Anda di halaman 1dari 16

MACAM – MACAM SPACE MAINTAINER

MAKALAH

Diajukan guna melengkapi tugas pada bagian Pedodonsia


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Oleh:
Eddy Yudha Yustiawan
NIM. 111611101022

Instruktur:
drg. Roedy Budirahardjo M.Kes. Sp.KGA.

BAGIAN PEDODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak-anak adalah individu dalam masa tumbuh kembang, secara fisik, psikologik,
dan bukan miniatur dari orang dewasa. Perawatan yang diberikan pada anak-anak meliputi
pencegahan primer (karies gigi), pencegahan sekunder (mempertahankan gigi yang sudah
terserang karies sampai tiba waktunya tanggal secara fisiologis dalam keadaan sehat) dan
pencegahan tersier (mencegah space loss dan kelainan oklusi).
Gigi desidui digunakan untuk proses mekanik makanan sebagai fungsi digesti dan
asimilasi. Keberadaan gigi desidui berpengaruh terhadap perkembangan rahang, erupsi gigi
geligi permanen, kesehatan individu, serta perkembangan fisik dan mental anak-anak (Finn,
2003; Kharbanda 1994). Gigi-gigi desidui berperan sebagai space maintainer dalam
lengkung gigi untuk gigi permanen (Finn, 2003). Oleh karena itu, semakin dini gigi desidui
dicabut maka semakin besar kemungkinan terjadinya pergeseran gigi. Pencabutan dini pada
gigi desidui yang belum saatnya tanggal dapat menyebabkan premature loss serta dapat
mempengaruhi tahap perkembangan oklusal gigi-geligi (Kharbanda, 1994). Meskipun
mempertahankan gigi desidui tidak akan selalu mencegah maloklusi, tetapi dapat mengurangi
terjadinya keparahan dan mempertahankan kesimetrisan hubungan molar permanen
(Kennedy, 1992).
Pencabutan gigi yang tidak direncanakan pada periode geligi sulung dan geligi
bercampur dapat menimbulkan kerugian yaitu kehilangan ruang yang dapat menimbulkan
maloklusi, menurunnya fungsi pengunyahan (terutama gigi posterior), gangguan
perkembangan bicara (terutama gigi anterior), dan dapat menimbulkan trauma akibat
pemberian anastesi dan tindakan bedah.
Salah satu usaha preventif untuk mencegah terjadinya pergeseran gigi yang
diakibatkan oleh premature loss pada gigi desidui adalah dengan menggunakan alat space
maintainer. Space maintainer yang paling baik adalah gigi desidui itu sendiri, sehingga harus
dilakukan usaha mempertahankan gigi desidui dalam rongga mulut, tetapi jika tidak
memungkinkan maka perlu dibuatkan space maintainer buatan.
Space maintainer adalah suatu alat yang digunakan untuk menjaga dan
mempertahankan ruang untuk erupsi gigi permanent pengganti pada kasus kehilangan dini
gigi sulung (McDonald, 2000). Indikasi penggunaan suatu space maintainer adalah ketika
gigi molar pertama atau kedua sulung tanggal sebelum erupsi gigi permanen penggantinya.
Selain itu, juga untuk mempertahankan leeway space ketika terdapat semua gigi geligi sulung
posterior, tetapi dengan kondisi maloklusi ringan. (Gallao, 2010)
Pada makalah ini akan dibahas macam-macam dari space maintaner yang digunakan
pada kedokteran gigi anak.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja macam-macam space maintainer yang digunakan pada kedokteran gigi anak?

