Anda di halaman 1dari 7

Abses

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan ke halaman Bisul (diskusikan)
Abses (Latin: abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran/perluasan infeksi ke bagian lain dari tubuh. Organisme atau benda asing membunuh sel-sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan sitokin. Sitokin tersebut memicu sebuah respon inflamasi (peradangan), yang menarik kedatangan sejumlah besar selsel darah putih (leukosit) ke area tersebut dan meningkatkan aliran darah setempat. Struktur akhir dari suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau kapsul, oleh sel-sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah nanah menginfeksi struktur lain di sekitarnya. Meskipun demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut justru cenderung menghalangi sel-sel imun untuk menjangkau penyebab peradangan (agen infeksi atau benda asing) dan melawan bakteri-bakteri yang terdapat dalam nanah. Abses harus dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan abses mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses tersebut.

[sunting]Manifestasi
Karena abses merupakan salah satu manifestasi peradangan, maka manifestasi lain yang mengikuti abses dapat merupakan tanda dan gejala dari proses inflamasi, yakni: kemerahan (rubor), panas (calor), pembengkakan (tumor), rasa nyeri (dolor), dan hilangnya fungsi. Abses dapat terjadi pada setiap jaringan solid, tetapi paling sering terjadi pada permukaan kulit, pada paru-paru, otak, gigi, ginjal, dan tonsil.Komplikasi mayor abses adalah penyebaran abses ke jaringan sekitar atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang ekstensif (gangren). Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tindakan medis secepatnya diindikasikan ketika terdapat kecurigaan akan adanya abses. Suatu abses dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal (meskipun jarang) apabila abses tersebut mendesak struktur yang vital, misalnya abses leher dalam yang dapat menekan trakhea.

[sunting]Tatalaksana

Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan antibiotik. Namun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan intervensi bedah, debridemen, dan kuretase. Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi penyebabnya, utamanya apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan pemberian obat analgesik dan mungkin juga antibiotik. Drainase abses dengan menggunakan pembedahan biasanya diindikasikan apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak. Hal ini dinyatakan dalam sebuah aforisme Latin: Ubi pus, ibi evacua. Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-area yang kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir yang perlu dilakukan. Drainase abses paru dapat dilakukan dengan memposisikan penderita sedemikian hingga memungkinkan isi abses keluar melalui saluran pernapasan. Memberikan kompres hangat dan meninggikan posisi anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit. Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, antibiotik antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillinsering digunakan. Dengan adanya kemunculan Staphylococcus aureus resisten Methicillin (MRSA) yang didapat melalui komunitas, antibiotik biasa tersebut menjadi tidak efektif. Untuk menangani MRSA yang didapat melalui komunitas, digunakan antibiotik lain:clindamycin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan doxycycline. Adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan bahwa penanganan hanya dengan menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang merupakan tindakan yang efektif. Hal tersebut terjadi karena antibiotik sering tidak mampu masuk ke dalam abses, selain bahwa antibiotik tersebut seringkali tidak dapat bekerja dalam pH yang rendah. Namun demikian, walaupun sebagian besar buku ajar kedokteran menyarankan untuk dilakukan insisi pembedahan, sebagian dokter hanya menangani abses secara konservatif dengan menggunakan antibiotik.

Abses periapikaladalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan tulang yang disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal. Abses periapikal umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Jaringan yang terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati dan

hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut.

Akibat penimbunan nanah ini maka jaringan sekitarnya akan terdorong dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam maka infeksi bisa menyebar tergantung kepada lokasi abses. http://www.infogigi.com/kesehatan-gigi/definisi-abses-periapikal.html Abses Gigi Selasa, 23 Agustus 2011 08:32 0 inShare Buzz

