Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

CASE BASED DISCUSSION (CBD)


SPACE MAINTAINER

Nama Pasien : Putri Tiara ( L/P )

Tempat / tgl. lahir : Banjarmasin/ 13 Agustus 2017

Alamat rumah : Jl. Kampung Melayu Gg. Gotong Royong RT 03/RW


001, Banjarmasin Tengah, Kalimantan Selatan

No. Telepon :-

: Chintya Dewi Styo Ningrum/1931111320072


Operator / No. Mhs
Juliana Margareth Sitorus/ 1931111320074
I. PENDAHULUAN

Gigi sulung mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi tetap atau gigi
permanen. Kehilangan gigi sulung sebelum waktunya (premature loss) akan mengakibatkan kondisi
patologis pada rongga mulut anak, antara lain perubahan pertumbuhan oklusi (maloklusi), gigi permanen
kekurangan tempat sebab pada masa tunggu erupsi gigi permanen terjadi pergeseran gigi posterior ke arah
mesial sehingga gigi permanen berjejal serta anak kesulitan untuk mengunyah makanan yang berdampak
terjadinya kekurangan asupan nutrisi yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak.
Premature loss dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti anak yang terjatuh sehingga giginya tercabut
dan gigi rusak akibat karies sehingga menjadi sumber infeksi jika tidak dilakukan tindakan ekstraksi.
Menurut Carvalho dan Miranda (2017) angka frekuensi premature loss pada anak-anak mencapai 15.1%-
54.62% disebabkan oleh karies pada gigi molar sulung sehingga menyebabkan maloklusi pada gigi
permanen. Penanggulangan premature loss harus dilakukan untuk mencegah terjadinya maloklusi dengan
menggunakan pemakaian space maintainer. ( Carvalho dan Miranda, 2017 ; Yulina dkk, 2015).
Space maintainer adalah suatu protesa yang digunakan untuk menjaga dan mempertahankan ruang
erupsi gigi permanen pengganti pada kasus premature loss. Fungsi dari space maintainer adalah
mencegah pergeseran dari gigi keruang yang terjadi akibat pencabutan dini, mencegah ekstrusi gigi
antagonis dari gigi yang dicabut dini, memperbaiki fungsi pengunyahan, memperbaiki fungsi estetik dan
fungsi berbicara setelah pencabutan dini (Yulina dkk, 2015).

II. LAPORAN KASUS

No. Rekam medis : 02.40.32 Operator : Siti Fauziah


Tgl. pemeriksaan : 29 Juli 2019 Tanda tangan :

Identitas Pasien
Nama lengkap : Putri Tiara Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 13 Juli 2012 Umur : 7 Tahun
: Jl. Kampung Melayu Gg. Gotong Royong RT 03/RW 001, Banjarmasin
Alamat Rumah
Tengah, Kalimantan Selatan
Orang tua/Pengantar
Nama : Ilham

: Jl. Kampung Melayu Gg.


Alamat Gotong Royong RT 03/RW
001, Banjarmasin Tengah,
Kalimantan Selatan
No. Telepon : 08125378933
Pemeriksaan subyektif
Keluhan utama (chief complaint) :
Pasien anak perempuan usia 7 tahun datang ke RSGM Gusti Hasan Aman poli IKGA dengan keluhan gigi
geraham bawah kiri berlubang dan sakit berdenyut saat malam hari kurang lebih satu bulan yang lalu. Orang
tua pasien ingin gigi anaknya dilakukan perawatan.

Riwayat penyakit sekarang (present illlness) :


-Saat ini gigi/jaringan rongga mulut pasien sedang tidak sakit
-Saat ini pasien sedang tidak kesulitan membuka mulut

Riwayat gigi-geligi (past dental history) :


a. Berapa lama waktu tidak bergigi ?
-Gigi 54 : 22 hari yang lalu
-Gigi 61 : 16 hari yang lalu
-Gigi 62 : 16 hari yang lalu
-Gigi 64 : 25 hari yang lalu
b. Waktu pencabutan gigi dan sebabnya :
-Gigi 54 : 28 Oktober 2019, karena tinggal sisa akar
-Gigi 61 : 21 Oktober 2019, karena tinggal sisa akar
-Gigi 62 : 21 Oktober 2019, karena tinggal sisa akar
-Gigi 64 : 31 Oktober 2019, karena tinggal sisa akar

Riwayat kesehatan umum (past medical history) :


-Pasien tidak ada gangguan pertumbuhan fisik
-Pasien tidak ada riwayat penyakit jantung
- Pasien tidak mudah berdarah
- Pasien tidak ada riwayat anemia
- Pasien tidak ada riwayat gangguan endokrin
- Pasien tidak ada riwayat penyakit diabetes
- Pasien tidak ada riwayat asma
- Pasien tidak ada riwayat epilepsi
- Pasien tidak ada alergi terhadap obat tertentu
-Pasien saat ini tidak mengkonsumsi obat
-Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit
-Nafsu makan pasien baik

Riwayat kesehatan keluarga (family history) :


-Pasien tidak ada penyakit genetik

Pemeriksaan obyektif
Catatan: pasien duduk tegak kepala pada posisi natural, FHP sejajar lantai, bibir rest posisi, gigi-geligi dalam
relasi sentrik oklusi
Pemeriksaan ekstra oral
Bentuk wajah : Simetri bilateral
Profil muka : Datar
Penutupan bibir : Positif
TMJ : Normal
Kelenjar getah bening : DBN
Kelenjar saliva mayor : DBN
Pemeriksaan intra oral
Keadaan jaringan lunak :-
Tonsil :-
Bentuk lingir :-
Tahapan gigi geligi : Campuran tahap awal
Garis median : Simetri
Gigi anterior : Normal
Relasi molar tetap pertama : Tidak dapat ditentukan
Relasi insisif : Overjet
Gigitan : Normal
Anomali gigi :-
Gigi tanggal dini : 54, 61, 62, 64, 74, 85
Persistensi gigi sulung :-
Perawatan gigi sebelumnya :-

Pemeriksaan klinis elemen gigi :

X X X X

X X
Fotometri Ekstra Oral
Lateral kanan Frontal Lateral kiri

Keterangan :

Fotometri Intra Oral


Lateral kanan Frontal Lateral Kiri

Oklusal rahang atas Oklusal rahang bawah

Fotometri Radiografi
Radiografi Panoramik/OPG
Radiografi Periapikal/Dental

Periapikal gigi 24 Periapikal gigi 21, 22 Periapikal gigi 14

Diagnosa
Klasifikasi menurut : Bauer
Kelas : V (Bilateral maxillary Anterior Posterior )

Diagnosa klinik : Premature loss gigi 54, 61, 62, 64

Analisis ruang
1. Analisis Moyers
RAHANG ATAS

Kanan Kiri
14mm (a) 10mm
8mm (b) 9mm
19mm (c) 18mm
41mm Jumlah 37mm
Tempat yang tersedia : 78 mm
Tempat yang dibutuhkan
2 1 1 2 (diukur) : 21,5 mm
5 4 3 3 4 5 (perkiraan) : 43,8 mm
Jumlah yang dibutuhkan : 65.3 mm
Kekurangan/kelebihan : 12,7mm

2. Analisis Huckaba
RAHANG ATAS
Y1 = lebar gigi premolar sebenarnya
Y2 = lebar gigi premolar dalam rontgent
X1 = lebar gigi molar sulung sebenarnya
X2 = lebar gigi molar sulung dalam rontgent

Lebar gigi 14 sebenarnya = 8mm x 8.2mm = 6,56mm


10mm
Tempat yang tersedia : 8mm
Tempat yang dibutuhkan : 6,56mm
Kekurangan/kelebihan : 1,44mm

Lebar gigi 21 sebenarnya = 7mm x 10mm = 7,7mm


9mm
Tempat yang tersedia : 7mm
Tempat yang dibutuhkan : 7,7mm
Kekurangan/kelebihan : -0,7mm

Lebar gigi 22 sebenarnya = 5mm x 7.5mm = 5,3mm


7mm
Tempat yang tersedia : 5mm
Tempat yang dibutuhkan : 5,3mm
Kekurangan/kelebihan : -0,3mm

Lebar gigi 24 sebenarnya = 8mm x 10mm= 8,8mm


9mm
Tempat yang tersedia : 8mm
Tempat yang dibutuhkan : 8,8mm
Kekurangan/kelebihan : -0,8mm

3. Analisis Tanaka Johnston


Jumlah mesio-distal 2 1 1 2 : 21.5 mm

Perkiraan ukuran lebar kaninus dan premolar pada satu kuadran rahang atas =
(0,5 x jumlah mesiodistal 2 1 1 2 ) + 11 mm = 21.75 mm

