ODONTEKTOMI GIGI 38
Oleh :
Pembimbing :
drg. Zefry Zainal A, Sp.BM, M.Ked.Klin
1. IMPAKSI
1.1 DEFINISI
Gigi impaksi merupakan gigi yang erupsi sebagian atau tidak dapat
erupsi oleh karena terhalang oleh gigi, tulang atau jaringan lunak yang ada
disekitarnya. Hal ini memerlukan penanganan medis khusus. Gigi impaksi
sering terjadi pada gigi molar ketiga (M3) bawah, gigi M3 atas, gigi
kaninus atas dan insisivus kedua, dapat juga terjadi pada kaninus
bawah dan premolar atas dan bawah.
1.2 ETIOLOGI
Etiologi gigi impaksi dapat diakibatkan baik secara sistemik maupun
lokal. Penyebab secara sistemik baik pada masa prenatal maupun postnatal.
Pada masa prenatal yaitu hereditary syndrome dan miscegenation. Etiologi
postnatal seperti; rickets, anemia, syphilis, tuberculosis dan endocrine
deficiencies. Etiologi penyebab gangguan pertumbuhan yaitu oxycephaly,
cleidocranial dysplasia, achondroplasia, progeria, cleft palate. Kemudian
etiologi pengaruh lokal adalah persistensi gigi sulung, malposisi benih gigi,
defisiensi lengkung rahang, gigi supernumerari, tumor odontogenik, lokasi
erupsi yang abnormal, inflamasi kronis, bone necrosis disease, prematur
ekstraksi dan tekanan dari gigi sebelahnya.
1.3 KLASIFIKASI
2. Odontektomi
2.1 Definisi Odontektomi
Odontektomi dapat didefinisikan sebagai prosedur pencabutan atau
ekstraksi gigi. Ekstraksi gigi dapat dikatakan sebagai prosedur bedah mulut
yang paling sering dilakukan dan dapat menjadi salah satu prosedur yang
paling sederhana sekaligus paling menantang secara teknis. Prosedur
ekstraksi gigi dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap status
kesehatan mulut pasien. Tindakan pencabutan gigi juga memiliki dampak
psikologis terhadap pasien, baik yang disebabkan karena pasien akan
kehilangan giginya maupun asosiasi atau pemahaman pasien terhadap
prosedur tersebut
Sumber lain menyebutkan odontektomi adalah prosedur pencabutan
gigi impaksi. Gigi molar impaksi merupakan gangguan perkembangan gigi
yang disebabkan oleh obstruksi di jalur erupsi atau posisi gigi itu sendiri
dalam rongga mulut. Gigi yang paling umum mengalami impaksi adalah gigi
molar ketiga maksila dan mandibula, diikuti oleh gigi taring (canines) maksila
dan premolar mandibula. Molar ketiga paling sering mengalami impaksi oleh
karena merupakan gigi yang terakhir erupsi, sehingga sangat dimungkinkan
tidak tersedianya cukup ruang untuk tumbuh
3. INSISI FLAP
1. Insisi Marginal
Insisi flap paling sederhana yang sering digunakan dalam ilmu
bedah mulut. Bentuknya berupa garis lurus yang ditarik pada
sepanjang gingival margin bagian bukal/labial atau lingual/palatal.
Memotong serabut periodontal dan papilla interdental. Syarat utama
untuk jenis insisi marginal ini adalah gingival dan periodontal dalam
keadaan sehat.
2. Insisi Angular
Insisi angular atau sayatan bersudut adalah insisi marginal
yang dikombinasikan dengan insisi oblique/sayatan miring. Sayatan
miring dapat dibuat di sisi mesial atau distal sesuai keperluan, yang
dimulai dari ujung insisi marginal menuju kea rah forniks
(mukobukal/labial fold), membentuk sudut ±120° dengan insisi
marginal. Flap angular sering digunakan untuk odontektomi gigi molar
bungsu rahang bawah. Flap angular hanya dilakukan pada bagian
bukal atau labial. Flap ini kontraindikasi dilakukan pada bagian lingual
atau palatal, karena resiko terpotongnya arteri, vena, dan syaraf
penting lainnya.
3. Insisi Trapezoid
Insisi trapezoid adalah insisi marginal yang dikombinasikan
dengan dua insisi oblique pada kedua ujungnya. Insisi ini sering
digunakan pada bagian anterior maksila dan mandibula, seperti pada
ekstirpasi kista, apikoektomi, apeksreseksi, odontektomi gigi premolar,
caninus, insisivus dan gigi supernumerary.
