Disusun oleh :
Nicholas Christian Tinambunan, dr.
1
PENDAHULUAN
Bedah plastik merupakan tindakan bedah yang bertujuan untuk mengubah dan
memperbaiki bentuk (rekonstruksi bentuk). Deformitas yang dapat diperbaiki dapat disebabkan
oleh kelainan bawaan, trauma, penyakit infeksi, tumor atau keganasan. Replantasi
(menyambung kembali) jari yang teramputasi melalui bedah mikrovaskular juga digolongkan
sebagai bedah rekonstruksi.
Tindakan membedah sesuatu yang pada hakikatnya normal dan mengubahnya menurut
keinginan yang bersangkutan disebut bedah ekstetik atau bedah kosmetik. Bentuk yang ingin
dicapai dengan bedah kosmetik harus dirembukkan sebelumnya dengan pasien.
Kulit menutupi seluruh permukaan tubuh manusia dan merupakan bagian tubuh yang
terpapar dengan dunia luar. Kulit memiliki fungsi yaitu melindungi jaringan bagian dalam
tubuh dari trauma, radiasi, infeksi, mengatur suhu tubuh dengan cara berkeringat,
vasokonstriksi atau vasodilatasi.
Luka yang tidak dapat ditutup secara primer, dapat dilakukan penutupan dengan
berbagai cara diantaranya dengan melakukan skin graft.
Skin graft telah dilakukan di India sejak 2000 tahun yang lalu tetapi tidak mengalami
perkembangan hingga abad ke-19. Pada abad ke-19 skin graft mulai diperkenalkan di dunia
barat. Selama 100 tahun terakhir, alat dan metode yang digunakan mengalami banyak
perubahan. Beberapa nama berhubungan dengan perkembangan awal skin graft yaitu Bunger
tahun 1823 melakukan pemindahan kulit dari paha ke hidung. Reverdin tahun 1869 melakukan
eksisi kulit kecil dan tipis (epidermic graft) yang diletakkan pada permukaan granulasi. Ollier
(1872) dan Thiersch (1874) mengemukakan dan mengembangkan tentang thin split thickness
skin graft.
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis
gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak
mempunyai pembuluh darah maupun limfe oleh karena itu semua nutrien dan oksigen
diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis.
Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang
disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis
basal yang secara berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-
sel ini berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam
sitoplasmanya. Mendekati permukaan, sel-sel ini mati dan secara tetap dilepaskan
(terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20 sampai 30
hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel
epidermis. Bentuknya yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel memungkinkan
pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap permukaan kulit.
Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum
spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum.
Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua
lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
Hipodermis
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis. Ia
berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama
sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan yang
dari dermis. Pada daerah tertentu, seperti punggung tangan, lapis ini meungkinkan
gerakan kulit di atas struktur di bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke
dermis lebih banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak
daripada dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan gizinya.
Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu. Tidak ada atau sedikit
lemak ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata atau penis, namun di abdomen,
paha, dan bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm atau lebih. Lapisan lemak ini disebut
pannikulus adiposus.
3
PENYEMBUHAN LUKA PADA KULIT
4
menyembunyikan garis insisi. Tempat insisi kulit sebaiknya tidak mengalami tegangan,
karena akan menimbulkan parut yang lebih lebar dan kurang baik dalam sisi kosmetika.
Desain eksisi yang paling baik adalah desain lentikuler ganda atau elips dengan
rasio panjang terhadap lebar 4:1.
B. Teknik Atraumatik
Pada teknik atraumatik, penting sekali untuk menangani jaringan secara hati-
hati. Trauma dapat dikurangi sedapat mungkin dengan mengurangi penggunaan
instrumen bedah secara kasar, dan menggunakan benag dan jarum jahit dengan jenis,
ukuran, dan bentuk yang tepat. Posisi operator dan/atau asisten diatur sedemikian rupa
untuk mengurangi tremor dan manuver atau gerakan tidak diperlukan yang dapat
menyulitkan operator dan asisten.
Tampilan akhir parut bergantung kepada teknik atraumatik; teknik menjahit
yang betul, menggunakan benang atau material yang tepat sesuai kondisi jaringan dan
luka, eversi tepi luka sewaktu menutup luka, dan penempatan parut menurut arah
kerutan kulit.
