Kata sulit
- Indirect restoration
- Indirect Restoration adalah restorasi yang dibuat diluar mulut pasien yang akan
dilekatkan atau disemen pada gigi pasien yang telah dipreparasi setelah siap
dipasang.
- Indirect restoration dibagi menjadi dua yakni intra koronal (restorasi yang
terdapat dalam kontur gigi, contoh inlay )dan ektra koronal (restorasi yang
menutupi bagian mahkota gigi asli yang masih ada untuk mendapatkan kontur
anatomis, contoh onlay, veneer, dan mahkota pigura)
Pertanyaan
1) Apa diagnosis kasus tsb ?
2) Apa etiologi / faktor yg mempengaruhi kasus ?
3) Apa pemeriksaan dan interpretasi untuk kasus tsb ?
4) Apa indikasi dan kontra indikasi indirect restoration ?
5) Apa kelebihan dan kekurangan indirect ?
6) Apa saja perawatan indirek ?
7) apa perawatan indirect restoration yang sesuai ?
8) Bagaimana prosedur perawatan ?
9) Bgm mengatasi anak tdk kooperatif ?
10) Apa prognosis perawatan kasus tersebut ?
- Early Childhood Caries (ECC) atau biasa disebut karies rampan adalah penyakit gigi
yang paling sering ditemui pada anak-anak.
- American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) mendefinisikan ECC sebagai karies
yang seringkali ditemui pada satu atau lebih gigi sulung.
- Gigi yang paling sering terkena adalah gigi insisif sentral dan lateral rahang atas, diikuti
dengan gigi molar pertama sulung rahang atas dan bawah.
- ECC didefinisikan sebagai adanya satu atau lebih permukaan gigi yang rusak, hilang,
atau terisi pada gigi sulung mana pun pada anak usia 71 bulan atau lebih muda.
- ECC adalah karies yang terjadi pada anak-anak usia dibawah 5 tahun, dan S-ECC bila
terjadi pada anak usia dibawah 3 tahun, dengan mikroorganisme penyebab utama
Streptococcus mutans. (Astuti, 2020)
- Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum,
yang disebabkan oleh aktivitas bakteri Streptococcus mutans dalam karbohidrat yang
terfermentasi. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang
kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organik
file:///C:/Users/setwa/Downloads/1715-1-11046-1-10-20170921.pdf
- Karies adalah penyakit infeksi rongga mulut yang berjalan lambat dan tidak dapat
sembuh sendiri, ditandai oleh terbentuknya kavitas pada permukaan gigi. Karies
terjadi hanya bila ada bakteri Streptococcus Mutans dan Lactobacillus yang
mampu menghasilkan asam untuk proses demineralisasi struktur gigi. Karakteristik
klinis ditandai dengan kavitasi pada pits dan fisura, permukaan halus dan permukaan
akar gigi. Kavitas terjadi akibat proses demineralisasi oleh asam hasil metabolisme
bakteri dalam plak, yang mengubah karbohidrat menjadi energi dan asam organik.
- Plak adalah massa yang bersifat gelatin, dan merupakan awal penting
pembentukan karies. Bakteri yang berkembang biak pada plak menghasilkan
asam yang mampu melarutkan gigi. Metabolit bakteri pada plak mengubah
karbohidrat menjadi energi dan asam organik yang menyebabkan pH metabolit
rendah (5,0–5,5), dan menyebabkan demineralisasi struktur gigi.
- Proses terjadinya karies gigi bisa dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, Dapat
berasal dari sukrosa (gula) dari sisa makanan juga dapat berasal dari bakteri yang
menempel dan sewaktu-waktu dapat berubah menjadi asam laktat yang akan
menurunkan pH mulut. Sehingga akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut
menjadi karies gigi.
- Proses karies melalui emal-dentin dapat menyebabkan perubahan warna putih lokal,
coklat hingga hitam. Perubahan ini menyebabkan sulitnya pendeteksian karies gigi
file:///C:/Users/setwa/Downloads/1715-1-11046-1-10-20170921.pdf
- Terdapat pula faktor predisposisi terjadinya early childhood caries (ECC) seperti jenis
kelamin, kesadaran serta perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi (spt sikap
dan perilaku kebersihan mulut yang buruk, kebiasaan makan, status sosial ekonomi
rendah dan ketersediaan layanan perawatan gigi yang buruk.
- (Kotha, 2022)
- Tahap perkembangan lesi dari anterior dahulu baru lainnya. Stage 1, 2 kekuningan dan
kecoklatan di anterior, 3 pada molar. Klo di RA gaada lidah dan saliva yang kurang /
minim kontak dengan saliva..
