Blok 14 Modul 2
DASAR PROSTODONSIA
Oleh kelompok 2 :
An Nisaa Amelia
Annisa Dwi Cantika
Atika
Febrina Rahmadani
Intan Neira
Irma Oktaviani Zulmi
Putri Dwi Amalia
Redha Fauzana
Rizki Dwi Lestari
Siti Rahma
Wira Putri Winata
MODUL 3
PROTESA
SKENARIO 3
Lepasan
Ny. Levi (40th) datang ke tempat praktek drg. Manulang untuk dibuatkan gigi tiruan.Selain
mengalami kesulitan dalam pengunyahan Ny.Levi merasa terlihat lebih tua dari usia
sebenarnya.Pemeriksaan intra oral menunjukan kehilangan gigi 16,15,11,21,22,35,36,37,38,46,47,48.
Gigi 34 rotasi,12,17 mesial drifting,17,18,31,32,, dan 41 ekstruksi. Drg.Manulang menawarkan
beberapa jenis gigi tiruan sebagai alternaif perawatan untuk kasus Ny.Levi. Setelah mendengarkan
penjelasan, akhirnya ia setuju untuk dibuatkan protesa lepasan berbahan akrilik.
Drg Manulang lalu mencetak Ny.Levi dan akan memasang model kerjanya di artikulator.
Ny.Levi juga diberitahu bahwa gigi tiruannya akan selesai dalam 4 hari, karena pembuatannya juga
akan memerlukan proses laboratorium.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas?
STEP 1. TERMINOLOGI
1. Protesa : Suatu bagian tubuh yang hilang secara kongenital, hancur karena kecelakaan atau
dibuang secara pembedahan dan digunakan untuk meningkatkan pengunyahan, fungsi bicara
dan dukungan otot wajah.
2. Rotasi : Gigi berputar pada sumbu panjang gigi.
3. Mesial drifting : Gerakan perlahan gigi kemesial yang terjadi karena gigi mesianya hilang
karena alamiah dengan bertambahnya usia atau trauma
4. Ekstrusi : Pergerakan gigi menjauhi socketnya akibat hilangnya gigi antagonis
5. Artikulator : Alat mekanik tepat meletakkan model rahang atas dan rahang bawah sekaligus
memproduksi relasi rahang bawah terhadap rahag atas dan digunakan untuk kajian oklusi,
pembuatan protesa dan restorasi.
STEP 2. ANALISA MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kenapa Ny. Levi kelihatan lebih tua dari pada usia aslinya?
Apa saja jenis-jenis protesa?
Apa klasifikasi Rahang yang cocok untuk keadaan hilangnya gigi Ny. Levi?
Apa saja dampak kehilangan gigi jika tidak pakai gigi tiruan?
Apa fungsi gigi tiruan?
Kenapa Ny. Lesi dibuatkan Gigi tiruan lepasan? Apa saja indikasi gigi tiruan lepasan?
Apa saja dampak pemakaian protesa yang tidak tepat dalam rongga mulut?
Bahan apa saja yang bisa digunakan dalam pembuatan gigi tiruan selain akrilik?
Kenapa drg manulang menganjurkan untuk dibuatkan protesa berbahan akrilik?
Bagaimana pemilihan bahan pembuatan bahan di lab?
Selain artikulator, Apa saja alat bantu lain dalam pembuatan gigi tiruan?
berdasarkan
sebagian/seluruh gigi yang diganti
:
GT cekat
GT lepasan
berdasarkan pemasangan :
GT Konvensional
GT Immediate
Ganda
Berujung bebas
Anterior Tooth Supported
3. Klasifikasi yang sering di pakai dalam ilmu prostodontik adalah klasifikasi keneddy.
4. Klasifikasi keneddy untuk Ny. Levi adalah
Rahang Atas Kelas III Modifikasi 1
Rahang Bawah Kelas I
5. Dampak kehilangan gigi :
Migrasi/ mesial driffting dan Rotasi gigi
Erupsi berlebihan/ ektrusi
Penurunan efisiensi kunyah
Gangguan TMJ
Beban berlebihan pada jaringan periodontal
Memburuknya penampilan
Terganggu kebersihan mullut
Kelainan bicara
Efek pada jaringan lunak rongga mulut
6. Fungsi gigi tiruan
Pemulihan fungsi estetik
Peningkatan fungsi bicara
Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan
6. Karena Ny. Levi mengalami kehilangan gigi yang banyak di posterior dan tidak adanya
abutment posterior pada daerah edentulous (kelas 1 ) Rahang Bawah dan gigi anterior yang
membutuhkan esetetik yang lebih baik.