1.3 Tujuan
Mengetahui macam-macam space maintainer yang digunakan pada kedokteran gigi anak?
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Premature Loss


Pencabutan dini pada gigi desidui yang belum saatnya tanggal dapat menyebabkan
premature loss serta dapat mempengaruhi tahap perkembangan oklusal gigi-geligi
(Kharbanda, 1994). Efek dari tanggalnya gigi susu yang terlampau cepat ialah fungsi dan
kesehatan rongga mulut terganggu, modotnya gigi antagonis, efek psikologis pada anak dan
orangtua, serta posisi gigi-gigi permanen (Foster, 1999).
Premature loss pada gigi desidui dapat terjadi akibat adanya karies, erupsi ektopik atau
trauma yang menyebabkan pergerakan gigi desidui atau permanen yang tidak diinginkan dan
berkurangnya panjang lengkung. Kurangnya panjang lengkung dapat berakibat meningkatnya
keparahan gigi berjejal, rotasi, erupsi ektopik, crossbite, overjet dan overbite yang berlebihan
serta hubungan molar yang kurang baik. Premature loss gigi desidui tipe apapun berpotensi
menyebabkan berkurangnya ruang untuk menampung gigi permanen yang akan
menggantikannya (Kuswandari dkk., 2007).
Space loss merupakan hilangnya daerah kosong dalam lengkung gigi ketika satu gigi
hilang karena dicabut atau hilang karena tidak tumbuh (Harty dan Ogston, 1995). Beberapa
penyebab terjadinya space loss antara lain
1. Gigi desidui dengan karies proksimal
2. Gigi yang erupsinya ektopik
3. Perubahan dalam urutan erupsi gigi
4. Gigi molar desidui yang ankilosis
5. Impaksi gigi
6. Transposisi gigi
7. Hilangnya gigi molar desidui tanpa disertai management space yang tepat
8. Missing teeth
9. Resorpsi akar gigi molar desidui yang abnormal
10. Erupsi gigi permanen terlalu dini atau terlambat
11. Morfologi gigi yang abnormal
Space loss bisa terjadi unilateral atau bilateral sebagai akibat dari tipping gigi, rotasi,
ekstrusi, ankilosis, atau perubahan dari ekstrusi gigi dan pendalaman dari curve of spee.
Besarnya space loss bervariasi tergantung pada lengkung yang terpengaruh, posisinya dalam
lengkung, dan jangka waktu sejak gigi yang bersangkutan tanggal. Kuantitas dan insiden
space loss juga tergantung pada keberadaan dan status gigi di sebelahnya dalam lengkung
gigi. Besarnya crowding atau spacing dalam lengkung gigi akan menentukan derajat
kemaknaan akibat space loss. Apabila space loss dapat diimbangi perkembangan tulang
kraniofasial maka mungkin space regainer tidak diperlukan (Kuswandari dkk, 2012).

2.2 Space Maintainer


Space maintainer merupakan suatu alat yang dipakai untuk mempertahankan panjang
lengkung ketika gigi dicabut secara dini, alat yang bersifat pasif dalam menjaga jarak
mesiodistal, rmempertahankan ruangan akibat pencabutan desidui yang terlalu awal dan
memelihara gerak fungsional gigi (Andlaw dan Rock, 1992).Sedangkan menurut Harty dan
Ogston (1995), space mantainer adalah alat cekat atau lepasan yang dirancang untuk
mempertahankan ruang yang ada dalam lengkung rahang.
Space maintainer dapat digunakan untuk mencegah pergeseran ke mesial gigi molar
pertama permanen. Space maintainer akan dilepas apabila sudah tidak dipergunakan lagi
untuk menghindari terhalangnya erupsi gigi permanen di bawahnya (Andlaw dan Rock,
1992).
Klasifikasi space maintainer menurut Snawder (1980) adalah sebagai berikut:
1. Fixed dengan bands
2. Fixed tanpa bands
3. Removable dengan bands (semi fixed)
4. Removable tanpa bands
5. Functional
6. Nonfunctional.

