Anda di halaman 1dari 25

KOMPLIKASI SETELAH

EKSTRAKSI GIGI MOLAR TIGA


IMPAKSI – TINJAUAN PUSTAKA
Nama : ALFIA NUR RAHMAH
NIM : J111 12 002
Pembimbing : drg. Abul Fauzi, Sp. BM.
PENDAHULUAN

Pendarahan nyeri

Komplikasi
Ekstraksi gigi
molar tiga Dry
infeksi
socket

Gangguan Pembengka
nervus kan
PENDAHULUAN

Faktor-faktor yang diduga


memengaruhi insidensi
komplikasi setelah ekstraksi gigi
molar tiga
• usia
• Level impaksi gigi
• Riwayat medis
• Kontrasepsi oral
• Adanya perikoronitis
• Kebersihan rongga mulut
yang buruk
• Kebiasaan merokok
• Teknik bedah
PENDARAHAN

Pendarahan dapat terjadi pada saat (kecelakaan) atau


setelah (komplikasi) bedah yang diklasifikasikan
sebagai perdarahan akhir atau perdarahan rekuren.
Perdarahan dapat diminimalisir dengan menggunakan teknik
bedah yang baik dan menghindari merobek flap atau trauma yang
berlebihan pada jaringan lunak yang terdapat diatasnya.

Pada beberapa pasien, hemostasis sesaat setelah bedah sulit


terjadi. Pada kondisi seperti ini, berbagai teknik bedah dapat
dilakukan agar terjadi hemostasis lokal, misalnya penjahitan
yang berlebih dan pengaplikasian thrombin lokal pada spons
gelatin yang dapat terserap ke dalam soket ekstraksi.
EDEMA / PEMBENGKAKAN PASCA
BEDAH
 Edema pasca bedah merupakan komplikasi pasca bedah
gigi molar tiga yang sudah terduga sebelumnya. Hal
tersebut disebabkan oleh respon jaringan terhadap
manipulasi dan trauma selama bedah.

Pengaplikasian kompres es pada wajah


dapat membuat pasien merasa lebih
nyaman.
 Studi yang diteliti menunjukkan efektivitas pemberian
kortikosteroid sebelum bedah tidak dapat dikategorikan sebagai
terapi yang dapat diprediksi dalam mengontrol pembengkakan
pasca bedah dan edema pada daerah bedah. Namun, penggunaan
kortikosteroid selama bedah atau periode pasca bedah dapat
memberikan keuntungan yang besar dalam mengurangi
pembengkakan dan edema pasca bedah.
TRIMUS
 Trismus dievaluasi melalui jarak antara gigi insisivus
sentralis rahang atas dan rahang bawah pada saat
membuka mulut secara maksimum; modifikasi dari
metode ini menghitung jarak sebelum dan setelah
bedah.
Ny tris
eri mus

Pasien yang diberikan steroid untuk kontrol edema


cenderung mengalami trismus lebih sedikit.
NYERI
 Kejadian setelah bedah gigi molar yang diduga dapat
terjadi yaitu nyeri. Nyeri pasca bedah terjadi setelah efek
anestesi lokal berkurang dan mencapai puncaknya pada
6-12 jam setelah bedah.

 Penanganan nyeri pasca bedah adalah dengan pemberian


analgesik
a
k
ba
ne
rp
INFEKSI
ki
leHal yang jarang terjadi yang berkaitan dengan
i
m
hpencabutan gigi impaksi molar tiga yaitu infeksi.
ab
na
np
ge
r
a
dw
aa
tp
a
an
t
y
a
dn
ig
ALVEOLAR OSTEITIS (DRY SOCKET)

 Rangkaian proses normal penyembuhan setelah


ekstraksi tidak selalu terjadi. Pada beberapa kejadian,
pembentukan awal bekuan darah disertai dengan
pembekuan darah yang prematur sehingga
menimbulkan rasa nyeri dan bau mulut.
 Pencegahan terjadinya dry socket:

-Irigasi sebelum bedah dengan agen antimikroba


seperti klorheksidin.

