Anda di halaman 1dari 27

Dislokasi TMJ (Temporomandibular

Joint)
Oleh :
Christi S. Paserang
2019086016523
Mirna F. Tandira’pak
2019086016419

Pembimbing :
drg. Meiske E. Paoki, Sp.BM
TMJ ( Temporomandibular Joint)
• TMJ merupakan persendian yang menghubungkan antara rahang bawah
(mandibula) dan rahang atas (maksila).

• Persendiaan dari kondilus mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang


temporal. Di antara struktur tulang tersebut terdapat meniscus artikularis
(diskus artikularis) yang terbentuk dari jaringan ikat fibrous yang avaskuler dan
tanpa persyarafan

• Sendi TMJ merupakan struktur anatomis yang rumit karena berhubungan


dengan pengunyahan, penelanan, bicara dan postur kepala
ANATOMI

• Fossa Glenoidalis
• Processus condylaris os
mandibular
• Ligamentum
• Discus articularis
• Rongga Sinovial
DEFINISI DISLOKASI TMJ
 Dislokasi TMJ yaitu : keluarnya condylus mandibula dari fossa
condyloidea, biasanya ke anterior sehingga mengakibatkan mulut tidak bisa
ditutup.
 Suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran sendi antara tulang
temporal dengan tulang rahang (mandibula).
Gambar. Dislokasi
TMJ (Temporo
Mandibular Joint).
KLASIFIKASI TMJ
● 1. DISLOKASI KE ARAH ANTERIOR
Kondilus bergerak ke anterior dari eminentia articulare. Dislokasi ke arah ini, paling sering terjadi dan
merupakan bentuk pergerakan sendi yang patologis.

2. DISLOKASI KE ARAH POSTERIOR


Merupakan implikasi dari adanya fraktur dasar tengkorak atau dinding depan dari tulang meatus.

3. DISLOKASI KE ARAH LATERAL


Terbagi atas 2 tipe :
tipe 1,merupakan subluksasi lateral, dan
tipe 2, merupakan keadaan dimana kondilus tertekan ke lateral dan masuk ke fossa temporal.

4. DISLOKASI KE ARAH SUPERIOR/KRANIAL


Merupakan dislokasi ke arah fossa kranialis bagian tengah yang biasanya berhubungan dengan adanya fraktur
pada fossa glenoidale.
ETIOLOGI DISLOKASI
1. Dislokasi pada 60% kasus disebabkan oleh trauma akibat jatuh, kecelakaan lalu lintas, kekerasan.
Penyebab lain seperti membuka mulut berlebihan saat menguap, tertawa atau bernyanyi.
2. Pasien yang mempunyai fossa mandibular yang dangkal serta kondilus yang tidak berkembang dengan
baik
3. Anatomi yang abnormal serta kerusakan dari stabilisasi ligament yang akan mempunyai
kecenderungan untuk terjadi kembali (rekuren) 
4. Membuka mulut yang terlalu lebar atau terlalu lama seperti, pencabutan gigi, akibat tindakan
(laryngoscopy, bronchoscopy dan intubasi).
5. Kelemahan kapsuler yang dihubungkan dengan subluksasi kronis
6. Diskoordinasi otot-otot karena pemakaian obat-obatan atau gangguan neurologis (mis. penggunaan
anastesi)
PATOFISIOLOGI DISLOKASI TMJ
● Dislokasi dari temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan
disebabkan oleh hipermobilitas dari mandibula. Subluxation
(dislokasi parsial dari sendi) menyebabkan pemindahan dari
kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan medis.
● Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula
bertranslasi ke anterior di depan articular eminence dan terkunci
pada posisi itu.
● Dislokasi dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan
ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau pada saat
prosedur perawatan gigi.
● Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan lebih dari beberapa detik biasanya
akan menyebabkan sakit dan biasanya juga menimbulkan kejang otot yang parah.
GEJALA KLINIS
 Perasaan tidak nyaman saat membuka mulut disertai adanya rasa sakit
 Ketidakmampuan untuk menutup mulut disertai adanya rasa sakit
 Setelah membuka mulut terlalu lebar, pasien tidak bisa menutup mulut dan posisi rahang
terkunci dalam keadaan posisi yang prognati
 Pasien tidak bisa menggerakan rahang secara vertikal
 Tanda-tandanya berupa bunyi kliking, krepitasi, dan dapat diikuti dengan nyeri sendi, nyeri
otot, nyeri kepala, nyeri telinga, telinga berdengung, keterbatasan gerak mandibula, deviasi,
dan defleksi.  
DIAGNOSA

● Riwayat dan pemeriksaan klinis adalah alat terpenting dalam mendiagnosis dislokasi TMJ.
Alat bantu diagnosis konfirmatori lainnya termasuk radiografi polos dan panoramik, yang
menunjukkan lokasi kepala condylar di anterior artikular menonjol
● Diagnosa didasarkan atas : posisi rahang terbuka dan pasien tidak bisa menutup mulutnya
● Pemeriksaan Ro kurang membantu, tapi pada kasus trauma penting untuk melihat apakah ada
fraktur condylus mandibula.
PEMERIKSAAN FISIK
Observasi
A. Pemeriksaan Rentang Gerakan Sendi
Rentang normal gerakan untuk pembukaan mulut adalah 5 cm dan gerakan
lateral mandibula adalah 1 cm.
 Pasien tidak bisa menutup mulut dan air ludahnya banyak
 Terlihat cekungan preauricular
B. Palpasi
● Palpasi terbaik TMJ adalah lateral sebagai lekukan tepat di bawah sudut
zigomatikum, 1-2 cm di depan tragus.
● Pada disfungsi dan nyeri miofasial terisolasi, ‘klik’ dan ‘kelembutan’ sendi
bisanya tidak ditemukan.
● Teraba condylus mandibula di depan eminentia sendi disertai spasme otot-
otot mengunyah
PEMERIKSAAN FISIK
DISLOKASI UNILATERAL
● Mandibula miring dan pada bagian yang terkena lebih ke bawah
posisinya, biasanya disertai dengan pembengkakan
● Lunak jika ditekan serta dengan palpasi kelainannya terjadi
disekitar sendi TMJ
● Gigi tidak dapat dioklusikan, baik secara aktif maupun pasif

