Anda di halaman 1dari 13

PANUM PEDODONTIA

SPACE MAINTAINER

OLEH:

KELOMPOK 8

Bayu Ragil Pangestu 1611413013


Izzah Dhiyaul Auni 1611411018
Marsha Nada Maghfira Pramadiaz 1611412010

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
SPACE MAINTAINER

1. Definisi
Space maintainer adalah piranti yang digunakan untuk menjaga ruang
akibat kehilangan dini gigi sulung (premature loss), alat ini dipasang diantara dua
gigi. Kehilangan dini gigi sulung mengakibatkan terjadinya gangguan pada erupsi
gigi permanen jika didapatkan kekurangan lengkung rahang. Gigi geligi tetap
akan erupsi dari lengkung rahang sehingga terjadi gigi berjejal atau maloklusi.
Fungsi space maintainer :
1) Mencegah pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat pencabutan dini
2) Mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini.
3) Memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi estetika, serta fungsi bicara akibat
pencabutan dini.
Syarat-syarat pembuatan space maintainer :
a) Dapat mempertahankan jarak mesio-distal
b) Tidak terganggunya erupsi gigi antagonis maupun erupsi gigi permanen
c) Tersedia ruang mesio-distal yang cukup untuk erupsi gigi permanen
pengganti
d) Tidak mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, serta pergerakan mandibula
e) Bentuk sederhana, mudah ketika dilakukan perawatan, serta mudah untuk
dibersihkan
f) Tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi penyangga
g) Tidak mengganggu jaringan lunak

2. Klasifikasi
Space maintainer secara umum dikelompokkan menjadi dua katagori, yaitu
lepasan dan cekat. Space maintainer lepasan digunakan untuk periode yang relatif
singkat, biasanya sampai 1 tahun, sedangkan space maintainer cekat dapat untuk
waktu yang lebih panjang, biasanya sampai 2 tahun.
1) Space Maintainer Lepasan
Space maintainer lepasan digunakan khusus jika terdapat kehilangan lebih
dari satu gigi didalam satu kuadran. Piranti lepasan sering menjadi satu-satunya
pilihan karena tidak adanya gigi penyangga yang sesuai untuk piranti cekat,
dapat ditambahkan gigi artifisial untuk mengembalikan fungsi kunyah dan
estetik. Piranti ini dapat digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah
yang telah kehilangan gigi bilateral lebih dari satu, juga dapat digunakan pada
kasus tanggalnya gigi molar kedua sulung sebelum erupsi molar pertama
permanen. Kelebihan Space maintainer lepasan ialah :
- Memiliki konstruksi yang sederhana
- Pergerakan fungsionalnya baik
- Biaya relatif murah.
Kekurangan Space mainteiner lepasan ialah :
- Piranti space maintainer lepasan tidak dianjurkan untuk pasien anak yang
mempunyai masalah karies dan kebersihan mulut yang buruk, space
maintainer yang jarang dibersihkan dapat menyebabkan iritasi pada jaringan
mulut.
Klasifikasi Space Maintainer Lepasan ialah :

- Kelas 1: Unilateral maxilarry posterior

- Kelas 2: Unilateral mandibular posterior

- Kelas 3: Bilateral maxilarry posterior

- Kelas 4: Bilateral mandibular posterior

- Kelas 5: Bilateral maxilarry anteriorposterior

- Kelas 6: Bilateral mandibular anterior posterior

- Kelas 7: Telah kehilangan satu atau lebih geligi anterior sulung

- Kelas 8: Semua gigi sulung hilang


Gambar 2.1 Space Maintainer Lepasan

Space Maintainer terbagi menjadi 2, yaitu : Space Maintainer lepasan dan


cekat.

1) Space Maintainer Lepasan


 Klamer Labial Bow

 Klamer Adam
 Klamer C

2) Space Maintainer Cekat


Jenis space maintainer cekat yang sering digunakan dalam klinik, yaitu
bandloop, crown-loop, distal shoe, dan lingual arch.
a) Band and loop space maintainer
Band and loop dirancang untuk mempertahankan ruang dari tanggalnya
satu gigi dalam satu kuadran. Piranti ini digunakan pada kasus tanggalnya
gigi molar pertama sulung dan molar kedua sulung secara dini untuk
mencegah migrasi ke mesial yang berhubungan dengan erupsi gigi molar
pertama permanen, selain itu alat ini juga digunakan pada kasus
tanggalnya gigi kaninus sulung secara dini untuk mencegah pergerakan
insisivus lateral permanen. Band and loop ini lebih disukai karena proses
pembuatannya lebih mudah, waktu kerja yang singkat, tidak perlu
dilakukan anestesi terlebih dahulu untuk pemasangan band karena tidak
ada preparasi yang dilakukan pada gigi, pengaplikasiaannya mudah dan
lebih ekonomis.