7. Indikasi Gigi Tiruan Lepasan :
Usia pasien kurang dari 17 atau lebih dari 55 tahun dengan kondisi kesehatan
yang buruk.
Luas membran periodontal gigi abutment harus sama atau lebih dari luas
membran periodontal gigi yang akan diganti.
Kehilangan tulang alveolar yang banyak pada daerah edentulous.
Ruang intermaksilaris edentulous terlalu kecil.
Dukungan gigi asli yang tersisa kurang sehat.
Tidak ada abutment posterior pada daerah edentulous
7. Dampak protesa yang tidak baik :
Peningkatan akumulasi plak
Trauma Langsung
Peyaluran beban kunyah
Kerusakan pada gigi dan jaringan periodontal
Peradangan mukosa resorpsi tulang dibawahnya
Disfungsi otot kunyah dan wajah
8. Porselen, logam tuang
9. Akrilik estetik sewarna gigi cocok untuk gigi anterior (Ny.Levi kehilangan gigi 22,21,12
Rahang Atas). Harganya murah dan tahap pengerjaannya tdak ribet (pembuatan sederhana).
10. Syarat pemilihan bahan pembuatan bahan di lab :
Non Toksik
Drg. Manulang
13.
Anamnesa
14. STEP.
5 LEARNING OBJECTIVE
Pemeriksaan Klinis
Intra Oral
: Kehilangan
16 ,
CC:
dibuatkan
gigi tiruan
1. Ingin
Mahasiswa
Mampu
Memahami dan MenjelaskanP.tentang
Jenis
gigi tiruan gigi
( Indikasi,
15,11,21,22,35,36,37,38,46,47,48G
Kontra
indikasi,
Keuntungan dan kerugian)
Kesulitan
dalam
mengunyah
igi 34 Rotasi, 12,17 mesial drifting,
2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Gigi Tiruan
17,18,31,32,41 ekstrusi
Merasa Muka Lebih tua dari usia
2. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi
pegangan
3. Keadaan processus alveolaris masih baik
4. Kesehatan umum dan kebersihan mulut pasien baik
5. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
6. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat:
a. Usia : Usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang mahkota klinis
masih kurang. Pasien usia lanjut dengan kesehatan umum yang buruk, karena
perawatannya memerlukan waktu yang lama
b. Panjang daerah edentulous tida memenuhi syarat Hukum Ante
c. Kehilangan tuang yang banyak pada daerah edentulous
7. Tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous(free end saddle)
8. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat
9. Bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan
10. Bila membutuhkan estetik yang lebih baik
11. Bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut
23.
Kontraindikasi GTSL
1
Penderita yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi tiruan.
OH jelek.
24. Gigi tiruan Penuh Gigitiruan penuh (GTP) adalah gigitiruan yang
menggantikan seluruh gigi geligi yang hilang dan jaringan pendukungnya di
rahang atas dan rahang bawah. Tujuan pembuatan GTP adalah untuk memenuhi
kebutuhan estetik, fonetik, dukungan oklusal, untuk pengunyahan, kenyamanan
dan kesehatan jaringan pendukung. Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pembuatan GTP yaitu:
GT dukungan mukosa, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari
jaringan mukosa.
GT dukungan gigi, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi
asli.
GT dukungan mukosa dan gigi, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan dari
mukosa dari gigi asli.
26.
2 .Berdasarkan saat pemasangannya :
Immediate prothesa, dipasang segera setelah pencabutan
Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal dan labial, biasanya untuk
anterior.
Close face denture, memakai wing pada bagian bukal, biasanya untuk
posterior.
28.
4. Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan bahan yang digunakan menurut
Soelarko dan Wachijati (1980) adalah :
Frame denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari kerangka
logam tuang dan bagian sadel terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.
Acrylic denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang basisnya terdiri dari
akrilik serta elemen gigi tiruan.
