“ ALVEOLITIS ”
Disusun Oleh :
Dokter Pendamping :
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
“FUSION TEETH”
Diketahui,
Dokter Pendamping
2.1 Definisi
Alveolitis ditujukan pada soket pasca ekstraksi dimana seluruh tulang pada soket atau
disekitar perimeter oklusal soket terekspos beberapa hari setelah pencabutan, dikarenakan
tulang tidak tertutupi oleh pembekuan darah awal dan persisten atau tidak tertutupi oleh
lapisan epitel penyembuhan, vital dan persisten. Pasien mungkin tidak dapat mencegah
partikel makanan atau lidah yang secara mekanikal berstimulasi pada tulang yang terekspos,
dimana secara akut sakit untuk disentuh, menghasilkan nyeri akut yang frekuen. Seluruh
bagian dari lesi dry socket, kecuali tulang yang terekspos dapat disentuh dengan lembut
dengan probe periodontal atau jarum irigasi tanpa menyebabkan nyeri akut.8
2.2 Etiologi
Etiologi pasti dari dry socket belum didefinisikan. Akan tetapi, beberapa faktor lokal dan
sistemik diketahui berperan dan telah dijelaskan dalam penelitian yang telah dipublikasikan.
Dry socket sejati ditandai dengan kehilangan prematur bekuan darah sebagian atau total yang
terbentuk pada bagian dalam alveolus setelah pencabutan gigi.2
2.5 Penatalaksanaan
Beberapa alternatif perawatan gigi fusi yaitu restorasi untuk memperbaiki estetik,
tindakan pembelahan dan ekstraksi gigi, serta perawatan ortodonti. Perawatan restorasi gigi
fusi dapat menggunakan bahan kompomer sesuai dengan bentuk masing-masing gigi untuk
mempertahankan gigi sampai waktunya tanggal. Bahan kompomer dipilih karena bahan ini
dapat menghasilkan estetik yang baik mengingat kelainan ini terjadi pada regio anterior.
Selain itu dapat juga dilakukan perawatan pemisahan gigi dan ekstraksi.
BAB III
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
No. Rekam Medik : A-578
Nama : Raditya Al Fuad
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
B. Anamnesis
Autoanamnesis √ Alloanamnesis
Keluhan Utama : Gigi berlapis dan terasa goyang sehingga anak tidak nyaman saat
makan
Deskripsi : Pasien datang dengan ibunya mengeluhkan gigi depan bawah anak
yang berlapis dan sudah goyang. Ibu pasien mengatakan gigi yang
goyang tersebut memang tumbuh berukuran lebih besar dibandingkan
gigi seri yang lain dan ingin memastikan apakah gigi tersebut adalah
gigi susu. Ibu pasien mengatakan ingin mencabut gigi tersebut karena
anak sulit makan karena gigi depannya yang sudah goyang. Saat
dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan, ditemukan adanya gigi
fusi (gigi 81 & 82) dengan mobiliti derajat 2.
Riwayat Penyakit Keluarga : -
Riwayat Penyakit Terdahulu : -
Riwayat Penggunaan Obat : -
E. Deskripsi Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
F. Gambaran Klinis
G. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral ditemukan bahwa
pasien berada pada periode gigi sulung. Selanjutnya ditemukan anomali gigi yaitu gigi fusi
yang merupakan gigi 81 & 82 yang menyatu. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan gigi fusi
tersebut sudah mobiliti derajat 2 dan gigi permanen penggantinya sudah erupsi sebagian
sehingga gigi anak terlihat berlapis. Tidak terdapat kelainan lain dalam rongga mulut pasien.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ditegakkan diagnosis gigi fusi (gigi 81 & 82). Selanjutnya
dilakukan tindakan yang secara rinci akan dipaparkan dibawah ini:
1. Persiapan alat dan bahan seperti kaca mulut, pinset, sonde halfmoon, cotton pellet,
tampon, betadine, tang radiks posterior,syringe 1cc, dan Pehacain®.
2. Asepsis daerah kerja dengan mengoleskan povidone iodine 10% dengan gerakan
memutar, dari dalam ke luar menggunakan betadine di area yang akan diekstraksi
3. Anastesi dengan suntikan Pehacain® pada daerah kerja (Lidocain HCL 20 mg dan
Epinefrin 0,0125 dalam 1 mg) dengan jarum suntik 1cc pada mukosa gingiva bukal
gigi 64.
