Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

MODUL PEDIATRIC CARE


“SPACE REGAINER”

Disusun Oleh :
Siti Nur Aini Ayu Ningjanah, S. KG
NIM : J3A018017

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
MODUL PEDIATRIC CARE
“SPACE REGAINER”

Disusun Oleh :
Siti Nur Aini Ayu Ningjanah, S. KG
J3A018017

Semarang, 30 Desember 2020

Disetujui Oleh
Preceptor

drg. Zita Aprilia, Sp. KGA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gigi desidui tidak tumbuh sekaligus, namun secara bertahap menembus
gusi selama 2,5 tahun pertama sejak kelahiran. Biasanya yang tumbuh
pertama kali adalah keempat gigi depan, yaitu dua di rahang atas dan dua di
rahang bawah. Sebagian besar anak-anak sudah lengkap semua giginya pada
saat berusia 3 tahun. Gigi desidui berukuran lebih kecil dibanding gigi
permanen pada orang dewasa. Supaya gigi permanen dapat muat menempati
ruang yang ditinggalkan gigi desidui yang telah tanggal, rahang terus menerus
mengalami pertumbuhan. Gigi desidui mulai tanggal saat anak berusia 6-7
tahun, dan prosesnya terus berlanjut hingga usia 12 tahun. Gigi yang tanggal
pertama kali adalah gigi incisivus (depan) atas dan bawah, yang akan
digantikan oleh gigi incisivus permanen.
Gigi desidui adalah guidance atau panduan bagi pertumbuhan gigi
permanen. Jadi walaupun sifatnya “sementara” dan nantinya akan diganti
oleh gigi permanen, namun harus tetap dijaga dan dipelihara kesehatannya.
Gigi desidui yang tanggal terlalu dini akan mempengaruhi pertumbuhan gigi
permanen. Gigi tersebut sudah tanggal sebelum saatnya dan benih gigi
permanennya belum siap untuk tumbuh, sehingga gigi permanen kehilangan
panduan.
Penyebab kehilangan atau penyempitan ruang adalah sebagai berikut:
a. Premature Loss
b. Mesial Drifting Tendency
c. Distal adjustment dari gigi anterior mandibula
d. Ankylosis dan Congenitaly missing teeth
Perawatan orthodonti dini dalam literatur sering disebut dengan
perawatan dini, perawatan preventif, perawatan interseptif, tooth guidance,
serta growth guidance. Perawatan terlambat sering disebut perawatan korektif
(Halim & Haryanto, 2003). Moyers menyatakan perawatan orthodonti ini
merupakan perawatan dengan memanfaatkan proses pertumbuhan aktif
dengan memanfaatkan berbagai metode yang tersedia. Masa pertumbuhan
aktif yang diperkirakan terjadi pada usia 9-13 tahun pada anak perempuan
dan 11-15 tahun pada anak laki-laki (Halim & Haryanto, 2003 ; Moyers,
1972). Hasil konsensus para orthodontis di Quebec City Canada Juli 1997
mendefinisikan perawatan orthodonti ini sebagai perawatan yang dimulai
pada masa gigi-gigi desidui atau bercampur. Tujuan perawatan adalah untuk
mengoptimalkan pertumbuhan gigi dan tulang sebelum gigi permanen erupsi
(Bishara et al., 1998).
Gigi-geligi desidui sudah sejak lama menjadi subyek pertentangan
pendapat baik dalam hubungannya dengan manfaatnya maupun dengan
keharusan mempertahankan gigi-gigi ini. Sudah sejak lama dikatakan bahwa
karena gigi-geligi desidui sifatnya hanya sementara, upaya mempertahankan
gigi-gigi ini menjadi tidak penting dan tanggalnya gigi susu yang terlalu cepat
biasanya ditanggapi dengan lebih tenang dibandingkan dengan tanggalnya
gigi tetap. Sebaliknya, juga dikatakan bahwa keberadaan gigi-geligi susu
penting bagi pertumbuhan rahang yang normal, bagi fungsi normal dan juga
bagi posisi dan oklusi gigi-geligi tetap yang normal dan bahwa tanggalnya
gigi susu yang terlalu cepat harus dicegah sebisa mungkin.
Gigi sulung berperan penting untuk perkembangan rahang dan erupsi
atau pertumbuhan gigi permanen sehingga keberadaannya harus dapat
dipertahankan pada kondisi sehat. Gigi sulung yang lepas sebelum waktunya
(premature loss) dapat terjadi karena gigi berlubang atau karena gigi terlepas
dengan sendirinya. Keadaan ini akan menyebabkan ruangan yang tertinggal
menyempit karena pergeseran gigi sebelahnya. Ruangan yang menyempit ini
akan mengganggu erupsi gigi permanen di bawahnya pada anak yang sedang
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat mengakibatkan
gigi tetap tumbuh dalam posisi yang kurang baik dan susunan gigi pun
menjadi tidak rapi.
Perawatan kehilangan prematur gigi sulung dilakukan dengan
memperhatikan ada atau tidaknya kelebihan ruangan dalam lengkung gigi.
Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih awal, dapat menyebabkan
semakin besar kemungkinan terjadi pergeseran gigi. Usaha untuk mencegah
pergeseran gigi yang diakibatkan oleh premature loss adalah dengan
menggunakan alat space maintainer. Space maintainer merupakan alat yang
digunakan untuk menjaga ruangan kosong akibat gigi anak yang terlepas
sebelum waktunya.
Apabila ruangan yang tersisa telah menyempit, maka alat yang
digunakan bukan space maintainer melainkan space regainer. Space regainer
adalah alat aktif yang digunakan untuk memperoleh kembali ruangan yang
telah menyempit pada lengkung gigi. Fungsi space regainer tidak
menciptakan ruangan yang baru tetapi untuk mendapatkan kembali ruangan
yang pernah ada akibat shifting/drifting gigi yang telah mengalami
penyempitan oleh beberapa sebab, seperti premature loss, menegakkan
kembali gigi permanen yang miring dan maloklusi kelas I tipe 5 (neutroklusi
dengan mesial drifting). Space regainer terdiri dari 2 jenis yaitu lepasan dan
cekat. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan space regainer adalah
ketersediaan ruangan yang cukup untuk gigi dalam keadaan posisi tegak,
dalam perawatan space regainer gigi harus diputar, diluruskan atau digeser,
pemeriksaan interferensi oklusal antara gigi RA dan RB, bentuk akar dari gigi
yang akan dirawat normal atau bengkok dan pemeriksaan adanya kelainan
jaringan periodontal.