Vulkanite denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari karet
yang dikeraskan sebagai basis gigi tiruan serta elemen gigi tiruan.
c. Maxillofacial Prosthetic : penggantian sistem stomatognatik atau struktur wajah yang rusak
karena penyakit/luka/bawaan ataupun akibat bedah.
2. Klasifikasi Gigi Tiruan
29.
30.
a. Klasifikasi kennedy
Kelas I Kennedy : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi
yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral).
31.
32.
33.
Kelas II Kennedy : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari
gigi yang masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu rahang saja (unilateral).
Kelas III Kennedy : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang
masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu rahang saja (unilateral). Kelas IV
Kennedy : darah tak bergigi terletak dibagian anterior dari gigi-gigi yang masih ada
dan melewati garis tengah rahang.
34.
35.
Kelas I : daerah tak bergigi sama dengan kelas I kennedy. Keadaan ini sering
dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.
38.
39. Kelas II : daerah tak bergigi sama seperti kelas II kennedy.Kelas III : keadaan tak
bergigi paradental dengan kedua gigi tetangganya tidak lagi mampu memberi
dukungan kepada protesa secara keseluruhan.
40.
41.
42.
43. c. Klasifikasi Cummer
44.
45.
46.
Unilateral
Diagonal
GTSL diametrik
GTSl
47.
48.
Dirancang pada tahun 1942, berdasarkan pada jumlah, panjang, dan posisi dari
edentulous dan jumlah serta posisi dari gigi yang masih ada.
51.
Kelas I : Bilateral space tanpa adanya gigi posterior pada ruang tersebut.Kelas
II : Bilateral space dengan adanya gigi posterior pada salah satu ruang.Kelas III :
Bilateral space dengan adanya gigi posterior pada kedua ruang.Kelas IV : Unilateral
space tanpa adanya gigi posterior pada ruang tersebut. Lengkung lawan tidak hilang.
Kelas V : Anterior space dengan lengkung posterior pada kedua sisi tidak
hilang.Kelas VI : Irregular space pada daerah lengkung gigi yang ada dapat single
atau double group
52.
Dirancang pada tahun 1951, klasifikasi ini didasarkan pada lokasi dan ukuran
dari daerah edentulous. Kelas utama tidak memiliki modifikasi.
55.
Kelas A : Denture base ditunjang oleh gigi, pada bagian anterior. Dapat
berupa ruang 5 gigi tanpa terputus, ruang 5 gigi terputus atau ruang 4 gigi tanpa
terputus.
56.
57. Kelas A
58.
Kelas B
Kelas B : Denture base yang ditunjang oleh mukosa pada daerah anteriornya.
Dapat berupa ruang 6 gigi tanpa terputus, ruang 5 gigi tanpa terputus atau ruang 5
gigi terputus.
59.
Kelas C : Denture base ditunjang oleh gigi pada bagian posterior,
dapat berupa ruang 3 gigi tanpa terputus, ruang 2 gigi tanpa terputus atau ruang 2-3
gigi yang terputus.
60.
61.
62.
Kelas C
Kelas D
Kelas D : Denture base ditunjang oleh mukosa pada bagian posterior. Dapat
berupa ruang 4 gigi tanpa terputus atau ruang setengah atau 3 gigi tanpa teputus
A : Anterior
B : Bounded
C : Cantilever
65.
66.
Gambar Tipe A
Gambar Tipe B
Gambar Tipe C
77.
78.
Kelas 1
kelas 2
kelas 3
81.
Kelas I
: Saddle Support pada kedua sisi atau batasan gigi yang kuat
82.
Kelas II
: Kekuatan gigitan vertikal di aplikasikan sebagai penahan gigi
tiruan sebagai jaringan lunak.
83.
Kelas III
84.
85.
Kelas I
Kelas II
Kelas III
86.
J. Klasifikasi Austin dan Lidge
87.
Ditemukan tahun 1957. Menyebutkan bahwa ada 65.000 kemungkinan
kombinasi dari gigi dan area edentulous.
88.
89.
Kelas A : Gigi anterior hilang
90.