(A) Space maintainer lepasan untuk rahang atas, (B) Space maintainer lepasan untuk
rahang bawah (Barber, 1982)
Menurut Finn (1962), tipe space maintainer dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima)
jenis space maintainer yaitu;
1. Space maintainer lepasan (removable), cekat (fixed) dan semi cekat (semi-fixed)
2. Space maintainer dengan band dan tanpa band
3. Space maintainer fungsional dan non fungsional
4. Space maintainer aktif dan pasif
5. Space maintainer kombinasi dari tipe di atas
Keuntungan penggunaan removable space maintainer antara lain alat dan gigi dapat
dibersihkan dengan mudah, dapat mempertahankan dimensi vertikal, dapat dikombinasikan
dengan tindakan preventif yang lain, dapat dipakai setengah hari sehingga memungkinkan
terjadinya sirkulasi darah pada jaringan lunak, dapat dibuat dengan mudah dan estetis, dapat
untuk mengunyah dan alat bantu bicara, mempertahankan bentuk lidah, dapat menstimulasi
erupsi gigi permanen, tidak memerlukan bands, pemeriksaan gigi (karies) dapat dengan
mudah dilakukan, dan dapat menciptakan ruang untuk erupsi gigi tanpa harus membuat alat
baru. Kerugian penggunaan removable space maintainer antara lain ada kemungkinan alat
hilang, dapat patah, pasien tidak mau memakai alat, dapat menahan pertumbuhan rahang ke
lateral apabila klamer tidak pas, dan dapat mengiritasi jaringan lunak (Finn, 2003).
Syarat-syarat pembuatan space maintainer, antara lain:
1. Mampu mempertahankan jarak mesiodistal
2. Erupsi gigi antagonis tidak terganggu
3. Erupsi gigi permanen tidak terganggu
4. Tersedia cukup ruang mesiodistal untuk erupsi gigi permanen pengganti.
5. Tidak mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan pergerakan mandibula
6. Bentuk sederhana, mudah dalam perawatan, dan mudah untuk dibersihkan.
Indikasi pemakaian space maintainer apabila kekuatan yang mengenai gigi tidak
seimbang dan analisis ruang tersebut menunjukkan adanya kemungkinan adanya kekurangan
ruang bagi gigi pengganti. Menurut Finn (1973), space maintainer diperlukan apabila:
 Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi
menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat
ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya
 Jika ada kebiasaan buruk dari anak, misal menempatkan lidah di tempat yang kosong atau
menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat diinstruksikan sambil
memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk
 Adanya tanda-tanda penyempitan ruang
 Kebersihan mulut baik
 Adapun waktu yang tepat untuk penggunaan space maintainer adalah segera setelah
kehilangan gigi sulung. Kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan
kehilangan gigi (Finn, 1973).
Kontraindikasi space maintainer menurut Snawder (1980), antara lain:
1. Tulang alveolus di atas gigi tersebut sudah hilang dan ruang tersebut cukup untuk erupsi
gigi pengganti.
2. Apabila ruang yang akan terjadi akibat premature loss gigi desidui cukup untuk ruang
erupsi gigi pengganti dan tidak ada kemungkinan hilangnya ruang.
3. Apabila dilakukan pencabutan untuk pencarian ruang pada perawatan ortodontik.
4. Apabila gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan.
BAB 3. PEMBAHASAN

Macam-macam space maintainer yang digunakan pada kedokteran gigi anak


diantaranya:
3.1 Klasifikasi Space Maintainer berdasarkan cara pemasangannya:
1. Removable
Ada dua macam konstruksi removable space maintainer:
1. Removable Space maintainer tanpa klamer retensi (seluruhnya terbuat dari
akrilik), dibuat bila kehilangan gigi bilateral simetris. Retensinya didapatkan
dari tepi-tepi servikal gigi. Dapat dibuat dengan self curing acrylic karena
mudah dan mempercepat waktu pembuatan
2. Removable Space maintainer dengan klamer retensi dibuat pada kasus yang
memerlukan retensi dari kawat klamer. Ada berbagai jenis klamer yang dapat
dipergunakan, yaitu:
a. Klamer Labial bow
Klamer labial bow berfungsi untuk mencegah gigi bergerak ke
depan pada rahang atas dan pada rahang bawah hanya perlu digunakan
jika terjadi overbite.Tujuan pembuatan labial bow pada rahang bawah
hanya untuk retensi supaya alat tetap pada tempatnya. Letak labial
bow harus cukup jaraknya dari gingiva dan jangan sampai mengenai
interdental papila karena dapat mengiritasi gingiva. Sebaiknya lengan
labial bow dibuat melalui cusp dari gigi C tetapi tidak boleh
mengganggu oklusi.

