ODONTOGEN
Angkatan 25
Pembimbing : DR. Ni Putu Mira Sumarta, drg, Sp.BM (K)
DEFINISI
Infeksi: invasi mikroorganisme patogen ke dalam jaringan
tubuh
TANDA INFEKSI
• Rubor }
• Kalor }
• Tumor } patofisiologi
• Dolor }
• Functiolaesa }
PATOFISIOLOGI INFEKSI 5
RESPON KERADANGAN
Reaksi sistem imun yang kompeten
• Hiperemia ok vasodilatasi, permeabilitas vena dan aliran vena
yang perlahan
• Keluar masuknya cairan eksudat kaya protein plasma, antibodi,
& nutrien, dan keluarnya leukosit ke jaringan sekitar.
• Dilepaskannya faktor permeabilitas, leukotaxin, migrasi PMN +
monosit ke daerah infeksi
• Presipitasi jaringan fibrin dari eksudat untuk melokalisir regio tsb.
• Fagositosis bakteri, MO lain dan sel mati
• Pembuangan jaringan nekrotik oleh makrofag.
Abses jaringan
lunak intraoral Infeksi fasial
osteomyelitis menjalar ke
kranial
PERJALANAN INFEKSI
ODONTOGEN
• Tahap-tahap infeksi odontogen:
• Hari 1-3: pembengkakan lunak dan kenyal
• Hari 2-5: pembengkakan menjadi keras, merah dan bertambah lunak,
batas difus
• Hari 5-7: bagian sentral selulitis melunak, abses terbentuk dibawah
kulit atau mukosa sehingga dapat ditekan, fluktuasi +
• Faktor predesposisi: DM, alkoholisme
Port De Entry
PULPO PERIAPIKAL
PERIODONTAL
PERIKORONAL
POLA PENYEBARAN
INFEKSI :
Hematogen :
Limfogen :
Limpadhenitis
Percontinuatum :
Periostitis, abses gingiva, submukosa abses, infeksi pada
daerah fasial space
Lymphadenitis
• Akut: pembesaran,
lunak, nyeri+
• Kronis: pembesaran,
kenyal, nyeri-
• Proses supurasi:
Demam
MEKANISME PENYEBARAN PER
CONTINUATUM
Vestibular abses
6 bukal & lingual
7 bukal < lingual
8 >> lingual
Seperti pada rahang atas : tergantung perlekatan
otot buccinator
Ke bukal di atas : vestibular abses
di bawah : bukal space infeksi / perimandibular
infection
Ke lingual : ditentukan oleh relasi antara letak apeks
molar dan tempat perlekatan otot mylohyoid
di atas : sub lingual space abses
di bawah : sub mandibular space abses
RUTE PENYEBARAN
ABSES PERIAPIKAL
(DENTOALVEOLAR ABSES)
Osteomyelitis Periostitis
Gejala Klinis :
Bengkak pada mukosa palatal
Batas jelas
Fluktuasi
terinfeksi
• Efek bactericidal / bacteristatic meningkatkan kadar O
2
1. Insisi & drainase,
2. Ekstraksi gigi yang terlibat,
3. Debridement irigasi H2O2 & salin, serta
jaringan yang nekrotik & sequestrum kecil
dibuang.
4. Decortication pembuangan plat kortikal
lateral & inferior yang terinfeksi kronis 1-2 cm
dari daerah yang terlibat.
5. Irigasi kateter tertutup continuous / intermittent
pasang 2 selang, salah satu untuk drainase
pus & serum, yang lain untuk jalur antibiotik
lokal.
6. Sequestrectomy
7. Saucerization eksisi tepi tulang nekrotik disekeliling
fokus osteomyelitis
8. Trephination / fenestration pembuatan lubang pada
tulang / window pada tulang kortikal disekitar, agar
terjadi komunikasi vaskular antara periosteum & rongga
medula.