Rencana Perawatan
Indikasi perawatan : Pro Space Maintainer Lepasan
Desain

RAHANG ATAS
III. TINJAUAN PUSTAKA

Kehilangan gigi sulung secara dini dapat menyebabkan anomali pada lengkung rahang oleh karena
adanya pergeseran gigi tetangga dan gigi antagonis ke arang ruang yang kosong pada rahang. Perlu dilakukan
perawatan untuk mencegah terjadinya maloklusi (Sigh, 2015). Alat yang digunakan untuk perawatan rahang
pada anak-anak adalah space maintainer yang merupakan alat untuk mempertahankan lebar mesio-distal
akibat kehilangan gigi sulung secara dini dan mempertahankan kontak oklusal yang cukup untuk gigi
antagonisnya sampai gigi permanen erupsi sempurna (Suwendra, 2012).
Fungsi space meintainer adalah untuk mencegah pergeseran pada gigi ke ruangan kosong yang
disebabkan terjadinya tanggal dini pada gigi, mencegah ekstruksi gigi antagonis dari gigi yang dicabut secara
dini, meminimalisasi maloklusi, memperbaiki fungsi pengunyahan anak dan mengembalikan kesehatan gigi
yang optimal, memperbaiki fungsi estetik dan fonetik (Sigh, 2015). Indikasi penggunaan space maintainer
adalah kehilangan gigi molar pertama sulung secara dini, kehilangan gigi molar kedua sulung secara dini,
kehiilangan gigi anterior sulung secara dini, setelah dilakukan pencabutan gigi molar pertama, kehilangan gigi
secara kongenital, setelah dilakukan pencabutan gigi molar pertama permanen, apabila kehilangan gigi sulung
dan gigi penggantinya belum siap erupsi menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang
menyatakan masih terdapat ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya, apabila terdapat kebiasaan
buruk pada anak, dan adanya tanda-tanda penyempitan ruangan (Welbury dkk,2005). Kontraindikasi
penggunaan space maintainer adalah kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen, terdapat ruang yang
berlebihan untuk erupsi gigi permanen, gigi permanen penggantinya tidak ada (agenesis), kekurangan ruang
yang banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan perawatan ortodontik, pada pasien yang tidak
kooperatif, bila gigi pengganti diharapkan akan erupsi setelah 6 bulan kehilangan gigi sulung, dan pada pasien
dengan oral higiene yang buruk (Sweet,2009; Behrman dkk, 2000).
Space maintainer secara umum dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu lepasan dan cekat. Space
maintainer digunakan untuk periode yang relatif singkat, biasanya sampai 1 tahun. Space maintainer lepasan
digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran lebih dari satu gigi. Piranti lepasan ini sering merupakan
satu-satunya pilihan karena tidak adanya gigi penyangga yang sesuai untuk piranti cekat; dapat ditambahkan
gigi artifisial untuk mengembalikan fungsi kunyah dan estetik. Piranti ini digunakan pada rahang atas maupun
rahang bawah yang telah kehilangan gigi bilateral lebih dari satu, juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi
molar kedua sulung sebelum erupsi molar pertama permanen. Space maintainer lepasan memiliki konstruksi
yang sederhana, pergerakan fungsional baik dan biaya yang relatif murah. Pembersihan piranti dan gigi yang
tepat penting untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi karies yang baru. Piranti space maintainer
lepasan dari berbagai tipe tidak boleh dianjurkan untuk pasien anak yang mempunyai masalah karies dan
kebersihan mulut yang buruk. Masalah yang sering adalah ketidaktelatenan penggunaan piranti tersebut
sehingga fungsi space maintainer tidak tercapai dan piranti jarang dibersihkan yang menyebabkan iritasi
jaringan mulut (Welbury dkk, 2005). Untuk penggunaan space maintainer harus memenuhi syarat, diantaranya
tidak mengganggu erupsi gigi antagonis dan erupsi gigi permanen, tidak mempengaruhi fungsi bicara,
pengunyahan, dan fungsi pergerakan mandibula. Space maintainer harus dapat mencegah ekstruksi gigi lawan
tetapi tidak menyebabkan traumatuk oklusi, serta tidak mengganggu jaringan lunak. Desain dari space
maintaimer dibuat sesederhana mungkin, ekonomis, dan mudah untuk dibersihkan (Behrman, 2000;
Heasman,2008).
Removable space maintainer memiliki 8 kelas untuk klasifikasi space maintainer lepasan yaitu kelas 1
adalah unilateral maxilarry posterior, kelas 2 adalah unilateral mandibular posterior , kelas 3 adalah bilateral
maxilarry posterior, kelas 4 adalah bilateral mandibular posterior, kelas 5 adalah bilateral maxilarry anterior
posterior, kelas 6 adalah bilateral mandibular anterior posterior , kelas 7 adalah telah kehilangan satu atau lebih
geligi anterior sulung, dan kelas 8 adalah semua gigi sulung hilang (Marwah, 2019).
Pada kasus ini analisa yang digunakan adalah analisa ruang moyers, tanaka johnson.dan huckaba.
Analisa ruang moyers menggunakan perhitungan lebar mesiodistal empat gigi insisif permanen rahang bawah.
Perhitungan tersebut disesuaikan dengan tabel probalitas ukuran gigi kaninus premolar 1 dan 2 rahang atas dan
rahang bawah. Pengukuran berdasarkan tabel probalitas tersebut dapat mengetahui ruang yang diperlukan gigi
permanen untuk erupsi, setelah mengetahui ruang yang diperlukan maka kita akan menghitung selisih antara
ruang yang tersedia dengan ruang yang diperlukan (McDONALD dkk 2015). Hasil perhitungan yang
menunjukkan kekurangan dan kelebihan ruang kurang dari 3 mm dapat ditarik kesimpulan digunakannya space
maintainer. Kekurangan ruang lebih dari 3 mm perlu menggunakan space regainer maupun perawatan orto, dan
kelebihan ruang lebih dari 3 mm maka hanya bisa dilakukan observasi. Analisa tanaka dan johnson
menggunakan prediksi ukuran kaninus dan premolar dengan menggunakan perhitungan lebar mesiodistal
empat gigi insisif permanen rahang bawah. Perbedaan analisa tanaka dan johnson dengan moyers adalah
perkiraan ukuran lebar kaninus dan premolar mandibula sama dengan setengah ukuran keempat insisif rahang
bawah ditambah 10,5 mm, sedangkan perkiraan lebar ukuran kaninus dan premolar maksila sama dengan
setengah ukuran keempat insisif rahang bawah ditambah 11,0 mm. Metode analisa ruang huckaba merupakan
metode yang menggunakan foto ronsen untuk memperkirakan ruang yang diperlukan untuk gigi erupsi. Pada
analisa ruang huckaba menggunakan rumus sebagai berikut :

