Anda di halaman 1dari 39

Ringkasan Anatomi Situs Abdomen (Prof.

Sigit)
Jumlah Slide ada 90, Kalau belum puas dengan ini bisa ngprint sendiri dari slide Prof.
Sigit.hehehe...

Abdomen dibatasi:
Cranial: processus xiphoideus dan arcus costarum
Caudal: crista iliaca ligamentum inguniale dan os pubis
lateral dorsal: garis longitudinal yang berjalan lateral anguli costarum.
Bentuk abdomen ditentukan : musculi abdominis, panniculus adiposus dan umbilicus, serta
viscera dalam cavitas abdominalis.

Struktur bangunan

Pada umbilicus cutis melekat pada jaringan dibawahnya. Tebalnya panniculus adiposus
tergantung dari keadaan gizi dan habitus. Umbilicus merupakan bekas keluarnya funiculus
umbilicus.
Regangan bisa menyebabkan goresan putih pada kulit bagian bawah sebagailinea
albicantes.
Umbilicus : merupakan sisa (cicatrix) tempat melekatnya funiculus umbiicalis selama
kehidupan foetal.
Anatomis : saluran lymph dan darah venosa tidak menyilang bidang umbilicus. Vasa
lymphatica dan vasa venosa, bagian atas tetap diatas, bagian bawah tetap dibawah .
Innervasi oleh n. spinalis T10 menunjukkan ia dari miotom thoracis .
Obstruksi v. porta menyebabkan vena memberikan gambaran radiasi dengan pusat di
umbilicus (caput medusae).
b.

Embryologis
1) Umbilicus tempat bertemunya ke empat plica dari
lamina embrionalis.
2) Juga tempat titik temu 3 system
- Digestif (dct vitellointestinalis)
- Excretoris (urachus)
- Vasculer (vasa umbilicalis)

3)

2.

Di sini tempat melekatnya funiculus umbilicalis selama


kehidupan foetal.

Fascia superficialis

a.
Di bawah umbilicus fascia superficialis terbelah menjadi lamina adipose
superficialis (fascia Camper) dan lamina membranosa profunda (fascia Scarpa)
b.
Dilinea
penis/clitoridis

mediana

lamina

c.
Fascia mengandung : 1)
lymfatica superficialis.
3.

membranosa

membentuk

lig.suspensorium

lemak, 2) nn cutanei, 3)vasa cutanea , 4) vasa

Otot- otot dinding depan perut


Ada 6 otot pada tiap samping
Otot yang besar : m. obliq abd ext, m. obliq abd internus,
m. transversus abddominis dan m. rectus abdominis.
-

Otot yang kecil : m. cremaster, dan m. pyramidalis.

4. Ligamentum inguinale
1) Dibentuk oleh penebalan tepi bawah aponeurosis m. obliqus. Letak sepanjang spina
iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum.
2)Untuk melekatnya : m. obliqus internus, m. transversus abdominis dan m.
cremaster.
3) Permukaan lengkung bagian medial menjadi dasar canalis inguinalis dan ditempati
funiculus spermaticus (lig. teres, pada wanita)
4)

Perpanjangan (extension)
a.

Pars pectinealis inguinalis

b.

Lig pectineum / lig Cooper

c.

Pars reflexi lig inguinale

5. Falx inguinalis / conjoint tendon, dibentuk oleh bersatunya


fibra inguinale bagian
bawah m. obliq internus dan m. tranversus dan melekat pada crista pubica dan bagian medial
pecten pubis. Conjoint tendon menjaga bagian yang lemah pada anulus
inguinalis
superficilis.
6. Inscriptiones tendinae mm. rectus abdominis, tendo
musculus menjadi bagian yang kecil ada 3 jumlahnya.

transversal

yang

membagi

7. Innervasi oleh saraf profundal Persarafan oleh T6-12 dan L1 terdiri


atas
6
n.intercostalis, n subscostalis, n. iliohypogastricus & n. ilio inguinalis N. ilioinguinalis tidak
punya r. cutaneus.
8.Arteri profundal pada dinding depan.
1)
2)
profunda
3)

Dua buah arteri besar bagian atas a. epigastrica sup dan a. musculophrenica
Dua arteri besar dibagian bawah a. epigastrica inf dan a. iliaca circumflexa
Cabang cabang kecil a. intercostal dan a. lumbalis yang

mengikuti saraf.

10.Vagina musculus rectus


Selubung aponeurotik yang menutupi m. rectus abdominis dan m. pyramidalis
dengan pembuluh dan sarafnya terdiri atas dinding anterior dan posterior.
Fungsi :
1)
Menghalangi lengkungya otot selama kontraksi sehingga meningkatkan
efisiensi otot
2)

Mempertahankan kekuatan dinding depan abdomen

11. Fascia transversalis


Fascia transversalis merupakan bagian dari fascia abdominopelvicum, dipermukaan
dalam musculus abdominalis. Anulus inguinalis profunda merupakan pintu pada fascia
transversalis diatas titik mid inguinal dilewati funiculus
spermaticus pada laki-laki dan
lig teres uteri pada perempuan.
12. Canalis inguinalis
Kanal berjalan obliqe dibawah dinding abdomen anterior, diatas
ligamentum inguinale. Panjang 4cm .

separo

bagian

Dinding-dinding
a.
internus.

Anterior : a) cutis, fascia superficialis,b) 1/3 bagian lateral- fibra m. obliqeus

b.

Posterior : a) fascia transversa jaringan ikat extraperitoneal peritoneum

parietal
b) conjoint tendon, ligament inguinalis pars reflexa, lig.
Interfoveolare.
c.

Atap : arcus fibra m. obliqus internus dan m. transversus

d.

Dasar :

abdominalis.

1) Persatuan lig. inguinale dengan fascia transversa.


2) lig lacunare.
Struktur yang lewat canalis inguinalis

1)

Funiculus spermaticus pada laki-laki, lig. teres uteri pada

2)

N.Ilioinguinalis

perempuan

Isi Funiculus spermaticus


1)Vas deferens

5) ramus n. genito femoralis

2) A. testicularis

6) jaringan areolar

3) plexus pampiniformis

7)sisa processus vaginalis

4) vasa lymfatica testis


Mekanisme canalis inguinalis
1)

Mekanisme penutupan oleh m. obliqus internus

2)

Kontraksi m. cremaster

3)

Kontraksi m. obliqus externus

4)

Mempertahankan tonus oleh hormone


Hernia inguinalis

Protrusio viscera abdominalis (intestinum, omentum) ke dalam


1)

Indirek

2)

Direk

canalis inguinalis

System Digestiva
System digestiva (pencernaan), merupakan organ yang berbentuk tubulomuskuler
mulai dari oris diatas sampai canalis ani dibawah, serta beberapa organ assesoris yang
menyertainya.
1.

Oris dan Glandula Salivarius

Cavum oris :
a)

Cavum oris in sensu strictiori (dalam arti terbatas)

b)

Vestibulum oris (bagian luar)

a)

Cavum oris in sensu strictiori


Batas : anterolateral oleh dentis, ginggiva, arcus alveolaris
mandibulae dan maxillae.
Atap : palatum molle
Dasar : lingua. Kedorsal berhubungan dengan pharynx lewat
oropharyngeal lsthmus (isthmus faucium).
Interior : lidah dan pada samping oleh arcus palatoglossus.

Area sublingualis tempat muara gld. submandibularis


dijumpai frenulum linguae dan plica sublingualis.
Lymphe dari nodulus submentalis
b)

Gingiva (gusi)

Vestibulum Oris
-

Labium superior & inferior dan buccae dibagian luar.

Dentis dan gingiva di bagian dalam

Muara dct. parotis setinggi M2 atas.

Jaringan lunak yang membungkus processus alveolaris mandibulae dan maxillae


melingkungi collum dentis.

Palatum Durum
Anatomi terapan :
1) Palatoshisis
2) Epignatus teratoma dari palatum
Palatum Molle
Plica muscularis, terikat pada tepi post palatum durum.
Memisahkan oropharynx
dan nasopharynx. Traffic controle pada lintasan makanan dan suara.
Otot Palatum molle :

1)

m. tensor veli palatini

2)

m. levator veli palatini

3)

m. uvulae

4)

m. palatoglossus

5)

m. palatopharyngeus

Rumus : TeLU
PalatglosGeus

Fungsi :
1) Berperan penting pada mastikasi, deglutition, bicara,
batuk, bersin dll.
2) Menutup mulut terhadap oropharynx sewaktu mengunyah.
3) Menutup oropharynx dari nasopharynx pada fase 2 menelan

Anatomi terapan :
1)

Paralisis palatini sebab lesi pada n X, atau


diphteri a) Hidung pilek, b) Bindeng, c) Arc palatini mendatar.

2)

Palatoshisis congenital defect.

Mastikasi :
Empat otot pengunyah : a) m. masseter, b) m. temporalis,

c) m.pterygoideus lat, d) m. pterygodeus med.

2.

Glandula salivarius
Ada 3 pasang gl salivarius besar:
1)

gld. Parotis

2)

gld. Submandibularis

3)

gld. Sublingualis

1)

Glandula parotis : terbesar, sifat sereus


letak : dibawah dan diluar meatus acusticus ext, antara
ramus mandibulae dan m.sternocleidomastoid
-

Capsula gland adalah fascia cervicalis profunda

Ductus, 5cm, dinding tebal, muara di vestibulum ori setinggi


M2 atas
2)

Glandula sub mandibularis, mix gland (sereus mucos)

Letak : pars anterior trigonum digastricum terdiri atas pars


superfisialis dan pars profunda (superficial dari m.mylohyoid,
profundal dari m. mylohyoid).
-

Ductus Wharton dinding tipis, 5cm.

Bermuara pada dasar mulut, pada pertemuan papilla sublingualis


samping frenulum linguae.
3)

Glandula sublingualis

Mixgland utamanya mucosa. Diatas m. mylohyoid, bawah mucosa


dasar mulut.
-

3.

Ductus = 15 biji, muara langsung ke dasar mulut

Pharynx
Tuba muscularris : 12-15 panjang
Pharynx bagian atas (nasopharynx)

Pharynx bagian tengah (oropharynx)


Pharynx bagian bawah (laryngopharynx)

Struktur Dinding
1)

Mucosa (epith collumner bercilia)

2)

Sub mucosa

3)

Fascia pharyngobasillaris. Tebal dibagian atas melekat


pada basis occipitalis

4)

Muscularis : circular (luar), longitudinal (dalam) yang terdiri:


a. m. constrictor pharyngeus superior
b. m. constrictor ph. med
c. m. constrictor ph inf

5)

Fascia buccopharyngea menutupi facies externa


Innervasi

Plexus pharyngeus:
1)

r. pharyngeus N x (N. access cranial)

2)

r. pharyngeus N.glosso pharyngeus

3)

r. pharyngeus ggl. symphathis cervical superior

Fibra N x motorik, Fibra IX sensorik,


Fibra symp vaso motorik
Nasopharynx oleh n. maxillaris lewat ggl. pterygopalatinum. Tonsilla, palatum molle
oleh nIX. Pengecap sampai valecula & epiglottis oleh N.laryngeus internus cab N x.
4. Oesophagus
Tuba muscularis untuk lewatnya makanan dari pharynx ke gaster. Panjang: 25 cm,
lumen collaps, dilatasi bila ada makanan lewat.
Taut pharyngo oesophageal (pharyngo
oesophageal junction)
dibelakang cartilago cricoidea merupakan bagian yang
tersempit
dari tractus intestinalis.
Ada 3 bagian oeshophagus:
a)

Pars cervicalis

b)

Pars thoracalis

c)

Pars abdominalis

a) Pars cervicalis
Dileher mulai ditepi bawah cartilago cricoidea sebagai lanjutan
ke caudal dari pharynx. Berjalan di depan collumna vertebalis
belakang trachea.
b)

di

Pars Thoracalis

Turun dari pars cervicalis lewat mediastinum superior dan post


dan menembus diaphragma di T10 pada hiatus oesophagei.
Syntopi:
Anterior : trachea, a pulmonalis dext, bronchus sin, atrium
sin dan pericardium diaphragmatis.
-

Posterior : coll vertebralis, a intercostalis post dext, dct.


thoracicus, v. azygos, aorta thoracalis, recessus pleura
dext, diaphragma.

Lateral dext : pulmo dext, v.azygos, N x.

Lat sinister : arcus aorta, a. subclavia sin, dct. thoracicus,


pulmo, n.laryngeus recurrent sin (semua di mediastinum
superior).
Dengan mediastinum posterior berkaitan aorta thoracica,
pulmo sin dan pleura.
Innervasi

a.

N. parasymp = bagian n. laryngeus recurrens,


bagian bawah oleh plexus oesophagei

b.

N. Sympaticus = bagian atas dari ggl. cerivicalis medius,


bagian bawah dari ggl. thoracalis yang diatas

Inget yaa
setengah2
!

Vascularisasi
1/3 bagian atas oleh a. thyroidea inferior,
1/3 bagian tengah r. oesophagei a. thoracalis,
1/3 bagian bawah oleh r.gastricus sin a. coeliaca.

Kalau yang ini,


atas tengah
bawah
sepertiga
semua yaa

Drainage vena
1/3 bagian atas

= v. thyroida inferior

1/3 bagian tengah

= sistem azygos

1/3 bagian bawah

sist azygos (sist sistemik)

Anatomi terapan
Adanya cirrhosis hepatis kenaikan tekanan portal
menyebabkan naiknya tekanan v. gastric sinistra. Vena ini
menjadi regang dan rapuh (varices oesophagei) mudah
ruptura hematemesis.

Traktus gastrointestinalis atas


Usus embrionik : foregut, midgut, dan hindgut
masing masing
mendapat darah dari a. seliaka, a. mensenterika superior dan
a.mesenterika inferior.
Foregut, esofagus sampai tempat masuknya duktus biliaris komunis dibagian kedua
duodenum.
Midgut terbentang ke bawah sampai dua pertiga bagian kolon
transversum.
Hindgut terbentang ke bawah sampai ke setengah bagian atas kanalis analis.
Esofagus abdominal
Esofagus abdominal panjangnya 1 cm
Sepertiga bawah esofagus merupakan tempat anastomosis vena
porto
sistemik. Dibentuk oleh cabang cabang v. gastrika sinistra
dan v. azigos.

Adanya drainase ganda pada sepertiga bagian bawah membentuk anastomosis porto
sistemik. Pada sirosis hepatis yang berat, kenaikan
tekanan
portal
menyebabkan
menurunnya tekanan pada cabang v. gastrika sinistra di esofagus bagian bawah. Vena ini
menjadi regang dan rapuh (varises esofagus), sehingga mudah
ruptur,
menyebabkan pasokan darah kurang yang membahayakan jiwa.

Esofagus abdominal
Mulai dari hiatus oesophagei diaphragma sampai pintu masuk
cardia
ventriculus. Pada kejadian inkoordinasi neuromuskuler
bagian bawah oesophagus

tidak dapat dilatasi sehingga bolus


Achalasia cardia.

5.

akumulasi di tempat itu. Ini dikenal sebagai

Gaster (ventriculus)
Lumen = 30 cc pada neonatus 1Liter pada remaja, 1 - 2 Liter
cm panjang.
2 Orificium

pada dewasa, 20

- Orificium cardiacum
- Orificium pilorikum

2 Curvatura

- Curvatura minor
- Curvatura major

2 facies

- facies ant (antero superior)


- facies post (postero inferior)

1)

Cardia

fundus
corpus

2)

Pylorus

antrum pylory
canalis pyloricus

Letak : intraperitoneal, obliq di epigastrium dan hypochondrium

sin, umbilical.

Lambung (Gaster)
Insisura, pada kurvatura minor, antara korpus dan antrum pilori,
insisura angularis.

disebut

Sfingter pilori, mengendalikan pengosongan isi lambung ke


duodenum.
Sfingter otot polos sirkular bekerja sebagai sfingter anatomis sekaligus fisiologis.
Sambungan pilorus dan duodenum terlihat dari luar sebagai konstriksi dengan vena di
atasnya v. prepilorika (Mayo).
Orifisium kardia, merupakan tempat masuknya isi esofagus
ke
lambung.
Sfingter kardia mencegah refluks isi lambung ke
esofagus. Tidak ada sfingter
anatomis, pengaturanya serabut
otot orifisium kardia bekerja sebagai sfingter

fisiologis ;
angulus tempat masuknya esofagus ke lambung memiliki efek
katup ; kruris dekstra diafragma dan kompresi segmen pendek
esofagus
meningkatkan tekanan intra abdomen membantu mencegah refluks.
Omentum minus, melekat kurvatura minor dan omentum majus kurvatura mayor.
Kedua omentum membawa darah dan
limfe ke lambung.
Mukosa lambung berlipat lipat rugae.
Pasokan darah, lambung secara efektif dari cabang-cabang arteri seliaka,
vena lambung mengalir ke sistem portal.
Persarafan : trunkus vagal anterior dan posterior dari pleksus
esofagus
memasuki abdomen melalui hiatus esofagus. Cabang
hepatika dari n. vagus
anterior ke hepar. Cabang seliaka dari
n.vagus posterior ke ganglion seliaka
kemudian mempersarafi
usus bagian bawah sampai kolon transversum distal.
Trunkus vagal anterior dan posterior berjalan ke bawah sepanjang kurvatura
minor sebagai saraf Latarjet anterior dan posterior terjadi percabangan
terminal mempersarafi lambung. N. vagus membawa saraf motoris dan sekretoris
ke lambung. Saraf
sekretoris mempersarafi bagian yang mensekresi asam lambung
korpus.
Innervasi
a)
Sympatis : T6 - T10 chorda spinalis : vasomotor, motorik
ke m. Sphincter pylori, sensasi sakit ke gaster.
b) Parasympatis :
-

n X lewat plexus oesophagei dan n.gastricus.

n. gastricus ant menjadi r. gastricus ke fundus, corpus.

n. pylorieus ke antrum dan bagian yang lain.

n. gastricus post untuk facies post fundus.