Gambar 2.2 Band and Loop


b) Crown-loop
Jenis crown loop biasa digunakan pada kasus gigi abutment bagian
posterior yang mengalami karies luas dan memerlukan restorasi mahkota,
gigi abutment pernah mendapat perawatan pulpa sehingga mahkota perlu
dilindungi secara menyeluruh. Keuntungannya adalah konstruksinya
tampak lebih ringan, ekonomis, memperbaiki fungsi kunyah, tidak
menghalangi erupsi gigi antagonis.

Gambar 2.3 Crown and Loop

c) Distal Shoe
Distal shoe space maintainer, digunakan jika molar kedua sulung hilang
sebelum erupsi molar pertama permanen. Fungsinya adalah untuk
menuntun erupsi molar pertama permanen ke posisinya yang normal
dalam lengkung rahang. Adapun kontraindikasi dari penggunaan alat ini
ialah pada pasien dengan oral hygiene yang jelek, keadaan hilangnya
beberapa gigi sehingga abutment kurang mendukung aloi yang disemen,
dan kurangnya kerja sama dari pasien dan orang tua. Crown-loop space
maintainer digunakan saat distal shoe merupakan kontraindikasi.
Perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan piranti
lepasan atau cekat yang tidak memasuki jaringan tetapi memberi tekanan
pada ridge mesial molar permanen yang belum erupsi.
Gambar 2.4 Distal Shoe

d) Lingual Arch

Gambar 2.5 Lingual Arch

 Lingual Arch Pasif


Space maintainer lingual arch pasif merupakan space maintainer
pilihan setelah kehilangan banyak gigi pada lengkung RA/RB, terutama
jika insisivus permanen RB terlihat crowded. Piranti ini digunakan sebagai
space maintainer bilateral cekat pada RB dan bersifat pasif karena tidak
dapat diatur begitu disemen pada molar kedua sulung. Adapun keuntungan
piranti ini, yaitu karies gigi rendah, ekonomis, dan adaptasi dengan pasien
lebih baik.
Gambar 2.6 Lingual Arch Pasif
 Nance Space Maintainer
Alat Nance digunakan ketika satu atau lebih molar susu tanggal secara
dini pada rahang atas. Alat ini didesain seperti pada lingual arch soldering
kecuali pada bagian anterior kawat tidak menyentuh permukaan lingual
pada gigi depan atas, kawat lingual dapat mengikuti bentuk palatum
dan kawat yang digunakan berukuran 0.025 inchi. Pada penggunaan
space maintainer jenis lingual arch ini pasien harus diperiksa secara
periodik untuk memastikan bahwa kawat lingual tidak mengganggu erupsi
dari gigi C dan P, serta tidak mengganggu jaringan palatum.

Gambar 2.7 Nance Space Maintainer

Tipe- tipe Penggunaan


1. Untuk kehilangan satu gigi : Band and loop space maintainer, Distal shoe
space maintainer, Acrylic plate space maintainer.

2. Untuk kehilangan banyak gigi: Lingual arch space maintainer, Nance


space maintainer, Transpalatal space maintainer, Partial denture space
maintainer
3. Indikasi dan Kontra Indikasi Space Maintainer

a. Indikasi pemakaian space maintainer

1. Kehilangan gigi molar pertama sulung sejak dini


2. Kehilangan gigi molar kedua sulung sejak dini
3. Kehilangan gigi sulung anterior sejak dini
4. Kehilangan gigi secara kongenital
5. Menghindari gigi ekstrusi dari gigi antegonis
6. Memperbaiki fisiologi pengunyahan dan mengembalikan kesehatan gigi
yang normal
7. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, seperti menempatkan lidah di
tempat yang kosong atau menghisap bibir

b. Kontra indikasi pemakaian space maintainer

1. Bila tidak ada tulang alveolar yang menutupi mahkota gigi yang akan
erupsi atau gigi tersebut akan erupsi sehingga tidak diperlukan space
maintainer
2. Bila ruangan yang ditingalkan gigi susu yang mengalami kehilangan dini
lebih besar dari mesio-distal yang diperlukan untuk erupsi gigi
penggantinya
3. Gigi permanen penggantinya tidak ada
4. Alergi terhadap bahan yang digunakan untuk alat space maintainer
5. Kerjasama orang tua dan anak tidak baik
6. Pasien dengan oral hygiene yang buruk dan kurang motivasi

