Anda di halaman 1dari 10

DEFINISI & ETIOLOGI

SYOK ANAFILAKTIK, SINKOP VASOVAGAL, DAN HIPOGLIKEMIA

SASARAN BELAJAR 2 SKENARIO 2 BBDM MODUL 7.2


SYOK ANAFILAKTIK

Manifestasi dari anafilaksis


Hipersensitivitas (suatu kondisi yang parah,
secara umum mengancam jiwa
tipe I klasifikasi atau reaksi hipersensitif
sistemik-WAO) yang terjadi
Gell-Coombs yang ketika perfusi jaringan
diperantarai IgE. inadekuat yang menyebabkan
kerusakan organ.
SYOK ANAFILAKTIK
MAKANAN

MEDIKASI
GIGITAN/RACUN
• susu, telur, kacang, tree • hymenoptera (lebah, • AB, NSAID,
nuts (almonds, brazil tawon, semut), kutu, kemoterapi,
nuts, cashews, ular derik, hamster neuromuscular blocker,
chestnuts, filberts, radiokontras, opioid
hazelnuts, hickory nuts, • 10-15 menit setelah
macadamia nuts, terpapar • <5 menit setelah
pecans, pine nuts, terpapar
pistachios, walnuts),
ikan, shellfish (shrimp,
crayfish, crab, lobster,
clams, scallops, oysters,
mussels), kedelai,
gandum, wijen

• 25-35 menit setelah


terpapar
Histamin: vasodilatasi, edema,
bronkokonstriksi, sekresi mukus,

SYOK
perubahan kontraktilitas miokard

ANAFILAKTIK Tryptase: vasodilatasi, edema,


bronkokonstriksi

Chymase: vasodilatasi, edema,


a) Immediate release

MEDIATOR BIOKIMIA
sekresi mukus

Heparin: inisiasi pembentukan


bradikinin penyebab edema

TNFα: bronkokonstriksi

PAF: vasodilatasi, edema,


bronkokonstriksi, aktivasi platelet,
penurunan kontraktilitas miokard

LTsC4, D4: poten vasoaktif & agen


b) Rapid generation (min) spasmogenik

PGD2: bronkospasme &


peningkatan sekresi mucus
SINKOP Reflek parasimpatis sebagai respon
terhadap berbagai stimulus termasuk
VASOVAGAL nyeri yang menyebabkan penurunan
mendadak denyut nadi dan tekanan
darah sehingga memicu penurunan
aliran darah ke otak.
Sinkop yang terjadi karena inappropriate
vasodilatasi dan/atau bradikardi yang
menyebabkan hipoperfusi serebral dan
hilang kesadaran.
SINKOP VASOVAGAL
-Trigger:
a) Peningkatan vagal tone: micturition, defection
b) Situasional: phlebotomy, prolonged standing
c) Iritasi sinus karotis: gerakan kepala ke lateral, shaving yang menstimulasi N.
X yang berjalan bersama A. Karotis

-Common causes: pain, fear, anxiety, menahan napas atau prolonged Valsalva
Maneuver, prolonged standing atau perubahan posisi mendadak, gangguan
emosional.

-Medical conditions: cardiac aritmia, hiperventilasi, hipoglikemia, toksisitas


anestesi lokal atau alergi, stroke, hipovolemik karena banyak hilang darah /
dehidrasi.
Kondisi di mana konsentrasi gula darah
di bawah level yang cukup untuk
mendukung kebutuhan energi tubuh, Kondisi yang
biasanya ditandai dengan kadar gula membutuhkan
darah <3,0 mmol/L, biasa terjadi pada bantuan orang lain
pasien diabetes yang belum makan
setelah mengonsumsi insulin / insulin untuk memberikan
secretagogues atau pasien non-diabetes karbohidrat dan
yang belum makan / sedang berpuasa. glukagon atau untuk
mengambil tindakan
korektif lainnya, PG
<3,3 – 3,0 mmol/L.

• Simptomatis = gejala
Kondisi adrenergik (berkeringat,
dengan PG palpitasi, gemetar,
<3,9 mmol/L kesemutan) (+)
(<70 mg/dL) • Asimptomatis = gejala
adrenergik (-)

HIPOGLIKEMIA
HIPOGLIKEMIA
HIPOGLIKEMIA
i) Drug-induced hypoglycemia:
akibat penggunaan insulin atau
insulin secretagogues, quinine,
quinolone, non selektif β
adrenoseptor antagonis
(propranolol, salisilat, dan
pentamidine), dan β-blocker.
TERIMA Referensi

KASIH
1. Maryland State Family Planning. Management of Medical Emergencies.
Title-X Program Clinical Guidelines. 2018.
2. Kidd SK et al. Syncope (Fainting). American Heart Association Journals.
2016: 600 - 602.
3. Patel PR, Quinn JV. Syncope: A Review of Emergency Medicine Journal.
2014; 2(2): 67-74.
4. Dental Council. Medical Emergencies in Dental Practice - Practice
Standard. Australian and New Zealand Committee on Resuscitation
Guidelines. 2016: 1-20.
5. Kittah NE, Vella A. Pathogenesis and Management of Hypoglycemia.
European Journal of Endocrinology. 2017; 177(1): 37-47.
6. Balijepali C et al. Hypoglycemia: A Review of Definition Used in Clinical
Trials Evaluating Antihyperglycemic Drugs for Diabetes. Dove Press
Journal Clinical Epidemiology. 2019; 9: 291-296.
7. Timon IC, Gomez FJ. Mechanisms of Hypoglycemia Unawareness and
Implications in Diabetic Patients. World Journal of Diabetes. 2015; 6(7):
912-926.
8. Pandapotan RA, Rengganis I. Pendekatan Diagnosis dan Tata Laksana
Alergi Obat. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2017; 4(1): 45-52.

Anda mungkin juga menyukai