Gambar 3.1 Klamer Labial Bow


b. Occlusal rest
Occlusal rest berfungsi untuk menghindari kemungkinan terjadinya
hambatan pertumbuhan rahang ke arah lateral. Pada umunya
digunakan pada rahang bawah yang tidak menggunakan labial bow.
(A) (B)
Gambar 3.2 (A dan B) Occlusal Rest

c. Interproximal spur atau interproximal loop


Interproximal loop dipakai sebagai retensi tambahan pada anak-
anak karena sering memainkan lidahnya. Space maintainer yang tetap
dipakai waktu makan perlu dibuatkan klamer retensi. Klamer ini dapat
dipakai pada rahang atas maupun rahang bawah.

Gambar 3.3 Interproximal Loop

d. Klamer C
Klamer C dibuat hampir mengelilingi gigi dan dapat menghasilkan
retensi yang cukup baik. Namun demikian, pemasangan klamer C
dapat menghalangi pertumbuhan tulang rahang ke arah lateral. Oleh
karena itu, diperlukan kontrol yang teratur pada penggunaan klamer C.
Jika terlihat gejala akan terjadi crossbite maka pemakaian klamer ini
dapat diganti dengan occlusal rest.

Keuntungan penggunaan removable space maintainer yakni mudah dibersihkan


di luar rongga mulut sehingga memungkinkan kebersihan mulut dan gigi geligi dapat
terjaga. Selain itu, dapat dikombinasikan dengan alat pencegahan yang lain, terutama
pada kasus interceptive orthodontic. Pergerakan dari alat dapat membantu
melancarkan sirkulasi darah pada jaringan lunak. Space maintainer removable juga
dapat membantu fungsi pengunyahan dan bicara pada kasus fungsional, menjaga lidah
tetap pada posisinya, dan membantu merangsang erupsi gigi tetap. Pada penggunaan
space maintaine rremovable, bila terjadi karies pada gigi geligi mudah terlihat dan
dapat segera ditanggulangi. Ruangan untuk erupsi gigi juga tetap dapat dibuat dengan
mengurangi plat pada bagian gigi yang akan erupsi tanpa membuat alat baru.
Namun space maintainer removable juga memiliki banyak kekurangan di
antaranya adalah alat dapat hilang, patah, atau pun pecah jika tidak dijaga dengan
baik. Pada beberapa kasus pasien yang tidak kooperatif dapat terjadi penolakan pasien
untuk memakai alat tersebut. Selain itu, pada pemakaian klamer C dapat menghalangi
pertumbuhan rahang kolateral. Beberapa tipe alat removable juga dapat mengiritasi
jaringan lunak. Untuk menghindari terjadinya iritasi, maka dipertimbangkan
penggunaan alat semi-fixed atau fixed.

2. Semi fixed atau Fixed space maintainer


Fixed space maintainer adalah space maintainer cekat yang mempunyai 2 gigi
abutment atau pada sebelah mesial dan distal diastema, sedangkan yang dimaksud
dengan Semifixed space maintainer adalah space maintainer cekat dengan pegangan
pada satu sisi dari diastema.
a. Band/crown and loop
Indikasi dari penggunaan band / crown and loop ini adalah kehilangan gigi
molar satu sulung unilateral sebelum atau setelah erupsi gigi molar satu
permanen atau kehilangan bilateral gigi molar sulung pertama sebelum erupsi
gigi molar pertama permanen. Band and loop terdiri dari sebuah band yang
ditempatkan di gigi abutment dengan loop di daerah edentulous disolder
dengan band. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain loop.
Lengan dari loop harus ditempatkan pada sepertiga tengah dan servikal dan
tidak menganggu oklusi. Kontur dari loop harus disesuaikan dengan kontur
gingiva dan lebar bukolingual dari loop harus cukup untuk erupsi premolar
dalam loop. Loop harus disesuaikan minimal berjarak 0,5 mm dari jaringan
gingiva dan sebebas mungkin dari gaya kunyah.
Keuntungan penggunaan band/crown and loop antara lain konstruksinya
yang mudah dan cepat, waktu kunjungan yang lebih sedikit, dan banyak
modifikasi yang bisa digunakan. Sementara itu, kekurangannya antara lain
tidak bisa menyeimbangkan lengkung rahang, tidak fungsional, tidak bisa
digunakan untuk kehilangan beberapa gigi, dan kadang alat bergerak karena
tekanan kunyah.