4. Analisis geligi campuran yang digunakan pada penerapan space


maintainer

Tujuan dilakukannya analisis geligi campuran adalah untuk mengevaluasi


jumlah ruangan yang tersedia pada lengkung rahang untuk digantikan oleh gigi
permanen dan untuk penyesuaian oklusi yang diperlukan.

a) Analisis Moyers
 Dasar pemikiran :
 Adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok lain.
Dengan mengukur jumlah lebar gigi dalam satu kelompok pada
satu segmen dimungkinkan dapat membuat suatu perkiraan yang
tepat jumlah lebar gigi-geligi dari kelompok lain dalam mulut yang
sama.
 Berdasarkan penelitian, ukuran gigi insisif permanen rahang bawah
memiliki hubungan dengan ukuran kaninus dan premolar yang
belum tumbuh baik pada rahang atas maupun rahang bawah
 Kelompok gigi yang dipakai sebagai pedoman adalah 4 gigi insisif
permanen rahang bawah. Alasannya :
 Merupakan gigi permanen yang tumbuh paling awal
 Mudah diukur dengan tepat baik intraoral/ektraoral (model)
 Ukurannya tida bervariasi banyak disbanding RA
 Tujuan : untuk memprediksi kebutuhan ruang erupsi gigi C, P1 dan P2
yang belum erupsi.
 Prosedur:
a. Mengukur lebar mesiodistal ke empat gigi insisivus permanen
bawah, dijumlahkan dan dicatat pada formulir pemeriksaan
b. Mencatat lebar ruang yang dibutuhkan untuk erupsi gigi C, P1dan
P2, sisi kanan dan kiri baik untuk rahang atas maupun rahang
bawah sesuai dengan tabel Moyers, dengan menggunakan
presentase 75%
c. Ukuran tersebut dibandingkan dengan sisa ruangan yang tersedia
setelah keempat gigi insisif atas dan bawah disusun pada
kedudukannya yang benar pada rahang bawah
d. Ruangan yang tersedia bagi gigi 3, 4, 5 diukur dari distal insisif
lateral, hingga mesial molar pertama tetap
e. Jumlah ruang yang harus tersedia pada rahang juga harus
diperhitungkan untuk penyesuaian hubungan gigi molar.
Catatan: Jika posisi distal gigi molar dua desidui atau sisi mesial
gigi molar pertama atas dan bawah masih end to end bite ( sejajar
) pada masing-masing sisi tambahkan kebutuhan ruang untuk
penyesuaian oklusi menjadi klas I Angle ( Lee way space ) rata-
rata sebesar 0.9 mm untuk rahang atas dan 1,7 mm untuk rahang
bawah.
b) Metode Nance
 Dasar : adanya hubungan antara jumlah mesiodistal gigi-geligi desidui
dengan gigi pengganti
 Tujuan : untuk mengetahui apakah gigi tetap yang akan tumbuh cukup
tersedia/lebih/kurang ruang
Gigi yang dipakai sebagai dasar : C,M1, M2 dan gigi pengganti 3,4,5
 Fungsi : untuk mengetahui besarnya Lee way space pada kasus-kasus
mixed dentition. Lee way space adalah selisih ruang antara ruang yang
tersedia dan ruang yang digunakan. Masing-masing sisi : RA : 0,9 mm
RB : 1,7 mm.
 Prosedur:
 Mempersiapkan: model RA dan RB, rontgen foto dan jangka
sorong. Metoda ini memerlukan gambaran radiografi yang jelas
dan tidak mengalami distorsi.
 Membuat foto rontgen periapikal untuk gigi C, P1 , P2 yang belum
erupsi pada ke empat sisi rahang
 Pada foto ronsen, diukur lebar mesiodistal masing-masing dan
dilakukan koreksi terhadap efek pembesaran dengan metode
Huckaba yaitu lebar mesiodistal P1 sesungguhnya dapat dihitung
dengan rumus :
P1, P1 Ro = M1 : M1 Ro
 Mengukur lebar mesiodistal M1yang sudah erupsi langsung pada
model
 Menjumlahkan hasil pengukuran yang sudah dikoreksi dan
mencatatnya pada formulir pemeriksaan
 Menjumlahkan mesiodistal gigi-gigi desidui: c, m1, m2,lalu
dibandingkan dengan hasil pengukuran dari ronsen untuk gigi C,
P1 dan P2
 Hasil perhitungan ini digunakan sebagai pertimbangan dalam
pembuatan lengkung ideal
Hasil : pada hasil 1 = 2 maka ruangan cukup, 1>2 kelebihan dan
1<2 kekurangan.