Pemeriksaan gambar
- terlihat pada gigi insisivus anak tersebut baik central maupun lateral rahang atas
terdapat diskolorisasi dan perubahan bentuk gigi
Pemeriksaan subjektif
- Keluhan gigi depan atas cokelat. Ibu ingin gigi anaknya diperbaiki dan estetik. Anak
tidak bisa duduk lama di dental chair.
Pemeriksaan objektif
- Pemeriksaan intraoral gigi 52, 51, 61, dan 62 karies dentin pada bagian labial, mesial,
distal dan palatal,
- CE (+),
- Untuk memeriksa respon saraf yang terangsang sehingga terjadi kontraksi ruang
pulpa
- Dengan clor ethyl / termal dingin. meletakkan kapas yang dibasahi dengan CE
pada gigi yang dites
- Menyatakan tidak adanya respon nyeri, pulpa masih vital / baik
- sondasi (-),
- Sondasi merupakan pemeriksaan menggunakan sonde dengan cara
menggerakkan sonde pada area oklusal atau insisal untuk mengecek apakah
ada suatu kavitas atau tidak.
- perkusi (-)
- Untuk mengetahui ada/tdknya peradangan pd ligamen periodontal
- Dengan 2 instrumen, digerakkan
- Menyatakan tidak adanya respon nyeri, tdk adanya peradangan ligamentum
periodontal yg mungkin berasal dari pulpa/periodontal
- dan palpasi (-).
- Untuk mendeteksi abnormalitas pada daerah spesifik yang menyebabkan sakit
pd pasien
- Dengan meraba dgn tangan pd area yang bermasalah
- Menyatakan tdk adanya respon nyeri yang mengindikasikan tdk adanya proses
peradangan aktif
- Indikasi PCC:
- Lesi dengan karies yang luas
- fraktur gigi
- gigi yang berubah warna atau malformasi
- Pada anak dengan karies botol susu
- Restorasi setelah perawatan endodontik (pulpotomi atau pulpektomi)
- Kontraindikasi:
- tidak direkomendasikan pada pasien yang mempunyai kebiasaan bruxism, karena pcc
memiliki ketahanan yang rendah terhadap kekuatan abrasif
- Pada pasien yang mengalami deep bite yang terlalu dalam dan gigi berjejal
1) Garg. V., et al. 2016. Crowns in Pediatric Dentistry: A review journal of advance medical and
dental science research. Vol. 4 (2)
2) Dempsy Chengappa M Mandepanda. 2020. Anterior and Posterior Crowns in Primary
Dentition: A Contamporary Revies. International Journal of Oral Care and Research.
- •Polycarbonate crowns
- Indikasi:
- 1)Restorasi penuh gigi anterior yang dihancurkan oleh karies
- 2)ECC sebagai stabilisasi lesi
- 3)Gigi berubah warna
- 4)Restorasi setelah terapi pulpa
- 5)Restorasi pada lesi non-karies atau defek perkembangan
- 6)Abutment untuk space maintainer
- Kontraindikasi:
- 1)Gigi terlalu kecil
- 2)Gigi anterior berjejal
- 3)Kerusakan gigi yang berlebihan mencegah retensi
- 4)Bruxisme
- 5)abrasi berlebihan
- 6)overbite
- 7)Gigitan yang dalam
(Sztyler et al., 2022)
- Kelebihan umum -> Restorasi indirek dianggap sebagai metode yang memungkinkan
untuk meminimalisir pengerutan polimerisasi
- untuk prinsip ekonomi, serta kemungkinan penguatan biomekanis dari struktur gigi yang
tersisa.
- Kelebihan inlay onlay -> Inlay atau onlay memiliki bentuk yang sesuai dengan gigi
yang telah dipreparasi sebelumnya seperti potongan puzzle. membangun kembali area
yang luas dari permukaan gigi.
- Kekurangan inlay onlay -> Inlay dan onlay tidak seluas mahkota jaket yang menutupi
sebagian besar gigi.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/12521/PROSIDING-PAPER
%2010.pdf?sequence=1
- •Polycarbonate crowns
- Kelebihan :
- 1)Dapat diterima secara estetis / estetik baik
- 2)Side chair time yang lebih sedikit
- 3)Peningkatan/improved retensi
- 4)Fleksibel
- 5)Kemampuan beradaptasi yang lebih baik
- Kekurangan :
- 1)kerusakan
- 2)Pencabutan
- 3)Perubahan warna
Venkataraghavan et al., 2014. Polycarbonate crowns for primary teeth revisited:
Restorative options, technique and case reports. Journal of Indian Society of
Pedodontics and Preventive Dentistry
- Restorasi indirek sering digunakan untuk gigi yang kehilangan banyak strukturnya
karena dapat mengembalikan kontur, fungsi, dan penampilan dari gigi.
- Indikasi penggunaan restorasi indirek adalah pada kasus karies primer atau karies
akibat restorasi yang sudah ada,fraktur jaringan gigi, dan dampak dari trauma.
Restorasi indirek dapat berupa restorasi intrakoronal (inlei), ekstrakranial
(mahkota jaket), dan kombinasi intra dan ekstrakoronal (onlei) (Bartlett dan Ricketts,
2007; Walmsleydkk., 2007)
- Indirect Restoration adalah restorasi yang dibuat diluar mulut pasien yang akan
dilekatkan atau disemen pada gigi pasien yang telah dipreparasi setelah siap dipasang.
- Indirect restoration dibagi menjadi dua yakni intra koronal (restorasi yang terdapat
dalam kontur gigi, contoh inlay) dan ekstra koronal (restorasi yang menutupi bagian
mahkota gigi asli yang masih ada untuk mendapatkan kontur anatomis, contoh onlay,
veneer, dan mahkota pigura)
- Labial Veneer
- Adalah restorasi yang dibuat untuk mengganti bagian atau kerusakan pada bagian labial
gigi dengan menggunakan material porselen atau komposit. Labial veneer ini pada
umumnya dibuat dari material porselen atau komposit. Restorasi ini terbagi dua tipe
yaitu partial veneer dan full veneer.
Inlay onlay
-
PERAWATAN
- Pada era modern ini, penanganan karies seharusnya tidak hanya
melakukan restorasi pada gigi yang menderita karies, namun harus sudah
melakukan identifikasi apakah pasien mempunyai karies aktif, termasuk
kelompok yang beresiko tinggi mengalami karies, dan menetapkan cara
pencegahan, serta penanganan yang tepat.
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/1813/1395 Merry R. Sibarani. 2014.
Karies: Etiologi, Karakteristik Klinis dan Tatalaksana
- Karena di skenario itu kan pasien masih anak-anak dan yang ada karies itu di gigi
anteriornya. Pasti memerlukan estetik
- Dan juga anaknya gabisa terlalu lama di dental chair, jadi me restorasi giginya
nggak bisa lama-lama juga. PCC itu kan ngerestorasi giginya hanya sedikit. Jadi lebih
cocok untuk pasien di skenario
- •Polycarbonate crowns
- Mahkota polikarbonat dapat dibuat dalam berbagai ukuran dan menghasilkan restorasi
yang baik bentuknya bagi gigi decidui anterior.
- Mahkota polikarbonat terbuat dari poliester aromatik dari asam karbonat. Mereka dapat
digambarkan sebagai resin termoplastik. Penggunaan suhu tinggi (sekitar 130 °C) dan
tekanan membuat bahan mudah dicetak dan dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan.
Sifat materialnya adalah struktur tipis dan fleksibilitas lebih besar dari mahkota resin
akrilik.
- Keuntungan dari poly carbonate crown adalah estetik baik, fleksibel, dan adaptasi lebih
baik, dan waktu di dental chair lebih sedikit.
Venkataraghavan et al., 2014. Polycarbonate crowns for primary teeth revisited:
Restorative options, technique and case reports. Journal of Indian Society of
Pedodontics and Preventive Dentistry
- Indikasi:
- 1)Restorasi penuh gigi anterior yang dihancurkan oleh karies
- 2)ECC sebagai stabilisasi lesi
- 3)Gigi berubah warna
BAHAN RESTORASI
- Resin Komposit
- Komposit adalah material hasil kombinasi makroskopis dari dua atau lebih komponen
yang berbeda, dengan tujuan untuk mendapatkan sifat-sifat fisik dan mekanik tertentu
yang lebih baik daripada sifat masing-masing komponen penyusunnya. Komposisi resin
komposit, terdiri dari:
- A. Matriks Resin, adalah bahan yang berperan menyatukan partikel partikel pengisi.
Matriks resin yang sering digunakan yaitu Bis-GMA(bisphenol A-Glycidyl methacrylate),
TEDGMA (triethylene glycol dimethacrylate), dan UDMA (urethane dimethacrylate).
- B. Fillers (partikel bahan pengisi), Adanya partikel pengisi di dalam matriks resin
meningkatkan kekuatan dari komposit. Selain itu menurunkan pemuaian, dan kontraksi
akibat suhu serta menurunkan penyerapan air. Bahan pengisi (filler) yang biasa
digunakan adalah crystalline quartz, lithium glass ceramic, borosilicate glass atau lithium
alumuniumsilicate.
- c Coupling Agent, adalah bahan pengikat partikel pengisi dengan matriks resin. Bahan
yang digunakan sebagai coupling agent adalah silane (y methacryloxypropyl
trimethoxysilane).
https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/respoy/index.php?p=show_detail&id=1774
Handoko Tirta. 2018. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing Pengaruh Metode Direct Dan
Indirect Terhadap Perubahan Warna Pada Restorasi Veneer Komposit Light Activated Setelah
Perendaman Dalam Minuman Teh Dan Kopi.