C. Penutupan Luka
Konsep umum penutupan suatu defek kulit mengikuti skema anak tangga
rekonstruksi (reconstructive ladder), yaitu urutan pilihan rekonstruksi mulai dari teknik
yang sederhana hingga kompleks. Urutan teknik tersebut adalah penyembuhan
sekunder (membiarkan luka sembuh sendiri), penutupan sederhana dengan penjahitan
langsung, penutupan menggunakan skin graft, transfer jaringan flap secara lokal,
regional, hingga jauh, dan transfer jaringan flap secara bebas yang hampir selalu
menggunakan teknik bedah mikro. Skema anak tangga ini berfungsi sebagai panduan
menutup suatu defek, tetapi bila terdapat keahlian dan fasilitas penunjang, kadang-
kadang sebuah anak tangga dapat dilampaui dan digunakan teknik yang lebih kompleks
agar memberikan hasil yang lebih baik.
Penutupan sederhana suatu luka dapat dilakukan dengan penjahitan biasa.
Menggunakan plester kulit steril, stapler, klip kulit, atau perekat luka. Teknik jahitan
yang digunakan meliputi jahitan satu-satu, jahitan matras vertikal, jahitan matras
horizontal setengah terbenam, jahitan jelujur subkutikuler, dan jahitan jelujur untuk
menyelesaikan tindakan dengan cepat. Benang jahit yang digunakan dapat berupa
5
benang yang dapat diserap dan yang tidak dapat diserap sesuai dengan jaringannya dan
kondisi luka.
Faktor yang menentukan kualitas bekas jahitan pada kulit adalah lamanya
benang jahit berada pada tempat jahitan, tegangan jahitan, hubungan antara benang jahit
dan tepi luka (inert atau reaktif), lokasinya pada tubuh (misalnya dekat sendi), adanya
infeksi, kecenderungan pembentukan keloid, benang jahit yang ada di bawah kulit, dan
posisi pertemuan tepi luka.
Setiap defek pada kulit/epitel kulit harus ditangani sesuai dengan komponen
yang hilang, penyebab yang mendasari, lokasi anatomi, gangguan fungsi yang terjadi,
dan ketersediaan jaringan donor dan resipien. Kesesuaian donor dan resepien dapat
dinilai dari warna, tekstur, dan ketebalan kulit, serta kerapatan tumbuhnya rambut.
Kondisi umum pasien juga perlu diperhatikan karena berhubungan erat dengan
suksesnya proses penyembuhan luka.
Kadang defek yang harus ditutup terlalu luas untuk bisa ditutup dengan skin
graft atau flap lokal sehingga dibutuhkan perluasan jaringan donor menggunakan
eksapander (peregang). Sebuah kantung silikon yang dapat diisi, dimasukkan dibawah
kulit dan secara bertahap diisi dengan larutan salin sehingga kulit diatasnya akan
bertambah luasnya. Kulit donor yang sudah lebih luas ini dapat digunakan untuk
menutup defek sebagai flap lokal.
Skin grafting digunakan dalam berbagai situasi klinis, seperti luka yang
disebabkan oleh trauma, cacat setelah reseksi onkologis, rekonstruksi luka bakar,
pelepasan kontraktur bekas luka, defisiensi kulit bawaan, , vitiligo, dan rekonstruksi
puting-areola. Skin grafting umumnya dihindari dalam pengelolaan luka yang lebih
kompleks. Kondisi dengan ruang yang dalam dan tulang yang terbuka biasanya
membutuhkan penggunaan skin flap atau muscle flap.
Skin grafting dilakukan bila; (1) penutupan luka secara primer tidak dapat
dilakukan, (2) jaringan disekitar luka tidak cukup baik (dalam hal luas, kualitas, lokasi,
dan tampilan) untuk dapat dipakai sebagai penutup luka, (3) luka pascaeksisitumor
ganas yang tidak diyakini bebas tumor, sehingga teknik rekonstruksi yang lebih
kompleks diperkirakan lebigh merugikan dari sisi morbiditas, resiko, hasil, atau
komplikasinya, dan (4) terdapatnya berbagai faktor lain, seperti status gizi, umur,
kondisi komorbid, perokok, kepatuhan, atau biaya, yang tidak memungkinkan
dilakukannya teknik rekonstruksi yang lebih kompleks.
Menurut lokasi donor kulit, skin grafting dapat menjadi autograft (graft berasal
dari individu yang sama), homograft (graft berasal dari individu lain yang sama
spesiesnya), serta heterograft atau xenograft (graft berasal dari makhluk lain yang
berbeda spesies). Yang paling sering dilakukan adalah autograft, karena jenis graft
7
yang lain hanya dapat dimanfaatkan sebagai penutup luka temporer. Homograft dan
heterograft akan direjeksi setelah beberapa lama (lebih kurang dalam 2 minggu).
Pembiakan atau kultur epitel kulit memberikan tambahan modalitas pada skin
grafting. Kultur epitel autograft dapat dipanen setelah 3 minggu untuk digunakan
sebagai autograft. Walaupun menjanjikan, modalitas ini masih memiliki kelemahan
yaitu biaya yang mahal dan kualitas graft yang lebih rapuh dan kemungkinan
penerimaan graft (take) lebih rendah dibandingkan graft kulit normal.
8
Revaskularisasi dari split thickness skin graft di daerah resipien lebih cepat
dibandingkan full thickness skin graft oleh karena split thickness skin graft lebih tipis
sehingga masuknya pembuluh darah dari resipien menempuh jarak yang lebih pendek.
Syarat-syarat skin graft yang baik yaitu :
● Vaskularisasi resipien yang baik
● Kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien
● Imobilisasi
Setelah skin graft diangkat, terjadi pengkerutan yang dikenal sebagai kontraksi
primer. Pada full thickness skin graft terjadi pengkerutan sekitar 44%, sedangkan pada
split thickness skin graft mengkerut 9-22% tergantung ketipisannya, makin tipis
semakin sedikit terjadi pengkerutan segera / kontraksi primer. Kontraksi primer akan
hilang dengan sendirinya saat menjahit graft tersebut pada resipien.
Kontraksi yang sebenarnya pada skin graft adalah pengkerutan yang terjadi
kemudian yang disebut dengan kontraksi sekunder dimana kontraksi yang terjadi
setelah proses revaskularisasi pada masa penyembuhan graft. Full thickness skin graft
mengalami sedikit kontraksi sekunder dibandingkan split thickness skin graft.
Kontraksi sekunder berlangsung sampai graft matang kira-kira 3-6 bulan.
Split thickness skin grafting (STSG) adalah transplantasi kulit bebas yang terdiri
atas epidermis dan sebagian tebal dermis. STSG dibedakan lagi atas tebal atau thick
(epidermis disertai ¾ tebal lapisan dermis), sedang atau medium (epidermis disertai ½
tebal lapisan dermis), dan tipis atau thin (epidermis disertai ¼ tebal lapisan dermis).
Split thickness skin grafting (STSGs) dibagi lagi menjadi STSGs tipis, sedang
dan tebal.
Split-thickness skin graft-thin (STSG-T; 0,008-0,012 in. atau 0,2-0,3 mm)
Split-thickness skin graft-medium (STSG-M; 0,012-0,018 in. atau 0,3-0,45 mm)
Split-thickness skin graft-thick (STSG-THK; 0,018-0,030 in. atau 0,45-0,75 mm)
9
Keuntungan prosedur STSG adalah kemungkinan penerimaan (take) skin graft
lebih besar, dapat dipakai untuk menutup defek yang luas, kulit donor dapat diambil
dari daerah tubuh yang mana saja, dan daerah yang diambil kulitnya (daerah donor)
dapat sembuh sendiri melalui epitelisasi. Kerugian STSG antara lain ada
kecenderungan besar mengalami kontraksi sekunder, perubahan warna (hiper- atau
hipopigmentasi), permukaan kulit tampak mengkilat sehingga secara ekstetik kurang
baik, dan diperlukan waktu penyembuhan luka pada daerah donor. Pada transplantasi
sebagian tebal kulit, semakin tipis skin graft, semakin besar kemungkinan keberhasilan
transplantasi, tetapi semakin banyak pula pengerutan dan perubahan warna kulit yang
terjadi. Sebaliknya, semakin tebal skin graft, semakin kecil keberhasilan transplanstasi,
tetapi semakin sedikit pengerutan dan perubahan warna.
Pengambilan sebagian kulit dari daerah donor dapat dilakukan dengan
dermatom agar lebih rapi dan tepat ketebalannya. Dermatom dapat berupa pisau khusus
elektris maupun non-elektris.
Meshed graft
Permukaan skin graft dapat diperluas dengan membuat irisan-irisan yang teratur
dan sistematis pada kulit donor yang bila diregang akan membentuk jala sehingga luas
kulit donor bertambah 1,5 kali hingga 6-9 kali luas semula. Pembuatan skin graft yang
berbentuk seperti jaring atau mesh ini amat dapat bermanfaat bila kulit donor sangat
terbatas, misalnya pada luka bakar yang luas. Mesh dapat digunakan pada permukaan
yang ireguler, mengurangi kemungkinan hematom atau seroma, namun penampilan
ekstetiknya kurang baik karena meninggalkan parut yang berbentuk seperti jala.
Full thickness skin grafting (FTSG) adalah transplantasi kulit bebas yang terdiri
atas epidermis dan seluruh tebal dermis tanpa lapisan lemak dibawahnya. Graft diambil
setelah suatu pola yang sesuai dengan defek yang akan ditutup digambar terlebih
dahulu. Vaskularisasi yang baik didaerah resipien, tidak adanya infeksi, dan keadaan
umum penderita yang memadai dan fiksasi merupakan syarat keberhasilan skin
grafting.
Keuntungan FTSG adalah kecenderungannya yang lebih kecil untuk terjadinya
kontraksi sekunder, perubahan warna, permukaan kulit yang mengkilat, sehingga
10
penampilan ekstetik lebih baik bila dibanding dengan STSG. Kerugiannya adalah
kemungkinan take lebih kecil, hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas,
daerah donor harus ditutup dengan STSG bila tidak dapat dijahit primer dengan
sempurna, daerah donor FTSG terbatas dibeberapa tempat saja seperti inguinal,
supraklavikular, retroaurikular, dan beberapa tempat lain.
11
Prinsip penggunaan alat-alat diatas adalah menggerakkan pisau untuk
memotong kulit agar mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya tergantung pada
kontrol dari operator atau berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat tersebut.
Jika ada defek yang mau dikoreksi dengan STSG, ukuran lesi diukur dengan
tepat, bisa juga sutura (jahitan) dilakukan untuk mengecilkan size defek supaya donor
STSG juga diminimalisirkan. Area donor yang bagus seperti anterior-lateral atau medial
paha, pantat, atau aspek medial dari tangan. Untuk defek yang lebih besar, STSG donor
haruslah permukaan yang rata.
Pemilihan daerah donor tergantung besarnya defek harus area yang bisa
tertutupi pakaian dan mudah untuk terapinya pasca donor. Langkah awal yaitu daerah
donor dianestesi lokal dengan/ tanpa epinefrin dan bisa dikembungkan untuk
pengangkatan.
12
permukaan kulit dengan sudut 300- 45o .Gerakan dermatom harus dalam arah “taking
off”/ landing pesawat.. Graft kemudian diambil dengan hati-hati dan diletakkan dalam
NaCl yang steril.
Kulit yang di graft ditekan mengikuti ratio yang butuhkan. Bolster (bantalan)
bisa diberi pada graft supaya meminimalkan daya tarik dan menjaga kelembaban graft.
Jika boster digunakan atau staples keduanya bisa di aff setelah 7-10 hari. Pada keadan
tertentu, transplantasi dan harvest bisa ditunda 2-3 minggu supaya jaringan bisa
bergranulasi terutama untuk transplantasi pada jaringan yang avaskuler.. Skin graft
biasanya sembuh dengan sedikit skar dan biasanya terlihat seperti kulit normal
disekitarnya.
- Jika yang dipakai adalah teknik FTSG, pilih daerah yang bebas dari lesi malignant
dan pre malignant yang mempunyai warna, tekstur dan kualiti sebasea yang mirip
dengan area defek.Lokasi yang sering jadi donor adalah kelopak mata, daerah
nasolabial, pre auricular, post auricular, concha, supra clavicula, axillaris,
antecubital, dan lipatan inguinal. Lokasi lain yang bisa digunakan adalah kulit yang
berlebih dibuang pada rencana rekonstruksi.Seperti halnya STSG, diukur tepat
sutura sutura “tali pusse” disekitar area defek bisa meminimalkan ukuran graft
yang bakal diambil untuk reparasi defek. Kadang dipakai tempelete dilokasi defek
seperti gauze telfa yang ditransfer ke lokasi donor.
- Eksisi daerah donor sesuai dengan pola yang telah digambar dengan ketebalan
tepat diatas jaringan lemak didaerah dermal subdermal junction.
- Dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat dengan gunting.
- Defek daerah donor ditutup dengan menggunakan undermining pada tepi luka dan
sedapatnya ditutup secara primer tanpa ketegangan.
13
- Penutupan defek pada daerah resipen dilakukan setelah prosedur hemostatis
sempurna.
- Untuk lebih menjamin kontak skin graft dengan resipen, ditambah jahitan kasur
diatas skin graft.
- Untuk mencegah hematoma/seroma, dibuat sayatan kecil multiple pada skin graft.
- Graft yang ditempel dijahit, ditutup dengan kasa tebal dan dilakukan tie over.
- Setelah dibalut, dipasang perban elastic.
Defek yang ada dibuat patron dari kasa atau karet sarung tangan bedah,
kemudian dibuat disain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor dapat diambil
dari retro aurikuler, supra klavikula, kelopak mata, perut, lipat paha / inguinal, lipat
siku, lipat pergelangan volar.
Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur adrenalin 1:200.000
yang berguna untuk :
meratakan permukaan kulit pada daerah donor yang tidak rata
membantu pemisahan lapisan dermis dengan jaringan lemak di bawahnya
lapangan operasi relatif lebih bersih dari perdarahan, membuat batas dermis dan
subkutis lebih jelas sehingga mempermudah pengambilan graft
Dilakukan insisi sesuai disain sampai sedalam dermis dengan menggunakan
pisau no.15 atau no.10. Dilakukan pemisahan dermis dengan subkutis dimana keadaan
14
kulit dalam keadaan tegang dengan bantuan countertraction dari asisten. Setelah kulit
didapat, selanjutnya dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat saat
pengambilan graft.
15
tidak menyisakan asesori kulit yang mengandung unsu-unsur epitel sehingga tidak
memungkinkan terjadi epitelialisasi
2.9 Cara Perawatan Skin graft
Bila diyakini tindakan hemostasis darah resipien telah dilakukan dengan baik
dan fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka pada hari ke-5 untuk
mengevaluasi take dari skin graft dan benang fiksasi dicabut. Take dari skin graft
maksudnya adalah telah terjadi revaskularisasi, dimana skin graft memperoleh cukup
vaskularisasi untuk hidup. Disarankan pada penderita paska tindakan skin graft di
ekstremitas tetap memakai pembalut elastis sampai pematangan graft kurang lebih 3-6
bulan.
Bila diduga akan adanya seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah kulit
sebaiknya dalam waktu 24 - 48 jam dilakukan pengamatan skin graft, oleh karena bila
terjadi seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah skin graft akan mengurangi
kontak graft dengan resipien sehingga akan menghalangi take dari skin graft tersebut.
Pada pengamatan ini dilakukan pembukaan balutan dengan hati-hati jangan sampai
merusak graft (terangkat atau tergeser). Seroma, hematoma atau bekuan darah harus
segera dievakuasi dengan melakukan insisi kecil pada skin graft tepat diatas seroma,
hematoma atau bekuan darah tersebut dan selanjutnya dilakukan pembalutan kembali.
Bila evakuasi tersebut dilakukan dalam waktu 24 jam pertama maka graft masih dapat
terjamin take 100%.
16
2.11 Sebab-Sebab Kegagalan Tindakan Skin graft
Penyebab kegagalan tindakan skin graft yaitu :
1. Hematoma dibawah skin graft
Hematoma atau perdarahan merupakan penyebab kegagalan skin graft yang
paling penting. Bekuan darah dan seroma akan menghalangi kontak dan proses
revaskularisasi, sehingga tindakan hemostasis yang baik harus dilakukan
sebelum penempelan skin graft.
2. Pergeseran skin graft
Pergeseran akan menghalangi / merusak jalinan hubungan (revaskularisasi)
dengan resipien. Harus diusahakan terhindarnya daerah operasi dari geseran
dengan cara fiksasi dan imobilisasi yang baik.
3. Daerah resipien yang kurang vital
Suplai darah yang kurang baik pada daerah resipien, misalnya daerah bekas
crush injury, akan mengurangi kemungkinan take, kecuali telah dilakukan
debridement yang adekuat. Penempelan skin graft pada daerah yang avaskuler
seperti tulang, tendon, syaraf membuat tindakan skin graft gagal.
4. Infeksi
Merupakan penyebab kegagalan yang sebenarnya tidak sering. Infeksi luka
ditentukan oleh keseimbangan antara daya tahan luka dan jumlah
mikroorganisma. Bila jumlah mikroorganisma lebih dari 104/gram jaringan
kemungkinan terjadinya infeksi yaiu 89%, sedangkan bila jumlah
mikroorganisma dibawah 104/gram jaringan kemungkinan terjadi infeksi yaitu
6%. Pada luka-luka dengan jumlah mikroorganisma lebih dari 105/gram
jaringan hampir dipastikan akan selalu gagal.
5. Teknik yang salah
Menempelkan skin graft pada daerah berepitel (sel basal epidermis)
dipermukaannya.
Penempelan skin graft terbalik.
Skin graft terlalu tebal.
17
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19