SKIN GRAFT
DISUSUN OLEH:
Nalto Mentara
N 111 17 115
PEMBIMBING KLINIK
dr. Roberthy D. Maelissa Sp.B, FINACS
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
PENDAHULUAN
Bedah plastik merupakan tindakan bedah yang bertujuan untuk mengubah dan
memperbaiki bentuk (rekonstruksi bentuk). Deformitas yang dapat diperbaiki dapat
disebabkan oleh kelainan bawaan, trauma, penyakit infeksi, tumor atau keganasan.
Replantasi (menyambung kembali) jari yang teramputasi melalui bedah mikrovaskular
juga digolongkan sebagai bedah rekonstruksi.
Tindakan membedah sesuatu yang pada hakikatnya normal dan mengubahnya
menurut keinginan yang bersangkutan disebut bedah ekstetik atau bedah kosmetik.
Bentuk yang ingin dicapai dengan bedah kosmetik harus dirembukkan sebelumnya
dengan pasien.
Kulit menutupi seluruh permukaan tubuh manusia dan merupakan bagian tubuh
yang terpapar dengan dunia luar. Kulit memiliki fungsi yaitu melindungi jaringan
bagian dalam tubuh dari trauma, radiasi, infeksi, mengatur suhu tubuh dengan cara
berkeringat, vasokonstriksi atau vasodilatasi.
Luka yang tidak dapat ditutup secara primer, dapat dilakukan penutupan dengan
berbagai cara diantaranya dengan melakukan skin graft.
Skin graft telah dilakukan di India sejak 2000 tahun yang lalu tetapi tidak
mengalami perkembangan hingga abad ke-19. Pada abad ke-19 skin graft mulai
diperkenalkan di dunia barat. Selama 100 tahun terakhir, alat dan metode yang
digunakan mengalami banyak perubahan. Beberapa nama berhubungan dengan
perkembangan awal skin graft yaitu Bunger tahun 1823 melakukan pemindahan kulit
dari paha ke hidung. Reverdin tahun 1869 melakukan eksisi kulit kecil dan tipis
(epidermic graft) yang diletakkan pada permukaan granulasi. Ollier (1872) dan
Thiersch (1874) mengemukakan dan mengembangkan tentang thin split thickness skin
graft.
TINJAUAN PUSTAKA
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan
epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limfe oleh karena itu semua
nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis.
Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel
yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-
sel dalam lapis basal yang secara berangsur digeser ke permukaan epitel.
Selama perjalanannya, sel-sel ini berdiferensiasi, membesar, dan
mengumpulkan filamen keratin dalam sitoplasmanya. Mendekati permukaan,
sel-sel ini mati dan secara tetap dilepaskan (terkelupas). Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20 sampai 30 hari. Modifikasi
struktur selama perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel epidermis.
Bentuknya yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel memungkinkan
pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap permukaan kulit.
Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal,
stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum.
Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara
kedua lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
Hipodermis
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut
hipodermis. Ia berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus
terorientasi terutama sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di
antaranya menyatu dengan yang dari dermis. Pada daerah tertentu, seperti
punggung tangan, lapis ini meungkinkan gerakan kulit di atas struktur di
bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke dermis lebih banyak dan
kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak daripada dalam
dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan gizinya. Lemak
subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu. Tidak ada atau sedikit
lemak ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata atau penis, namun di
abdomen, paha, dan bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm atau lebih. Lapisan
lemak ini disebut pannikulus adiposus.
C. Penutupan Luka
Konsep umum penutupan suatu defek kulit mengikuti skema anak
tangga rekonstruksi (reconstructive ladder), yaitu urutan pilihan rekonstruksi
mulai dari teknik yang sederhana hingga kompleks. Urutan teknik tersebut
adalah penyembuhan sekunder (membiarkan luka sembuh sendiri), penutupan
sederhana dengan penjahitan langsung, penutupan menggunakan skin graft,
transfer jaringan flap secara lokal, regional, hingga jauh, dan transfer jaringan
flap secara bebas yang hampir selalu menggunakan teknik bedah mikro. Skema
anak tangga ini berfungsi sebagai panduan menutup suatu defek, tetapi bila
terdapat keahlian dan fasilitas penunjang, kadang-kadang sebuah anak tangga
dapat dilampaui dan digunakan teknik yang lebih kompleks agar memberikan
hasil yang lebih baik.