- Beberapa bahan yang banyak digunakan sebagai restorasi indirek sewarna gigi pada
gigi posterior adalah zirconia dan resin komposit.
- Bahan zirconia jauh lebih baik dari resin komposit dari segi kekuatan mekanisnya.
Zirconia bahkan dapat menyebabkan abrasi jangka panjang pada gigi yang berlawanan,
itu juga alasan mengapa penggunaan bahan zirconia tidak diindikasikan pada gigi yang
parafungsi. Restorasi resin komposit memiliki penampilan estetika yang sangat baik jika
dipadukan dengan berbagai shade dan translusensi, tidak seperti bahan zirconia yang
memiliki warna terlalu opak. Namun belakangan ini telah dilakukan pengembangan
pewarnaan dengan perbaikan translusensi bahan zirconia sehingga menjadi lebih
estetis. Zirconia memiliki tingkat ketahanan bahan yang lebih baik dibandingkan dengan
bahan resin komposit, yaitu dapat bertahan dalam kondisi 90% selama lebih dari 10
tahun.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/12521/PROSIDING-PAPER%2010.pdf?
sequence=1
-
Venkataraghavan et al., 2014. Polycarbonate crowns for primary teeth revisited: Restorative
options, technique and case reports. Journal of Indian Society of Pedodontics and Preventive
Dentistry
- Anak tidak bisa duduk lama di dental chair itu kan sebenarnya ada banyak faktor
- a)Faktor umur
- biasanya anak dengan usia sangat muda sering menunjukkan perilaku kurang kooperatif
terhadap perawatan, karena umur-umur 3 tahunan anak itu masih sulit dipisahin sama
orangtuanya
- b)Pengalaman
- biasanya umur 3 tahun tuh, ada beberapa anak yang baru mulai ke dokter gigi. Nah hal
ini tuh masih asing buat anaknya itu, jadi dia cenderung takut
- c)Keluarga
- -Rasa takut dan cemas orang tua atau anggota keluarga yang ditularkan anak. Anak
mudah sekali meniru orang-orang disekitarnya
- Pendekatan non farmakologi =
- 1)Komunikasi
- Ada verbal dan non verbal
- Verbal -> melalui lisan, komunikasi dengan bahasa anak.
- Non verbal -> kontak mata, bahasa tubuh, tersenyum, menjabat tangan
- 2)Modelling
- Modelling merupakan prinsip psikolgis yaitu belajar dari pengamatan model.
- Anak diajak mengamati anak lain sebayanya yang sedang dirawat giginya yang
berperilaku kooperatif, baik secara langsung atau melalui film dan video
demonstrasi tentang perawatan gigi.
- 3)Tell show do
- Tell artinya mengatakan kepada anak dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh
anak tersebut. Tentang apa yang akan dilakukan. Dalam hal ini dijelaskan juga
alat-alat yang mungkin akan digunakan. Setiap kali anak akan menunjukkan hal
yang positif diberikan penghargaan.
- Show artinya menunjukkan objek sesuai dengan yang diterangkan sebelumnya
tanpa menimbulkan rasa takut. Dalam hal ini dapat dipergunakan model
gigi,menunjukkan alat yang akan dipergunakan misalnya bur dan kalau perlu
dipegang pasien.
- Do yaitu tahap akhir yang dilakukan jika tahap show telah dapat diterima oleh
anak. Pada tahap do anak didiberikan perlakuan sesuai dengan apa yang telah
diceritakan maupun ditunjukkan.
- Ekspresi wajah dokter gigi dapat menambah kesan atau bahkan dapat mengganggu
komunikasi verbal (misalnya: perasaan seperti disbelief atau ketidakpercayaan,
mencela, tidak suka, terkejut) dapat terlihat dari ekspresi wajah yang ditunjukkan oleh
dokter gigi.
- Senyum adalah sarana yang sangat baik dan dapat menunjukkan sikap untuk
memotivasi pasien. Ketika dokter gigi memakai masker, meskipun wajahnya tidak
terlihat, tetap berusaha untuk bersikap ramah kepada pasien sehingga pasien dapat
melihat ‘senyum’ dokter gigi meskipun tertutup oleh masker.
- Dokter gigi dapat menunjukkan tingkah lakunya untuk mengatasi atau meningkatkan
kecemasan anak. Tindakan dokter gigi dalam merespon tingkah laku anak seperti
menanyakan apa yang mereka rasakan (empati) dan menekan dengan lembut bahu
atau tangan dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien usia muda dan
memperbaiki tingkah laku mereka saat duduk di dental chair. Sementara sikap dokter
gigi yang memaksa atau membujuk akan memperburuk tingkah laku anak.
(Chadwick & Hosey, 2003)