-Irigasi pada daerah bedah menggunakan salin

-pengaplikasian topikal antibiotik, misalnya


tetrasiklin atau lincomysin

-Pemeliharaan koagulum dalam soket dengan


teknik penjahitan yang benar.
GANGGUAN NERVUS

 Kerusakan neurologis pada nervus lingual atau


nervus alveolaris inferior merupakan komplikasi
yang paling tidak diinginkan dari tindakan bedah
gigi molar.
 Sepertiga dari defisit neurosensory setelah tindakan bedah
molar tiga dapat bersifat permanen.
 Faktor resiko yang berhubungan dengan defisit
neurosensory permanen adalah klasifikasi impaksi Pell dan
Gregory IC atau IIC, usia yang lebih dari 24 tahun dan
jenis kelamin wanita.
 Perawatan yang dapat dilakukan :
- Pembedahan.
- Perawatan alternatif non bedah : vitamin B
kompleks, terapi laser (LLLT), kortikosteroid,
elektroforesis dengan nivalin, akupuntur.
GANGGUAN TEMPOROMANDIBULA
(TMJ)

 Gangguan temporomandibula merupakan istilah yang


digunakan untuk menjelaskan disfungsi yang ditandai
dengan nyeri pada regio temporomandibular joint dan
daerah periaurikular, keterbasan dan deviasi dari
pergerakan mandibula, bunyi pada sendi, serta
perubahan pada relasi oklusal.
 Perawatan TMD
Splint anterior, splint oklusal

splint dengan dukungan pada posterior oklusal

Penyesuaian oklusal

gigi tiruan sebagian lepasan

- NAID (lokal dan oral)

terapi fisik (latihan)

fisioterapi yang berhubungan dengan kebutuhan dari


setiap pasien.
FRAKTUR TUBEROSITAS MAKSILARIS
DAN KOMUNIKASI OROANTRAL

 Gigi molar tiga rahang atas terletak di depan dan


berdekatan dengan tuberositas maksilaris. Fraktur
tuberositas maksilaris merupakan salah satu komplikasi
utama dari pencabutan gigi molar tiga rahang atas.
 Faktor penyebab terjadinya fraktur tuberositas maksilaris
selama ekstraksi gigi molar rahang atas:
- sinus maksilaris yang besar dengan dinding yang tipis/
perluasan sinus ke dalam tuberositas maksilaris dan atau
panjang proyeksi yang besar dari apikal akar ke dalam
kavitas sinus.
- gigi molar tiga rahang atas yang belum erupsi
- fusi antara gigi molar tiga dan molar dua rahang atas
- gigi dengan akar yang divergen
- gigi dengan jumlah akar yang abnormal
- gigi dengan jumlah akar yang menonjol atau melengkung
- gigi yang mengalami anomali
- gigi yang ankilosis
- hipersementosis dari gigi molar rahang atas
- infeksi periapikal kronis
- tekanan yang berlebih saat luksasi gigi oleh dokter gigi
 KOMUNIKASI OROANTRAL

komunikasi oroantral merupakan konsekuensi dari


hilangnya kontinuitas antara sinus maksilaris dan rongga
mulut.
 Perawatan :

- komunikasi oroantral dengan diameter ≤ 2 mm dapat menutup secara


spontan, tanpa membutuhkan intervensi bedah

- komunikasi oroantral yang berdiameter ≥ 3 mm, atau komunikasi oroantral


yang berhubungan dengan inflamasi maksilaris maupun inflamasi jaringan
periodontal dianjurkan untuk melakukan penutupan dengan tindakan bedah.
FRAKTUR MANDIBULA

 Fraktur mandibula merupakan suatu komplikasi yang jarang


terjadi namun merupakan komplikasi yang parah dari
pencabutan gigi molar tiga.
 Bahaya dari fraktur rahang dapat dicegah dengan :
 Melakukan instrumentasi yang baik dan mencegah terjadinya
tekanan yang berlebih pada tulang.
 Gigi sebaiknya diseparasi untuk meminimalisir kejadian
perluasan daerah pencabutan gigi dan tekanan akibat
instrumentasi.

Fraktur pasca bedah biasanya terjadi pada minggu kedua atau ketiga
pssca bedah dan kemungkinan sebagai akibat tingginya tekanan
menggigit saat mastikasi ketika pasien merasa sudah lebih baik.
KESIMPULAN
 Meskipun kondisi klinis berkaitan dengan gigi molar tiga
yang impaksi dipahami dengan baik, namun harus pula
dipahami mengenai dampak dari kondisi tersebut terhadap
kualitas hidup pada beberapa pasien yang mengalaminya.

Anda mungkin juga menyukai