DISUSUN OLEH:
DECY YULIANTI
196712031993122001
2019
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Gigi desidui digunakan untuk proses mekanik makanan sebagai fungsi digesti
dan asimilasi. Keberadaan gigi desidui berpengaruh terhadap perkembangan
rahang, erupsi gigi geligi permanen, kesehatan individu, serta perkembangan fisik
dan mental anak-anak (Finn, 2003). Gigi sulung memiliki peranan yang penting bagi anak
sehingga keberadaannya harus bisa dipertahankan pada kondisi sehat. Jika situasi yang
ada menyulitkan upaya mempertahankan gigi sulung, misalnya ada penyakit gigi yang parah,
maka pada beberapa kasus, gigi susu dapat dibiarkan tanggal tanpamenimbulkan
efek yang buruk terhadap perkembangan oklusal. Pada kasusyang lain, tanggalnya
gigi sulung dapat berakibat buruk pada terhadap perkembangan oklusal. Oleh
karena itu perlu dipertimbangkan untuk mempertahankan gigi atau memasang space
maintainer.
2
Perawatan ortodontik preventif adalah segala tindakan yang diambil bertujuan
untuk menjaga integritas penampakan yang seharusnya menjadi oklusi normal pada
waktu tertentu. Dalam ortodontik preventif dibutuhkan kemampuan untuk menilai
struktur dentofasial normal, pertumbuhan dan perkembangan secara umum dan
deviasi atau penyimpangan dari batas normal. Hal tersebut memerlukan eliminasi
kebiasaan yang berpengaruh pada struktur dentofasial (Singh, 2007). Ortodontik
preventif merupakan bagian dari praktek ortodonti yang berhubungan dengan
pendidikan terhadap pasien dan orang tua, mengawasi pertumbuhan dan
perkembangan gigi geligi dan struktur kraniofasial, prosedur diagnostic untuk
memprediksi kemungkinan adanya maloklusi dan prosedur perawatan untuk
mencegah maloklusi, misalnya : pencabutan gigi supernumerary sebelum malposisi
gigi, pembuatan space maintainer, dan menghilangkan kebiasaan buruk.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui fungsi space maintainer dalam ortodontik preventif
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Begg (1977) menyatakan bahwa waktu yang tepat untuk memulai perawatan
adalah sebisa mungkin pada awal variasi dari normal pada proses perkembangan
apparatus dental. Waktu yang tepat untuk menginisiasi ortodontik preventif idealnya
selama konseling prenatal. Ortodontik preventif tidak hanya mencegah
berkembangnya maloklusi, tetapi juga menyediakan mastikasi yang pantas untuk
perkembangan bicara yang akan membimbing perkembangan individu dengan
estetika dan efek psikologis yang bagus (Singh, 2007).
4
5. Perlekatan frenulum yang abnormal
5
Tujuan perawatan ortodontik preventif :
a) Mencegah terjadinya susunan gigi berjejal yang abnormal.
b) Mengetahui sejak dini, penyimpangan rotasional dan oklusional dari gigi
geligi.
c) Meminimalkan terjadinya hubungan antar insisal pada gigi maksila dan
mandibula.
d) Sebagai upaya dalam menuntun tumbuh kembang rahang.
e) Membawa kearah hubungan antar tonjol bukal yang baik.
f) Sebagai upaya untuk perawatan estetika secara dini.
g) Hasil akhir stabil sebelum terjadi maloklusi
6
Deteksi awal lesi karies dapat dilakukan dengan pemeriksaan klinis maupun
radiografi. Sekali karies terdeteksi, gigi yang terkena harus direstorasi dengan
material restorative yang sesuai.
2. Edukasi orangtua
Ibu harus diberi edukasi mengenai nutrisi untuk menyediakan perkembangan
ideal untuk fetus. Segera setelah kelahiran, sang ibu harus diberi edukasi
merawat bayi yang benar. Pada kasus anak yang bottle feeding, sang ibu
harus dinasihatkan untuk menggunakan dot fisiologis dan bukan dot
konvensional. Orang tua juga harus diberikan edukasi untuk mempertahankan
kesehatan mulut yang baik pada rongga mulut anak(Pulari, 2011).
7
4. Perawatan gigi desidui
Gigi desidui berperan sebagai space maintainer alami yang tidak hanya
mempertahankan ruang untuk gigi permanen tapi juga membimbing gigi pada
posisi yang yang ideal pada lengkung gigi (Pulari, 2011).
8
Tindakan pencegahan:
a. Edukasi pada orang tua tentang konsekuensi kebiasan buruk anak
b. Edukasi dan memotivasi anak untuk menghentikan kebiasaan
c. Hilangkan kebiasaan buruk anak dengan ‘habit breaking appliances’
9
d.
10
e.
11
Kebiasan buruk yang abnormal seperti menghisap ibu jari , mengigit bibir,
tongue thrusting. Dan bernafas lewat mulut mempunyai efek pada kesehatan
mulut, seperti maloklusi dan gingivitis.