4. Periksa apakah obat bius sudah bekerja secara objektif dengan menggunakan sonde
dan subjektif dengan menanyakan kepada pasien apakah sudah terasa kebas atau
belum.
5. Pencabutan gigi fusi (gigi 81& 82) dengan tang anterior rahang bawah.
6. Kontrol perdarahan dengan kasa.
7. Beri pasien instruksi pasca pencabutan dan instruksikan pasien untuk kontrol satu
minggu pasca tindakan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Fusi atau sinodontia adalah kelainan perkembangan berupa penyatuan dua benih gigi
berdekatan yang merupakan hasil mutasi pada saat perkembangan embriologi gigi.
Etiologi fusi belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat
memengaruhi anomali fusi. Faktor yang dapat memengaruhi anomali tersebut yaitu faktor
genetik dan trauma. Beberapa alternatif perawatan gigi fusi yaitu restorasi untuk
memperbaiki estetik, tindakan pembelahan dan ekstraksi gigi, serta perawatan ortodonti.
4.2 Saran
1. Perlu nya pengetahuan kepada pasien mengenai gigi fusi
2. Perlunya pemeriksaan rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk mengetahui kondisi
rongga mulut pasien secara keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA
1. Velasco-Luiz FL, Ferreira ES. Esthetic and Functional Treatment of a Fused Permanent
Totth: A Case Report. Quintessence Int 1997; 28: 677-80.
2. Alpoz AR, Munanoglu D, Oncag O. Mandibular Bilateral Fusion in Primary Dentition:
Case Report. J Dent Child 2003; 70: 74-6.
3. Nunes E. Bilateral Fusion of Mandibular Second Molars with Supernuerary Teeth: Case
Report. Braz Dent J 2002: 13:2; 137-41.
4. Soarnes JV dan Southarn JC. Oral Pathology. 2nd ed. New York: Oxford University
Press, 1993: 6-7.
5. Laskaris G. Color Atlas of Oral Diseases in Children and Adolescents. New York:
Thieme. 2000: 6-7.
6. Peretz B, Brezniak N. Fusion of Primary Mandibular Teeth Report of Case. J Dent Child
1992; 59(5): 366-8.
7. Neville BW. Oral and Maxillofacial Pathology. 2nd ed. Philadelphia: WB Saunders,
2002: 74-7.
8. Thopte S, Khaire S, Nisa SUI, Jadhav A. Developmental anomalies affecting shape of
teeth. IJCMPR. 2016; 2: 469-473.
9. Rajshekar M, Mithun T, Idiculla JJ, Tennant M. Developmental anomalies of teeth and
their applications in forensic odontology. Eur J Forensic Sci. 2016; 3(2).
10. Welbury R, Duggal MS, Hosey MT, editor. Paediatric Dentistry. 4 th ed. United
Kingdom: Oxford University Press; 2012.
11. De Siquera VCF. Dental Fusion and Evaginatus in the Permanent Dentition: Literature
Review and Clinical Case Report with Conservative Treatment. J Dent Child 2004; 71:
69-72.
12. Tannenbaum KA, Alling EE. Anomalous tooth development. Case reports of gemination
and twinning. Oral Surg Oral Med Oral Pathol 1963; 16: 883-887.
13. Gadimli C, Sari Z. Interdisciplinary treatment of a fused upper premolar with
supernumerary tooth. Eur J Dent 2011; 5: 349-353.
14. Aldred MJ, Cameron AC, King NM, Widmer RP. Dental Anomalies. In: Cameron AC,
Widmer RP, editor. Handbook of Pediatic Dentistry. Australia: Canberra. Publishing;
2013. P.269.
15. Shrivastava S, Tijare M, Singh S. Fusion/Double Teeth. J Indian Acad O Med Radiol.
2011; 23(3): s468-470.
16. Ghaderi F, Rafiee A. Bilateral Supernumerary Deciduous Maxillary Lateral Incisor with
Fusion: Report of a Rare Case. J Dentt (Shiraz). 2016; 17(1): 67-70.
17. Davidson CL, Mjor IA. Advanced in Glass Ionomers Cements. Chicago: Quintessence,
1999: 86-97.