A2 : Gigi anterior hilang pada kedua sisi tapi masih ada gigi diantara gigi
yang hilang.. AB1 : Gigi anterior hilang pada kedua sisi (bilateral).. A1 : Gigi anterior
hilang pada satu sisi
91.
92.
Gambar A1
Gambar A2
Gambar
AB1
93.
94.
Kelas P
: Gigi Posterior Hilang. P1 : Gigi posterior hilang pada satu
sisi (unilateral). P2 : Gigi posterior hilang pada kedua sisi, tapi masih ada sisi di
antara gigi yang Hilang. PB1: Gigi posterior hilang pada kedua sisi (bilateral)
95.
96.
97.
Gambar P1
Gambar P2
Gambar PB 1
Kelas AP
: Gigi anterior dan posterior hilang. AP 1
: Gigi anterior dan
posterior pada satu sisi. AP2 : Gigi anterior dan posterior pada kedua sisi, tapi masih
ada diantara sisi yang Hilang. APB1: Gigi anterior dan posterior pada kedua sisi
(bilateral)
98.
99.
Gambar AP1
Gambar AP2
Gambar
APB1
3. Alat Pembuatan Protesa
a. Surveyor
100. Bagian-bagian Surveyor Gigi
101.
b. Karbon Penanda (carbon marker), sebatang karbon yang digunakan untuk menggambar
garis pada permukaan model.
c. Pelindung (sheath), untuk melindungi karbon penanda agar tidak mudah patah.
d. Pengukur Gerong (undercut gauge), untuk mengukur dalamnya gerong pada gifi yang
sudah disurvei.
e. Pemangkas Sejajar dan Lancip (parallel and tapered trimmer), alat seperti pisau kecil
untuk merapikan malam penutup gerong.
Meja Basis (table base)
106.
Meja kecil dengan sendi peluru yang memungkinkan gerakan ke segala
arah; model yang akan disurvei diletakkan di atas meja ini dan dapat dikunci pada
posisi tertentu.
107.
108.
109.
110. Prinsip Suatu Surveyor
111.
Bila suatu benda diletakkan suatu bidang vertical dan bidang ini digerakkan
melingkari permukaannya, maka bidang tersebut akan menggambarkan suatu garis dimana
tergambar permukaan terbesar dari benda itu.
112.
Surveyor mempunyai lengan vertical, pada lengan ini dapat dipasang pensil
atau carbon marker. Bila lengan ini digerakkan pada permukaan gigi, maka carbon marker
akan membentuk suatu garis yang melingkari gigi dan menggambarkan permukaan gigi
yang terbesar gigi yang terbesar. Garis ini disebut garis survei.
113.
Garis survei membagi gigi menjadi dua bagian yaitu :
1. Permukaan gigi di ataas garis survei yang merupakan permukaan yang tidak ada
undercut disebut supra bulge area.
114.
2. Permukaan di bawah garis survey merupakan permukaan yang ada undercut disebut
infra bulge area.
115.
116.
117. Penggunaan Surveyor
I. Mensurvei Study Cast
118.
Tujuannya :
a. Menentukan arah pasang yang terbaik yang akan mengurangi hambatan pada waktu
pemasukan dan pengeluaran geligi tiruan sebagian.
b. Menemukan adanya permukaan-permukaan proksimal yang bisa dibuat sejajar
sehingga dapat bertindak sebagai guiding planes.
c. Menemukan dan mengukur daerah-daerah pada permukaan gigi yang dapat
digunakan untuk retensi.
d. Menetukan apakah daerah-daerah gangguan pada gigi dan tulang perlu dibuang
dengan jalan extraksi gigi atau memilih arah pasang lain.
e. Memungkinkan pemberian tanda bagi persiapan mulut yang akan dilaksanakan,
termasuk pemotongan jaringan proksimal dan kontur gigi yang berlebihan untuk
mengurangi interferensi (hambatan).
f. Menggambarkan garis kontur terbesar pada gigi pendukung dan menentukan gerong
yang tak diharapkan yang perlu ditutupi atau dibuang.
g. Menetapkan posisi model rahang dalam hubungan dengan arah pasang yang dipilih
dengan jalan melakukan tripoding.
II. Menentukan Batas dan Bentuk Pola Malam
119.