Efek utama hilangnya gigi desidui lebih awal apakah karena karies,
tanggal dini, atau ekstraksi berencana , dapat menyebabkan gigi permanen
berjejal. Bagaimanapun dimana gigi berjejal berada dan gigi desidui dicabut,
gigi sebelahnya akan bergerak pada ruang yang tersedia. Jika derajat
crowding meningkat maka tekanan akan menyebabkan gigi yang ada
berpindah pada ruang bekas tanggal. Semakin muda anak kehilangan terlalu
dini gigi desiduinya, maka semakin besar pula potensi gigi yang tersisa untuk
bergerak.
Insisivus desidui: premature loss pada gigi ini mempunyai efek yang
kecil, karena gigi tersebut sudah terbentuk pada awal gigi bercampur.
Kaninus desidui: hilangnya gigi ini secara unilateral pada gigi yang
berjejal akan membimbing pergerakan midline. Untuk mencegahnya,
maka dibutuhkan ektraksi gigi yang seimbang pada gigi kontralateralnya.
12
Molar 1 desidui: hilangnya gigi ini secara unilateral akan menghasilkan
pergerakan midline
13
Molar 2 desidui: jika gigi ini diektraksi, maka molar 1 permanen akan
bergerak ke mesial. Hal ini terjadi jika kehilangan terjadi sebelum erupsi
gigi permanen.
(Mitchell, 2013)
14
BAB 3
PEMBAHASAN
Gigi-gigi desidui berperan sebagai space maintainer dalam lengkung gigi untuk
gigi permanen (Finn, 2003). Oleh karena itu, semakin dini gigi desidui dicabut maka
semakin besar kemungkinan terjadinya pergeseran gigi. Pencabutan dini pada gigi
desidui yang belum saatnya tanggal dapat menyebabkan premature loss serta dapat
mempengaruhi tahap perkembangan oklusal gigi-geligi (Kharbanda, 1994).
Meskipun mempertahankan gigi desidui tidak akan selalu mencegah maloklusi,
tetapi dapat mengurangi terjadinya keparahan dan mempertahankan kesimetrisan
hubungan molar permanen (Kennedy, 1992).
Salah satu usaha preventif untuk mencegah terjadinya pergeseran gigi yang
diakibatkan oleh premature loss pada gigi desidui adalah dengan menggunakan alat
space maintainer. Space maintainer yang paling baik adalah gigi desidui itu sendiri,
sehingga harus dilakukan usaha mempertahankan gigi desidui dalam rongga mulut,
tetapi jika tidak memungkinkan maka perlu dibuatkan space maintainer buatan.
Namun, apabila terjadi kekurangan ruang atau terjadi mesial drifting pada celah
yang mengalami premature loss maka digunakan alat space regainer untuk
mendapatkan ruang kembali (Andlaw dan Rock, 1992).
Space maintainer adalah suatu alat pasif yang dipakai untuk mempertahankan
panjang lengkung gigi-geligi ketika gigi desidui dicabut secara dini dan memelihara
gerak fungsional gigi. Space maintainer dapat digunakan untuk mencegah
pergeseran ke mesial gigi molar pertama permanen. Space maintainer akan dilepas
apabila sudah tidak dipergunakan lagi untuk menghindari terhalangnya erupsi gigi
permanen di bawahnya (Andlaw dan Rock, 1992).
15
Menurut Snawder (1980), indikasi pemakaian space maintainer diantaranya
adalah ketika terjadi :
1. Premature loss gigi molar desidui, karena akan menyebabkan migrasi gigi
molar pertama permanen yang sudah tumbuh serta mengurangi panjang
lengkung gigi
2. Premature loss gigi caninus desidui, karena akan mengakibatkan pergeseran
midline dan pertumbuhan caninus permanen yang ektopik
3. Premature loss gigi incicivus desidui, namun pemakaian space maintainer
tidak mutlak dilakukan.
16
6. timbulnya bad habit.
7. M1 tanggal sebelum M2 erupsi, dibiarkan agar M2 menempati ruang tersebut.
8. Namun apabila M2 telah erupsi maka ruangan harus dipertahankan.
9. M2 dicabut menjelang erupsi M1 dibuatkan space maintainer berupa labial
arch dengan gigi tiruan m2.
10. Space maintainer aktif sering digunakan untuk mendesak M1 ke distal.
1. Tulang alveolus di atas gigi tersebut sudah hilang dan ruang tersebut cukup
untuk erupsi gigi pengganti.
2. Apabila ruang yang akan terjadi akibat premature loss gigi desidui cukup
untuk ruang erupsi gigi pengganti dan tidak ada kemungkinan hilangnya
ruang.
3. Apabila dilakukan pencabutan untuk pencarian ruang pada perawatan
orthodontik.
4. Apabila gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan.
4. Tersedia cukup ruang mesio distal untuk erupsi gigi permanen pengganti
17
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Finn SB. 2003. Clinical Pedodontic. 4th edition. Philadelphia: WB Saunders Co
Mitchell L. 2013. An Introduction to Orthodontics. UK: Oxford University Press
Premkumar S. 2008. Orthodontics: Prep Manual for Undergraduates. New Delhi:
Elsevier
Pulari BS. 2011. Orthodontics: Principles and Practice. New Delhi: Jaypee
Singh G. 2007. Textbook of Orthodontics. 2nd edition. New Delhi: Jaypee
Snawder KD. 1980. Handbook of Clinical Pedodontic. London: Mosby
19