Gambar 3.4 Band/Crown dan Loop

b. Distal shoe
Distal shoe digunakan untuk kasus kehilangan gigi molar sulung kedua
namun gigi molar satu permanennya belum/hampir erupsi. Kehilangan dini
gigi molar dua sulung menyebabkan gigi molar satu tetap yang belum erupsi
tersebut bergeser ke mesial dalam tulang alveolar. membuat molar tipping.
Setelah alat siap di aplikasikan, lakukan ekstraksi gigi molar kedua sulung.
Distal shoe terdiri dari sebuah band dengan loop di bagian distal dan ujung
intraalveolar yang memanjang dari loop. Ujung intraalveolar diposisikan pada
pertengahan bukolingual dari alveolar ridge. Ujung tersebut harus memanjang
sekitar 5-7 mm ke dalam permukaan gingival, berkontak dengan permukaan
tulang pada bagian mesial dari M1 yang sedang tumbuh. Ujung tersebut
berfungsi sebagai pedoman erupsi M1 melalui tulang. Nantinya, ketika gigi
M1 telah erupsi, ujung intraalveolar dapat dilepas dan alat dapat dipasang
kembali atau distal shoe dapat diganti dengan band and loop yang baru.

Gambar 3.5 Distal Shoe


c. Lingual arch wire
Lingual arch wire digunakan pada kasus kehilangan satu atau lebih gigi
posterior atau kehilangan gigi sulung posterior setelah erupsi gigi insisif tetap
rahang bawah, baik unilateral ataupun bilateral. Lingual arch terdiri dari
lengkung kawat stainless steel 0.9 mm yang biasanya disolder langsung
dengan band yang disementasikan pada molar kontralateral. Keuntungan
penggunaan lingual arch wire antara lain dapat digunakan untuk
mempertahankan ruang dan juga banyak jenis modifikasinya. Kekurangannya
adalah konstruksinya yang sulit dan dapat terjadi distorsi pada alat karena
pergerakan lidah.

Gambar 3.6 Lingual Arch Wire

d. Nance holding arch


Nance holding arch diindikasikan untuk memelihara ruang pada
kehilangan dini gigi sulung posterior maxilla di dua kuadran. Selain itu alat ini
juga berfungsi untuk stabilisasi dan mencegah rotasi atau mesial drifting dari
gigi M1 RA sebelum erupsi premolar. Sama seperti lingual arch, nance
holding arch terdiri dari lengkung kawat stainless steel 0.9 mm yang disolder
langsung pada band yang disementasikan pada molar kontralateral. Bagian
palatal menggabungkan acrylic botton yang berkontak dengan jaringan
palatal, memberikan perlawanan terhadap gerakan anterior gigi posterior. Alat
ini dapat menjadi space maintainer yang efektif, namun, inflamasi di bawah
acrylic botton dapat terjadi, dan pemeliharaan oral hygiene juga menjadi sulit.

Gambar 3.7 Nance Holding Arch


e. Transpalatal arch
Transpalatal arch (TPA) digunakan untuk memelihara ruang pada
kehilangan dini gigi sulung posterior maksila baik di satu ataupun kedua
kuadran. Dalam aplikasi transpalatal arch, iritasi dan inflamasi jaringan
palatum dapat dihindari. Hal ini disebabkan TPA berada di atas palatal vault,
sehingga menghindari kontak dengan jaringan lunak. Kawat yang mengikuti
vault nyaman dan tidak mengganggu pengucapan normal.