B. Identitas Pasien
1. Nama : An. Latifa
2. Umur : 10 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Suku / Ras : Jawa / Mongoloid
5. Alamat :-
6. Diagnosa Medis : Edentulous ridge gigi 63

C. Deskripsi Kasus
1. Pemeriksaan Subyektif
a. Keluhan
Pasien anak berusia 10 tahun datang untuk dilakukan perawatan
lanjutan, yaitu pemasangan alat untuk menjaga ruang gigi belakang
bawah kirinya yang telah dicabut. Gigi tersebut telah dicabut ± 1 tahun
yang lalu karena berlubang besar dan sakit hingga mengganggu makan
dan aktivitas pasien. Orang tua/wali pasien setuju untuk dilakukan
pemasangan alat untuk menjaga ruang gigi setelah diberikan informasi
dan edukasi oleh operator.
b. Riwayat Medis
Pasien dalam keadaan sehat dan tidak sedang dalam perawatan
dokter. Pasien tidak sedang mengonsumsi obat rutin. Pasien tidak
dirawat di rumah sakit selama 6 bulan terakhir.
c. Riwayat Gigi Terdahulu
Pasien menyikat gigi dua kali sehari saat mandi pagi dan mandi
sore. Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya.
d. Riwayat Keluarga
Ayah kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Ibu
kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
e. Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang siswa SD yang tinggal bersama dengan
orang tuanya.
2. Pemeriksaan Obyektif
Terdapat edentulous ridge gigi 53, 63, 74 dan 84 dalam keadaan baik,
tidak ada peradangan pada mukosa dan tidak ada peradangan pada gingiva
di gigi-geligi sekitar edentulous ridge tersebut.
Gambar 1.1 Radiografi Panoramik Pasien

3. Assessment
Berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif dan pemeriksaan obyektif,
didapatkan bahwa:
Diagnosis : Edentulous Ridge Gigi 84
Perawatan : Space Regainer
Prognosis : Ad Bonam

4. Planning
a. KIE
b. Pencetakan model studi
c. Radiografi panoramik
d. Perhitungan ruang dan diskusi desain alat
e. Pencetakan model kerja
f. Prosesing alat
g. Insersi alat
h. Kontrol
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Premature Loss
Kehilangan gigi sulung secara dini dapat menimbulkan anomali pada
lengkung rahang oleh karena adanya pergeseran gigi tetangga dan gigi
antagonis ke arah ruangan yang kosong, sehingga menyebabkan terjadinya
kehilangan panjang lengkung rahang. Selain itu, kehilangan gigi molar sulung
sebelum waktunya seringkali menyebabkan maloklusi. Gigi molar kedua
sulung yang bersebelahan dengan molar pertama permanen merupakan gigi
sulung yang sering mengalami karies. Keadaan ini disebabkan karena gigi
tersebut memiliki daerah morfologi yang memudahkan retensi plak dan
berkembangannya karies (Sartika, 2002).

B. Akibat Premature Loss


Tercabutnya gigi sulung yang terlalu cepat dapat disebabkan karena
beberapa hal, antara lain:
a. Tercabutnya gigi sulung karena terjatuh atau kecelakaan
b. Adanya penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab prematur ekstraksi
c. Karies besar pada gigi yang tidak bisa dirawat lagi
d. Resorpsi terlalu dini dari akar-akarnya (Linden, 1984).
Pengaruh pencabutan gigi desidui sedikit bahkan tidak mempengaruhi
pada perkembangan gigi geligi permanen. Pencabutan gigi kaninus atau
molar desidui dapat mengakibatkan pergeseran gigi ke mesial atau distal gigi
geligi sebelahnya ke arah ruang yang kosong. Pergerakan gigi molar pertama
permanen ke mesial memperkecil ruangan yang diperlukan untuk erupsi
premolar permanen. Pergerakan insisivus ke distal memperpendek ruang
kaninus. Pergerakan gigi ke arah distal ke ruang yang kosong setelah
pencabutan unilateral gigi desidui dapat menyebabkan garis vertikal rahang
atas dan garis tengah rahang bawah mengalami perubahan garis tengah
(Andlaw & Rock, 1992).
Gigi cenderung akan bergeser ke arah mesial karena adanya fenomena
“mesial drifting tendency” dan gaya dari gigi posterior yang akan erupsi pada
anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Akibat dari
kehilangan dini satu atau lebih gigi sulung, dapat mengakibatkan, pergeseran
midline, gigi berjejal, perubahan pada lengkung gigi, dan kehilangan ruang
untuk gigi tetap penggantinya. Faktor utama yang mempengaruhi besar rata-
rata pergerakan gigi ke mesial atau distal dari gigi geligi adalah derajat
berjejalnya gigi pada lengkung gigi, jenis gigi desidui yang hilang, dan usia
pasien (Andlaw & Rock, 1982).
a. Derajat Berjejalnya Gigi pada Lengkung Gigi
Lengkung gigi yang tidak berjejal mungkin terdapat sedikit pergeseran
atau tidak ada pegeseran sama sekali. Lengkung yang berjejal pada gigi-
geligi dapat menyebabkan gigi di sekitarnya akan mudah bergeser ke arah
ruang kosong yang terjadi akibat pencabutan atau hilangnya gigi (Andlaw
& Rock, 1982).
b. Jenis Gigi yang Hilang
Kehilangan molar desidui kedua adalah masalah yang serius karena
akan terjadi pergeseran ke arah mesial gigi molar pertama permanen. Hal
tersebut dikarenakan tidak adanya hambatan. Hilangnya gigi kaninus
desidui memungkinkan gigi insisivus permanen bergeser ke arah distal,
tetapi kemungkinannya adalah kecil. Hilangnya gigi molar perama desidui
dapat menyebabkan bergesernya gigi di sekitarnya ke arah distal maupun
mesial (Andlaw & Rock, 1982).
c. Usia Pasien
Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih awal memungkinkan
terjadinya pergeseran gigi-geligi. Gigi desidui yang dicabut tersebut
mendekati waktu erupsi yang normal maka tidak akan terjadi pergeseran
gigi permanen (Andlaw & Rock, 1982).
C. Space Regainer
Space regainer adalah alat aktif yang digunakan untuk memperoleh
kembali ruangan yang telah menyempit pada lengkung gigi. Fungsi space
regainer tidak menciptakan ruangan yang baru tetapi untuk mendapatkan
kembali ruangan yang pernah ada akibat shifting/drifting gigi yang telah
mengalami penyempitan oleh beberapa sebab, seperti premature loss. Tujuan
penggunaan space regainer antara lain pada maksila dapat mencegah
terjadinya relasi molar / caninus kelas II karena pergerakan gigi geligi ke
mesial akibat adanya premature loss di anterior, pada mandibular dapat
mencegah terjadinya relasi molar / caninus kelas III karena pergerakan gigi
geligi ke distal akibat adanya premature loss di posterior, dapat
mengembalikan jumlah lebar ruang yang diperlukan untuk gigi permanen.

D. Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Space Regainer


Indikasi space regainer :

1. Apabila terjadi prematurloss pada gigi sulung terutama molar pertama


dan kedua pada maksila / mandibular.
2. Adanya erupsi ektopik dari molar pertama gigi permanen.
3. Kehilangan tempat pada lengkung gigi akibat bergesernya ke mesial dari
gigi molar pertama permanen ini untuk maloklusi kelas I tipe 5

Kontraindikasi space regainer :

1. Bila jarak untuk erupsi gigi permanen sudah cukup


2. Panjang lengkung gigi tidak memadai
3. Jika pemasangan space regainer akan memperparah maloklusi yang
sudah ada, pada kasus over bite, kelas I tipe III dan maloklusi kelas III.

E. Tipe Space Regainer


Terdapat dua tipe space regainer: space regainer lepasan dan space
regainer cekat. Space regainer cekat adalah suatu alat yang tidak bisa dibuka
oleh pasien dan dapat memindahkan gigi permanen yang bergeser kedalam
posisinya dalam lengkung gigi. Sedangkan lepasan space regainer adalah alat
yang dapat dipasang dan dilepas oleh pasiennya sendiri. Space regainer
lepasan selalu mempunyai komponen seperti landasan akrilik, C-clasps /
adam claps, oklusal rest atau direct bonded buttons.
Keuntungan space regainer lepasan meliputi : Chair side time lebih cepat,
mudah dibersihkan dan pemeliharaan oral hygiene yang baik, harus kontrol
karies supaya kemungkinan karies lebih sedikit, dapat digunakan bersamaan
dengan prosedur preventif yang lain. Tidak memerlukan persiapan dari gigi
yang berdekatan. Kerugian space regainer lepasan antara lain : Kemungkinan
pasien tidak memakai alatnya, lebih mudah rusak, terjadi iritasi dan ulserasi
dari jaringan lunak, alat dapat hilang, memerlukan kerjasama yang baik dari
pasien, hanya menimbulkan gerakkan tipping.
Keuntungan space regainer cekat antara lain Membutuhkan kerja sama
pasien yang lebih sedikit dari alat lepasan, tidak mudah rusak atau mudah
diganti pada bentuk yang stabil dan mudah dimanipulasi, tekanan yang
digunakan dapat diatur, tidak mudah hilang dan diperbaiki, perkembangan
dari terapi lebih cepat, dapat menimbulkan gerakkan “drifting”, dianjurkan
untuk terapi rotasi gigi.

F. Space Regainer Lepasan


1. Space regainer split saddle yang digunakan bila jarak yang harus
dipulihkan memerlukan jarak yang lebih banyak. Bagian yang aktif dari koil
dipasang dari akrilik dan dibentuk kedalam loop yang menghubungkan kedua
saddle. Untuk mengaktivasinya, loop harus dibuka sedikit demi sedikit
dengan menggunakan tang
2. Space regainer dengan skrup ekspansi, dimana jack screw digunakan untuk
mengembalikan ruangan . Jarak 3 mm dapat dicapai dengan menggunakan
skrup ekspansi yang diaktivasi dengan menggunakan kunci yang diputar arah
jarum jam ¼ putaran seminggu 1x.