Vascularisasi
1)

A.gastrica sin cab truncus coeliacus

2)

A.gastrica dext cab a. hepatika communis

3)

A. gastro epiploica dext cab a. gastroduodenalis

4)

A. gastro epiploica sin cab a. lienalis

5)

A. gastrica cab a. lienalis

Aliran Lymfa
1)

Area gastrica superior nodus coeliacus

2)
Area gastrica inferior nod. gastricus nodulus sub
piloricus nod coeliacus
3)

Area pancreaticolienalis nodulus coeliacus

Dari pylorus masuk nod subpyloricum ke nod hepaticus nod.


6.

coeliacus

Intestium Tenue (Usus halus)

Dimulai dari pylorus sampai ileocoecal junction (taut ileocoecal), panjang


terdiri atas :
a)

Duodenum (25 cm)

b)

Jejenum

c)

Ileum : berkelok dan mobile (2/5 bagian jejenum, 3/5 bagian ileum).

Absorbsi 90% bearada di ileum


Fungsi : digesti dan absorpsi serta bangunan yang relevan:

1)
Area yang luas = untuk absorbsi, juga kerena panjangnya,
adanya plica circular pada mucosa, villi microvilli.
2)
Gld. Intestinalis menghasilkan enzyme digestif dan mucus.
Mucosa epithel diganti tiap 2 4 hari.
3)

Follicel lymphatic :
a. follikel soliter

b. folikel agregat
Folikel agregat ini pada typhus abd mengalami ulcerasi.
4)
Vascularisasi : jejenum dan ileum oleh r. jejenalis dan
r.ilealis a.mesenterica superior.
5)
Lympha : berjalan circuler didinding intestinum. Ulcus yang
desebabkan TBC berjalan sepanjang pembuluh ini.
A) Duodenum
Bagian teratas intestinum tenue. Panjang 25 cm berliku sekitar
caput pancreatis. Fungsi : absorbsi produk digesti walau pendek tetapi permukaan
luas, karena mucosa berlipat-lipat dan ada villi. Letak retroperitoneal kecuali bagian pertama
(2,5 cm) adalah intraperitoneal. Dibagi menjadi 4 bagian :

1)

Bagian pertama (5cm)

2)

Bagian kedua (7,5cm) : pars descendens (sekeliling caput


pancreas). Ada tonjolan kecil pada mucosa : papilla duodeni.
Disini tempat masuknya ductus biliaris dan dct pancreaticus
utama (dct.Wirsungianus). Sfingter Oddi menjaga tempat masuk
ini.Duktus pankreaticus tambahan (Santorini) lebih kecil masuk ke duodenum
di atas papila.
3)
Bagian ketiganya (10cm) : pars transversa, didepannya
dilewati pangkal mesenterium dan a.mesenterica sup.
4)
Bagian keempat (2,5cm) : pars ascendens berakhir pada
duodenojejenal junction, ujung bawah ditandai lipatan
peritoneal dari crus dexter diaphragma : lig.suspensorium Treitz. Bagian terminal
v.mesenterica inferior terletak di sambungan duodenojejenal junction dan berfungsi sebagai
penanda.
Vascularisasi
A.pancreatico duodenalis sup & inf berjalan antara duodenum dan caput pancreatis.
A.pancreatica sup berawal dari a. coeliaca dan a.pancreatica inf dari a.mesenterica sup.
Ulkus Pepticum
Terjadi di gaster dan duodenum proximal. Akibat adanya imbalance sekresi asam dan
pertahanan mucosa.
Pancreas (Organ Accesorious)
Terdiri atas kaput, korpus, kauda. Letak retro peritoneal, terletak sepanjang bidang
transpilorik. Kaput terikat pada lekuk duodenum
dan kauda memanjang ke hilus lienalis
pada ligamentum
lienorenalis. A.mesenterica sup melewati belakang pancreas terus ke
anterior diatas processus uncinatus dan bagian ketiga
duodenum, selanjutnya menuju
pangkal mesenterium intestinum
tenue.
Struktur
Ductus pankreaticus Wirsungi berjalan sepanjang kelenjar, mengalirkan
sekresi
pancreas ke ampula Vateri bersama dct biliaris komunis menuju bagian ke-3 duodenum.

Vascularisasi
Caput pancreas mendapat aliran dari a.pancreaticum duodeni sup & inferior.
Corpus menerima dari a.lienalis yang berasal dari a.pancreatica magna.

Aliran Lympha
Mengikuti jalan arteri dan masuk ke nodus lymphaticus pancreatico lienalis, coeliacus, dan
kelompok lymphonodi mesenterica superior.
Innervasi
N.X (parasymp) dan n.splanchnicus
(sympatis) mensarafi pancreas lewat plexus keliling arteri. Saraf sympatis adalah
vasomotor, parasympatis mengontrol phase nervosa sekresi pancreas, cairan vagal ini kaya
enzyme. Phase chemis sekresi pancreas distimulasi oleh CCK-PZ (cholocystokinin
pancreozymin).

Fungsi
1) Digestif
Ada 3 Enzim di pancreas : Enzim amilase, Lipase, Tripsin
cairan pancreas mengandung enzyme digestif yaitu: trypsin memecah protein
(polypeptid) kedalam pepoid yang rendah (diamino acid), amylase menghidrolise tepung dan
glycogen menjadi disacharid, lipase memecah lemak ke asam lemak dan glycerol.
2) Endrocrine
Karbohidrat adalah sumber energy ; insulin membantu penggunaan gula dalam
sel. Deficiensi insulin menyebabkan terjadinya hyperglycaemi pada penyakit diabetes
mellitus. Glucagon bekerja sebaliknya insulin
3) Cairan pancreatic memberikan alkalin yang cukup (ph8) untuk
enzyme pancreas.

aktivitas

Hepar (Organ Accesorious)


Kelenjar yang terbesar dalam tubuh menempati hipochondrium
dexter
dilindungi oleh costae dan costa cartilaginea, kecuali
bagian atas di tutup oleh
dinding anterior abdomen.
Secara anatomis terdiri atas lobus dext yang besar dan lobus sin
yang lebih
kecil. Dipisahkan di anterosuperior oleh lig.falciforme
hepatis
dan
postero
inferior oleh fissura lig.venosum dan lig.teres
hepatis.

Klasifikasi anatomis lobus dexter terdiri atas lobus kaudatus dan lobus
quadratus. Tetapi secara fungsional lobus kaudatus dan
sebagian besar lobus
quadratus merupakan bagian lobus sinister karena mendapat darah dari a.epigastrica
sin dan aliran empedunya menuju ductus hepatictus sinister. Karenanya klasifikasi
fungsional menyatakan bahwa batas antara lobus dexter dan sinister terlatak pada
bidang vertical yang berjalan ke
posterior dari kantong empedu menuju v.cava
interior.

Permukaan visceral hepar terlihat huruf H yang terdiri atas sulcus dan fossa.
Kaki ant dext

fossa kandung empedu

Kaki post dext

sulcus untuk v.cava inf

Kaki ant sin

fissura isi lig teres (sisa v.umbilicalis sin


foetus yang mengalirkan kembali darah
oksigen dari placenta ke foetus).

Kaki post sin

fissura untuk lig.venosum (sisa dct venosus


pada foetus, ductus ini berfungsi sebagai
jalan pintas yang mempersingkat aliran
darah dari v.umbilicalis sin langsung ke
v.cava inf tanpa melalui hepar.

Kaki horisontal

portal hypatis lobus caudatus dan lobus


quadratus hepar daerah yang terletak diatas
dan dibawah batang horisontal (H).

