Pembimbing : dr Lisa Hasibuan SpBP-RE(K) Pendahuluan Celah bibir adalah kelainan bawaan yang terjadi oleh karena tidak adanya penyatuan (fusi) secara normal dari bibir pada proses embrional yang dapat terjadi sebagian atau sempurna Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya celah bibir Kombinasi antara faktor keturunan dan lingkungan dianggap menjadi penyebab kelainan ini. Perbaikan celah bibir unilateral dengan teknik Millard paling sering digunakan saat ini
Tahun 1954 teknik rotation-advancement pertama kali dilakukan
telah mengalami perbaikan, pengembangan, dan modifikasi dalam 55
tahun Permasalahan pada celah bibir unilateral complete Kegagalan insersi otot-otot nasolabial menyebabkan ketidakseimbangan cincin otot Abnormalitas mucocutaneus junction Abnormalitas Nasal pada Celah Bibir Unilateral - Celah hidung yang datar dan lebar di sisi celah; - Kolumela yang miring ke arah sisi celah; - Dasar septum nasal berada pada lubang hidung yang normal; - Basis ala nasi sedikit rotasi, dan lebih rendah dari disisi berlawanan; - Spina nasalis anterior dapat berpindah ke arah sisi normal; - Tepi nostril lebih rendah ; dan - Puncak hidung sedikit asimetris Characteristics of unilateral cleft lip nose
1. Dislocated alar cartilage and septal cartilage caused by
dislocated facial bone (cartilage) 2. Short columella in the affected side (skin) 3. Tightness of nasal vestibular fold (nasal mucosa) 4. Disconnection of orbicular oris muscle (muscle) The Goals of Primary Lip Repair Symmetry of cupid bow in relation to the lip Symmetry of cupid bow in relation to the nose Continuity of orbicularis oris muscle Symmetry of the philtral ridges & adequate fullness of philtral tubercle Symmetry of the nasal domes Adequate nasal tip support & projection Symmetric width & shape of the nostril Symmetric of nasal base Rogers DJ, Hartnick CJ, Hamdan US. Video Atlas of Cleft lip & palate surgery Rencana Terapi Selanjutnya
Operasi pertama : Labioplasty usia > 3 bulan (syarat rule
of ten terpenuhi) Operasi kedua : palatoplasty pada usia 12 bulan. Operasi ketiga : alveolar bone graft pada usia 7 - 9 tahun. Perawatan Ortodontik segera setelah alveolar bone graft. Speech therapy dapat dimulai setelah operasi pertama dan berlanjut sampai anak lancar berbicara dengan baik Keuntungan Kerugian Membutuhkan Jaringan yang dibuang kemampuan dan minimal pengalaman Garis jahitan yang timbul Kesulitan menutup celah akan membuat philtrum yang lebar tanpa pada sisi celah memperluas pemisahan Membentuk tampilan jaringan lunak yang hidung meluas ke muka maksila Mereposisi dasar alanasi Timbulnya kontraktur skar pada posisi yang lebih vertikal dengan vermillion normal selama perbaikan bibir Ukuran nostril yang kecil Kemudahan penyesuaian jika terjadi kontraktur perbaikan selama skar horizontal prosedur pembedahan Teknik Millard I
Puncak dan tengah-tengah Cupid`s bow diberi tanda.
Calipers akan membantu menentukan letak puncak lengkung pada sisi celah jika tidak jelas terlihat Jika cupid`s bow telah ditandai, kemudian tarik pada tuberkel dengan skin hook, dan insisi yang direncanakan digambar. Vermilion-cutaneous ridge ditandai dengan titik biru ganda Insisi dibuat sepanjang garis AB dan tarikan dipertahankan pada tuberkel. Insisi dilanjutkan sampai cupid`s bow dan dirotasi kebawah ke posisi normal. Flap lateral dibuat sehingga CD sama dengan AB. Pada celah yang lebar akan perlu memindah titik D lebih ke arah komisura. Flap X, yang terletak antara insisi AB dan tepi celah yang telah diperbaharui, diputar kedalam posisinya untuk membentuk sill nostril. Flap ini akan membantu kolumela dan septum membran ke posisinya Insisi longitudinal AB mengikuti dan meniru garis alamiah kolum philtrum. Z-plasty pada bagian atas bibir tersembunyi dalam bayangan dan dalam garis lipatan d Pada beberapa celah yang komplit, untuk membentangkan cupids bow akan sulit dengan teknik Millard yang orsinil ini, jika tidak diperluas insisi AB melewati dasar kolumela pada sisi yang lengkap. Masalah ini dapat dipecahkan dengan penjelasan lebih baru “ back cut” Teknik Millard II 1. Peak of cupid’s bow 2. Hollow of cupid’s bow 3. Projection of 1-2 4. Base of ala nasi in lateral aspect NCS 5. Middle of collumella 6. Medial aspect of lip skin •9 7. Projection of 1-9 •10 8.Base of ala nasi in lateral aspect of CS 9-10 Commissura left and right lips Titik 9 yang berada antara garis tengah dan pillar philtrum pada sisi normal tidak mempunyai tempat yang tetap tergantung pada besarnya rotasi yang diperlukan untuk membuat Cupid`s bow pada sisi yang normal (garis 2-4) Cupid`s bow diputar inferior ke letak yang normal. Hook pada apek dari nostril celah digunakan untuk menarik flap C pada letaknya sehingga memperpanjang kolumela pada posisi celah. Titik 9 dan X dikira-kira dan flap C dijahitkan pada tempatnya Bibir lateral dan alar dibebaskan dari maksila melalui suatu insisi yang meluas dari sulkus labialis superior sepanjang opertura piriformis ke garis tengah. Puncak lengkung alar yang telah bebas pada posisi celah dapat direposisi dan ditarik ke lengkung normal dengan jahitan non absorbable Titik 6 dilekatkan ke titik X dengan satu kunci jahitan Tepi X-3 dari segmen medial dan 6-7 dari flap lateral tidak secara otomatis sebangun. Mereka harus dipotong pada salah satu yang sesuai sehingga posisi titik 3 tidak terganggu Dasar nostril diperbaiki dan operasi telah selesai. Jarak antar titik 4-1 harus sama dengan jarak titik 8-7 Komplikasi Komplikasi yang segera timbul : perdarahan, terganggunya jalan napas, infeksi, nekrosis flap, dan kerusakan pada luka. Komplikasi yang lambat terjadi meliputi deformitas bibir, vermilion yang tidak teratur, deformitas otot, scar ekternal yang berlebihan, deformitas hidung, dan stenosis nostril TERIMA KASIH