Angina Ludwig
• Metode:
Seorang pasien (laki-laki) berusia 40 tahun datang ke IGD rumah sakit Dr.
Hasan Sadikin dengan keluhan nyeri dan pembengkakan pada rahang
bawah, drooling, kesulitan bernafas dan sulit membuka mulut. Pasien
tersebut didiagnosis sepsis dan angina Ludwig. Dilakukan trakeostomi
untuk mengamankan saluran napas, yang diikuti dengan pencabutan gigi,
insisi dan drainase untuk menghilangkan sumber infeksi. Selain itu, juga
diberikan kombinasi antibiotik intravena.
Abstrak
• Hasil:
Kasus lanjutan dari angina Ludwig dan tatalaksananya pada kasus
tersebut telah dilaporkan. Pasien menunjukkan respon yang baik
terhadap perawatan yang diberikan dan kondisinya semakin
membaik.
• Kesimpulan:
Angina Ludwig adalah kondisi gawat darurat yang jarang terjadi
tetapi berpotensi mengancam jiwa. Pasien menunjukkan pemulihan
yang signifikan terhadap tatalaksana yang cepat dalam
mengamankan patensi jalan napas dan pengendalian sumber infeksi
untuk mencegah penyebaran infeksi dan komplikasi selanjutnya.
Pengantar
Angina Ludwig
• Pertama kali ditemukan pada tahun 1836 oleh Friedrich Wilhelm von
Ludwig, seorang ahli bedah dari Jerman
• Didefinisikan sebagai selulitis difus yang parah dengan onset akut dan
penyebaran yang cepat, yang melibatkan ruang submandibular
bilateral, regio sublingual dan submental.
• Tingkat kematian angina Ludwig : 8-10% dan sering lebih banyak disertai
dengan asfiksia dibandingkan dengan sepsis.
• Angina Ludwig dan deep neck abscess suatu kondisi yang dapat
berpotensi buruk mengarah ke edema, distorsi dan obstruksi saluran
napas.
• Perkembangan dari onset hingga obstruksi saluran pnapasan mungkin terjadi dalam
12-24 jam.
• Angina Ludwig adalah infeksi polimikrobial campuran (aerobik dan anaerobik), yang
biasanya berkolonisasi di orofaring penggunaan antibiotik telah mengurangi
mortalitas dari 54% menjadi 0-8,5%.
• Alasan tingginya angka kematian terkait dengan angina Ludwig ialah termasuk
terlambatnya diagnosis dan tatalaksana obstruksi jalan napas yang tidak adekuat.
Laporan Kasus
Laporan kasus
Seorang pasien laki-laki (40 tahun) datang ke ruang IGD
Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin; dia dirujuk dari
Rumah Sakit Umum Daerah; gejalanya diantaranya
termasuk keterbatasan dalam membuka mulut, nyeri dan
pembengkakan rahang kiri bawah didahului dengan sakit
gigi empat hari sebelumnya. Dari anamnesis ditemukan
bahwa pembengkakan yang melebar ke dagu dan rahang
kanan dua hari sebelumnya. Pasien mengeluh bahwa
kesulitan untuk bernafas dan menelan. Pasien membantah
setiap kelainan sistemik yang mendasari yang mungkin
menjadi penyebab kondisinya saat ini. Pemeriksaan fisik
menemukan pasien itu sepenuhnya sadar (composmentis),
mengalami dehidrasi ringan dengan pernapasan ....