Kandung empedu (vesica fellea)


Fungsi : Reservoir empedu (50cc), Empedu dikeluarkan lewat ductus sistikus
ke dct biliaris komunis ke duodenum sebagai respons kontraksi kandung empedu yang
diinduksi oleh hormon usus.
Struktur : Fundus, korpus, dan kolom (memiliki pintu ke duktus sistikus).
Pasokan darah : berasal dari dua sumber : a.Sistikus, merupakan suatu
cabang dari a.hepatika dekstra, dan cabang-cabang kecil a.hepatika yang melalui fosa.
A.sistikus sumber pasokan darah yang paling signifikan. Tidak ada v.sistikus, drainase vena
terjadi melalui vena-vena kecil yang melewati alas kandung empedu.

b)

Jejenum

Diameter lebar kira-kira 4cm dan tebal serta vascular warna lebih gelap
daripada
ileum, sehingga beratnya juga lebih. Valvula
circular mucosa tebal, villi lebih basar
dari ileum. Nodus
lymphaticus agregate tidak ada.
c)

Ileum

Diameter lebih kecil 3,75 cm, dinding lebih tipis, kurang vascularisasi
jejunum. Nodus lympha aggregat banyak
(bercak Peyer) dan besar.
Bagian terminal terletak di pelvis dan pada fossa iliaea dext
coecum.

dibanding

bermuara

Jejenum dan ileum terikat pada dinding abdomen post oleh mesenterium.
ileum terletak intra peritoneal.

pada
Jejenum

Dinding terdiri atas :


a)

pars serosa

b)

pars muscularis

c)

pars

mucosa

Pars mucosa mengandung :


1)
plica circularis, 2)villi, 3)gl. duodenalis, 4) gl.intestinalis,
5) nodulus lymphaticus solitaries, 6) nodulus lympha agregat.
Vascularisasi
A.mesenterica sup. Banyak cabang menembus tunica muscularis.
Vena berjalan mengikuti arteri.
Innervasi
Plexus n.sympaticus disekitar a.mesenterica sup, bersama fibra
post ganglioner sympatis dari plexus coeliacus. Dari sini
melanjutkan plexus myentericus Auerbach yang terletak antara
otot circular dan
longitudinal tunica muscularis. Selanjutnya adalah plexus sub mucosa (Meisner) yang lebih
halus dari plexus Auerbach
Sympatis = (T9 - T11)
Parasymp = (N x)

Keduanya membentuk plexus


coeliacus dan plexus mesentericus
sup.

N.sympaticus adalah motorik untuk m.sphincter mucosae dan


melakukan inhibisi untuk gerak paristaltik, n. parasympaticus :
menstimulasi peristaltik, tetapi menginhibisi m.sphincter.

Fungsi Intestinum tenue


Melakukan digesti secara lengkap dan absorpsi bahan hasil
digesti dalam bentuk cairan digesti.
Obstruksi intestium tenue (SBO Small Bowl Obstruction)
Terjadi akibat faktor-faktor luminal, mural atau extramural
yang menyebabkan blockade lumen.
Adhesia pasca bedah.
Tractus gastro intestinalis bawah
Intestinum Crassum
Dimulai dari ileocoecal junction sampai anus (1,5 mm).
Terbagi atas :
1)

Appendix (9 cm)

2)

Coecum (7,5 cm)

3)

Colon ascendens (15 cm)

4)

Colon transversum (20 cm)

5)

Colon descendens (25 cm)

6)

Colon sigmoideum (15 cm)

7)

Rectum (16 cm)

8)

Canalis analis (4 cm)

1) Coecum

Bagian intestinum crassum yang buntu. Terletak pada fossa


dextra diatas lig. Inguinale. Keatas berlanjut ke colon
Anatomi terapan :
Ditempat ini dapat adanya amoebiasis ; tuberculosis ;
carcinoma
Bagian bawah ileum bermuara pada coecum didapati taut
coecoiliacal yang terletak postero medial dengan valvula
ileocoecalis.

iliaca
ascendens.

2) Appendix Vermiformis

Suatu diverticulum coecum pada dinding posteromedial,


dibawah orificium ileocoecalis, difossa iliaca dextra.
Posisi : jam 11,12, 2, 3, 4, 6.
Bagian-bagian yang penting intestinum Crassum :
1) Intestinum crasum lebar lumennya.
2)
Sebagian besar intestinum terikat kecuali appendix, colon
transversum, dan colon sigmoideum.
3)
Tunica muscularis yang m.longitudinal tipis beberapa
lainnya membentuk sebagai pita disebut taenia coli. Taenia
pada bagian proximal menuju kesatu tempat di appendix,
sedang yang distal menyebar ke pars terminalis sigmoid.
4)
Karena taenia lebih pendek dari otot circular maka colon
mengalami sacculasi dan disebut haustra.
5)
Appendix epiploicae kantong kantong kecil isi lemak,
tersebar pada permukaan intestinum crassum, kecuali
pada appendix, coecum dan rectum. Banyak pada colon
sigmoideum dan permukaan posterior colon transversum.

Vascularisasi
Berasal dari a.marginalis yang bercabang menjadi vasa longa dan
vasa brevia.
Aliran Lymph
Lewat 4 nodus : a) nodus lymph epicolica
b) nodus paracolica,
c) nodus intermediale,
d) nodus terminalis.
Innervasi
Sympatis dan parasimpatis
Simpatis dari ggl. mesentericum sup dan plexus coeliacus (T11- L1).
Parasymp dari N x. Kedua saraf ini bersama lewat plexus
mesentericus superior. Innervasi tersebut diatas untuk usus yang berasal

dari

midgut. Usus dari midgut menerima seraf sympatis dari (L1,2) dan
parasymp dari n.splanchnicus pelvicus (nervi erigentes).
N.parasymp adalah motorik ke intestinum crassum dan inhibisi
untuk sphincter ani internum.
Impuls sakit dari usus sampai colon descendens lewat
n.sympatis dan dari colon sigmoideum dan rectum lewat
n. splanchnicus pelvicus.
3)

Colon Ascendens

Panjang 13 cm dari coecum ke facies inferior lobus dext hepatis,


membelok ke kiri sebagai flexura coli dext. letak retro peritoneal.
4)

Colon Transversum

Panjang 50 cm, menyilang abdomen dari flexura dext ke flexura


letak intraperitoneal.

5)

sin.

Colon Descendens

Panjang 25 cm dari flexura coli sin sampai colon sigmoideum.


Berjalan vertical dan kemudian belok melintas ke medial diatas
m.psoas
major
pada pintu masuk pelvis. Meneruskan sebagai colon sigmoid. Colon descendens lebih sempit
di banding colon ascendens. Letak retroperitoneal. Sebelumnya colon descendens waktu
berjalan dari crista iliaca ke pintu masuk panggul disebut colon iliacum.
6)

Colon sigmoideum (colon pelvicum)

Panjang 5 cm dari pintu masuk pelvis ke S3 dan menjadi rectum.


Membentuk pipa berkelok menggantung pada bagian dalam pelvis melintas vesica urinaria
dan uterus. Karena pendek ia berjalan langsung. Digantung pada (ligamentum) mesocolon
sigmoideum dan ditutupi intestinum tenue.
7)

Rectum

Panjang (10 15 cm). Sebagai lanjutan colon sigmoideum mengikuti


lengkung sacrum berakhir pada canalis analis. Didepan os.coccygis tiba-tiba berbelok
kebelakang menjadi canalis analis. Bagian ujung bawah mengalami dilatasi disebut ampula
recti yang disebelah lateralnya didukung oleh m.levator ani.
Distensi pada rectum menyebabkan adanya kebutuhan
defecasi. Peritoneum menutup 2/3 bagian atas rectum.
Pada perempuan peritoneum membentuk cavum rectouterina (Douglasi).

Rectum dipisah dari struktur didepannya oleh fascia yang


rectovesicalis (Denonvillier)

kuat

Anatomi terapan
1)

Haemorroids :
a.
Haermorrhoid interna (haermorrhoid vera), dilatasi
sacculer plexus venosus rectalis interna.
b.

2)

Haemorrhoid externa, haematoma perianalis subcutanea

Fissura ani
Ruptur dari salah satu valvula ani.

3)

Fistula ani

Hubungan abnormal dari suatu rongga dengan bagian luar.


Disebabkan ruptura secara spontan atau akibat chirurgis
karena abscess disekitar anus.
4)

Incontinensia rectalis

Disebabkan karena rusaknya anulus rectalis pada operasi


fistula. Karenanya harus hati-hati pada waktu operasi. Bila
mengenai anulus rectalis akan terjadi incontinensia recti.
5)

Anomali congenital

Pada perkembangan rectum dipisahkan oleh membran


analis dari proctodeum. Bila membran ini tetap ada terjadi
anus imperforatus.
Lain kelainan yang lebih berat :

a.

Stenosis

b.

Anal agenesis

c.

Anorectal agenesis

Bangunan penopang (support) rectum


1)

Dasar pelvis.

2)

Fascia Waldeyer = kondensasi fascia pelvica di dorsal rectum.

3)

Ligamentum lateralis rectum.

fascia

4)

Fascia rectovesicalis (Denonviliers).

5)

Peritoneum pelvis.

1. Kanalis Analis

Bagian terakhir dari intestinum crassum. Mempunyai m.sphincter externus dan internus pada
pintu keluar rectum. Sama dengan rectum ketiga karakteristik intestinum crassum (haustra,
appendix epiploicae dan taenia) tidak ada.

Bagian bagian canalis analis ada 3 :


1)

Pars superior mucosa

2)

Pars media zona transisi

3)

Pars cutanea

Musculatur canalis analis


1)

M. sphincter ani
a.

M. sphincter ani externus menurut kehendak. Terbentuk

dari otot seran lintang dan di innervasi oleh n.rectalis inf dan r. perineus n. sacrales
4 (S4).
b.

M. sphincter ani internus involunter. Dibentuk oleh

penebalan otot circular. Meliputi atas canalis analis.


2)

Anulus Anorectalis

Cincin muscularis pada anorectal junction dibentuk oleh fusi m. puborectalis, m. sphincter
externus bagian dalam dan m. sphincter internus.
3)

Spatium chirurgicum

Vascularisasi

a.

Spatium ishiorectalis

b.

Spatium perianalis

c.

Spatium submucosa

1)

Diatas linea pectinea (valvula analis) dialiri a.rectalis

2)

Dibawah linea pectinea dialiri a.rectalis inferior.

superior.

Gerakan tractus gastro intestinal ada 2 macam:


1)

propulsi dan gerakan

2)

gerakan mencampur

B. Physiologi
Kegiatan digesti mulai dari oris sampai anus :
a)

Oris
1)

Ingesti volunter cavum oris

2)

Digesti mekanis

3)

Digesti khemis : pemecahan tepung oleh amylase saliva.

4)

Propulsi volunter phase buccal


Deglutitio : dimulai pangangkatan linguae mendorong

makanan ke pharynx
b) Pharynx dan oesophagus
Propulsi : gerak peristaltic, bolus didorong masuk gaster.
Deglutitio : phase pharyngo oesophageal.
Inn : involunter.
c)

Gaster
1)

Digesti mekanik : propulsi dan peristaltic, mencampur /

mixing dengan cairan lambung dan mendorong ke


duodenum.

2)

Digesti chemis : digesti protein dimulai dengan adanya

pepsin.
3)

Absorpsi : substansi yang larut dalam lemak (aspirin,

alcohol, beberapa obat).


d)

Intestinum tenuae serta gld accessoris


(hepar, pancreas,vesica fellea).
1)

Digesti mekanis : propulsi gerak segmentasi, gerak mixing dan

mendorong makanan untuk melewati valvula ileocoecalis dengan cukup untuk

digesti dan

absorpsi.
2)

Digesti chemis : enzyme digesti dari pancreas dan enzyme lain (brush

border enzyme yang terikat membran villi).


3)

Absorpsi : produk pemecahan karbohidrat, protein, lemak asam

nuvkleat hasil digesti, vitamin, electrolyt, air diabsorpsi dengan cara aktif dan pasif.
e)

Intestinum Crassum
1)

Digesti chemis : makanan tersisa (residue)

digesti

oleh

bacteri

enteron menghasilkan vitamin K dan vitamin B.


2)

Absorpsi : absorpsi air, electrolyt (NaCl besar) dan vitamin yang

dihasilkan bakteri.
3)

Propulsi : mendorong faeces ke rectum dengan peristaltic, pelumatan

oleh haustrum dengan kontraksi segmental.


4)

Defekasi : reflek yang ditrigger oleh distensi rectum mendorong dan

membuang faeces lewat anus.

Omentum majus
Terdiri atas empat lembar. Dua lembar dimulai dari curvatura major, dua lembar
yang belakang ini kelihatan sebagai lanjutan mesocolon transversum. Diantara dua lembar
depan dan dua lembar belakang merupakan bagian bawah bursa omentalis.

Isi: vasa gastropiploica dextra dan sinistra yang letaknya agak jauh dari
curvatura major untuk memungkinkan gaster berdilatasi.
Omentum majus mengandung banyak lemak, saraf dan sistem
limfatis.
Omentum majus berfungsi sebagai barier terhadap radang yang masuk abdomen,
dengan jalan membentuk adhesi disekitar area peradangan serta menggunakan
macrophag yang banyak dikandungnya yang berguna untuk mengontrol radang.

Bursa omentalis
Berfungsi memberi keleluasaan gerakan gaster. Letak dibelakang omentum
minus, lobus caudatus hepatis dengan gaster, dan diantara kedua lembar depan dan dua embar
belakang omentum majus.
Bursa terdiri atas:
vestibulum.

recessus inferior dan recessus superior yang dipisah oleh

Lipatan peritoneum dalam pelvis : perempuan terdapat pada sisi lateral uterus
disebut ligamentum latum yang meluas ke dinding lateral pelvis. Didalamnya di jumpai
tuba uterina, ovarium, pembuluh darah, saraf, vasa limfatik dan sisa tubuli
mesonephridici, dan ductus Wolfi.
Anatomi terapan

Struktur dan fungsi peritoneum

Peritoneum (cavitas peritonei) : lapisan tipis peritoneum dan berisi cairan untuk
menjaga kelembaban peritoneum.
Secara anatomis dibedakan peritoneum viscerale dan peritoneum perietale.
Susunan peritoneum terdiri atas lapisan superficial yaitu lapisan mesothelial dan
daerah submesothelial yang terdiri atas 5 lapisan jaringan ikat penghubung yang
mengandung sel fibroblast, sel mast, makrophag dan pembuluh darah.
Sel mesothel menghasilkan cairan pelicin yang tersusun atas fosfolipid dan
glukosaminoglikan, cairan pelicin ini mengurangi gesekan antara viscera abdominis
dengan peritoneum parietale.
Peritoneum berperan sebagai barier (sawar) merupakan kekebalan tubuh alamiah
dan fisiologi: untuk transport cairan dan partikel terlarut ke dalam dan keluar cavitas
peritonei.

Barier peritoneum. Ini tersusun atas lapisan peritoneum dan jaringan sekitarnya
yang meliputi : sel parenkhim, sel interstitial, perisit dan endothel embuluh
darah.

Cairan peritoneum mengandung sel dan beberapa komponen terlarut. Sel sel
tersebut adalah sel makrofag, sel NK (natural killer), limfosit,eosinofil, sel
mesothelial, dan sel mast.

Peritoneum mempunyai banyak recessus yang dibatasi oleh plicae. Pada


duodenum terdapat recessus duodenalis superior, inferior, para dan retro
duodenalis. Pada coecum terdapat recessus ileocecalis superior, inferior dan
retrocecalis. Pada mesocolon sigmoideum ada recessus intersigmoideus. Lengkung
lengkung usus dapat memasuki beberapa recessus dan usus dapat terjepit
mengakibatkan sumbatan usus.

Lengkungan usus dapat juga memasuki bursa omentalis lewat


foramen
epiploicum kemudian mendesak pembuluh darah hingga terjadi penyempitan. Cara
mengatasi dengan melakukan penekanan dinding depan abdomen, jarum ditusukkan
ke bagian usus yang masuk tadi dan dihisap keluar isinya.

Cairan serosa dalam cavitas peritonei diresorpsi cepat oleh vasa limfatikum yang
ada disekitar diaphragma.

Bila terjadi infeksi pada peritoneum, tempat tidur daerah


kepala
ditinggikan untuk mencegah material peradangan naik ke kepala, agar toxin
tidak terabsorpsi oleh sistem limfatica yang terdapat banyak diaphragma.

Cairan yang berlebihan dalam cavitas peritonei disebut ascites,


portal atau kegagalan jantung.

Persarafan peritoneum parietale sama seperti persarafan segmental dinding


abdomen. Jika radang dilakukan penekanan dinding perut timbul rasa sakit. Bila
peritoneum parietale meradang, otot dinding abdomen meregang dan keadaan tersebut
dinamakan defance muscular untuk membatasi penyebaran radang.

Rasa sakit yang berasal dari organ viscera, dirasa diffus dan sukar ditentukan
lokasinya oleh orang tersebut. Rasa sakit itu dialihkan kedinding abdomen sesuai
segmen medulla, medulla spinalis yang mensarafi organ viscera. Fenomena ini
disebut sakit alih.

Contoh : fibra afferen dari appendix vermiformis mencapai radix posterior medulla
spinalis segmental T.10. Dengan demikian di regio umbilicalis yang juga mendapat
pensarafan dari medulla spinalis segmental T.10 akan merasa sakit. Tetapi bila
peritoneum parietale di daerah appendix meradang maka rasa sakit terlokalisir pada
fossa iliaca dextra tempat peritoneum disarafi oleh n.iliohypogastricus dan n.
ilioinguinalis.
D. Vasa sanguinea

karena

obstruksi

Aorta descendens melalui hiatus aorticus ke cavitas abdominale menjadi aorta


abdominalis dan berjalan ke caudal, ventral corpora vertebralia lumbalia. Setinggi
vertebra lumbalis ke 4, ia bercabang menjadi a. iliaca communis dextra et sinistra.
A. iliaca communis di ventral articulatio sacroiliaca setinggi linea arcuata bercabang
menjadi a. iliaca externa dan a. iliaca interna.
A. iliaca externa melalui lacuna vasorum disebut a. femoralis.
Aorta abdominalis mempercabang 4 pasang a.lumbalis. Satu a.lumbalis berjalan ke
lateral dorsal m. psoas major, mempercabangkan r.spinalis dan r. posterior dan
berjalan kemudian antara m. quadratus lumborum dan m. transversus abdominis ke
lateral.
Sebelum a. iliaca externa keluar melalui lacuna vasorum bercabang menjadi a.
epigastrica inferior masuk ke dalam vagina m. recti abdominis, dorsal m.rectus
abdominis, dan a. circumflexa ilium profunda yang mengikuti ligamentum
inguinale ke lateral. a.circumflexa ilium profunda mempercabangkan a.
epigastrica lateralis, menembus m. transversus dan m. obliquus internus.
A. femoralis keluar dari lacuna vasorum, bercabang menjadi a. epigastrica
superfisialis pergi ke medial cranial, ventral m. obliquus externus, dan a.
circumflexa ilium superfisialis yang mengikuti ligamentum inguinale ke lateral.
A. epigastrica superior adalah lanjutan a. thoracica interna. masuk ke cavum
abdominale antara pars costalis dan pars sternalis. Ke ventral dibawah processus
xyphoideus. Caudal ia beranastomosis dengan a. epigastrica inferior.
V. Cava inferior mulai ventral corpus vertebrae lumbalis ke-4 disebelah kanan aorta
abdominalis. ke cranial disebelah kanan aorta ascendens masuk ke cavitas thoracis
melalui foramen venae cavae. Ke dalam v. cava inferior bermuara v. iliaca communis
dextra et sinistra. Vena ini mengikuti kembali arteri di sebelah dorsalnya.
V. iliaca externa lanjutan v. femoralis. masuk ke lacuna vasorum medial a. iliaca
externa kemudian mengikuti kembali di sebelah medialnya dan bermuara ke dalam v.
iliaca communis.
Ke dalam v. cava inferior bermuara juga 4 pasang v. lumbalis.
V. lumbalis ini merupakan cabang cabang v. lumbalis ascendens ke cranial di
sebelah lateral corpora vertebralis disebelah kanan ke dalam v. azygos dan disebelah
kiri ke dalam v.hemiazygos. Ke V. lumbalis ascendens bermuara vena yang datang
dari dinding abdomen.
v. iliaca externa yang melalui lacuna vasorum tidak mengisi seluruh lacuna. Sudut medial
lacuna diisi oleh suatu ligamentum yang terbentang antara os pubis dan ligamentum
inguinale, yaitu ligamentum lacunare.

Antara tepi lateral ligamentum ini dan v. iliaca externa masih ada lubang yaitu anulus
femoralis. Lubang ini dari sebelah dalam ditutup oleh fascia transversalis, dari sebelah luar
oleh suatu nodus lymphaticus inguinalis.
V. epigastrica superior, v. epigastrica superficialis dan v. epigastrica inferior mengikuti
kembali aa. Dengan nama yang sama.
Ketiga pasang venae itu di keliling umbilicus beranastomosis satu dengan yang lain.
Anastomosis ini ialah vv. parumbilicales. Venae cutaneae abdominis bermuara ke dalam v.
epigastrica superficialis, vv.parumbilicales, v. epigastrica superior dengan menembus vagina
m.recti v. thoracoepigastrica.
E. Vacularisasi viscera abdominis
Arteriae yang ke viscera abdominis ialah truncus celiacus, a. mesenterica superior dan a.
mesenterica inferior.
Truncus celiacus dipercabangkan aorta abdominalis setinggi corpus vertebrae thoracicae ke12. ia mempercabangkan a. gastrica sinistra, a. hepatica communis dan a. lienalis.
A. gastrica sinistra ke cranial dan mencapai cardia untuk kemudian mengikuti curvatura
minor ventriculi dan beranastomosis dengan a. gastrica dextra. A. lienalis pergi ke caudal
datang pada tepi cranial pancreas, mengikutinya masuk ke dalam ligamentum lienorenale dan
datang di hilus lienis.
Di sini ia bercabang menjadi rr. lienales, masuk ke dalam lien, aa. gastrica breves masuk ke
ligamentum gastrolienale dan di curvatura major bagian oral, dan a.gastroepiploica dextra
masuk ke ligamentum gastrolienale di curvatura major dan mengikuti tepi cranial pancreas, ia
mempercabangkan rr. pancreatica.
A. hepatica communis ke caudal kanan, di sebelah cranial permulaan pars superior duodeni
dan bercabang menjadi a. gastrica dextra, a. hepatica propria dan a. pancreaticoduodenalis.
A.gastrica dextra pergi ke sebelah cranial pylorus dan mengikuti curvatura minor ventriculi
untuk akhirnya beranastomosis dengan a. gastrica sinistra.
A. hepatica propria berjalan di sebelah cranial pars superior duodeni untuk masuk ke dalam
ligamentum hepatoduodenale dan datang di porta hepatis dimana ia bercabang menjadi r.
dextra, r. sinister dan a. cystica, yang berturut turut pergi ke lobus dextra hepatis, lobus
sinister hepatis dan vesica fellea.
A.mesenterica superior dipercabangkan aorta abdominalis setinggi corpus vertebrae
lumbalis ke-1. ke caudal kanan dorsal caput pancreatis, melalui incisura pancreatis, kemudian
menyilang pars horizontalis duodeni di sebelah ventralnya. Cabang-cabangnya: a. colica
media, a.pancreaticoduodenalis inferior, a.colica dextra, aa. jejunales, aa. iIei dan a.
iliocolica.

Venae yang mengikuti kembali cabang cabang a. mesenterica inferior, bermuara ke


dalam v. mesenterica inferior. V. mesenterica inferior tidak mengikuti kembali a. mesenterica
inferior, tetapi berjalan ke cranial lebih ke kiri untuk melalui flexura duodenojejunalis di
sebelah kiri, datang dorsal pancreas dan bermuara ke dalam v.lienalis.
Venae yang mengikuti kembali cabang cabang a.mesenterica superior bermuara ke
v.mesenterica superior mengikuti kembali a.mesenterica superior di sebelah kanannya.
V.pancreaticoduodenalis superior mengikuti a. pancreaticoduodenalis superior dan v.
gastroepiploica dextra mengikuti kembali a.gastroepiploica dextra, caudal pylorus
bersatu dan bermuara ke v. mesenterica superior.
Venae yang bermuara ke dalam v. mesenterica superior dapat menderita radang dan
terjadi thrombosis.
Venae yang mengikuti cabang-cabang a. lienalis bermuara ke v. lienalis. V. lienalis berjalan
dorsal pancreas ke kanan.
Di dorsal caput pancreatis, v. mesenterica superior dan v. lienalis bermuara ke v. portae. V.
portae ke cranial, dorsal pars superior duodeni. Masuk ke ligamentum hepatoduodenale dan
di porta hepatis untuk bercabang menjadi r. dextra dan r. sinistra.
V. gastrica dextra yang mengikuti kembali a. gastrica dextra bermuara ke dalam v. portae,
begitu pula v. gastrica sinistra yang mengikuti kembali a. gastrica sinistra.
Ke v. portae bermuara juga v. cystica, dari vesica fellea. Vv. parumbilicales, dari daerah
umbilicus dan mengikuti ligamentum teres hepatis, bermuara ke r. sinister v. portae.
V. gastrica sinistra beranastomosis dengan vv. esophagei bermuara ke v. azygos. Vv.
parumbilicales beranastomosis dengan v. epigastrica superior, thoracoepigastrica, v.
epigastrica inferior dan v. epigastrica superficialis.
Bila vv. interlobulares dalam trigona interlobularia di dalam hepar, menyempit karena
penambahan jaringan pengikat (cirrhosis hepatis), darah kurang dapat melalui venae
tersebut untuk datang di v. cava inferior.
Oleh karena itu darah mengalir melalui vv. parumbilicalis ke vv. epigastricae dan v. thoraco
epigastricae terus ke v. axillaris dan v.subclavia dan v. femoralis dan v. iliaca externa ke
v.cava superior dan v. cava inferior. Oleh karena itu di bawah kulit abdomen kelihatan
membesarnya v. epigastrica inferior, v.thoracoepigastrica dan vv. cutaneae abdominis lain.
Hal ini disebut caput medusae (medusa ialah suatu dalam cerita Yunani kuno yang rambut
kepalanya berupa ular). Darah juga mengalir melalui v. gastrica sinistra ke vv. esophagei
untuk lewat v.azygos ke v. cava superior. Oleh karena itu anastomoses antara v. gastrica
sinistra dan vv. esophagei yang ada di dalam pars cardiaca ventriculi membesar. Venae yang
membesar ini dapat pecah sehingga terjadi perdarahan, dan orang muntah darah
(hematemesis).

Bendungan di dalam vv. interlobulares menimbulkan transudat di dalam cavitas peritonei.


Transudat ini dapat di kenal dengan adanya undulatio atau fluctuatio.
Bila dinding abdomen pada satu pihak ditekan, tangan yang diletakkan pada dinding
abdomen dapat meraba tekanan yang dihantarkan kesitu oleh transudat tadi. Pembesaran v.
epigastrica inferior dapat juga terjadi, bila v. iliaca externa tertekan oleh suatu tumor. Darah
dalam hal ini mengalir ke arah umbilicus. Pembesaran v. thoracoepigastrica dapat juga
terjadi, bila v. cava superior tertekan oleh suatu tumor di dalam mediastinum.
F. Nodi lymphatici
Vaca lymphatica dari dinding ventriculus bermuara ke nodi lymphatici gastrici sinistri, nn.
lymph gastrici dextri, nn. lymph pylorici dan nn. lymph pancreaticoduodenales. Nn. lymph
gastrici sinistri terdapat sepanjang a. gastrica sinistra. Nn. lymph gastrici dextri terdapat
sepanjang a. gastrici dextra, nn. lymph pylorici terdapat ventral caput pancreatis, nn. lymph
pancreaticoduodenales terdapat sepanjang a. lienalis. Neoplasmata ventriculus manjalar ke
nn. lymph pylorici dan nn. lymph gastrici sinistri, juga ke nn. lymph pancreaticoduodenales.
Vasa lymphatica dari hepar ke nn. lymph hepatici, nn. lymph parasternales dan nn. lymph
mediastinales posteriores. Vasa lymphatica dari hepar mengikuti kembali cabang-cabang v.
portae dan ke nn. lymph hepatici yang terdapat di porta hepatis. Pembesarannya dapat
menekan v. portae. Ada juga vasa lymphatica yang mengikuti v. hepatica dan bermuara ke nn.
lymph yang mengelilingi v. cava inferior.
Dari sini berjalan vasa lymphatica ke nn. lymph mediastinales posterior. Vasa lymphatica
yang datang dari sudut daerah subserosa pada facies diaphragmatica ke nn. lymph
parasternales dan nn. lymph yang mengelilingi v. cava inferior dari daerah subserosa pada
facies visceralis ke nn. lymph hepatici.
Vasa lympatica yang datang dari duodenum dan pancreas pergi ke nn. lymph pylorici dan nn.
lymph pancreaticolienales.
Vasa lymphatica dari jejunum dan ileum pergi ke nn. lymph mesenterici. Nodi lymphatica ini
tersusun dalam tiga baris. Satu baris terletak di dalam mesenterium dekat usus, baris ke-2 di
dalam mesenterium dan baris ke-3 dekat radix mesenterii. Bila nn. lymph ini membesar,
ketika menderita radang, mereka dapat menekan bangunan-bangunan yang ada disekitarnya.
Vasa lymphatica dari colon pergi ke nn. lymph mesocolici yang tidak tersusun secara teratur.
Vasa lymphatica dari cecum dan appendix vermiformis pergi ke nn.lymph ileocolici, yang
terletak di dalam sudut antar a. colon dan ileum.
Vasa lymphatica yang datang dari nn. lymph pancreaticolienales, nn. lymph hepatici, nn.
lymph mesenterici pergi ke nn. lymph celiaci yang terdapat di keliling pangkal truncus
celiacus.
Vasa lymphatica dari nn. lymph mesocolici dapat langsung pergi ke nn. lymph lumbales yang
ada sepanjang aorta abdominalis bagian caudal.

Dari nn. lymph celiaci ke truncus intestinalis yang bermuara ke cisterna chyli. Cisterna chyli
terdapat disebelah ventral corpus vertebrae lumbalis ke-2. mulai ductus thoracicus. bermuara
juga ke truncus lumbalis dari nn. lymph lumbales.
G. Innervasi
Peritoneum parietale mendapat cabang- cabang sensibel dari n. intercostalis ke-7 s/d 11, n.
iliohypogastricus dan n. ilioinguinalis.
Serabut serabut saraf yang pergi ke dalam abdomen bersifat parasympathis dan sympathis.
Dari dalam itu juga pergi serabut serabut saraf afferen.
Neuron neuron parasympathis berasal dari nucleus dorsalis
n.vagi. Mereka berjalan di
n.vagus sampai esophagus. Di dinding esophagus, n. vagus dexter et siniter membentuk
plexus esophagus.
Dari plexus ini ke truncus vagalis anterior dan truncus vagalis posterior ke caudal berturut
turut di sebelah ventral dan disebelah dorsal esophagus. Mereka ikut dengan esophagus
melalui hiatus esophagus dan berjalan berturut turut pada dinding ventral dan dinding
dorsal ventriculus.
Truncus vagalis anterior ke rr. gastrici anteriores ke dinding ventral ventriculus dan rr.
hepatici ke hepar. Rr. hepatici ke omentum minus. Truncus vagalis posterior ke rr.gastrici
ke dinding dorsal ventriculus dan rr. celiaci ke ganglia celiaca. Rr. celiaci mengikuti kembali
a. gastrica sinistra.
Ganglia celiaca di sekeliling pangkal truncus celiacus. Neuron-neuron tidak berhenti di
dalam ganglia ini, tetapi terus berjalan ke plexus mulai dari ganglia ini bersama dengan
neuron-neuron symphatis.
Neuron - neuron sympathis berasal dari cornu lateral medulla spinalis segmentum
thoracicum ke-6 s/d 12 dan segmentum lumbale ke-1 dan 2. Neuron - neuron itu melewati
ganglion thoracicum ke-6 s/d 9 dan membentuk n. splanchnicus major dan melewati
ggl.thoracicum ke-10 s/d 12 dan membentuk n.splanchnicus minor.
Nn. Splanchnici lewat celah antara crus mediale dan crus intermedium pars lumbalis
diaphragmatica ke ganglia celiaca. Ganglia celiaca dihubungkan oleh serabut serabut
saraf dengan ganglion mesentericum superius yang terdapat pada pangkal a. mesenterica
superior dan ganglion aorticorenale, yang terdapat pada pangkal a. renalis.
Dari ganglia celiaca pergi serabut-serabut saraf, yang membentuk plexus yang ikut
percabangan truncus celiacus, yaitu plexus hepaticus, plexus lienalis dan plexus gastricus.
Dari ganglion aorticorenale ke plexus renalis yang ikut a. renalis. Dari ganglion
mesentericum superius ke plexus yang ikut a. mesenterica superior, serta cabang
cabangnya, yaitu plexus mesentericus superior. Dengan demikian pengaruh n. vagus ke anal
hanya sampai flexura coli sinistra.

Serabut-serabut afferent mengikuti neuron-neuron sympathis, sehingga melewati ganglion


thoracicum ke-6 s/d 12, kemudian r. communicans albus, radix posterior dan berakhir pada
cornu laterale, pangkal cornu anterius.
Serabut serabut sympathis dapat berganti neuron di dalam ganglion thoracicum, di
ganglion celiacum, gangliom aorticorenale atau di ganglion mesentericum superius.
Serabut serabut sympathis dapat menimbulkan vasokonstriksi di dalam dinding ventriculus,
dinding intestinum tenue, dan di dalam lien.
Mereka dapat menghambat aktivitas otot otot ventriculus dan usus, tetapi dapat
menyebabkan kontraksi otot pada capsula fibrosa lien. Serabut serabut parasympathis dapat
menambah aktivitas otot ventriculus dan intestinum tenue dan menimbulkan sekresi kelenjar
kelenjar ventriculus.
Ujung dendrit dendrit afferent dapat distimulasi oleh spasmus otot, penarikan dinding usus,
oleh radang dan dengan adanya kerusakan jaringan seperti pada ulcus. Oleh karena stimulasi
itu dapat timbul rasa sakit setempat, rasa sakit yang diproyeksikan dan dapat timbul reflex
viscerosomatis.
Radang appendix menimbulkan spasmus otot yang menimbulkan rasa sakit setempat.
Kemudian terjadi pembesaran dan dinding appendix tertarik. Ini juga menimbulkan rasa sakit
setempat. Kecuali itu timbul rasa sakit yang diproyeksikan ke kulit yang innervasi oleh n.
intercostalis ke-6 s/d 9.
Bila radang ke peritoneum parietale disebelah ventralnya, timbul juga rasa sakit di quadrant
caudal kanan. Baik impuls-impuls yang dihantarkan oleh serabut-serabut afferent dari
appendix, maupun impuls-impuls yang dihantarkan oleh serabut sensibel dari peritoneum
parietale, menimbulkan kontraksi reflektoris otot-otot perut di quadrant tersebut, yang disebut
defence musculare.
Lien
lien adalah organ lymphatic yang berkaitan dengan sistem pembuluh darah. Ia
berkerja sebagai filter untuk darah dan respon imun dari tubuh.
Terletak di hypochondrium sin (2/3 bagian bawah), bagian akhiran posterior sampai
pada epigastrium. Terletak antara diaphragma dan gaster sepanjang dinding abdomen bagian
lateral dan posterior.
Posisi lien adalah obliq sepanjang axis costa ke-10.
Bentuk luar :
Lien adalah lunak dan sangat vascular. Mempunyai dua ujung dan dua permukaan
serta tiga tepi.
a. Dua ujung :