Y1 = Lebar gigi premolar sebenarnya


Y2 = Lebar gigi premolar dalam ronsen
X1= lebar molar sulung sebenarnya
X2= lebar molar sulung dalam ronsen (Marwah,2019)

IV. KESIMPULAN

Premature loss gigi sulung dapat berefek pada fungsi dan kesehatan rongga mulut salah satunya adalah
maloklusi. Maloklusi dapat berupa anomali pada lengkung rahang oleh karena adanya pergeseran gigi tetangga
dan gigi antagonis ke arang ruang yang kosong pada rahang. Penanggulangan premature loss harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya maloklusi dengan menggunakan pemakaian space maintainer. Space maintainer
adalah suatu protesa yang digunakan untuk menjaga dan mempertahankan ruang erupsi gigi permanen
pengganti pada kasus premature loss. Space maintainer secara umum dikelompokkan menjadi dua kategori,
yaitu lepasan dan cekat. Space maintainer digunakan untuk periode yang relatif singkat, biasanya sampai 1
tahun. Pada kasus ini analisa yang digunakan adalah analisa ruang moyers, tanaka johnson.dan huckaba.

DAFTAR PUSTAKA

Behrman RE, dkk. Nelson ilmu kesehatan anak; translation of nelson textbook of pediatrics. Alih bahasa:
Prof.DR.dr.A.Samik Wahab,SpA(K). Jakarta: EGC; 2000.
Carvalho, Tatiane Maciel de dan Miranda, Alexandre Franco. Preventive Orthodontics : Space
Maintainers in the Early Loss of Deciduous Tooth. Journal of EC Dental Science. 2017. 10 (5) : 143-
148.
Heasman P. Restorative dentistry: pediatric dentistry and orthodontics. 2 nd Edition. New York: Churchill
Livingstone Elsevier, 2008.
Marwah N. Text Book of Pediatric Dentistry 4 edition. Jaypee Brothers Medical Publishers. New Dehli.
2019.
McDONALD E.R, Avery DR, Dean J. Dentistry for the Child and Adolescent 10 Edition . Mosby Elsevier.
USA. 2015.
Sigh G. Textbook of orthodontics. 2 nd Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015.
P.563-571.
Suwendra VS. Principles and Practice of Pedodontics. 3 rd Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2012. P.156-159.
Sweet CA. Pedodontics in Grossman LI. Handbook of dental practice. 3 rd Edition. Philadelphia: JB
Lippincott. 2009. P.374-421.
Welbury R R, Duggal M S, Hosey M T. Pediatric desntistry. 3 rd Edition. New York: Oxford University
Press; 2005.
Yulina, Vera dkk. Space Maintainer Tipe Crown and Loop : Suatu Perawatan Kasus Tanggal Dini Gigi
Sulung. Jurnal Cakradonya Dent. 2015. 7(1) : 745-805.

Disetujui tanggal :

Instrukur klinik : drg. Nurdiana Dewi.,M.Dsc.,Sp.KGA

Tanda tangan :

Anda mungkin juga menyukai