Anda di halaman 1dari 39

Peradangan

 atap pulpa mempunyai


persyarafan terbanyak
dibanding bagian lain
pada pulpa
 saat melewati pembuluh
saraf yang terbanyak ini,
bakteri → peradangan →
awal dari pulpitis akut
Klasifikasi

•Pulpitis akut serosa


Sifat •Pulpitis akut fibrinosa
eksudat •Pulpitis akut hemoragi
•Pulpitis akut purulenta
Akut
Akut dengan periodontitis
• Simptomatis apikalis akut/ kronis

Pulpitis Gejala Subakut

• Asimptomatis Kronis

Histo-
patologi dan • reversibel
diagnosis • irreversibel • kronis parsialis tanpa nekrosis
• kronis parsialis dengan nekrosis
klinis
• kronis koronalis dengan nekrosis
• kronis radikularis dengan
nekrosis
• kronis eksaserbasi akut
Pulpitis Reversible, Pulpitis
Irreversible dan Pulpitis Kronik
Hiperplastik
Pulpitis
Irreversible

Pulpitis
Reversible
Pulpitis Berdasarkan
Gambaran Histopatologi dan
Diagnosis Klinis
1. PULPITIS REVERSIBLE

A. Definisi
B. Penyebab
C. Patofisiologi
D. Gejala
E. Pemeriksaan
F. Diagnosa Banding
G. Perawatan
H. Prognosis
A. Definisi

• Pulpitis reversibel adalah


inflamasi pulpa yang tidak
parah.
• Jika penyebabnya
dihilangkan, inflamasi akan
menghilang dan pulpa
kembali normal.

(Walton dan Torabinejad, 2003)


B. Etiologi

 Trauma
 Syok termal
 Stimulus kimiawi
 Bakteri, seperti bakteri pada
karies
C. Patofisiologi
D. Gejala

• Ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya


sebentar.
• Makanan dan minuman dingin > makanan
dan minuman panas, serta udara dingin.
• Tidak timbul spontan dan tidak berlanjut
bila penyebabnya ditiadakan.
E. Pemeriksaan
• Diagnosis → studi mengenai gejala pasien
dan tes klinik.
• Rasa sakitnya tajam, berlangsung beberapa
detik, dan umumnya berhenti bila
stimulusnya dihilangkan.
• Dingin, manis, atau asam biasanya
menyebabkan rasa sakit dan dapat berlanjut
menjadi kronis.
E. Pemeriksaan
• Pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur,
terutama dingin, aplikasi dingin → cara untuk
menemukan dan mendiagnosis gigi yang terlibat
• Pulpitis reversibel secara normal bereaksi terhadap
perkusi, palpasi, dan mobilitas.
• Pemeriksaan radiografik jaringan apikal → normal

(Grossman et al, 1995.)


F. Diagnosa Banding
• Pulpitis Irreversibel
REVERSIBLE IRREVERSIBLE
 rasa sakit umumnya tidak  rasa sakit dapat
terus menerus, berlangsung beberapa
berlangsung beberapa
menit atau lebih lama
detik
 lebih parah
 Lebih ringan
 penyebab sakit umumnya  rasa sakit datang tanpa
peka terhadap stimulus, stimulus yang nyata
seperti air dingin atau
aliran udara
G. Perawatan

• Gejala (jika ada) dan proses inflamasi hilang


jika iritan dihilangkan dan dentin yang
terbuka dilindungi/ditutup.
• Inflamasi bisa berkembang menjadi lebih
parah jika iritasi berlanjut atau
intensitasnya meningkat.
H. Prognosis

• Baik, bila iritasi diambil cukup dini, jika tidak


kondisinya dapat berkembang menjadi pulpitis
irreversibel.

(Grossman et al, 1995)


2. PULPITIS IRREVERSIBLE

A. Definisi
B. Patofisiologi
C. Faktor Penyebab
D. Gejala
E. Pemeriksaan
F. Perawatan
A. Definisi

• Pulpitis irreversibel seringkali merupakan akibat


atau perkembangan dari pulpitis reversibel.
• Merupakan inflamasi parah yang tidak bisa
pulih walaupun penyebabnya dihilangkan.
• Cepat atau lambat pulpa akan menjadi nekrosis.

(Walton dan Torabinejad, 2003)


Gambar Pulpitis Irreversibel
B. PATOFISIOLOGI

• Terjadi radang pulpa akut akibat karies yang


lama.
• Kerusakan jaringan pulpa mengakibatkan
gangguan sistem mikrosirkulasi pulpa →
udem, syaraf tertekan, dan menimbulkan
nyeri hebat
C. FAKTOR PENYEBAB

• Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan


dentin yang luas selama prosedur operatif
• Terganggunya aliran darah pulpa akibat trauma
• Pergerakan gigi dalam perawatan ortodonsia dapat
pula menyebabkan pulpitis irreversibel

(Walton dan Torabinejad, 2003)


D. GEJALA
• Biasanya asimtomatik atau gejalanya ringan.
• Dapat juga diasosiasikan dengan nyeri spontan (tanpa
stimuli eksternal) yang intermiten atau terus-menerus.
• Nyeri dapat tajam, tumpul, setempat, atau difus
(menyebar).
• Bisa berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam.
• Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit dibandingkan
dengan nyeri periradikuler dan menjadi lebih sulit ketika
nyerinya semakin intens.
• Aplikasi stimulus eksternal seperti dingin atau panas dapat
mengakibatkan nyeri berkepanjangan
(Walton dan Torabinejad, 2003)
E. PEMERIKSAAN

• Jika inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan


tidak menjalar ke peri-apeks, respons gigi terhadap
palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.
• Penjalaran inflamasi hingga mencapai ligamen
periodontium akan mengakibatkan gigi peka
terhadap perkusi dan nyerinya lebih mudah
ditentukan tempatnya

(Walton dan Torabinejad, 2003)


F. PERAWATAN

• Perawatan endodontik disesuaikan dengan keadaan


gigi, yaitu gigi apeks terbuka dan gigi apeks tertutup.
• Pada dewasa muda dengan pulpitis ringan dilakukan
pulpotomi (Ca(OH)2) dan pada pulpitis yang
berlangsung lama dilakukan pulpotomi formokresol
menunggu apeksogenesis.
• Pada gigi dewasa dengan perawatan saluran akar
(endodontik) dan dilanjutkan restorasi yang sesuai.

(Standar Pelayanan Medik, 1995)


Pulpitis Berdasarkan
Ada atau Tidaknya Gejala
1. PULPITIS AKUT

• Berdasarkan durasi dan keparahan rasa sakit,


pulpitis akut dapat dibagi menjadi:
a. Pulpitis Akut Serosa
b. Pulpitis Akut Supuratif
a. Pulpitis Akut Serosa

• Pulpitis akut serosa adalah peradangan akut


pada pulpa gigi yang ditandai dengan rasa
sakit paroksimal hilang-timbul yang terjadi
terus menerus.
• Jika dibiarkan→ pulpitis supuratif akut →
nekrosis pulpa.
a. Pulpitis Akut Serosa
• Gejala pulpitis akut serosa :
 sakit paroksismal yang ditimbulkan oleh
perubahan suhu mendadak, makanan yang manis
atau asam, masuknya makanan dalam cavitas,
isapan, keadaan berbaring yang menyebabkan
terjadinya kongesti pembuluh darah pada pulpa.
 Nyeri sering menetap sesudah penyebab
dihilangkan dan hilang timbul secara spontan
tanpa sebab yang jelas.
 Dapat dilihat eksudat yang bersifat serosa.
b. Pulpitis Akut Supuratif

• Pulpitis akut supuratif adalah peradangan


pulpa akut yang ditandai dengan
pembentukan abses pada permukaan pulpa
atau didalam pulpa.
• Gejalanya berupa rasa sakit yang hebat dan
umumnya menusuk-nusuk, berdenyut, atau
seperti gigi yang ditekan dengan kuat sekali.
2. PULPITIS SUBAKUT

• Merupakan eksaserbasi akut yang ringan dari


pulpitis kronis.
• Ditandai dengan rasa sakit yang sedang dan
hilang timbul.
• Istilah subakut digunakan pada kasus yang
sulit dikategorikan akut atau kronis.
3. PULPITIS KRONIS

a. Pulpitis Kronis Ulseratif


b. Pulpitis Kronik Hiperplastik
a. Pulpitis Kronis Ulseratif

• Ditandai dengan pembentukan ulkus pada


permukaan pulpa di daerah pulpa yang
terbuka
• Gejalanya adalah rasa sakit yang biasanya
tidak begitu hebat, bahkan tidak ada rasa sakit
sama sekali, kecuali ada makanan masuk ke
dalam cavitas.
b. Pulpitis Kronis Hiperplastik
A. Definisi
B. Patofisiologi
C. Gejala dan Pemeriksaan
Definisi
 Adalah bentuk pulpitis ireversible akibat
bertumbuhnya pulpa muda yang terinflamasi
secara kronik hingga ke permukaan oklusal.
 Biasanya ditemukan pada mahkota yang karies
pada pasien muda.
 Pulpa polip biasanya diasosiasikan dengan kayanya
pulpa muda akan pembuluh darah, memadainya
tempat terbuka untuk drainase, dan adanya
proliferasi jaringan

(Walton dan Torabinejad, 2003)


Patofisiologi
 Umumnya terjadi pada anak-anak dan
remaja yang memiliki resistensi dan
reaktivitas jaringan yang tinggi.
 Lesi proliferatif terjadi pada karies yang
terbuka dan lebar.
 Jaringan hiperplastik hanya mengandung
sedikit saraf, sehingga kurang peka
terhadap manipulasi (Rajendran dan
Sivapathasundaram, 2009).
Gejala dan pemeriksaan
 Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat
sebagai benjolan jaringan ikat seperti kol yang
berwarna kemerah-merahan mengisi kavitas
karies di permukaan oklusal yang besar.
 Hal ini kadang - kadang diasosiasikan dengan
tanda-tanda klinis pulpitis ireversibel seperti
nyeri spontan serta nyeri yang menetap
terhadap stimulus panas dan dingin.

(Walton dan Torabinejad, 2003)


Lanjutan....
 Ambang rangsang terhadap stimulus
elektrik adalah sama dengan pulpa normal.
Respon gigi terhadap palapasi atau perkusi
normal
 Perawatannya adalah pulpotomi,
perawatan saluran akar atau ekstraksi

(Walton dan Torabinejad, 2003)


Kesimpulan
 Pulpitis adalah peradangan di dalam jaringan
pulpa.
 Klasifikasi pulpitis dapat dibagi berdasarkan
sifat eksudat yang keluar dari pulpa,
berdasarkan ada atau tidaknya gejala dan
berdasarkan gambaran histopatologi dan
diagnosis klinis.
 Berdasarkan gambaran histopatologi dan
diagnosis klinis dibagi menjadi pulpitis
reversibel dan pulpitis irreversibel.
 Berdasarkan ada atau tidaknya gejala dibagi
menjadi pulpitis akut, subakut dan kronis.
Daftar Pustaka
 Grossman et al. 1995. Ilmu Edodontik
Dalam Praktek. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
 Tarigan R. 2002. Perawatan Pulpa Gigi
(Endodonti). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
 Walton R. E. dan Torabijad M. 2003. Prinsip
dan Praktik Ilmu Endodonsia. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai