Anda di halaman 1dari 20

OPERKULEKTOMI DENGAN BANTUAN LASER

PADA ANAK BERUSIA 8 TAHUN MENGGUNAKAN


LASER DIODA: LAPORAN KASUS
Disusun oleh:

Lighto Gaza (2020-16-004)


Lalu Rizad Indra Kusuma (2020-16-081)

Dosen Pembimbing:
Drg. Raden Mas Norman Trikusumo I., Sp. Perio
PENDAHULUAN
Perikoronitis -> peradangan pada jaringan lunak di sekitar mahkota gigi
yang sedang erupsi atau erupsi sebagian.

Gambaran klinis yang dihasilkan adalah lesi merah, bengkak, terdapat pus
disertai nyeri yang menjalar ke telinga, tenggorokan, dan dasar mulut.

Makadari itu, diperlukan operkulektomi (salah satu prosedur bedah untuk


menghilangkan jaringan lunak yang menutupi gigi yang sedang erupsi)

Dapat dilakukan dengan menggunakan blade dan electrosurgery cauter atau


laser.
Tujuan
untuk membahas prosedur bedah operkulektomi menggunakan
laser dioda pada jaringan lunak yang menutupi sebagian gigi
molar yang sedang erupsi.
TINJAUAN PUSTAKA
Perikoronitis

● Perikoronitis berasal dari kata “peri” yang berarti


mengelilingi, “coronos” yang berarti mahkota, dan “itis”
yang berarti peradangan.
● Perikoronitis didefinisikan sebagai peradangan jaringan lunak
yang mengelilingi mahkota gigi yang erupsi atau erupsi
sebagian (impaksi).

1. Etiologi
• Bakeri anaerob obligat dan fluktuatif, seperti Actinomyces,
Prevotella, Veillonella, Micromonas atau Propionibacterium spp,
• Bakteri aerobik seperti Staphylococcus juga ditemukan.
• Faktor predisposisi: infeksi saluran pernapasan atas, stres, fase
menstruasi, iritasi lokal (merokok), diabetes tidak terkontrol, dan
gangguan imunodefisiensi
TINJAUAN PUSTAKA
2. Gejala Klinis
• Seperti tanda peradangan berupa nyeri, kemerahan,
pembengkakan, panas, dan kehilangan fungsi
• Dapat menyebabkan komplikasi berupa kesulitan
menelan, trauma, trismus

3. Klasifikasi
Transient
Berkaitan dengan proses erupsi gigi

Non transient
TINJAUAN PUSTAKA
3. Klasifikasi Akut
Berkaitan dengan onset perkembangan
Kronis

Operkulektomi

• Adalah teknik pembedahan untuk


menghilangkan operkulum, atau flap gingiva
yang biasanya menutupi sebagian permukaan
oklusal gigi.
• Bertujuan untuk mengurangi kejadian
perikoronitis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Indikasi
1. Erupsi sempurna (Bagian dari gigi terletak pada ketinggian yang
sama pada garis oklusal)
2. Adanya ruang yang cukup untuk ditempati koronal antara ramus dan
sisi distal M2
3. Inklinasi yang tegak
4. Ada gigi antagonis dengan oklusi yang baik.

2. Kontraindikasi
1. Erupsi vertikal tetapi erupsi belum sempurna karena tertutup tulang
2. Erupsi horizontal (saat difoto posisi gigi miring)
TINJAUAN PUSTAKA
3. Penatalaksanaan
1. Siapkan alat dan bahan serta lakukan persiapan
operator
2. Lakukan asepsis pada daerah operasi dengan
menggunakan povidone iodine
3. Lakukan irigasi pada daerah perikoronal dengan
H2O2 dan aquades
4. Lakukan anestesi lokal infiltrasi pada daerah operasi
5. Evaluasi oklusi untuk menentukan apakah gigi
antagonisnya mengalami trauma dengan flap
operkulum atau tidak
6. Lakukan probing pada semua sisi
7. Lakukan eksisi atau pemotongan operkulum pada
bagian attached gingiva yang cukup lebar dari arah
distolingual atau distobukal menggunakan scalpel
blade #15.
TINJAUAN PUSTAKA
3. Penatalaksanaan
8. Sisa jaringan yang dipotong diambil dengan menggunakan pinset chirurgis

9. Lakukan pemeriksaan kembali jaringan dengan menggunakan ekskavator

10. Lakukan irigasi daerah operasi menggunakan larutan H2O2 dan aquades

11. Dilakukan penjahitan jika trauma terlalu besar atau bleeding terlalu banyak

12. Kontrol perdarahan dengan menggunakan kassa steril.

13. Tutup daerah operasi dengan menggunakan periodontal pack.


TINJAUAN PUSTAKA
3. Penatalaksanaan
Berikan instruksi pada pasien untuk:
● Meminum antibiotik seperti amoxicillin 500 mg 3x1 dan
analgesik seperti asam mefenamat 500 mg 3x1.
● Menjaga kebersihan mulut dengan rutin (menyikat gigi
2x sehari dan anjurkan obat kumur klorheksidin 0,12% /
kumur air garam hangat dua kali sehari maksimal 2
minggu)
● Tidak makan dan minum 1 jam setelah operasi
● Hindari makanan panas, dingin, asam, pedas dan keras
serta dianjurkan untuk makan makanan lunak selama
beberapa hari.
● Jangan menggunakan sedotan saat minum air putih
● Kontrol kembali setelah 1 minggu
LAPORAN KASUS
Seorang pasien perempuan berusia 8
tahun datang dengan keluhan utama
nyeri saat mengunyah makanan di
daerah gigi belakang kanan atas sejak 6 Pasien melaporkan riwayat
bulan terakhir. nyeri tumpul disertai dengan
makanan di daerah keluhan
utama. Secara klinis pasien
menunjukkan kesehatan umum
Anak tersebut menunjukkan perilaku yang baik dengan tidak adanya
negatif (-). Pemeriksaan intraoral riwayat medis yang relevan.
menunjukkan adanya operkulum yang
menutupi permukaan oklusal gigi molar
pertama permanen kanan atas.
LAPORAN KASUS
Operkulum berwarna coklat kemerah-
merahan, tegas, kenyal dan tetap Rencana perawatan laser dioda dibuat
melekat erat pada jaringan gingiva untuk mengurangi waktu perawatan dan
distal gigi molar pertama atas. Tidak ketidaknyamanan pasien sebagai
ada kelainan yang tercatat pada perawatan eksisi bedah operkulum.
pemeriksaan radiografi dari gigi yang Prosedur oral profilaksis dilakukan
terkena. Hasil pemeriksaan darah rutin sebelum rencana perawatan eksisi.
cukup memuaskan.
LAPORAN KASUS
Anestesi infiltrasi (Lidokain 2% dengan
epinefrin [1:2,00,000]) diberikan pada
regio gigi molar pertama kanan atas
untuk memberikan anestesi pada
jaringan lunak sekitarnya.

Kacamata yang sesuai dikenakan oleh


dokter gigi anak, anak dan juga asisten
gigi sebelum memulai prosedur
Kacamata pelindung yang
pembedahan dipasang selama prosedur
LAPORAN KASUS
Eksisi operkulum dimulai dari margin
distal perlekatan menggunakan laser
dioda 940 nm (iLASETM laser dioda dari
BIOLASE Inc.) dengan kontak secara
terus menerus pada peringkat daya 1,8
W dengan volume tinggi. Ujung laser
dibersihkan secara teratur selama
prosedur untuk menghilangkan jaringan
hangus yang menempel. Upaya sadar
dilakukan untuk menghindari kontak
antara permukaan email dan ujung Segera Pasca Tindakan Operasi
laser. Hemostasis yang memuaskan
diperoleh pascaoperasi
LAPORAN KASUS
Daerah pembedahan diirigasi dengan saline
dan povidone iodine untuk menghilangkan
debris yang tersisa. Total waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan prosedur
adalah di bawah sepuluh menit dan pasien
mentoleransi prosedur dengan baik dengan
sedikit rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Pasien disarankan untuk menggunakan gel
anestesi topikal di lokasi eksisi dan diberi
konseling tentang perawatan kebersihan
7 Hari Pasca Operasi
mulut yang tepat. Tindak lanjut pasca
operasi setelah 7 hari menunjukkan
penyembuhan yang memadai dan lancar
• Operkulektomi dapat disebut sebagai teknik
pembedahan untuk menghilangkan
operculum atau flap gingiva yang biasanya
menutupi sebagian permukaan oklusal gigi.
• Operkulektomi bertujuan untuk mengurangi
kejadian pericoronitis
• Perikoronitis biasanya terlihat pada orang
PEMBAHASAN dewasa muda, terutama pada gigi geraham
yang mulai erupsi.
• Pasien dalam kasus kami mengalami nyeri
dan ketidaknyamanan di daerah gigi molar
pertama permanen kanan atas karena adanya
operkulum yang berhubungan dengan gigi.
• Penumpukan plak di bagian bawah
operkulum menyebabkan peradangan dan
pembesaran gingiva.
• Operkulektomi dengan laser dioda
adalah rencana perawatan yang dipilih
karena banyak mempunyai keuntungan
dibandingkan prosedur bedah
konvensional.
• Keuntungan:
PEMBAHASAN - Hemostasis yang mudah dicapai
- Lebih sedikit nekrosis jaringan
dibandingkan dengan bedah listrik
- Penyembuhan luka cepat
- Nyeri pasca operasi berkurang
- Kebutuhan analgesik dan antibiotik
pascaoperasi berkurang akibat adanya
efek bakterisida
KESIMPULAN
Operkulektomi adalah prosedur bedah kecil yang
bertujuan untuk menghilangkan operkulum atau flap
jaringan gingiva yang ada di atas gigi yang erupsi
sebagian atau seluruhnya, biasanya pada gigi geraham
yang jika dibiarkan dapat menyebabkan perikoronitis
dan gejala yang terkait dengannya. Operkulektomi
menggunakan laser jaringan lunak dapat dianggap
sebagai pilihan yang lebih menguntungkan dalam
kedokteran gigi anak dibandingkan dengan metode
konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
1. Newman M, Takei H, Klokkevold P, Carranza F. Newman and Carranza’s Clinical Periodontology. Edisi ke 13. Elsevier;
2019: 275-76
2. Kwon G, Serra M. Perikoronitis. [Updated 2021 Nov 25]. In: Stat Pearls [Internet]. Treasure Island (FL): Stat Pearls
Publishing; 2022 Jan 
3. Kumuda MN, Nalini MS, Shivaprasad BM. Operkulektomi as A Conservative Approach to Third Molar Extraction.
2014;5(1):28-31
4. Schmidt J, Kunderova M, Pilbauerova N, Kapitan M. A Review of Evidence-Based Recommendations for Pericoronitis
Management and a Systematic Review of Antibiotic Prescribing for Pericoronitis among Dentists: Inappropriate
Pericoronitis Treatment Is a Critical Factor of Antibiotic Overuse in Dentistry. Int. J. Environ. Res. 202; 18:6796
5. Sourav B, Susant M. Laser-assited Operculectomy in an 8 Years Old Child Using Diode Laser: A Case Report. Indian
Journal of Forensic Medicine & Toxicology. 2020;14(4). 8641-8643.
6. Malik NA. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. Edisi Kedua. Jaypee Brothers Medical Publisher; 2008: 624.
7. Wulandari R. Operkulektomi. 2020. Tersedia di
https://pdfcoffee.com/laporan-diskusi- operkulektomi-bagian-periodonsia-oleh-pdf-free.html
8. Ramalingam B, Ebenezer V, Shanmugapriyan. Pericoronitis – A Review. European Journal of Molecular and Clinical
Medicine. 2020;7(2):6386-88
9. Dhonge RP. Zade RM, Gopinath V, Amirisetty R. An Insight into Pericoronitis. Int J Dent Med Res. 2015;1(6):172-175
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai