Anda di halaman 1dari 70

DIAGNOSTIK ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

Batas rongga mulut


Vestibulum Cavum oris Palatum molle Dasar mulut Palatum durum Frenulum labii, frenulum lingualis Attached gingiva tonsil

Jaringan keras gigi


Berasal dari jaringan ikat ;
Email Dentin Semen Rongga pulpa Membran periodontal

Email
Dibentuk oleh sel ameloblast Merupakan jaringan paling keras, karena 90% terdiri ari bahan anorganik Terdiri dari rod kalsifikasi yang padat Tidak mengandung sel, tidak mempunyai daya reparatif

Dentin
dibentuk oleh sel odontoblast 1/3 organik dan 2/3 anorganik terdiri dari tubuli-tubuli dentin memanjang yang berhubungan dengan odontoblast cavitas pulparis yang diteruskan ke saraf pulpa dan rangsangan ini diteruskan oleh sistem saraf perifer ke otak

Semen
Lapisan tipis, menutupi bagian luar dentin radiks gigi Merupakan bahan yang menopang serabut-serabut kolagen ligamentum periodontium

Rongga pulpa
Terdiri dari jaringan vaskular pad apek radiks bersatu dengan jaringan ikat jarang gusi Mengandung pembuluh darah dan saraf

Membran periodontal
Terdiri dari berkas-berkas kolagen, sebelah ujungnya tertanam dalam semen dan ujung lainnya dalam tulang alveolar Menahan gigi pada tempatnya

KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI


Suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan ilmu dan kiat keperawatan BIO PSIKO SOSIO SPIRITUAL yang komprehensif pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh kehidupan manusia.

Filosofi Asuhan Keperawatan


1. Mengarahkan pendidikan tenaga para medis. 2. Terampil dan peka terhadap berbagai penyakit dan kelainan rongga mulut dan jaringan sekitarnya. 3. Memperhatikan hubungan antara tanda-tanda klinis serta memahami kelainan penyakit.

Diagnosa Keperawatan
Pernyataan status kesehatan atau masalah aktual/potensial diman perawat berdasarkan pendidikan dan pengalamannya mampu mengatasi masalah tersebut.

Oral medicine
Ilmu kedokteran gigi yang mempunyai kemapuan khusus dalam pengelolaan kesehatan pendididkan secara menyeluruh meliputi keterampilan diagnosis, perawatan non bedah pada kasus-kasus penyakit, kelainan rongga mulut dan jaringan sekitarnya baik prime maupun sekunder

Ruang lingkup Oral Medicine

Mempelajari penyakit-penyakit mulut dan penanggulangannya (periodontologi, konservasi, orthodonti, prostodonti, eksodontia)

Tujuan Asuhan Keperawatan Gigi dan mulut


Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan umum/kesehatanmulut sehingga sehingga diharapkan kesadaran tentang kebersihan mulut meningkat. Mulut bersih identik dengan mulut sehat. Mulut yang kurang bersih merupakan pertumbuhan kuman menjadi subur dan mengakibatkan karies gigi, radang gusi meningkat, infeksi rongga mulut mudah terjadi.

Penyakit dirongga mulut yang banyak menyerang masyarakat : INFEKSI : 1.bakteri 2.virus 3.jamur NON INFEKSI : alergi, gangguan immunitas PENYAKIT SISTEMIK : defisiensi nutrisi dan vitamin kanker mulut, idiopatik

DIAGNOSIS : Penentuan jenis penyakit yang diderita pasien. DIAGNOSTIK : cara-cara pemeriksaan untuk menentukan suatu diagnosa.

ORAL DIAGNOSIS: Ilmu yang dapat mengidentifikasi kelainankelainan yang berhubungan dengan gigi dan jaringan sekitarnya dengan jalan menanyakan, memeriksa, menyatukan gambaran penyakit yang terlihat dengan faktor-faktor yang diperoleh dari wawancara tersebut yang dapat membedakan dari penyakit lain.

Sekelompok kegiatan terdiri dari : Wawancara Prosedur dan prinsip pemeriksaan klinis Identifikasi penyakit mulut

AMERICAN ASOCIATION DENTAL SCHOOL 1985 : Oral diagnosis adalah keterampilan dalam

Mengumpulkan Mencatat Mengevaluasi

data
identifikasi kelainan

diagnosa rencana perawatan

RICHARD BENCE
Riwayat penyakit gigi pemeriksaan gigi

informasi diagnostik

Interprestasi informasi didasari pengetahuan + pengalaman


Diagnosis rencana perawatan

perawatan

PASIEN wawancara koleksi data analisa data patologi/terapi pemeriksaan

sintesa (diagnosa/DD)
rencana keperawatan perawatan

etiologi

PEMERIKSAAN PENDERITA
KARTU STATUS Catatan mengenai identitas penderita (fisik penderita) dan masalah-masalah penderita. Kegunaannya 1.sumber informasi terperinci 2.untuk suatu penelitian 3.untuk kepentingan operator 4.melihat kembali hasil perawatan

Isi kartu status : I . Identitas penderita


II. Riwayat penyakit/kasus : Keluhan utama Yang saat ini dirasakan Riwayat pengobatan yang pernah dialami, riwayat keluarga, keadaan sosial pekerjaan. Dapat diperoleh melalui pemeriksaan subjektif: Interview/anamnesa (allo-auto) Kuesioner kesehatan Kombinasi wawancara + kuesioner

1.Pertanyaan yang diajukan : Keluhan Utama dan Tambahan, Waktu timbulnya dan Lamanya keluhan tersebut. pertanyaan kunci; Apakah pernah sakit gigi? Kapan rasa sakit ini mengganggu? Berapa lama? Kapan rasa sakit pertama kali timbul? Pada daerah mana dimulai rasa sakitnya? Apakah rasa sakit tersebut pernah dirasakan pada tempat yang sama sebelumnya? Apakah ada yang menyebabkan rasa sakit berkurang? Apakah rasa sakit tersebut mengganggu waktu tidur?

2. Kuesioner RIWAYAT KESEHATAN 2.1. apakah anda dalam keadaan sehat?..... 2.2. apakah anda sedang dalam perawatan dokter?.... jika ya, berikan alasan perawatan tersebut....... 2.3. apakah anda sedang dalam masa pengobatan?...... 2.4. mohon dilingkari penyakit yang pernah anda alami; alergi tbc anemia ginjal atau hati rheumatik fever diabetes jantung asma hepatitis infeksiosa epilepsi lain-lain. 2.5. pernahkah anda mengalami perdarahan yang berkepanjangan sesudah operasi?

2.6. pernahkah anda mengalami suatu reaksi di luar kebiasaan terhadap anastetikum atau obat (penisilin)?......... 2.7. apakah ada informasi lain yang perlu diketahui?..... mengenai kesehatan anda?....... mengenai perawatan gigi sebelumnya?........

Riwayat pengobatan yang pernah dialami; 1. keadaan kesehatan sebelum timbul keluhan - cardiovasculer - respiratory - central nervus system - G I Tract 2. idiosinkrinasi terhadap obat-obatan/benda lain - antibiotika terutam golongan penicillin - analgesik - anestetik - topical agent 3. trauma yang pernah dialami dan akibatnya 4. rawat inap

Riwayat Keluarga; berhubungan dengan penyakit keturunan (diabetes, pe nyakit darah). Keadaan Sosial; menunjang keterangan latar belakang psikosomatik (sebagai faktor predisposisi)

Riwayat pekerjaan; mengetahui keadaan psikosomatik/stres juga alergi

Beberapa penyakit sistemik yang berpengaruh pada perawatan gigi. 1. pasien dengan kelainan kardiovasculer (jantung, darah tinggi, demam rematik) 2. pasien dengan kelainan endokrin (DM, kehamilan, pubertas). 3. pasien dengan gangguan saluran pencernaan, tukak lambung, hepatitis serosis 4. kelainan darah 5. penyakit gangguan organ genita urin, penyakit seksual 6. penyakit dengan keganasan sistemik (leukemia, hodgkins desease, AIDS)

Pemeriksaan Klinis
Keadaaan umum pasien ( hygiene umum, gizi, perawatan, kesadaran sikap, kepribadian). Tanda vital : tensi, nadi, suhu tubuh, pernafasan, berat badan, tinggi badan.

Ekstra Oral :

Kepala Leher

inspeksi, visual, palpasi, perkusi, aspirasi, fungsi diaskopi.

Intra Oral.
Jaringan lunak Warna, konsistensi, bentuk Jaringan keras gigi geligi
Inspeksi prob thermis tekanan preparasi perkusi A.P.E. palpasi rontgenologi membau diaphani kegoyangan gigi artikulasi

DIAGNOSIS ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT


Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi disebabkan : Kurang pengetahuan Tidak mengikuti aturan diagnostik Kegagalan untuk mencari yang paling mendekati Kegagalan menemukan penjalaran rasa sakit Keluhan pasien tidak didengarkan Prognosis : memperikan/meramal hasil perawatan untuk menyusun rencana perawatan

RENCANA PERAWATAN

Luas Menyeluruh Berkesinambung

PERAWATAN
Untuk sistemik : merujuk, menilai, premedikasi, preventif sistemik.

Untuk rongga mulut : promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Evaluasi periodik : minimal 1 th/sekali normal 6 bulan/sekali

PENGGUNAAN ALAT-ALAT BANTU DIAGNOSTIK


1.Perkusi.
Suatu metode untuk menentukan gigi penyebab rasa sakit. Reaksi : sakit karena rangsangan pada jaringan periapeks. Menunjukkan adanya inflamasi periapeks.

2.Transiluminasi.
Menentukan adanya fraktur vertikal. Melihat orifis saluran akar serta membantu problema pembedahan.

Tes Listrik ( Vitalometer )


Untuk menentukan vitalitas jaringan pulpa. APE. Caranya : Atur petunjuk aliran listrik APE pada skala 0. Ulasi ujung APE dengan pasta gigi. Keringkan gigi yang akan di tes. Letakkan di dekat daerah leher gigi. Putar skala listrik perlahan-lahan sampai timbul reaksi.

Indikasi : Setiap gigi yang dapat diisolasi dan dikeringkan (gigi anterior dan beberapa gigi posterior). Kontra indikasi: Jika gigi tidak mungkin diisolasi/dikeringkan Ujung alat tidak bisa diletakkan pada email dekat di dekat gingiva (gigi dengan mahkota tiruan, tumpatan yang besar Gigi trauma 6 minggu sebelumnya. Gigi yang dianastesi. Pasien dengan keluhan sakit yang hebat dan terusmenerus.

Tes Gigitan (Bite Tes) Reaksi : segmen gigi fraktur akan terpisah dan timbul rasa sakit Menunjukkan gigi yang retak. Tes Cavitas Untuk menentukan vitalitas pulpa. Jika tes termal dan tes listrik tidak mungkin dilakukan

GANGGUAN PERKEMBANGAN STRUKTUR ORAL


I. GANGGUAN PERKEMBANGAN KELENJAR LIUR.

A. APLASIA/AGENESIS KELENJAR LIUR - tidak terbentuk kelenjar liur. - etiologi belum diketahui. - merupakan : > kelainan kongenital, jarang ditemukan. > dapat unilateral/bilateral. > dapat mengenai satu/kelompok. - gambaran klinis : dry mouth/xerostomia. > mukosa oral kering. > sudut bibir kering. > mudah karies.

B. XEROSTOMIA - Kekeringan pada mulut akibat disfungsi pada mulut. - Gambanran klinis: > xerostomia ringan; mukosa tampak normal, penderita mengeluh merasa kering dan panas. > pada tingkat defisiensi hebat oral mukosa tampak kering, atrophi, meradang, pucat, atrophi papil lidah. - Sakit dan panas pada mukosa dan lidah, merupakan gejala yang umum ditemukan.

- Etiologi : > reaksi emosional. > tertutupnya ductus kelenjar liur oleh kalkulus, batu, infeksi menahun. > pengaruh obat anti histamin. > kibat radiasi. > defisiensi vitamin. > anemia pernisiosa. > diabetes melitus

C. HIPERPLASI KELENJAR LUDAH/LIUR PALATAL. - Pembesaran kelenjar ludah. - Penyebab belum diketahui, sebagai tumor jinak kelenjar liur. - Bertambah besarnya kelenjar ludah karena: > penyakit gout. > D.M. > menopause. > alkoholism. > penyakit hati.

D. ATRESIA KELENJAR LIUR. - Ditemukan pada penyumbatan kongenital atau tidak terbentuknya ductus kelenjar liur. - Dapat berakibat kista retensi.

II. GANGGUAN PERKEMBANGAN DALAM UKURAN GIGI. A. MIKRODONTIA. - Gigi dengan ukuran kurang dari ukuran normal. - Macam : 1. True Generalized mikrodontia. - semua gigi ukuran < dari normal. - bentuk gigi normal. - ditemukan pada penyakit kelainan fungsi kelenjar hipofisa.

2. Relative Generalized Mikrodontia. - ukuran gigi sedikit lebih kecil dari normal, ukuran rahang besar, True mikrodontia. - faktor keturunan. 3. Mikrodontia yang melibatkan Satu Gigi (lokal) - seringa ditemukan pada gigi 2 2 dan molar 3. - supernumery teeth. - peg lateral (peg shaped).

B. MAKRODONTIA. - Gigi dengan ukuran lebih dari normal. 1. True Generalized Makrodontia. - jarang ditemukan. - penderita gigantismus. 2. Relative Generalized Makrodontia. - Gigi lebih besar sedikit dari normal. - Rahang kecil.

3. Makrodontia yang melibatkan satu gigi. - bentuk gigi normal. - etiologi kurang jelas. - dibedakan dari Fusion.

III. GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG BERAKIBAT KELAINAN DALAM JUMLAH. A. ANODONTIA TOTAL. - Semua jenis gigi absen. - Dapat melibatkan gigi sulung atau gigi tetap. - Jarang ditemukan. - Terdapat kelainan perkembangan lapisan ektodermal. 1.Pseudo Anodontia. - keadaan gigi yang tidak erupsi, sifat multipel.

2. Anodontia Sejati Parsial (Hipodontia, oligodontia).


- melibatkan satu gigi/lebih. - sering ditemukan. - ada beberapa gigi yang cenderung tidak tumbuh. Contoh : - molar ke 3 kl 35 %. - gigi 2 2 - gigi 5 5 55

3. Anodontia Parsial pada Gigi Sulung/Susu.

- dapat mengenai gigi seri 2 dan kaninus bawah.


- ditemukan hubungan erat antara anodontia gig sulung dan gigi tetap yang menggantikannya, sehingga kesan faktor genetik berperan. - anodontia kongenital gigi sulung jarang ditemukan, kalaupun ditemukan biasanya mengenai gigi seri ke 2 atas.

4. Anodontia yang melibatkan satu gigi. - etiologi tidak diketahui. - cenderung bersifat familial. - merupakan displasia ectodermal herediter, kadang dikaitkan juga dengan anodontia parsial. Gigi-gigi yang lainnya yang tumbuh biasanya abnormal, bentuk sering miruip kerucut. - Sering ditemukan pada anak-anak akibat penyinaran di daerah muka.

B. GIGI BERLEBIH.

- Mirip gigi yang bersangkutan. - Paling sering ditemukan : 1. Diantara kedua gigi seri sentral (mesiodens). > kecil dan bentuknya conus.dapat tunggal atau sepasang. > erupsi atau impakted atau bahkan tumbuh terbalik. 2. Molar keempat maksila. > letaknya distal dari molar ketiga. > ukuran kecil atau normal.

GANGGUAN PERKEMBANGAN STRUKTUR GIGI


A. AMELOGENESISI IMPERFEKTA. Kelainan dengan gangguan pembentukkan enamel yang bersifat herediter. Gangguan mengenai ektoderm gigi. Perkembangan enamel gigi yang normal : 1. Stadium Formatif (deposisi matriks organik). 2. Stadium Kalsifikasi (mineralisasi matriks). 3. Stadium Maturasi (kristalit-kristalit membesar dan menjadi matur)

Tiga tipe dasar amelogenesis imperfekta


1. Tipe Hipoplstik (gangguan pembentukkan matriks). 2. Tipe Hipokalsifikasi / Hipomineralisasi (gangguan mineralisasi matriks). 3. Tipe Hipomatur (kristal-kristal enamel tetap immatur).

- Gambaran Klinis;
> Gigi susu maupun gigi geligi tetap tampak seperti normal. > Mahkota gigi kadang-kadang menunjukan diskolorisasi kuning sampai coklat tua. > Email kadang-kadang tak terbentuk sama sekali, jika terbentuk mirip kapur atau konsistensi mirip keju sampai keras. > Permukaan email licin atau menunjukkan lipatanlipatan /alur. > Permukaan oklusal / insisal gigi sering terkikis.

HIPOPLASIA ENAMEL. - Gangguan atau tidak sempurnanya pembentukkan matriks enamel gigi, karena sel ameloblast merupakan sel-sel yang paling peka terhadap gangguanfungsi metabolik. - Dua tipe dasar : 1. Tipe herediter (amelogenesis imperfecta). Gigi susu maupun permanen dapat terkena dan biasanya hanya melibatkan enamel.

2. Tipe disebabkan faktor lingkungan. - Yang terkena enamel dan dentin, gigi yang terlibat mungkin gigi susu dan permanen serta mungkin hanya mengenai satu gigi saja. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan : Defisiensi vit A, C, dan D, hipokalsemia Penyakit campak, measle, cacar. Sfilis kongenital. Infeksi lokal atau trauma. obat-obatan / terutama fluor. Idiopatik.

HIPOKALSIFIKASI ENAMEL.

Gangguan pada waktu proses pengapuran. Penyebab faktor lingkungan sama dengan hipoplasia enamel

Secara klinik gigi tampak normal hanya warna


kurang bagus.

GANGGUAN PEKEMBANGAN YANG BERAKIBAT KELAINAN BENTUK GIGI A. GEMINASI.


Anomali yang timbul akibat pembelahan benih gigi yang disebabkan adanya invaginasi pembentukkan dua benih gigi yang tidak sempurna. Struktur gigi 2 mahkota dengan akar gigi satu lengkap dengan saluran akarnya. Ditemukan pada gigi sulung atau gigi tetap. Beberapa kasus menunjukkan faktor herediter. Sulit dibedakkan dengan fusi dari gigi normal dan gigi berlebih.

B. FUSI.
Penyatuan dua benih gigi. Dapat komplit atau inkomplit. Tergantung pada stadium perkembangan gigi saat penyatuan terjadi. Bila terjadinya sebelum kalsifikasi kedua gigi dapat bersatu secara komplit menjadi satu gigi yang besar. Tetapi bila terjadinya setelah keadaan korona gigi telah terbentuk sempurna fusi terjadi diantara akar gigi. Dentin kedua gigi menyatu secara sempurna kemungkinan mempunyai dua saluran gigi terpisah atau menyatu

C. CONCRESCENS.
Semacam bentuk fusi yang terjadi setelah akar gigi terbentuk sempurna. Penyatuan gigi terjadi hanya dilapisan semen. Akibat trauma atau gigi geligi saling berdesakkan, diikuti resorbsi tulang interdental sehingga kontak kedua akar gigi menjadi sangat erat, kemudian menyatu akibat deposisi semen. Dapat terjadi pra / pasca erupsi.

D. DILASERASI.
Angulasi atau pembesaran pada akar gigi yang telah terbentuk. Dapat terjadi dibagian mana saja dari akar gigi. Akibat trauma pada gigi susu yang bersangkutan yaitu pada saat gigi susutrdesak masuk kedalam tulang rahang.

D. DENS IN DENS.
Suatu variasi perkembangan yang timbul akibat invaginasi korona gigi sebelum tahap kalsifikasi. Penyebab / etiologi : - Tekanan eksternal yang bersifat lokal. - Hambatan pertumbuhan lokal. - Rangsangan. - Gigi yang paling sering terkena gigi seri lateral maksila.

GANGGUAN PERKEMBANGAN RAHANG


A. AGNATHIA. - Kelainan kongenital. - Tidak terbentuknya maksila atau mandibula. B. MIKROGNATIA. - Dapat mengenai maksila / mandibula. - Kedudukan abnormal darisatu rahang terhadap rahang lain atau tengkorak.

C. MAKROGNATIA. - Membesarnya rahang secara abnormal. - Kedua rahang berukuran besar , ditemukan secara proposionaldengan pembesaran dari seluruh kerangka tubuh (Gigantimus Pituitar). - Pertumbuhan mandibula yang berlebihan dan ini pada umumnya disertai dengan pertumbuhan lidah yang berlebihan Makroglossia. - Penyebabnya ketidak seimbangan hormone pertumbuhan. - Acromegali, hyperthyroidism, pagets disease, leontiasis ossea.

D. PROGNATISME. > Protrusi mandibula. > Etiologi tidak diketahui, mungkin faktor herediter. > Faktor-faktor yang mempengaruhi : > Ukuran ramus mandibula bertambah. > Panjang korpus mandibula bertambah. > Panjang maksila yang berkurang. > Posisi anterior dari fossa glendidalis. > Sudut sendi yang bertambah. > Kontour jaringan lunak yang berbeda-beda.

KARIES
1. Braver. Penyakit jaringan gigi dengan tanda-tanda kerusakan jaringan dimulai dari permukaan gigi (pit fissure dan interproksimal) meluas kearah pulpa. 2. Shally yoyston Bechal. Penyakit jaringan keras gigi email dentin semen disebabkan aktivitas jasad renik dalm karbohidrat yang dapat diragikan. Ditandai adanya proses dimineralisasi jaringan keras gigi diikuti kerusakan unsur-unsur organik.

3. Schuurs.
Suatu proses kronis, regresif dimulai dengan larutnya mineral email akibat gangguan keseimbangan antara email dan sekelilingnya diasebabkan oleh pembentukkan asam microbial kemudian terjadi destruksi komponen-komponen organik.

Proses terjadinya karies


Teori Kemoparasiter. Terjadinya kerusakan gigi (dental decay) yang disebabkan oleh asam yang dihasilkan dari penghancuran (proses dekalsifikasi) lapisan organik gigi (email) yang kemudian terjadi proses proteolisa lapisan organik (email dan dentin). Penyebab karies PLAK. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies : email (host), diet, waktu.

Macam-macam karies gigi sulung


A. Kecepatan terbentuknya karies : Akut : cepat sekali dari email dentin pulpa. Kronis : jalannya lambat. Karies arrested pembentukkan karies terhenti (dentin sekunder). Karies Intermiten timbul lagi.

Anda mungkin juga menyukai