DISKLOKASI BILATERAL
● Jika dislokasi terjadi pada kedua kondilus mandibular, pasien
akan terlihat prognati dan terdapat pembengkakan bilateral serta
lunak jika ditekan pada kedua sisi TMJ
● Gigi-gigi tidak dapat dioklusikan baik secara aktif maupun pasif,
karena adanya hambatan mekanis. Biasanya spasme otot
masseter bilateral dapat teraba.
1.Transorbital Projection 2. Transpharyngeal Projection
Teknik radiografi untuk melihat eminentia
artikularis dan kepala kondilus pada Teknik radiografi untuk menggambarkan kepala
penampang melintang coronal oblique kondilus dalam pandangan lateral
3.Computed Tomography 4. Panoramik 
Tomografi adalah teknik radiografi untuk Suatu gambaran dari rahang, yang dihasilkan dari
mendapatkan rangkaian gambaran potongan mesin yang didesain khusus untuk mendapatkan
melintang dengan mula-mulamengamati suatu gambaran panoramik dari rahang dan sekitarnya
irisan jaringan dari berbagai sudut pandang secara menyeluruh pada suatu film tunggal.
dengan menggunakan sinar X dengan diameter
kecil

 
GAMBARAN RADIOLOGI TMJ

Normal
GAMBARAN RADIOLOGI DISLOKASI TMJ

Dislokasi TMJ
bilateral
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI DISLOKASI TMJ

● Sebaiknya otot-otot sekitar TMJ dalam keadaan rileks agar condylus bisa masuk
kembali ke fossa condyloidea. Untuk itu perlu anestesi lokal langsung ke persendian
ditambah muscle relaxant (pelemas otot). Pada beberapa pasien tidak perlu .
● Pada beberapa kasus perlu open reduksi (fraktur).
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI DISLOKASI TMJ
Tergantung pada kejadian dislokasi :
masih memungkinkan untuk dilakukan reposisi
AKUT secara manual sebaiknya sesegera mungkin sebelum
spasme otot bertambah dalam.

KRONIS diperlukan prosedur pembedahan dan non bedah


REKUREN lainnya untuk menghindari redislokasi.

Dislokasi harus direduksi secepat mungkin sebelum terjadi spasme


yang berat dari otot masseter dan pterygoid.
REPOSISI MANUAL
Tahapan prosedur ini:

1. Operator berada di depan pasien


2. Letakkan ibu jari pada daerah retromolar pad pada kedua
sisi mandibular dan jari-jari yang lain memegang
permukaan bawah dari mandibula.
3. Berikan tekanan pada gigi-gigi rahang bawah untuk
membebaskan kondilus dari posisi terkunci di depan
eminensia artikulare.
4. Dorong mandibular ke belakang untuk mengembalikan
ke posisi anatominya
5. Reposisi yang berhasil ditandai dengan gigi kembali
beroklusi dengan cepat karena spasme dari otot masseter
6. Jika tidak mudah untuk direlokasi, operator dapat merujuk untuk dilakukan foto rontgen.
7. Dapat dilakukan pemberian midazolam intravena (untuk mengendorkan otot) dan 1-2 ml 1%
lidokain intraarticular. Injeksi dilakukan pada sisi kiri daerah yang tertekan dari condylus yang
displacement.
8. Pemasangan barton head bandage, untuk mencegah redislokasi dan membatasi pasien
untuk membuka mulut terlalu lebar dalam 24-48 jam.
9. Pemberian obat berupa analgesic dan pelemas otot (jika perlu)
TERAPI PEMBEDAHAN
• Terapi pembedahan pada tata laksana dislokasi TMJ merupakan cara terakhir yang dipilih
setelah terapi non pembedahan lainnya. Terapi pembedahan bersifat ireversibel dan
terkadang menimbulkan rasa sakit bahkan kerusakan rahang.
• Tujuan utama dari terapi pembedahan:
 Menghilangkan nyeri dan membatasi progresivitas penyakit degeneratif
 Memperbaiki range of motion dari rahang
 Restorasi oklusi fungsional dan anatomi
TERDAPAT TIPE PEMBEDAHAN PADA
KELAINAN TEMPOROMANDIBULAR:
Artrosentesis
• Artrosentesis meliputi pencucian sendi dengan cairan yang diinjeksikan ke dalam ruang sendi dengan
spuit. Tindakan ini dapat dilakukan dengan anestesi lokal secara intravena.

Artroskopi
• Artroskopi membutuhkan anestesi umum. Ketika pasien sudah dalam kondisi tidak sadar, dokter bedah akan
melakukan insisi kecil pada depan telinga. Setelah itu, dimasukkan alat melalui lubang ini sehingga bisa
terlihat area sekitar temporomandibular.
Pembedahan Sendi Terbuka
- Pembedahan ini baru dilakukan jika ada indikasi seperti:
- Degenerasi sendi temporomandibular
- Tumor Sebelum terapi pembedahan dilakukan, terapi dental
splint atau terapi non bedah lain dapat dilakukan agar
otot lebih relaksasi

Anda mungkin juga menyukai