9. Reseksi rahang dengan / tanpa rekonstruksi segera /
ditunda dengan bone graft
10.Perawatan post-operatif
- Lanjutkan terapi antiobiotik, analgesik dan obat kumur
salin,
- Hidrasi adekuat, istirahat total, pembungan sequestrae,
bila ada pada tulang bagian alveolar.
- Luka ditutup dengan drain.
PERAWATAN
ANTIBIOTIK
PADA INFEKSI
ODONTOGEN
ANTIBIOTIK
Antibiotik merupakan produk organisme (ex : bakteri, jamur, alga) yang dapat menghambat
pertumbuhan atau proses metabolism dari mikroorganisme lain.
2. Profilaksis
Sebagai proteksi selama pembedahan untuk
menghilangkan sumber infeksi
PRINSIP PEMILIHAN
ANTIBIOTIKA
• Tahap awal terapi antibiotic secara empiris yang
mencakup bakteri gram positif, gram aerob
negative, dan anaerob
• Idealnya berdasarkan kultur bakteri dan tes
sensitivitas
• Pertimbangan toksisitas, spektrum, mekanisme
kerja, dan sensitifitas antibiotic.
ANTIBIOTIK PADA INFEKSI
ODONTOGEN
MEKANISME
NO KLASIFIKASI ANTIBIOTIK INDIKASI SIFAT EKSKRESI FDA
KERJA
penicilin nerrow
gram (+), anaerob bukan
spectrum : penicilin G,
penghasil β-laktamase
penicilin V
penicilin broad
spectrum : nafsilin, gram (+), gram (-),
kloksasilin menghambat
bakteri anaerob
1 Penicilin sintesa bakterisid Ginjal B
dinding sel
aktivitas terhadap gram
penicilin extended (-) lebih besar dari pada
spectrum : amoksisilin, gram (+), anaerob
ampisilin bukan penghasil β-
laktamase
MEKANISME
NO KLASIFIKASI ANTIBIOTIK INDIKASI SIFAT EKSKRESI FDA
KERJA
generasi I : Cefazolline,
aktivitas terhadap
cephalexin, cefadroxil
gram (+)
aktif terhadap
generasi 2 : cefoxitin,
bakteri anaerob
cefprozil, cefuroxim
menghambat dan gram (-)
2 Chepalosporin sintesa dinding bakterisid Ginjal B
generasi 3 : ceftriaxone, sel aktif terhadap gram
cefotaxime, cefixime
(-)
aktivitas terhadap
generasi 4 : cefepime
gram (-) lebih luas
daripada gram (+)
• Macrolides Alternatif solusi untuk infeksi odontogenic ringan dan tanpa komplikasi bagi pasien alergi
beta lactam
• Clindamiycin Efektifitas lebih tinggi terutama pada infeksi odontogen serius dan resisten
• Nitroimidazoles Tidak efektif apabila diberikan sebagai terapi satu satunya, (baiknya kombinasi
dengan AB aerob)
PENGGUNAAN SEBAGAI
PROFILAKSIS
Pasien dengan kelainan jantung yang berpotensi menjadi bacterial endocarditis, berupa :
1.Penyakit jantung kongenital
2.Rheumatic valvular disease
3.Protesa intravascular
4.Protesa kastub jantung
5.Sistemik pulmonary shunt
6.Riwayat bacterial endokarditis
PROPHILAXIS OF WOUD
INFECTION
4 Prinsip
•Untuk penggunaan antibiotic profilaksis, perlu di pertimbangkan resiko infeksi postoperasi
(kadar resikonya harus signfikan)
•Antibiotik yang digunakan untuk mencegah infeksi post operatif harus : efektif terhadap
mikroba pathogen yang berpoensi menyebabkan infeksi, diserap baik dalam plasma, dan
berefek samping kecil
•Level/ kadar antibiotik dalam jaringan harus tinggi selama pembedahan
•Pemberian anafilaktik chemoprofilaksis harus dibatasi oleh waktu/ periode tertentu
Terima kasih