Gambar 3.8 Transpalatal Arch

Keuntungan fixed space maintainer adalah ukurannya tidak terlalu besar/


membutuhkan banyak tempat, kecil kemungkinan untuk hilang atau rusak. Kerugian fixed
space maintainer adalah lebih sulit untuk menjaga oral hygiene, mungkin sulit untuk
membuat perubahan pada alat ketika telah disementasikan, harus ada gigi abutment yang
sesuai, ekstrusi gigi antagonis tidak dapat dicegah, dan hilangnya semen juga menjadi salah
satu masalah yang paling sering terjadi.

3.2 Klasifikasi Space Maintainer Berdasarkan Fungsinya


Berdasarkan fungsinya, Space maintainer dibagi menjadi Space maintainer
fungsional dan Space maintainer non fungsional. Space maintainer fungsional ditujukan
untuk mendukung fungsi pengunyahan. Contohnya, pada daerah diastema dapat dibuat
dengan tambahan elemen gigi atau tanpa elemen gigi tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat berkontak dengan gigi antagonisnya. Keuntungan penggunaan space maintainer
fungsional adalah pasien dapat mengunyah sesuai dengan fungsi gigi. Namun, perlu
diperhatikan waktu erupsi gigi pengganti karena bila kurang kontrol dapat mengganggu
erupsi gigi tetap akibat terhalangi oleh plat.
Gambar 3.9 Space maintainer Fungsional

3.3 Klasifikasi Space Maintainer Berdasarkan Kegunaannya


Space maintainer pasif merupakan space maintainer yang hanya berfungsi untuk
menahan ruang. Space maintainer ini dapat dikombinasikan dengan jenis fungsional seperti
menambahkan elemen gigi geligi. Space maintainer aktif atau disebut jugaspace regainer,
yaitu digunakan untuk mendapatkan ruang kembali akibat penyempitan diastema. Space
regainer ini merupakan space maintainer removable yang ditambahkan dengan kawat yang
dapat diaktifkan seperti menggunakan klamer, kawat stainless steel, atau expansion
screw.Pemakaian alat ini membutuhkan kontrol rutin yang direncanakan agar evaluasi sesuai
yang diharapkan.

Gambar 3.10 Space Regainer


BAB 4. KESIMPULAN

Ada berbagai macam tipe space maintainer, yang secara umum bisa dikelompokkan
menjadi dua katagori, lepasan dan cekat (Foster, 1997). Klasifikasi space maintainer menurut
Snawder 1980 adalah (a) space maintainer cekat dengan band, (b) space maintainer cekat
tanpa band  atau dengan etsa asam, (c) space maintainer lepasan dengan band atau semi-
cekat, (d) space maintainer lepasan tanpa band, (e) space maintainer fungsional atau dapat
dikunyah, dan (f) space maintainer non fungsional.
DAFTAR PUSTAKA

Andlaw, R.J dan Rock, W.P., 1992, Perawatan Gigi Anak (terj), edisi 2, Widya Medika,
Jakarta.
Barber, TK., 1982, Space Management, CV Mosby, London.
Finn, S.B., 1973, Clinical Pedodontic, W.B. Saunders Co., Philadelphia.
Foster, TD., 1999, Buku Ajar Ortodonsi, edisi III, EGC, Jakarta.
Gallao S. 2010, Space management during dentition development: A case report. J Health
Sci Inst
Kharbanda, O.P., 1994, A Study Of The Etiological Factors Associated With The
Development of malocclusion, J.Dent. Child.
Kuswandari, S., Sri Rantinah, SB, Jatmiko, IS., dan Kusumawardani, P., 2007, Bahan Ajar
Ilmu Kedokteran Gigi Anak II, FKG UGM, Yogyakarta.
Mc.Donald, R.E dan Avery, D.R., 1994 Dentistry for The Child and Adolescent, Sixth
edition, Mosby, St.Louis.
McDonald RE, Avery DE. 2000, Dentistry for the child and adolescent. 7th ed. St. Louis:
Mosby.
Moyers, R.E., 1988, Handbook of Orthodontics, Edisi IV, Year Book Medical Publisher,
Chicago, Hal 221-227.
Snawder, K.D., 1980, Handbook of Clinical Pedodontics, The C.V. Mosby Company,
St.Louis.

Anda mungkin juga menyukai