Penutupan sederhana suatu luka dapat dilakukan dengan penjahitan
biasa. Menggunakan plester kulit steril, stapler, klip kulit, atau perekat luka.
Teknik jahitan yang digunakan meliputi jahitan satu-satu, jahitan matras
vertikal, jahitan matras horizontal setengah terbenam, jahitan jelujur
subkutikuler, dan jahitan jelujur untuk menyelesaikan tindakan dengan cepat.
Benang jahit yang digunakan dapat berupa benang yang dapat diserap dan yang
tidak dapat diserap sesuai dengan jaringannya dan kondisi luka.
Faktor yang menentukan kualitas bekas jahitan pada kulit adalah
lamanya benang jahit berada pada tempat jahitan, tegangan jahitan, hubungan
antara benang jahit dan tepi luka (inert atau reaktif), lokasinya pada tubuh
(misalnya dekat sendi), adanya infeksi, kecenderungan pembentukan keloid,
benang jahit yang ada di bawah kulit, dan posisi pertemuan tepi luka.
Setiap defek pada kulit/epitel kulit harus ditangani sesuai dengan
komponen yang hilang, penyebab yang mendasari, lokasi anatomi, gangguan
fungsi yang terjadi, dan ketersediaan jaringan donor dan resipien. Kesesuaian
donor dan resepien dapat dinilai dari warna, tekstur, dan ketebalan kulit, serta
kerapatan tumbuhnya rambut. Kondisi umum pasien juga perlu diperhatikan
karena berhubungan erat dengan suksesnya proses penyembuhan luka.
Kadang defek yang harus ditutup terlalu luas untuk bisa ditutup dengan
skin graft atau flap lokal sehingga dibutuhkan perluasan jaringan donor
menggunakan eksapander (peregang). Sebuah kantung silikon yang dapat diisi,
dimasukkan dibawah kulit dan secara bertahap diisi dengan larutan salin
sehingga kulit diatasnya akan bertambah luasnya. Kulit donor yang sudah lebih
luas ini dapat digunakan untuk menutup defek sebagai flap lokal.
Skin grafting digunakan dalam berbagai situasi klinis, seperti luka yang
disebabkan oleh trauma, cacat setelah reseksi onkologis, rekonstruksi luka
bakar, pelepasan kontraktur bekas luka, defisiensi kulit bawaan, , vitiligo, dan
rekonstruksi puting-areola. Skin grafting umumnya dihindari dalam
pengelolaan luka yang lebih kompleks. Kondisi dengan ruang yang dalam dan
tulang yang terbuka biasanya membutuhkan penggunaan skin flap atau muscle
flap.
Skin grafting dilakukan bila; (1) penutupan luka secara primer tidak
dapat dilakukan, (2) jaringan disekitar luka tidak cukup baik (dalam hal luas,
kualitas, lokasi, dan tampilan) untuk dapat dipakai sebagai penutup luka, (3)
luka pascaeksisitumor ganas yang tidak diyakini bebas tumor, sehingga teknik
rekonstruksi yang lebih kompleks diperkirakan lebigh merugikan dari sisi
morbiditas, resiko, hasil, atau komplikasinya, dan (4) terdapatnya berbagai
faktor lain, seperti status gizi, umur, kondisi komorbid, perokok, kepatuhan,
atau biaya, yang tidak memungkinkan dilakukannya teknik rekonstruksi yang
lebih kompleks.
Menurut lokasi donor kulit, skin grafting dapat menjadi autograft (graft
berasal dari individu yang sama), homograft (graft berasal dari individu lain
yang sama spesiesnya), serta heterograft atau xenograft (graft berasal dari
makhluk lain yang berbeda spesies). Yang paling sering dilakukan adalah
autograft, karena jenis graft yang lain hanya dapat dimanfaatkan sebagai
penutup luka temporer. Homograft dan heterograft akan direjeksi setelah
beberapa lama (lebih kurang dalam 2 minggu).