Abses gigi adalah infeksi yang disebabkan oleh sekumpulan nanah yang berada di jaringan di sekitar gigi. Abses adalah kondisi yang sangat serius, dan dapat menyebabkan masalah serius jika tidak segera diobati. Ketika pulpa gigi mati karena rusak atau busuk, bakteri akan mulai tumbuh dari jaringan mati yang tersisa. Bakteri ini akhirnya akan menyebar dari akar gigi mati ke jaringan yang berada di bawahnya, dan membuat sekumpulan nanah - abses gigi. Penyakit gusi juga merupakan penyebab abses gigi. Penyakit gusi menyebabkan gusi untuk mundur dan menjauh dari gigi, menyisakan kumpulan nanah. Ketika salah satu kumpulan tersumbat, bakteri dapat tumbuh dan menyebar, atau menjadi kuat. Ketika ini terjadi, abses akan mulai terbentuk di bawah permukaan gusi dan akan terlihat bengkak dan menjadi lebih besar dan menyebar. Setelah infeksi mulai menyebar, tulang rahang mungkin mulai menjadi hancur karena harus membuat ruang untuk pembengkakkan di daerah yang telah terinfeksi. Setelah tulang mulai hancur, tekanan akan menjadi sangat berkurang meskipun infeksi akan tetap ada. Meskipun sakit menjadi berkurang, namun infeksi akan bertambah parah dan rasa sakit selalu akan kembali. Karena tulang telah hancur, tidak ada yang bisa menahan gigi, yang berarti gigi akan menjadi goyang dan akhirnya perlu dicabut. Gejala dari abses gigi mudah kelihatan, karena gejalanya termasuk rasa sakit parah di daerah yang terkena, gusi merah atau bengkak, rasa tidak enak di mulut, pembengkakkan di sekitar area atau rahang, dan mungkin demamtinggi. Rasa nyeri yang menyiksa pada abses, biasanya berpengaruh pada daerah abses. Apapun yang Anda lakukan, rasa sakit terasa makin parah.

Abses kebanyakan terjadi di gigi belakang, meskipun bisa juga terjadi pada gigi depan. Sekali gigi Anda bengkak, dokter gigi tidak akan langsung mencabutnya. Jika gigi yang memiliki abses dicabut ketika infeksi masih ada, infeksi dapat cepat menyebar. Dokter gigi akan memberi resep beberapa antibiotik yang dapat membantu untuk mematikan bakteri. Dokter gigi juga dapat melakukan root canal (perawatan akar kanal pada gigi), dalam upaya mengangkat jaringan yang mati atau membusuk. Terakhir, dokter juga bisa mengebor gigi agar infeksi menjadi kering dan mengangkat pulpa gigi yang mati. Perawatan abses yang paling umum adalah dengan menggunakan antibiotik untuk membunuh infeksi, kemudian mencabut gigi. Abses adalah sesuatu yang dapat menghancurkan tulang rahang - hal ini tidak seharusnya terjadi pada Anda. http://doktermu.com/perawatan-mulut-dan-gigi/abses-gigi.html Abses gigi (dental abses) yang utama terdiri dari 2 jenis berdasarkan tempat yaitu: 1. Periapikal abses 2. Periodontal abses PERIAPIKAL ABSES Periapikal abses terjadi pada daerah apex gigi di sekitar akar gigi. Penanganan dari periapikal abses adalah dengan mendrainase pus melalui insisi pada jaringan gusi di daerah akar gigi atau melalui pelubangan gigi (terapi saluran akar). Insisi gusi dilakukan di daerah akar gigi sampai tempat pus. Sebelum melakukan insisi diperlukan foto rontgen untuk menentukan apakah pus pada periapikal abses belaum menembus tulang atau telah menembus tulang dan mengumpul pada subgingiva. Jika pus telah menembus tulang dan mengumpul pada subgingiva maka insisi dilakukan pada gusi saja. Jika belum menembus tulang maka selain insisi gusi juga dilakukan pelubangan pada tulang rahang menuju tempat akar gigi dimana pus berada. Terapi saluran akar juga sebaiknya dilakukan karena pada umumnya perapikal abses berasal dari daerah pulpa gigi. Terapi saluran akar merupakan tindakan melubangi gigi sampai menembus pulpa kemudian dilakukan:

Pulpectomi yaitu pembuangan jaringan pulpa pada korona (2/3 bagian pulpa) dan meninggalkan jaringan pulpa pada daerah akar. Ini dilakukan jika infeksi hanya sebatas pada pulpa bagian atas. Pulpotomi yaitu pembuangan seluruh jaringan pulpa. Yang dilakukan pada kasus periapikal abses adalah pulpotomi karena seluruh pulpa telah rusak. Pulpotomi juga merupakan saluran drainase. Pencabutan gigi pada beberapa kasus dianjurkan, terutama jika gigi tersebut mengalami fraktur sampai pada daerah bifurkasi dan perbaikan gigi tidak dapat dilakukan lagi. PERIODONTAL ABSES Prinsip terapi pada periodontal abses yaitu menstabilkan drainase inflamasi. Drainase pada periodontal abses lebih mudah dikeluarkan, dapat menggunakan sonde tumpul. Sonde tumpul dimasukkan perlahan pada ruang periodontal gigi sampai ke tempat abses. Pada saat memasukkan sonde tumpul dibutuhkan anestesi untuk menghlangkan rasa sakit selama menjalani prosedur tersebut. Tindakan bedah dapat dilakukan dengan menginsisi gusi pada daerah periodontal untuk mempermudah drainase. Tindakan bedah ini harus dilakukan hati-hati dan menghindari kerusakan dari jaringan periodontal yang lain. Hal ini harus diperhatikan karena jaringan periodontal berfungsi sebagai penahan agar gigi tetap tertanam pada tulang rahang. Jadi diusahakan insisi pada daerah periodontal tidak dilakukan secara sembarangan. Pada beberapa kasus, periodontal abses telah menjalar

Penggunaan antibiotik diperlukan pada periodontal maupun periapikal abses terutama pada yang bersifat akut. Tipe antibiotik yang biasa diberikan meliputi:

Penicillin VK: dengan dosis awal 1000 mg dilanjutkan dengan 500 mg diminum 4 kali sehari selama tujuh hari. Amoxicillin (Augmentin): 250 mg diminum 3 kali sehari untuk sepuluh hari. Erythromycin: 1000 mg sebagai dosis awal dilanjutkan dengan 500 mg diminum 4 kali sehari selama 7 hari (diberikan pada pasien yang alergi terhadap penicillin). Untuk yang bersifat kronis atau infeksi dengan respon kecil terhadap penicillin, klindamisin dapat diberikan (300 mg sehari untuk 7 hari). Pada kedua kasus tersebut (periapikal dan periodontal) dapat dilakukan pencucian dengan air garam hangat terhadap jaringan gusi untuk membantu penyembuhan dan dapat diberikan asetaminophen (mengurang panas dan nyeri) dan obat antiinflamasi seperti ibuprofen
http://www.scribd.com/doc/13081270/Abses-Gigi
Definisi Pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan di sekitarnya, biasanya berasal dari suatu infeksi. Penyebab Abses ini terjadi dari infeksi gigi yang berisi cairan (nanah) dialirkan ke gusi sehingga gusi yang berada di dekat gigi tersebut membengkak. Gambaran Klinis - Pada pemeriksaan tampak pembengkakan disekitar gigi yang sakit. Bila abses terdapat di gigi depan atas, pembengkakan dapat sampai ke kelopak mata, sedangkan abses gigi belakang atas menyebabkan bengkak sampai ke pipi. Abses gigi bawah menyebabkan bengkak sampai ke dagu atau telinga dan submaksilaris. - Penderita kadang demam, kadang tidak dapat membuka mulut lebar. - Gigi goyah dan sakit saat mengunyah. Diagnosis Pembengkakan gusi dengan tanda peradangan di sekitar gigi yang sakit. Penatalaksanaan - Pasien dianjurkan berkumur dengan air hangat - Simtomatik : Parasetamol (bila diperlukan) Dewasa : 500 mg 3 x sehari, anak-anak : 250 mg 3 x sehari. - Jika jelas ada infeksi, dapat diberikan Amoksisilin selama 5 hari Dewasa : 500 mg 3 x sehari, anak-anak : 250 mg 3 x sehari.

- Bila ada indikasi, gigi harus dicabut setelah infeksi reda dan rujuk ke dokter gigi.

http://penyakitdalam.wordpress.com/2009/11/02/abses-gigi/

Anda mungkin juga menyukai