MAKALAH
Oleh:
Eddy Yudha Yustiawan
NIM. 111611101022
Instruktur:
drg. Roedy Budirahardjo M.Kes. Sp.KGA.
BAGIAN PEDODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui macam-macam space maintainer yang digunakan pada kedokteran gigi anak?
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
(A) Space maintainer lepasan untuk rahang atas, (B) Space maintainer lepasan untuk
rahang bawah (Barber, 1982)
Menurut Finn (1962), tipe space maintainer dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima)
jenis space maintainer yaitu;
1. Space maintainer lepasan (removable), cekat (fixed) dan semi cekat (semi-fixed)
2. Space maintainer dengan band dan tanpa band
3. Space maintainer fungsional dan non fungsional
4. Space maintainer aktif dan pasif
5. Space maintainer kombinasi dari tipe di atas
Keuntungan penggunaan removable space maintainer antara lain alat dan gigi dapat
dibersihkan dengan mudah, dapat mempertahankan dimensi vertikal, dapat dikombinasikan
dengan tindakan preventif yang lain, dapat dipakai setengah hari sehingga memungkinkan
terjadinya sirkulasi darah pada jaringan lunak, dapat dibuat dengan mudah dan estetis, dapat
untuk mengunyah dan alat bantu bicara, mempertahankan bentuk lidah, dapat menstimulasi
erupsi gigi permanen, tidak memerlukan bands, pemeriksaan gigi (karies) dapat dengan
mudah dilakukan, dan dapat menciptakan ruang untuk erupsi gigi tanpa harus membuat alat
baru. Kerugian penggunaan removable space maintainer antara lain ada kemungkinan alat
hilang, dapat patah, pasien tidak mau memakai alat, dapat menahan pertumbuhan rahang ke
lateral apabila klamer tidak pas, dan dapat mengiritasi jaringan lunak (Finn, 2003).
Syarat-syarat pembuatan space maintainer, antara lain:
1. Mampu mempertahankan jarak mesiodistal
2. Erupsi gigi antagonis tidak terganggu
3. Erupsi gigi permanen tidak terganggu
4. Tersedia cukup ruang mesiodistal untuk erupsi gigi permanen pengganti.
5. Tidak mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan pergerakan mandibula
6. Bentuk sederhana, mudah dalam perawatan, dan mudah untuk dibersihkan.
Indikasi pemakaian space maintainer apabila kekuatan yang mengenai gigi tidak
seimbang dan analisis ruang tersebut menunjukkan adanya kemungkinan adanya kekurangan
ruang bagi gigi pengganti. Menurut Finn (1973), space maintainer diperlukan apabila:
Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi
menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat
ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya
Jika ada kebiasaan buruk dari anak, misal menempatkan lidah di tempat yang kosong atau
menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat diinstruksikan sambil
memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk
Adanya tanda-tanda penyempitan ruang
Kebersihan mulut baik
Adapun waktu yang tepat untuk penggunaan space maintainer adalah segera setelah
kehilangan gigi sulung. Kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan
kehilangan gigi (Finn, 1973).
Kontraindikasi space maintainer menurut Snawder (1980), antara lain:
1. Tulang alveolus di atas gigi tersebut sudah hilang dan ruang tersebut cukup untuk erupsi
gigi pengganti.
2. Apabila ruang yang akan terjadi akibat premature loss gigi desidui cukup untuk ruang
erupsi gigi pengganti dan tidak ada kemungkinan hilangnya ruang.
3. Apabila dilakukan pencabutan untuk pencarian ruang pada perawatan ortodontik.
4. Apabila gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan.
BAB 3. PEMBAHASAN
d. Klamer C
Klamer C dibuat hampir mengelilingi gigi dan dapat menghasilkan
retensi yang cukup baik. Namun demikian, pemasangan klamer C
dapat menghalangi pertumbuhan tulang rahang ke arah lateral. Oleh
karena itu, diperlukan kontrol yang teratur pada penggunaan klamer C.
Jika terlihat gejala akan terjadi crossbite maka pemakaian klamer ini
dapat diganti dengan occlusal rest.
b. Distal shoe
Distal shoe digunakan untuk kasus kehilangan gigi molar sulung kedua
namun gigi molar satu permanennya belum/hampir erupsi. Kehilangan dini
gigi molar dua sulung menyebabkan gigi molar satu tetap yang belum erupsi
tersebut bergeser ke mesial dalam tulang alveolar. membuat molar tipping.
Setelah alat siap di aplikasikan, lakukan ekstraksi gigi molar kedua sulung.
Distal shoe terdiri dari sebuah band dengan loop di bagian distal dan ujung
intraalveolar yang memanjang dari loop. Ujung intraalveolar diposisikan pada
pertengahan bukolingual dari alveolar ridge. Ujung tersebut harus memanjang
sekitar 5-7 mm ke dalam permukaan gingival, berkontak dengan permukaan
tulang pada bagian mesial dari M1 yang sedang tumbuh. Ujung tersebut
berfungsi sebagai pedoman erupsi M1 melalui tulang. Nantinya, ketika gigi
M1 telah erupsi, ujung intraalveolar dapat dilepas dan alat dapat dipasang
kembali atau distal shoe dapat diganti dengan band and loop yang baru.
Ada berbagai macam tipe space maintainer, yang secara umum bisa dikelompokkan
menjadi dua katagori, lepasan dan cekat (Foster, 1997). Klasifikasi space maintainer menurut
Snawder 1980 adalah (a) space maintainer cekat dengan band, (b) space maintainer cekat
tanpa band atau dengan etsa asam, (c) space maintainer lepasan dengan band atau semi-
cekat, (d) space maintainer lepasan tanpa band, (e) space maintainer fungsional atau dapat
dikunyah, dan (f) space maintainer non fungsional.
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw, R.J dan Rock, W.P., 1992, Perawatan Gigi Anak (terj), edisi 2, Widya Medika,
Jakarta.
Barber, TK., 1982, Space Management, CV Mosby, London.
Finn, S.B., 1973, Clinical Pedodontic, W.B. Saunders Co., Philadelphia.
Foster, TD., 1999, Buku Ajar Ortodonsi, edisi III, EGC, Jakarta.
Gallao S. 2010, Space management during dentition development: A case report. J Health
Sci Inst
Kharbanda, O.P., 1994, A Study Of The Etiological Factors Associated With The
Development of malocclusion, J.Dent. Child.
Kuswandari, S., Sri Rantinah, SB, Jatmiko, IS., dan Kusumawardani, P., 2007, Bahan Ajar
Ilmu Kedokteran Gigi Anak II, FKG UGM, Yogyakarta.
Mc.Donald, R.E dan Avery, D.R., 1994 Dentistry for The Child and Adolescent, Sixth
edition, Mosby, St.Louis.
McDonald RE, Avery DE. 2000, Dentistry for the child and adolescent. 7th ed. St. Louis:
Mosby.
Moyers, R.E., 1988, Handbook of Orthodontics, Edisi IV, Year Book Medical Publisher,
Chicago, Hal 221-227.
Snawder, K.D., 1980, Handbook of Clinical Pedodontics, The C.V. Mosby Company,
St.Louis.