Trimer dan surveyor digunakan senagai wax carver selam preparasi dalam
mulut, sehinggan arah pasang yang sudah ditentukan dapat dipertahankan selama
preparasi restorasi tuang bagi gigi pendukung dilakukan.
III.
Penempatan Internal Attachment
120.
Dalam hal ini, surveyor digunakan untuk :
a. Memilih arah pasang dalam hubungan dengan sumbu panjang gigi pendukung,
sehingga daerah gangguan dimanapun pada lengkung rahang dapat dihindari.
b. Membuat preparasi untuk kaitan presisi (precision attachment) pada model studi
dengan memperhatikan jangan sampai mengenai ruang pulpa. Hal ini dapat
dilakukan dengan bantuan foto rontgen.
c. Membentuk model wax untuk precision attachment.
IV.
Penempatan Precision Rest (sandaran presisi)
121.
Surveyor dapat digunakan sebagidrill press, dengan melekatkan dental
handpiece pada vertical spindle.
V. Pembuatan Restorasi Tuang
122.
Dengan dental handpiece yang dipasang pada vertical spindle, permukaanpermukaan vertical restorasi tuang dapat dihaluskan dengan suatu batu carborundum
berbentuk silindris yang sesuai.
VI.
Mensurvei Model Kerja
123.
Tujuannya :
a. Memilih arah pasang yang paling sesuai, sesudah preparasi dalam mulut yang
memenuhi persyaratan dari guiding planes, retensi, tanpa hambatan dan estetis
diselesaikan.
b. Mengukur daerah retentive dan lokasi ujung cengkram sesuai dengan fleksibilitas
dari cengkram yangsedang dibuat.
c. Menetukan daerah undesirable undercut yang masih didapati pada model.
d. Merapikan bahan block out sampai sejajar dengan arah pasang sebelum kita
melakukan duplikasi.
b. Artikulator
124.
Artikulator : Alat mekanik tepat meletakkan model rahang atas dan rahang
bawah sekaligus memproduksi relasi rahang bawah terhadap rahag atas dan digunakan
untuk kajian oklusi, pembuatan protesa dan restorasi.
125.
Macam macam artikulator :
Simple hinge type / artikulator type engsel : Hanya bisa menirukan gerakan buka
tutup (oklusi). Contoh : okludator.
Average type / non adjustable / type rata rata : Dapat meniru gerakan buka tutup
( oklusi ) dan gerakan ke kiri kanan, ke depan belakang ( artikulasi ). Inklinasi lereng
sendi dan lereng incisal ditentukan oleh pabrik, berdasarkan ukuran rata rata. Contoh :
Free plane articulator, Gysi simplex.
Semi adjustable type : Contoh : Hanau H3.
Fully adjustable type : Contoh : Denar D4A.
126.
127.
Artikulator
Okludator
128.
4. Dampak Kehilangan Gigi
129.
Secara umum dampak kehilangan gigi
A. Fungsional
130.
Kesehatan mulut yang rendah berdampak pada kehilangan gigi yang dapat
protein menjadi sesuatu hal yang sulit bahkan tidak mungkin untuk dikunyah. Hasil
penelitian Osterberg dkk (1996) menemukan bahwa kemampuan mengunyah pada
1
pasien yang kehilangan seluruh gigi hanya /6 dari pasien yang memiliki gigi asli.
Kekuatan gigit pada pemakai GTP hanya sekitar 20% jika dibandingkan dengan
subjek yang masih bergigi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang yang
kehilangan gigi geliginya mengeluhkan kesukaran dalam mengunyah makanan
yang keras.
B. Sistemik
131.
132. Dampak sistemik yang timbul akibat kehilangan gigi berupa penyakit
sistemik seperti defisiensi nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular
(artherosclerosis). Penyebabnya adalah status gigi yang buruk dan perubahan pola
beberapa gigi asli. Hal ini menyebabkan rasa sakit pada persendian atau pada otototot yang berhubungan.
e. Tekanan yang berlebihan pada jaringan penyangga
142. Jika tekanan pengunyahan dan oklusi dibebankan oleh beberapa gigi yang masih
ada, biasanya menyebabkan beban yang berlebihan, akibatnya terjadi kerusakan jaringan
periodontal disertai hilangnya gigi
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.