Pembiakan atau kultur epitel kulit memberikan tambahan modalitas
pada skin grafting. Kultur epitel autograft dapat dipanen setelah 3 minggu
untuk digunakan sebagai autograft. Walaupun menjanjikan, modalitas ini
masih memiliki kelemahan yaitu biaya yang mahal dan kualitas graft yang lebih
rapuh dan kemungkinan penerimaan graft (take) lebih rendah dibandingkan
graft kulit normal.
Meshed graft
Permukaan skin graft dapat diperluas dengan membuat irisan-irisan
yang teratur dan sistematis pada kulit donor yang bila diregang akan
membentuk jala sehingga luas kulit donor bertambah 1,5 kali hingga 6-9 kali
luas semula. Pembuatan skin graft yang berbentuk seperti jaring atau mesh ini
amat dapat bermanfaat bila kulit donor sangat terbatas, misalnya pada luka
bakar yang luas. Mesh dapat digunakan pada permukaan yang ireguler,
mengurangi kemungkinan hematom atau seroma, namun penampilan
ekstetiknya kurang baik karena meninggalkan parut yang berbentuk seperti jala.
2.6 Full thickness skin grafting (FTSG)
Full thickness skin grafting (FTSG) adalah transplantasi kulit bebas
yang terdiri atas epidermis dan seluruh tebal dermis tanpa lapisan lemak
dibawahnya. Graft diambil setelah suatu pola yang sesuai dengan defek yang
akan ditutup digambar terlebih dahulu. Vaskularisasi yang baik didaerah
resipien, tidak adanya infeksi, dan keadaan umum penderita yang memadai dan
fiksasi merupakan syarat keberhasilan skin grafting.
Keuntungan FTSG adalah kecenderungannya yang lebih kecil untuk
terjadinya kontraksi sekunder, perubahan warna, permukaan kulit yang
mengkilat, sehingga penampilan ekstetik lebih baik bila dibanding dengan
STSG. Kerugiannya adalah kemungkinan take lebih kecil, hanya dapat
menutup defek yang tidak terlalu luas, daerah donor harus ditutup dengan
STSG bila tidak dapat dijahit primer dengan sempurna, daerah donor FTSG
terbatas dibeberapa tempat saja seperti inguinal, supraklavikular,
retroaurikular, dan beberapa tempat lain.
2.7 Teknik Mengerjakan Skin graft
A. Split thickness skin graft
Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut, dada,
punggung, bokong, ekstremitas. Umumnya yang sering dilakukan diambil dari
paha. Untuk mengambil split thickness skin graft dilakukan dengan
menggunakan :
Pisau / Blade :
Yang biasa dipakai mata pisau no. 22 yang mempunyai keuntungan yaitu tajam,
tipis dan rata.
Pisau khusus :
Ketebalan graft dapat diatur dan merata : Humby.
Dermatome :
Mempunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata pisau dengan tebal
kulit yang disayat.: Dermatome tangan (drum dermatome), dermatome listrik
dan tekanan udara.
Prinsip penggunaan alat-alat diatas adalah menggerakkan pisau untuk
memotong kulit agar mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya tergantung
pada kontrol dari operator atau berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat
tersebut.
B. Full thickness skin graft
Defek yang ada dibuat patron dari kasa atau karet sarung tangan bedah,
kemudian dibuat disain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor dapat
diambil dari retro aurikuler, supra klavikula, kelopak mata, perut, lipat paha /
inguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar.
Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur adrenalin
1:200.000 yang berguna untuk :
meratakan permukaan kulit pada daerah donor yang tidak rata
membantu pemisahan lapisan dermis dengan jaringan lemak di
bawahnya
lapangan operasi relatif lebih bersih dari perdarahan, membuat batas
dermis dan subkutis lebih jelas sehingga mempermudah pengambilan
graft
Dilakukan insisi sesuai disain sampai sedalam dermis dengan
menggunakan pisau no.15 atau no.10. Dilakukan pemisahan dermis dengan
subkutis dimana keadaan kulit dalam keadaan tegang dengan bantuan
countertraction dari asisten. Setelah kulit didapat, selanjutnya dilakukan
pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat saat pengambilan graft.