5. Try in

1) Perencanaan
 Untuk rahang atas, landasan akrilik harus menutupi seluruh bagian
palatum sampai daerah getar.
 Bila ada perluasan kearah labial, maka perluasan tersebut relatif harus
pendek dan warnanya sesuai dengan jaringan sekitar.
 Jika memakai cangkolan pada gigi kaninus, maka penempatan
cangkolan harus disesuaikan dengan umur anak.
 Untuk rahang bawah, pada pemakaian untuk jangka waktu lama
sebaiknya dibuat ”lingual bar” dari logam. Letak lingual bar ini pada
landasan rahang bawah harus 2 mm lebih ke lingual dari jaringan lunak.
Hal ini perlu untuk memberi tempat bagi erupsi gigi penggantinya.
 Jenis cangkolan yang umum dipakai yaitu : cangkolan adam,
circumferential clasp dan balls clasp
2) Pemasangan
 Pada pemasangan space maintainer lepasan, anak dan orangtuanya
harus diberitahu cara memasang, melepaskan dan memeliharanya. Alat
ini harus dilepas pada waktu tidur dan direndam dalam air, setiap hari
alat ini harus dibersihkan.
 Pemasangan dilakukan di depan kaca, sehingga pasien dapat
melihatnya, kemudian pasien diminta untuk mencoba memasang sendiri
di depan operator dan orangtuanya.
 Saat proses try in dilakukan dengan mengevaluasi plat akrilik. Plat
akrilik tidak boleh tajam dan berbau, bersih dan mengkilap. Adaptasi
dalam keadaan baik, retentif dengan cara menarik ke atas adam clasp,
dan evaluasi oklusi dengan menggunakan kertas artikulasi.

6. Kontrol

Keberhasilan dari perawatan space maintainer ini memerlukan perhatian


khusus dari dokter gigi, terutama orang tua dan pasien. Pasien akan di intruksikan
untuk menggunakan space maintainer secara rutin kecuali disaat tidur dan
makan, serta akan kontrol setelah satu minggu dan satu bulan.

Pada saat kontrol pasien akan di tanya apakah terdapat keluhan atau rasa tidak
nyaman, lalu memeriksa keutuhan space maintainer serta keadaan gingiva apakah
terdapat inflamasi dan keadaan gigi penyangga. Kemudian pasien akan di
intruksikan untuk kembali datang kontrol disaat gigi sudah mulai nampak erupsi.
Jika dilakukan pemasangan space maintainer cekat pada gigi molar pertama
permanen, maka lakukan pelepasan setiap 3-4 bulan dan lakukan pengaplikasian
fluoride pada permukaan gigi. Pengaplikasian fluor tergantung dari penilaian
resiko karies pasien. Pasien juga di instruksikan untuk selalu menjaga kebersihan
rongga mulutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Fajriani. (2014). Penatalaksanaan Space Maintainer Pada Anak. PDGI Makassar,


Vol 3 No 3, 5–8. https://doi.org/https://doi.org/10.35856/mdj.v3i3.180

Rahardjo Pambudi. 2009. Orthodonti Dasar. Surabaya: Airlangga University


Press.

Pamungkas, Rey B, Jeffrey. 2020. Space Maintainer Treatment in Premature Loss


Deciduous Tooth.Faculty of Medicine Jenderal Achmad Yani University:
SONDE (Sound of Dentistry) vol.5 No.1 (2020).
Duggal, Monty.,Cameron, Angus., Toumba, Jack. 2013. Paediatric Dentistry at a
Glance. Oxford : John Wiley & Sons Ltd.
Aditya, L. R., Gartika, M., dan Primarti, R. S. (2018). Evaluasi kepatuhan
perawatan space maintainer lepasan pada anak. Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran, 30(1), 51. https://doi.org/10.24198/jkg.v30i1.18184

McDonald, Ralph.E. 1987. Dentistry for The Child and Adolescent. St. Louis:
The CV Mosby Company.

Moyers, RE. 1972. Handbook of Orthodontics for the Student and General
Practitioner. Chicago: Year Book Medical Publishers Incorporated.

Rahardjo Pambudi. 2009. Orthodonti Dasar. Surabaya: Airlangga University


Press.

Sim JM. 1977. Minor Tooth Movement in Children 3rd Edition. St.Louis: The CV
Mosby.

Anda mungkin juga menyukai