3. Recurved helical coil finger spring space regainer dimana per (helical
spring) ada dalam dua konfigurasi, bisa satu atau dua seperti peniti. Dapat
menggerakkan gigi sampai 3-4 mm. Untuk mendapatkannya, diameter dari
koil harus dilebarkan.
G. Space Regainer Cekat
1. Gerber Space Regainer menggunakan kawat berbentuk “U”. Sebuah U-
assembly disolder ke band/crown kemudian kawat berbentuk u dipasangkan
ke dalam assembly dengan/tanpa coil spring. Apabila alat menggunakan
spring, maka spring ditempatkan diantara tube dan tube stop, panjang dari
coil spring umumnya adalah 1-2 mm lebih panjang dari kawat seharusnya dan
hal ini akan mengaktivasi spring. Apabila alat ini tidak disertai dengan spring
maka bagian loop dari kawat dipasangkan pada tube dan alat dipasangkan
dengan bagian kawat memanjangke kontak gigi sebelah mesial dari daerah
edentulous

2. Hotz Lingual Arch Regainer. Metode lain untuk memindahkan distal molar
menggunakan Hotz Lingual Arch (Hitchocock 1874). Indikasi Hotz Lingual
Arch adalah gigi permanen bergerak ke mesial dan terdapat ruangan yang
cukup untuk erupsi gigi permanen molar kedua. Untuk mengaktifkannya,
loop dikecilkan atau dibesarkan secara berkala sebulan sekali sampai
mendapatkan ruangan yang sesuai.
3. Open coiled space regainer atau herbs space regainer merupakan alat untuk
mendapatkan kembali ruangan dengan menggerakan gigi ke distal.
BAB III
PEMBAHASAN

Pasien anak berusia 10 tahun datang ke RSGM UNIMUS dilakukan


perawatan lanjutan, yaitu pemasangan alat untuk menjaga ruang giginya. Gigi
tersebut telah dicabut ± 1 tahun yang lalu karena berlubang besar dan sakit hingga
mengganggu makan dan aktivitas pasien. Orang tua/wali pasien setuju untuk
dilakukan pemasangan alat untuk menjaga ruang gigi setelah diberikan informasi
dan edukasi oleh operator.
Hasil pemeriksaan obyektif didapatkan adanya edentulous ridge gigi 84
dalam keadaan baik, tidak ada peradangan pada mukosa dan tidak ada peradangan
pada gingiva di gigi-geligi sekitar edentulous ridge tersebut.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, tidak dirawat di rumah sakit
selama 6 bulan terakhir, dan tidak sedang mengkonsumsi obat rutin. Pasien tidak
memiliki alergi makanan, minuman, serta obat-obatan.
Penatalaksanaan terhadap pasien terdiri beberapa tahap dan kunjungan, antara
lain sebagai berikut:
1. KIE
Mengkomunikasikan kepada pasien dan orang tua pasien bahwa benih gigi
permanen yang akan tumbuh menggantikan gigi 84 yang telah dicabut
sebelumya masih jauh di dalam rahang dan masih di bawah tulang rahang.
Menginformasikan kepada pasien dan orang tua pasien bahwa celah
tersebut dapat menimbulkan beberapa permasalahan, di antaranya kurangnya
fungsi pengunyahan dan berkurangnya ruang karena gigi sebelahnya dapat
miring ke celah tersebut, sehingga gigi yang akan tumbuh mencari ruang ke
daerah luar yang menjadikan gigi tumbuh berjejal. Hal tersebut dapat
dilakukan pemasangan piranti lepasan, yaitu space regainer yang akan
dipasang pada area tak bergigi di gigi 84.
Mengedukasikan kepada pasien dan orang tua pasien untuk selalu menjaga
kebersihan gigi dan rongga mulut dengan cara mengosok gigi 2X sehari setiap
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta menggunakan benang gigi
untuk membersihkan sela-sela gigi.
2. Pencetakan model studi
Melakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah pasien
menggunakan bahan alginate dan gips biru.
3. Radiografi panoramik
Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang radiografi panoramik, diketahui
bahwa benih gigi 44,45 masih berada ± 3 mm di bawah gusi dan tulang
alveolar. serta akar belum terbentuk sempurna, sedangkan waktu erupsi gigi 44
dan 45 masih sekitar 1-2 tahun lagi, maka dibutuhkan alat untuk
mempertahankan ruangan gigi 84. Tidak ada lesi yang terlihat pada gambaran
radiografi.
4. Perhitungan ruang dan diskusi desain alat
X = Y
X’ Y’
X = (Y) . (X’)
(Y’)

= 15,2 mm . (10,1+ 10,5 )mm


17,6 mm
= 17,79 mm
Perhitungan = ruang yang ada – ruang yang dibutuhkan
= 15,2 mm – 17,79 mm
= - 2,59 mm (Indikasi Space Regainer)
Keterangan:
X = lebar sebenarnya gigi permanen yang belum erupsi
X’ = lebar benih gigi permanen pada radiografi
Y = lebar gigi sulung yang diukur pada model studi
Y’ = lebar gigi sulung pada radiografi
5. Pencetakan model kerja
Melakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah pasien
menggunakan bahan alginate dan gips biru.
6. Prosesing alat
Pemberian desain dan model kerja kepada laboratorium tekniker gigi.
7. Insersi alat
Metode pemasangan alat di dalam rongga mulut sama pentingnya dengan
desain dan konsep dari pemeliharaan space regainer.
8. Kontrol
Komunikasikan dan informasikan kepada orang tua/wali pasien bahwa
piranti tersebut akan berada di rongga mulut pasien selama gigi yang belum
muncul akan muncul ketika umur kurang lebih 11–12 tahun. Selama itu pula
pasien kontrol setiap 6 bulan sekali untuk memeriksakan kondisi kesehatan gigi
dan mulut serta melihat pertumbuhan gigi permanen pasien.
Edukasikan kepada orang tua/wali serta mengajarkan kepada pasien
tentang bagaimana menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi
2X sehari pagi setelah makan dan malam sebelum tidur, serta menggunakan
benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi.
BAB IV
KESIMPULAN

Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih awal, dapat menyebabkan


semakin besar kemungkinan terjadi pergeseran gigi. Usaha untuk mencegah
pergesaeran gigi yang diakibatkan oleh premature loss adalah dengan
menggunakan alat Space regainer. Space regainer adalah alat aktif yang
digunakan untuk memperoleh kembali ruangan yang telah menyempit pada
lengkung gigi. Fungsi space regainer untuk mendapatkan kembali ruangan
yang pernah ada akibat shifting/drifting gigi yang telah mengalami
penyempitan oleh beberapa sebab, seperti premature loss, menegakkan
kembali gigi permanen yang miring dan maloklusi kelas I tipe 5 (neutroklusi
dengan mesial drifting). Space regainer terdiri dari 2 jenis yaitu lepasan dan
cekat. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan space regainer adalah
ketersediaan ruangan yang cukup untuk gigi dalam keadaan posisi tegak,
dalam perawatan space regainer gigi harus diputar, diluruskan atau digeser,
pemeriksaan interferensi oklusal antara gigi RA dan RB, bentuk akar dari gigi
yang akan dirawat normal atau bengkok dan pemeriksaan adanya kelainan
jaringan periodontal. Penggunaan space maintainer terkadang menimbulkan
kerusakan pada jaringan lunak mulut, terutama pada penggunaannya dalam
waktu yang lama. Oleh karena itu, indikasi dan kontraindikasinya harus
diperhatikan dengan baik agar perawatan dapat berhasil sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Andlaw, R. J. dan W. P. Rock. 1992. Perawatan Gigi dan Anak Edisi 22. Jakarta:
Widya Medika.
Bishara, S. E., R. Justus, dan T. M. Garber. 1998. Proceding of The Workshop
Discusion on Early Treatment. Am J Orthodontics, 113(1) : 5-6.
Finn, S. B. 1973. Clinical Pedodontic 4th Ed. Philadelphia: W. B. Sounders Co.
Graber, T. M. 1972. Orthodontic Principles and Practice 3rd Ed. Philadelphia: W.
B. Saunders Co.
Halim, H. dan G. A. Haryanto. 1993. Pertimbangan Klinis Perawatan Orthodonti
Dini. Jakarta: Kedokteran Gigi FKG USAKTI.
Linden, Vander. 1984. Perkembangan Gigi Geligi. Jakarta: Bina Cipta.
Mathewson, R. J. dan R. E. Primosch. 1995. Fundamentals of Pediatric Dentistry
3rd Ed. St. Louis: Quintessence Publishing Co. Inc.
Moyers, R. E. 1972. Handbook of Orthodontics for The Student and General
Practitioner. Chicago: Year Book Medical Publishers Incorporated.
Sartika, L. 2002. Penatalaksanaan Space Maintainer Lepasan Pada Kehilangan
Gigi Molar Susu Bilateral. Medan: USU e-Repository.

Anda mungkin juga menyukai