4. CASE MANAGEMENT
4.1 DATA DEMOGRAFIS PASIEN
Nama Pasien (inisial) : KY
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 22 tahun
Alamat : Jl. Joyo Raharjo Gg. VI
S : Pasien laki-laki usia 22 tahun datang dengan rujukan dari RSI Unisma
dengan keluhan gigi belakang kiri bawahnya tumbuh miring dan berlubang.
Gigi tersebut terasa sakit ± 2 minggu yang lalu. Gigi tersebut sudah dirawat
oleh dokter gigi sebelumnya, dan saat ini dalam kondisi ditambal sementara.
Pasien mengaku tadi malam minum obat asam mefenamat karena giginya
terasa sakit. Saat ini pasien tidak mengeluhkan sakit dan ingin direncanakan
untuk dilakukan pencabutan gigi belakang kiri bawahnya.
O : Vital Sign
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 74 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Ekstra Oral
Inspeksi : Palpasi :
Oedem (-) Nyeri tekan (-)
Hiperemi (-)
- Palpasi :
Nyeri tekan (+)
Tahapan:
1. Persiapan alat dan bahan dan ruang operasi.
2. Persiapan pasien (SOAP pasien, pengisian lembar inform consent) dan
operator (memakai sandal OK, celana OK, baju OK, masker, headcap,
mencuci tangan dan memakai handscoon).
3. Tindakan asepsis IO dan EO pada daerah kerja, dilakukan dengan gerakan
memutar dari arah dalam ke luar searah jarum jam. IO=povidon iodine 10%
pada seluruh rongga mulut. EO=alkohol 70% sebesar lubang duk.
4. Pemasangan duk pada pasien.
5. Anestesi menggunakan pehacain 2 ml dengan menggunakan teknik blok
mandibula dan infiltrasi bukal, kemudian dilakukan pemeriksaan anestesi
6. Insisi membentuk flap mukoperiosteal, flap marginal, dan flap angular
7. Pemisahan jaringan gingiva dengan tulang alveolar menggunakan
rasparatorium.
8. Pengurangan retensi tulang alveolar dengan bur tulang pada bagian bukal
dan distal
9. Irigasi NS.
10. Split gigi 38 menjadi 4 bagian , dilanjutkan dengan ekstraksi fragmen gigi
38
11. Kuretase pada soket, evaluasi tidak ada sisa gigi yang tertinggal.
12. Irigasi kembali dengan NS dan kontrol perdarahan dengan tampon.
13. Menutup luka dengan penjahitan dengan jahitan simple interrupted
menggunakan benang silk 3.0 sebanyak 2 jahitan.
14. Instruksi post operasi
Mengigit tampon ± 1jam / hingga pendarahan berhenti
Hindari memainkan lidah pada daerah bekas operasi
Hindari makan dan minum panas dahulu selama 2 hari
Berkumur pelan/tidak banyak berkumur
Tidak menghisap-hisap di area bekas operasi
Meminum obat sesuai anjuran
Jika ada keluhan hubungi operator
Kontrol H+1, H+3, H+7
15. Pemberian resep
R/ Amoxicilin 500 mg tab no XV
S 3 dd tab I pc (habiskan)
R/ Asam mefenamat 500 mg tab no X
S 3 dd tab I pc. Prn.
DOKUMENTASI
Ekstra oral :
KGB (-)
Inspeksi: simetris (-)
oedem (-)
Palpasi: nyeri tekan (-)
Intra oral :
Inspeksi: (regio gigi 38)
Tampak luka bekas operasi pada regio 38 dengan 2 jahitan yang
tertutup
Oedem (+) Trismus (+) 2 jari
Hiperemi (-) Jahitan (+) 3 jahitan
Debris (+)
Palpasi:
Nyeri tekan (+)
A : Fase inflamasi H+1 post odontektomi gigi 38
P : Irigasi H2O2 dan NS
DHE dan KIE
Pro kontrol H+3
Buku panduan skill’s lab departemen bedah mulut dan maksilofacial blok 12k semester VI tahun
akademik 2016/2017
Fragiskos FD. Oral Surgery. In: Fragiskos FD, Surgical Extraction of Impacted teeth. Verlag
Berlin Heidelberg, Springer 2007. p. 121-177
Gordon PW. 2013. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut 4th Ed. Jakarta: EGC.
Howe, GE. 1993. Pencabutan Gigi Geligi (The Extraction of Teeth). Jakarta: EGC.
Pell GJ, Gregory BT. Impacted mandibular third molars; classification and modified technique
for removal. Dent Dig 1993; 39: 330-338
Pedersen GW. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Oral Surgery). Jakarta: EGC.
SIGN. Management of Unerupted and Impacted Third Molar Teeth. Scottish Intercollegiate
Guidelines Network. http://www.sign.ac.uk/guidelines/fulltext/43/index.html. Published 2000.
LAPORAN PEMBEDAHAN
No. RM : 26040