1)
Ujung anterior merentang dan berlaku sebagai tepi anterior menghadap
ke bawah dan depan mencapai linea axillaris medialis.
2)
Ujung posterior bulat. Menuju kearah atas, belakang dan medial dan
sampai pada polus superior ren.
b. Tiga tepi :
1)

Margo superior, dibagian ujung anterior terdapat incisura.

2)

Margo inferior, bulat dan terpisah dari impresio renalis terhadap

3)
impresio renalis.

Margo intermediale, bulat dan memisahkan impresio gastrica dari

diaphragma.

c. Dua permukaan :
1)

Facies diaphragmatica convex dan halus

2)
Facies visceralis concaf dan irregular mempunyai beberapa impresio. i)
impresio gastrica, ii) impresio renalis, iii) impresio colica, iv) impresio pancreatica dan
hilum.
d. Lien accessoris :
Nodules lienalis yang gagal melakukan konsolidasi pada waktu perkembangan akan
menjadi lien accessoris. Dapat ditemukan pada :
a) sebagai derivat mesogastrium dorsale (lig.gastrosplenicum, lig.lienorenale,
lig.gastrophrenicum, dan omentum major).
b) didalam broad lig.dari uterus.
c) dalam funiculus spermaticus.
Keterkaitan :
A. Kaitan peritoneal, lien dikelilingi oleh peritonium dan digantungkan
oleh
beberapa ligament ; i) lig. gastrolienale, ii) lig.lienorenale, iii) lig.phrenico colica,
B. Kaitan dengan viscera ;
i) Facies diaphragmatica berkaitan dengan diaphragmatica yang memisahkan
lien dari pleura sin (recessus costo diaphragmatica), pulmo dan costa 9,10, 11.
ii) Facies visceralis berhubungan dengan fundus ventriculi, facies anterior ren
sinister, flexura lienis colon dan ekor pancreas.
Vascularisasi :

Lien di pasok darah dari a.lienalis cabang terbesar dari truncus coeliacus. A.lienalis
berjalan berkelok-kelok mengikuti gerakan lien. Lewat lig.lienorenale mencapai hilus lienis
dan bercabang menjadi 5 atau lebih. Di dalam lien ia bercabang-cabang menjadi pembuluh
yang lurus disebut penicili, elipsoid dan capiler. Ada 3 teori :
i)
Teori tertutup : sirkulasi lien capiler ada didalam pulpa rubra ; sinusoid
bergabung bersama membentuk vena.
ii)
Terori terbuka : capiler berakhir dengan pembukaan ke pulpa rubra sesuai
dengan masuknya darah ke dalam sinusoid lewat dinding.
iii)
Teori kompromi : sirkulasi terbuka dalam lien yang meregang dan tertutup
bila lien dalam waktu contraksi.
dinding sinusoid dapat berbeda dalam keadaan berbeda.
Sirkulasi lien diadaptasi dengan mekanisme pemisahan dan penyimpanan sel darah
merah dan erythroblas.
Cabang a. lienalis banyak menuju ke pankreas dan ada 5
arteria gastrica brevis dan a.gastro epiploica sinistra.

cabang pendek ke gaster,

Aliran vena :
vena lienalis dibentuk pada hilus lienis. Berjalan lurus dibelakang pankreas,
menggabung dengan v.mesenterica superior dibelakang collum pankreas membentuk v. porta.
Cabang-cabang menuju ke v.gastrica brevis, v.gastro epiploica sinester, v.pankreatica, dan
v.mesenterica inferior.
Aliran lymfa :
Pulpa rubra lien tidak mengandung lymfa. Beberapa timbul pada capsula dan
trabecula yang masuk ke dalam lymfonodi pankreatico lienalis sepanjang a.lienalis.

Innervasi :
Fibra sympatis dari plexus coeliacus adalah vasomotorik. Sel-sel otot polos pada
capsula dan trabecula juga dipasok oleh saraf ini.
Struktur :
Histologis terdiri atas 4 komponen :
i)
Jaringan pendukung : fibro elastik capsula, trabecula dan
melakukan distensi dan contraksi sehingga dapat mengatur aliran darah.

reticulum.

Dapat

ii)
Pulpa alba : terdiri atas nodus lymphaticus disekitar arteriole, merupakan
selubung lymphatic.
iii)
Pulpa rubra : dibentuk oleh kumpulan sel-sel reticulum interstitial dalam
sinusoid. Sel-sel ini terdiri atas : a) semua jenis lymphosit (kecil,medium dan besar), b) tiga
jenis sel darah (RBC, WBC, dan platelet), c) histosid bebas dan terikat (macrophag).
lymphosit secara bebas ditransformasi ke sel plasma yang menghasilkan
anti bodies (imunoglobulin).
iv)

beberapa

Sistem vascular meliputi seluruh organ dan menembusnya.

Fungsi :
1. Phagocytosis : lien merupakan pusat organ penting untuk sistem reticulo
endothelial. Phagocyt lien terdiri atas : a) sel reticular dan macrophag bebas dari pulpa rubra,
b) sel reticular dan elipsoid yang mengalami modifikasi, c) macrophag bebas dari sel
endothelial dari sinusoid venosa, d) sel reticular permukaan dari folliculus
lymphaticus.
Phagocyt menghapus kotoran-kotran sisa
sel yang dihancurkan yang menghasilkan RBC
tua, sel darah lain dan mikro organisme. Dengan demikian terjadi filtrasi darah. Phagocyt
dari antigen yang beredar menginisiasi respons imunitas humoral dan selular.
2. Haemopoisis : lien merupakan organ penting untuk haemopoisis selama kehidupan
foetal dan ini berlanjut selama hidup. Lymphosit yang diproduksi menjadi bagian dari sistem
imun tubuh. Pada lien dewasa haemopoisis dapat mulai pada beberapa penyakit,
sperti
pada myeloidleukaemia kronis dan myelosclerosis.
3. Respons imun : dibawah stimulasi antigenic terjadi kenaikan l ymphopoisis
untuk respons selular dan kenaikan formasi sel plasma untuk respon humoral.
4. Penyimpanan RBC pada manusia contraksi lien untuk auto transfusi adalah sebab
dilepasnya kumparan fibra elastis dari lien yang mengalami distensi.
Organogenesis : Lien berkembang dari bagian cephalical mesogastrium dorsale, pada
minggu ke-6 kehidupan intra uterin untuk menjadi nodul-nodul yang selanjutnya bersatu
menjadi lobus. Bila tidak dapat menyatu nodul ini menjadi lien accessoris.
Anatomi terapan :
1.
Palpasi dari lien. Lien dapat diraba dibawah margo costalis
sinister
pada waktu inspirasi. Kadang-kadang dibantu dengan memutar tubuh ke arah kanan.
2.
Splenomegali. Pembesaran lien terjadi pada tiphus, malaria, hipertensi porta,
penyakit Hodgkin, anemia haemolitica, dan purpura. Pembesaran lien menuju kearah fossa
iliaca dextra sesuai dengan arah axis costa ke 10.
3.
Splenectomi. Indikasi melakukan splenectomi adalah robean pada lien,
spherocytosis kongenital, hipper splenisme. diikuti oleh : a) leucocytosis dari lymphocyt,

neutrophil, dan eosinophil. b) thrombocytosis dan, c) kenaikan susseptibilitas


terutama pada permulaan kehidupan.

pada infeci

4.
Punctura lien. Lien dapat dipunksi lewat spatium intercostal ke-8 dan ke-9
pada linea midaxillaris.
5.
Infarc lien. Cabang-cabang pendek a.lienalis merupakan end arteri.
Obstruksi cabang tadi bisa menyebabkan infarc pada lien yang memberikan sakit alih
pada pundak kiri (tanda Kehr).

Anda mungkin juga menyukai