Wb
Maika Ratri
J520 110 025
PRODI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKENARIO
Seorang laki-laki ( MJW , 23 thn ) datang ke poli gigi dan mulut Klinik Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Surakarta berhubungan dengan masalah kondisi oralnya. Pasien mengatakan bahwa rahang bawah kiri nya sakit dan perih pada gusinya sejak 2 hari yang lalu, disertai sakit kepala. Dia mengatakan juga bahwa dia sukar membuka mulutnya. . Sudah mengkonsumsi analgesik sehari yang lalu. Sebelumnya belum pernah ke dokter gigi. Setelah dilakukan peeriksaan : vital sign : tek.darah 110/80 mmHg, nadi 80 x permenit dan nafas 20 x permenit Gigi 38 erupsi tidak sempurna dan lebih mengarah k mesial; terdapat pembengkakan dan warna merah pada gusi sekitar gigi 38 ; gigi 37 resorpsi
ANAMNESIS
PEM.SUBYEKTIF
CC PI PDH PMH FH SH
TREATMENT PLANNING
Pemeriksaan subyektif
diagnosis
Treatment planning
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Pemeriksaan subyektif
CC : rahang bawah kiri sakit dan perih ; sukar membuka mulut ; sakit kepala yg lama PI : PDH : belum pernah ke dokter gigi PMH : sudah mengkonsumsi analgesik FH : SH : -
diagnosis
Treatment planning
Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan subyektif
Pemeriksaan I.O = gusi berwarna kemerahan. Palpasi + gigi M3 rahang bawah impaksi (mesial) gigi M2 RB resorbsi
pemeriksaan E.O = asimetri wajah ( karena pembengkakan )
diagnosis
Treatment planning
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan subyektif
diagnosis
Treatment planning
DIAGNOSIS
Pemeriksaan subyektif
IMPAKSI
diagnosis
Treatment planning
Gigi impaksi atau gigi terpendam adalah gigi yang erupsi normalnya terhalang atau terhambat,biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologis sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi.
Pada gigi posterior,yang sering mengalami impaksi adalah sebagai berikut : 1. Gigi molar tiga(48 dan 38) mandibula 2. Gigi molar tiga(18 dan 28) maksila 3. Gigi premolar (44,45,34 dan 35) mandibula 4. Gigi premolar (14,15,24 dan 25) maksila Sedangkan gigi anterior yang dapat ditemui mengalami impaksi adalah sebagai berikut: 1. Gigi caninus maksila dan mandibula(13,23,33,dan 43) 2. Gigi incisivus maksila dan mandibula(11,21,31,dan 41)
Etiologi Gigi Impaksi Gigi impaksi dapat disebabkan oleh banyak faktor,menurut Berger penyebab gigi terpendam antara lain : A. Kausa Lokal Faktor local yang dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi adalah : 1. Abnormalnya posisi gigi Tekanan dari gigi tetangga pada gigi tersebut 3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut 4. Kekurangan tempat untuk gigi tersebut bererupsi 5. Gigi desidui persistensi(tidak mau tanggal) 6. Pencabutan prematur pada gigi 7. Inflamasi kronis penyebab penebalan mukosa disekitar gigi 8. Penyakit yang menimbulkan nekrosis tulang karena inflamasi atau abses 9. Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anakanak. B. Kausa Umur Faktor umur dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi walaupun tidak ada kausa lokal antara lain: 1. Kausa Prenatal a. Keturunan b. miscegenation
2. Kausa Postnatal a. Ricketsia b. Anemi c. Syphilis congenital d. TBC e. Gangguan kelenjar endokrin f. Malnutrisi 3. Kelainan Pertumbuhan a. Cleido cranial dysostosis b. Oxycephali c. Progeria
Treatment planing
Pemeriksaan subyektif
diagnosis
Treatment planning
Rencana perawatan Rencana perawatan yang dilakukan pada impaksi gigi molar tiga adalah ODONTEKTOMI pengangkatan gigi molar tiga tersebut. Gigi molar yang impaksi atau tumbuh miring tidak berfungsi dengan baik dalam pengunyahan dan menyebabkan berbagai macam gangguan. Itulah mengapa gigi tersebut lebih baik diangkat daripada dipertahankan. Semakin cepat mengangkat gigi molar tiga impaksi akan semakin baik daripada harus menunggu sampai timbulnya komplikasi dan rasa sakit yang lebih lanjut. Bila Anda menunggu sampai timbul rasa sakit dan keluhan lainnya, resiko terjadinya komplikasi pada saat pengangkatan tentunya akan lebih tinggi, bahkan proses penyembuhan mungkin akan lebih lama. Semakin muda usia pasien, proses pengangkatan akan jauh lebih mudah dan proses penyembuhannya akan jauh lebih cepat.
Prosedur perawatan/prosedur operasi a. Anestesi Anestesi yang digunakan dapat berupa anestesi lokal atau anestesi umum. Masing-masing anestesi memiliki keuntungan masing-masing. i. Anestesi lokal : Biasanya dilakukan pada penderita yang memiliki keadaan umum baik atau normal, dan keadaan mental yang baik. Penggunaan anestesi ini jarang terjadi pendarahan karena digunakan juga vasokonstriktor. ii. Anestesi umum : Digunakan pada penderita yang gelisah dan debil (retardasi mental). Penggunaan vasokonstriktor pada anestesi umum harus mendapat izin dari ahli anestesi
Teknik operasi Membuat insisi untuk pembuatan flep Syarat-syarat pembuatan flep: o Harus membuka daerah operasi dengan jelas o Insisi terletak pada jaringan yang sehat o Mempunyai basis yang cukup lebar, sehingga pengaliran darah ke flep cukup baik Prosedur insisi: o Di daerah distal Molar Dua sampai ke ramus, lakukan insisi horizontal tegak lurus pada pinggir oklusal tulang alveolar dan ramus o Dari distal Molar Dua, kemudian insisi semi vertikal sebelah mesial Molar Dua sampai ke forniks kira-kira mencapai apeks Molar Satu. Setelah kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke tulang, maka muko periosteal flep dibuka dengan raspatoriun dan kemudian ditarik dengan penarik pipi. Setelah flep dibuka, maka akan tampak tulang dan kadang-kadang juga terlihat giginya sebagian. Selanjutnya dilakukan pengambilan tulang yang menghalangi gigi tersebut.