapat terjadi delayed tooth eruption (DTE)
fenomena ini: (1) waktu erupsi gigi yang diharapkan (usia kronologis),
seperti yang berasal dari studi populasi, dan (2) erupsi biologis, seperti
utama untuk gigi yang terkena DTE adalah (1) keputusan untuk mencabut
atau mempertahankan gigi atau gigi yang terkena DTE, (2) penggunaan
pada kekurangan nutrisi yang ekstrim efek erupsi gigi telah ditunjukkan.
2. Laporan Kasus
anaknya pada rahang atas sudah ompong. Beberapa gigi tersebut dicabut
karena sudah goyang pada tiga bulan yang lalu. Pasien merasa malu saat
berbicara dan orang tua dari pasien khawatir giginya akan berjejal karena
dan perawatan yang akan dilakukan. Dari hasil pemeriksaan klinis dan
c. Pemeriksaan Intraoral
d. Odontogram
Gambar 3. Odontogram
e. Hasil Pemeriksaan, Diagnosis dan Rencana Perawatan
f. Kasus
(a) (
b
)
Gambar 10. Setelah perawatan space maintainer
3. Diskusi
4. Kesimpulan
Erupsi gigi yang tertunda mungkin merupakan pertanda kondisi
sistemik atau indikasi perubahan fisiologi kompleks kraniofasial. Delayed
eruption tooth (DTE) adalah munculnya gigi ke dalam rongga mulut pada
waktu yang menyimpang secara signifikan dari yang seharusnya yang
ditetapkan untuk ras, etnis dan jenis kelamin yang berbeda. Perawatan
untuk DTE adalah penggunaan alat space maintainer atau cukup
dilakukan observasi tergantung dari kasus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kreiborg, S., & Jensen, B. L. (2018). Tooth formation and eruption - lessons
learnt from cleidocranial dysplasia. European Journal of Oral Sciences,
126, 72–80. doi:10.1111/eos.12418
4. Polder BJ, Van’t Hof MA, Van der Linden FP, Kuijpers‐Jagtman AM. A meta-
analysis of the prevalence of dental agenesis of permanent teeth.
Community Dent Oral Epidemiol 2004;32:217‐26.
10. Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health. Dental Space
Maintainers for the Management of Premature Loss of Deciduous Molars:
A Review of the Clinical Effectiveness, and Guidelines. Ottawa (ON):
Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health, 2016.